DisusunOleh :
ILMI NURUL HIDAYAH
(P2.06.20.2.19.056)
Tingkat 2B Keperawatan
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan Trauma Thorak tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
Trauma Thorak
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Komarudin, SKp,M.Kep
selaku dosen Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahun dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA THORAKS
Kasus
Tn. D usia 30 tahun dibawa penolong dan keluarganya ke RSUD Waled pada
tanggal 4 November 2020 pukul 07.00 WIB karena mengalami kecelakaan
bermobil. Dari pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong
mengatakan dada korban membentur stir mobil dan korban keluar lendir dan
gumpalan darah dari mulutnya, korban tampak merintih kesakitan dan pandangan
kabur. Keadaan pasien saat di IGD klien mengalami sesak nafas, napas cepat
dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi. Terdapat bengkak dan jejas di
dada sebelah kiri, klien mengeluh nyeri, tampak meringis dan gelisah. Hasil
pemeriksaan GCS 13 (E3V3M5) kesadaran apatis, hasil pemeriksaan TTV, TD
: 120/80 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 37°C, akral teraba
dingin, tampak sianosis, penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping
hidung.
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Circulation : Nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral teraba
dingin dan tampak sianosis.
b. Airway : Nafas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR
35x/menit, tampak gelisah dan sesak, ketidakefektifan bersihan
jalan napas.
c. Breathing : Pernapasan cuping hidung, penggunaan otot – otot
pernapasan, pasien sesak dengan RR 35x/menit, gangguan pola
nafas.
d. Disability : Penurunan kesadaran, kesadaran apatis GCS 13
(E3V3M5).
e. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah
kiri, akral teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya
baik.
2. Pengkajian Sekunder
1) Anamnesis
a. Identitas klien
Nama : Tn. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Alamat : Pelayangan
Agama : Islam
Bahasa : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan BANK
Golongan darah :B
Tanggal MRS : 4 November 2020
b. Identitas penanggung jawab :
Nama : Ny. A
Jenis kelamin : Prempuan
Alamat : Playangan
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : Istri
c. Keluhan utama
Pasien datang ke RSUD Waled, dengan kecelakaan bermobil,
pasien mengalami penurunan kesadaran, ada bengkak dan jejas
di bagian dada sebelah kiri.
d. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Tn. D usia 30 tahun dibawa penolong dan keluarganya
ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan bermobil.
pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong
mengatakan dada korban membentur stir mobil dan keluar
gumpalan darah dari mulutnya, korban tampak merintih
kesakitan dan penglihatan kabur. Keadaan pasien saat di
IGD klien mengalami sesak nafas, nafas cepat dan
dangkal, auskultasi suara napas ronchi. Terdapat bengkak
dan jejas di dada sebelah kiri, klien mengeluh nyeri,
tampak meringis dan gelisah. Hasil pemeriksaan GCS 13
(E3V3M5) kesadaran apatis, hasil pemeriksaan TTV,
TD : 120/80 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit,
suhu : 37°C, akral teraba dingin, tampak sianosis,
penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping
hidung.
2. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit
apapun.
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Penurunan kesadaran dan sesak napas
Kesadaran : Apatis
TTV :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 110x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Suhu : 37°C
1. Kepala
Inspeksi : Distribusi rambut baik, bentuk kepala simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : Anemis, skelera ikterik, bentuk simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, pernapasan cuping hidung,
penggunaan otot- otot pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat darah
Palpasi : Ada lesi dan nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : Bentuk simetris, sianosis, serta keluarnya darah
segar dan lendir
6. Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid, tidak dicurigai fraktur cervikal.
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
7. Toraks
Inspeksi : Bentuk tidak simetris, terdapat jejas dan bengkak,
pergerakan dinding dada tidak simetris, terdapat
otot bantu pernapasan.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan ada pembengkakan
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, frekuensi napas 35x/menit
Perkusi : Snoring
8. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas
Palpasi : Nyeri tekan pada supra pubik
Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit
Perkusi : Tympani
9. Genetalia
Inspeksi : Bersih, tidak ada kelainan.
10. Ekstremitas
- Atas :
Inspeksi :Simetris, tidak ada pembengkakan, terpasang infus
ditangan kanan, fleksi dan ekstensi (-)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Bawah :
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
11. Data tambahan pasien
a. Data psikologi
Keluarga bisa di ajak bekerja sama dengan baik dalam
proses keperawatan
b. Data social
Hubungan keluarga dan klien baik, terlihat dari keluarga
yang selalu menunggu klien.
c. Data spiritual
Klien beragama islam, keluarga selalu berdoa untuk
kesembuhan klien.
C. Analisis data
N Data Etiologi Masalah
o
1 DS: Hematoraks Bersihan jalan
Penolong mengatakan ada napas tidak efektif
lendir dan gumpalan darah
keluar dari mulut pasien Ekspensi paru
DO:
- Obstruksi dijalan nafas Gangguan ventilasi
(terdapat lendir dan
gumpalan darah di
mulut pasien)
- Frekuensi napas
35x/menit
- Suara napas ronchi
- Dispnea atau sesak
nafas
- Sianosis
- Pasien tampak gelisah
2 Ds : Trauma thorak Pola nafas tidak
- Penolong mengatakan efektif
dada korban
membentur stir mobil Reabsorsi darah
- Penolong mengatakan
pasien sesak nafas atau
bernapas cepat Hemathorak
Do :
- Pasien bernapas Ekspensi paru
menggunakan cuping
hidung
- Dispnea atau sesak Gangguan ventilasi
nafas
- Pasien bernapas
menggunakan otot
bantu pernapasan
3 Ds : Trauma thorak Gangguan
- Penolong mengatakan pertukaran gas
dada korban
membentur stir mobil Reabsorsi darah
- Penolong mengatakan
pasien sesak nafas atau
bernapas cepat Hemathorak
Do :
- Suara napas ronchi Ekspensi paru
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak pucat
- Napas cepat dan Gangguan ventilasi
dangkal
- Frekuensi nadi:
110x/menit
- Pasien tampak pucat
- Penglihatan kabur
- Sianosis
- Kesadaran menurun
GCS 13 (E3V3M5)
4 Ds : Trauma thorak Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri
Do : Perdarahan jaringan
- Tampak ada bengkak intersitium
dan jejas di dada
pasien
- Frekuensi nadi Reabsorsi darah
meningkat:
110x/menit
- Tampak meringis Hemathorak
- Tampak gelisah
- Pola nafas berubah
Merangsang reseptor
nyeri dada pleura
viseralis dan
perientalis
Diskontinuitas
jaringan
D. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda
asing dalam jalan napas dibuktikan dengan obstruksi dijalan
nafas, ronchi, dispnea dan gelisah.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas dibuktikan dengan penggunaan otot bantu pernapasan,
dispnea, pernapasan cuping hidung.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi dibuktikan dengan
dispnea, bunyi napas tambahan, sianosis, pucat dan kesadaran
menurun.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik trauma
dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, frekuensi
nadi meningkat dan pola napas berubah.
E. Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional Nam
Dx Hasil Keperawatan a
dan
TTD
1 Tujuan umum : 1. Memposisikan 1. Memposisik Ilmi
Setelah dilakukan semi fowler an semi
tindakan 3x24 jam 2. Memberikan fowler
diharapkan pasien terapi oksigen memungkin
Pasien terbebas dari dengan kan ekspansi
gangguan saluran memasangkan paru lebih
pernapasan. nasal kanul baik
kepada pasien 2. Dapat
Tujuan khusus : 3. Auskultrasi suara memperbaik
Setelah dilakukan nafas sebelum i, mencegah
tindakan 1x24 jam, dan sesudah memburukn
pasien menunjukan penghisapan ya hipoksia
bersihkan jalan nafas lendir 3. Bunyi nafas
yang efektif. 4. Melakukan mungkin
penghisapan redup
Kriteria hasil : lendir kurang karena
1.Dispnea pasien dari 15 detik. adanya
menurun 5. Memonitor penyumbata
2.Frekuensi nafas pasien frekuensi, irama, n jalan nafas
kembali normal dengan kedalaman dan yang
rentang 16-24x/menit. upaya napas. diakibatkan
3.Suara nafas tambahan 6. Monitor bunyi adanya
atau ronchi menurun napas tambahan lendir
4.Sianosis pasien 4. Dapat
menurun membersihk
5. Gelisah menurun an dan
6.Obstruksi jalan nafas memelihara
menurun atau lendir jalan nafas
menurun tetap bersih
5. Berguna
dalam
evaluasi
derajat
distress
pernafasan
dan
kronisnya
proses
penyakit
6. Adanya
penyempitan
jalan nafas
dapat
mengakibatk
an bunyi
nafas
tambahan
2 Tujuan umum : 1. Memonitor pola 1. Dengan Ilmi
Setelah dilakukan nafas mengobserva
tindakan 3x24 jam 2. Memonitor si pola nafas
diharapkan pasien pergerakan dapat
terbebas dari gangguan dinding dada mengetahui
pola nafas 3. Mempertahankan adanya pola
kepatenan jalan nafas
Tujuan khusus : napas dengan tambahan
Setelah dilakukan head-tilt dan ataupun tidak
tindakan 1x24 jam chin-lift adanya pola
pasien menunjukan pola 4. Monitor hasil x- nafas
nafas yang efektif ray thorak tambahan.
2. Pergerakan
Kriteria hasil : dinding dada
1. Dispnea pasien mungkin
menurun tidak simetris
2. Penggunaan otot akibat
bantu pernapasan adanya
menurun gangguan
3. Pernapasan cuping pada organ
hidung menurun didalam
rongga dada
3. Kepatenan
jalan napas
dapat
memberikan
kebutuhan
O2 disemua
jaringan
tubuh secara
adekuat
4. Kesehatan
paru dan
organ lainya
dapat kita
lihat dengan
melakukan x-
ray
3 Tujuan umum : 1. Auskultrasi bunyi 1. Bunyi nafas Ilmi
Setelah dilakukan nafas mungkin
tindakan 3x24 2. Monitor tingkat redup karena
diharapkan Pasien kecemasan akibat adanya
terbebas dari terapi oksigen penyumbatan
penyempitan saluran 3. Monitor jalan nafas
pernapasan. efektifitas terapi yang
oksigen diakibatkan
Tujuan khusus : adanya lendir
Setelah dilakukan 2. Perlu adanya
tindakan 1x24 jam adaptasi bagi
diharapkan pola nafas setiap pasien
pasien kembali normal. yang baru
pertama kali
Kriteria hasil : mengikuti
1. Dispnea pasien terapi
menurun oksigen.
2. Suara nafas 3. Untuk
tambahan atau mengetahui
ronchi menurun keefektifan
3. Sianosis menurun terapi
4. Pucat menurun oksigen yang
5. Frekuensi nadi diberikan
dalam rentang
normal 60-
100x/menit
6. Penglihatan kabur
menurun
7. Kesadaran
meningkat
F. Implementasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
G. Evaluasi
EVALUASI KEPERAWATAN
P : Intervensi dilanjutkan
1. Memposisikan semi fowler
2. Memberikan terapi oksigen
3. Auskultrasi suara nafas
sebelum dan sesudah
penghisapan lendir
4. Melakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
5. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman
6. Monitor bunyi napas
tambahan
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola nafas
2. Monitor kesimetrisan dinding
dada
3. Mempertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift
3 Gangguan pertukaran S : Ilmi
gas berhubungan dengan -Pasien mengatakan tidak merasa
ketidakseimbangan cemas akibat pemberian terapi
ventilasi dan perfusi oksigen
dibuktikan dengan
dispnea, bunyi napas O :
tambahan, sianosis, -Suara ronchi terdengar redup
pucat dan kesadaran -Terapi oksigen yang diberikan cukup
menurun. efektif.
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Auskultrasi bunyi napas
4 Nyeri akut berhubungan S: Ilmi
dengan agen pencedera - Lokasi nyeri pasien berada pada
fisik trauma dibuktikan dada sebelah kiri pasien dan menjalar
dengan mengeluh nyeri, ke lengan kiri pasien, nyeri
tampak meringis, berlangsung sering dengan durasi
frekuensi nadi yang lama, nyeri terasa berat seperti
meningkat dan pola tertimpa benda berat
napas berubah. -Pasien mengatakan pada saat
bergerak nyerinya bertambah dan
pada saat istirahat nyerinya berkurang
- Pasien mengatakan merasa tenang
dan merasa nyerinya berkurang
setelah dilakukanya teknik distraksi
- Pasien mengatakan nyerinya
berkurang setelah minum obat
analgetik
-Pasien mengatakan setelah diberikan
ruangan yang tenang dan mendukung
pasien dapat tertidur dengan nyenyak
dan merasa nyaman.
O:
-TTV pasien :
TD : 110/70 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 26x/menit
S : 36.5°C
-Skala nyeri 7 (Nyeri Berat)
-Setelah diberikan obat, rintihan
kesakitan pasien menurun
-Pemberian obat analgetik cukup
efektif untuk meredakan nyeri pasien
P : Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi skala nyeri
-Memberikan teknik distraksi
- Pemberian obat analgetik
EVALUASI KEPERAWATAN
P:
1. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman
2. Memonitor bunyi nafas
3. Memposisikan semi fowler
2 Pola nafas tidak S: Ilmi
efektif berhubungan -Pasien mengatakan sudah tidak
dengan hambatan merasakan sesak nafas lagi.
upaya napas
dibuktikan dengan O:
penggunaan otot -Pola nafas pasien berangsur normal
bantu pernapasan, normal
dispnea, pernapasan
cuping hidung. A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 Gangguan pertukaran S :- Ilmi
gas berhubungan
dengan O:
ketidakseimbangan -Suara nafas tambahan atau ronchi
ventilasi dan perfusi sudah tidak terdengar
dibuktikan dengan - Pergerakan dinding dada simetris
dispnea, bunyi napas
tambahan, sianosis, A : Masalah teratasi
pucat dan kesadaran
menurun. P : Intervensai dihentikan
P:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Memberikan teknik distraksi
3. Pemberian obat analgetik
EVALUASI KEPERAWATAN
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 Nyeri akut berhubungan S: Ilmi
dengan agen pencedera -Pasien mengatakan merasa tenang
fisik trauma dibuktikan dan sudah tidak merasakan nyeri
dengan mengeluh nyeri, lagi setelah dilakukanya teknik
tampak meringis,distraksi
frekuensi nadi
meningkat dan pola O :
napas berubah. 1. Skala nyeri pasien menurun
dari 3 ke 0 ( tidak nyeri ).
2. Nyeri pasien menghilang,
pasien sudah sembuh dari
nyerinya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA