Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

 Dengan menghaturkan puja dan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang


Maha Esa, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Multiplier dalam Ekonomi Terbuka, Kebijakan Ekonomi Internasional, Uang dan
Bank” ini tepat pada waktunya.
Tujuan penyusun membuat makalah ini untuk memenuhi tugas Bapak Drs.
Ani Pinayani, M.M.,mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk mempelajaridan memahamitentang multiplier dalam
ekonomi terbuka, kebijakan ekonomi internasional, uang dan bankbagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Ani Pinayani,
M.M.,selaku dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makroyang telah
memberikan tugas ini dan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah yang penyusun tulis ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat
penyusun harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Sumedang, 29 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Multiplier dalam Ekonomi Terbuka..................................................................3
B. Kebijakan Ekonomi Internasional.....................................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyusun mengangkat masalah Multiplier Ekonomi Terbuka, Kebijakan


Ekonomi Internasional, Uang dan Bankdalam makalah ini untuk mengetahui
lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Multiplier atau angka pengganda, adalah suatu koefisien atau angka yang
dapat menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional (Y) sebagai akibat
adanya tambahan variabel-variabel tertentu dalam perekonomian. Sedangkan
perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal
dengan negara-negara lain.

Kebijakan ekonomi internasional merupakan suatu tindakan/kebijakan


ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk perdagangan dan pembayaran
internasional.

Uang memiliki arti tentang segala sesuatu yang dapat diterima


masyarakat umum, dan dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk
keperluan transaksi, sebagai satuan hitung dan sebagai alat penyimpanan nilai.
Dengan uang, di samping untuk memudahkan transaksi juga dapat digunakan
untuk unit hitung dalam penilaian aset - aset yang dimiliki individu - individu
di masyarakat dan menyimpan kekayaan yang dibutuhkan
seseorang.Sedangkan bank adalah sebagai badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk - bentuk lainnya.
Dengan pertimbangan dan alasan itulah penyusun sebagai pelajar,
sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa,
mengajak pembaca untuk mengetahui, mempelajari, memahami dan merasa
perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu penyusun membahasnya
dalam makalah ini.

1
B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami tentang multiplier dalam


ekonomi terbuka.
2. Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami tentangkebijakan ekonomi
internasional.
3. Untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami tentang uang dan bank.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itumultiplier dalam ekonomi terbuka?


2. Apa itukebijakan ekonomi internasional?
3. Apa itu uang dan bank?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MULTIPLIER DALAM EKONOMI TERBUKA

1. Multiplier

Multiplier atau angka pengganda, adalah suatu koefisien atau angka


yang dapat menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional (Y)
sebagai akibat adanya tambahan variabel-variabel tertentu dalam
perekonomian. Dalam perekonomian sendiri ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pendapatan nasional (Y) yaitu C, I, G, Tx, Tr, X, dan M.
Maka akan muncul multiplier dari setiap variabel tersebut.
Faktor penghambat proses multiplier :

a. MPS (Marginal Propensity to Saving)

Proses pertambahan pendapatan di masyarakat berangsur-angsur


akan semakin kecil bahkan bisa berhenti sama sekali. Hal ini disebabkan
karena tambahan pendapatan tidak sepenuhnya digunakan untuk kegiatan
konsumsi melainkan ada sebagian yang ditabung, dengan adanya
tabungan ini maka ada pendapatan yang tidak tersalurkan dalam
masyarakat sehingga sifatnya akan mengurangi aliran pendapatan secara
keseluruhan.
b. MPM ( Marginal Propensity to Import )

Jika terjadi kenaikan pendapatan dan ternyata kenaikan pendapatan


ini mendorong masyarakat untuk menambah pengeluaran mereka dari
barang-barang impor, maka proses multiplier dalam negeri akan terhenti
karena tidak adanya aliran konsumsi dalam negeri sehingga pendapatan
nasional pun kemungkinan untuk tidak bertambah.
c. Leakage

Hal ini akan terjadi apabila pendapatan masyarakat digunakan


untuk pelunasan utang mereka, dan mereka yang berpiutang tidak
menggunakan piutang yang diterimanya untuk kegiatan konsumsi.

3
d. Full employment (kesempatan tenaga kerja penuh)

Jika dalam full employment terjadi kenaikan pendapatan pada


masyarakat, maka akan mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap
barang dan jasa, tetapi kenaikan permintaan ini hanya akan berpengaruh
pada kenaikan harga tetapi tidak pada produksi karena kegiatan produksi
tidak mungkin diperbesar lagi.
2. Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri


dalam perdagangan internasional ( ekspor dan impor ) barang dan jasa serta
modal dengan negara-negara lain. Sistem ini memberikan kesempatan bagi
masyarakatnya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara
lain baik perseorangan, swasta, ataupun pemerintah. Kegiatan ekonomi
tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk barang dan jasa, pertukaran
teknologi, dan sebagainya.
3. Rumus Menentukan Besarnya Multiplier
a. Multiplier pendapatan :

1
ΔY = ΔI, atau :
1−MPC
1
ΔY = ΔI
MPS
b. Multiplier Investasi
1
Ki =
MPS
c. Multiplier Konsumsi ( ΔY/ΔC = K c )
1
Kc =
1−MPC
d. Multiplier Pemerintah (ΔY/ΔG = K g)
1
Kg =
1−MPC
e. Multiplier Pajak ( ΔY/ΔTx)
−MPC
K Tx =
1−MPC
f. Multiplier Transfer Payment (ΔY/ΔTr)
MPC
K Tr =
1−MPC
g. Multiplier Ekspor Impor

4
1
Kx =
1−c−m
Untuk mencari multiplier impor pun menggunakan rumus yang
sama seperti diatas.

4. Multiplier Pada Perekonomian Terbuka


a. Multiplier konsumsi
1
Kc = m : impor
1−MPC+ m
b. Multiplier Investasi
1
Ki =
1−MPC+ m
c. Multiplier pengeluaran pemerintah
1
K g=
1−MPC+ m
d. Multiplier Pajak
−MPC
K Tx =
1−MPC+ m
e. Multiplier transfer payment
MPC
K Tr =
1−MPC+ m

Dimana untuk mencari MPC dan MPS adalah berikut


ΔC
MPC =
ΔY
ΔS
MPS =
ΔYd

B. KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL


1. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional

Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah


tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah yang
secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi segala bentuk
perdagangan dan pembayaran internasional baik dari sisi komposisi, arah,
dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasanya kebijakan ini tidak berfokus
pada tarif, quota, namun juga mencakup kebijakan pemerintah dalam negeri
yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda
perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan
fiskal dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi

5
internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara
langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional.

Kebijakan ekonomi internasional merupakan suatu tindakan/kebijakan


ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk perdagangan dan pembayaran
internasional. Kebijakan ekonomi internasional menjaga keseimbangan
neraca perdagangan dan menjaga kondisi neraca pembayaran stabil terhadap
perubahan kas. Kebijakan ekonomi internasional meliputi :

a. Kebijakan Perdagangan Internasional

Mencakup tindakan terhadap neraca berjalan yang berkaitan


dengan transaksi ekspor dan impor. Dengan perangkat tarif, subsidi,
perjanjian perdagangan bilateral (bilateral trade agreement), daerah
perdagangan bebas (Free Trade Area) dll.

b. Kebijakan Pembayaran Internasional

Mencakup tindakan terhadap neraca modal dengan melakukan


pengawasan atas pembayaran internasional dengan perangkat
pengendalian lalu lintas devisa dan modal jangka panjang.

c. Kebijakan Bantuan Luar Negeri

Mencakup tindakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan


(grants), pinjaman (loans), bantuan yang bertujuan untuk membantu
rehabilitasi dan pembangunan serta bantuan militer terhadap negara lain.

Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan kebijakan ekonomi


internasional adalah :

a. Autarki

Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan


internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindari pengaruh-
pengaruh negara lain, baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.

b. Kesejahteraan nasional (welfare)

Tujuan ini bertentangan dengan tujuan autarki. Dengan


mengadakan perdagangan internasional, suatu negara akan memperoleh

6
keuntungan dari adanya spesialisasi. Untuk mendorong adanya
perdagangan internasional, maka halangan-halangan dalam perdagangan
internasional (tarif, quota dsb) dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Hal ini berarti harus ada perdagangan bebas.

7
c. Proteksi

Tujuan ini adalah untuk melindungi industri-industri nasional dari


persaingan barang impor. Hal ini dapat dijalankan dengan tarif, quota
dsb.

d. Keseimbangan neraca pembayaran

Apabila suatu negara mempunyai kelebihan cadangan valuta asing,


maka kebijakan pemerintah untuk mengadakan stabilis ekonomi dalam
negeri tidak banyak menimbulkan problem dalam neraca pembayaran
internasional nya. Tetapi sangat sedikit negara yang mempunyai posisi
demikian, terutama negara-negara yang sedang berkembang posisi
cadangan valuta asing nya lemah sehingga memaksa pemerintah negara-
negara tersebut untuk mengambil kebijakan ekonomi internasional untuk
menyeimbangkan neraca pembayaran internasional nya.

Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa (exchange


control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas
barang, tetapi juga modal.

e. Pembangunan ekonomi

Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil


kebijakan dengan cara :

1) Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries).


2) Mendorong ekspor dan mengurangi impor.
3) Meningkatkan pendapatan nasional.

2. Perangkat-Perangkat Kebijakan Ekonomi Internasional

a. Tarif (Tariff Barriers)

Tarif adalah pembebanan pajak atau costume duties terhadap


barang-barang yang melewati batas suatu negara. Tarif digolongkan
menjadi :

1) Bea ekspor (Export duties)

Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang


diangkut ke negara lain. Jadi pajak ini dikenakan untuk barang-barang
yang keluar dari costume area suatu negara yang memungut pajak.

8
Costume area adalah daerah dimana barang-barang bebas
bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batas costume area ini
biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara, tetapi kesamaan ini
bukan suatu keharusan, misalnya adanya costume union yang
merupakan costume area yang daerahnya meliputi lebih dari satu
wilayah negara. Costume area di sini lebih luas daripada wilayah
suatu negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka costume area
lebih sempit daripada batas wilayah suatu negara.

2) Bea transito (transit duties)

Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang


melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa tujuan akhir
dari barang tersebut adalah negara lain.

3) Bea Impor (impor duties)

Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang


masuk dalam costume area suatu negara dengan ketentuan bahwa
negara tersebut sebagai tujuan akhir.

Pembedaan tarif menurut jenisnya adalah :

1) Ad Volarem Tariffs, tarif yang dinyatakan berdasarkan persentase


tertentu dari nilai impor.
2) Specific Tariffs, tarif yang dinyatakan berdasarkan bea dan beban
tetap per unit barang.
3) Compound Tariffs, tarif gabungan antara ad volarem & specific
tariffs.

Sistem Pengenaan tarif :

1) Single Column Tariffs, setiap barang terkena satu macam tarif.


Biasanya sifatnya autonomous tariffs, yaitu besarnya tarif ditentukan
sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dengan negara lain),
sedangkan kalau besarnya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan
negara lain disebut conventional tariffs.
2) Double Column Tariffs, setiap barang dikenai dua macam tarif.
3) Triple Column Tariffs, setiap barang dikenai tiga macam tarif.
Biasanya sistem tarif ini digunakan oleh negara penjajah. Sebenarnya
sistem ini hanya perluasan dari double column tariffs, yakni dengan

9
menambah satu macam tarif preference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya (preferential system).

Efek Tarif

Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai


efek terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar
barang tersebut. Beberapa macam efek tarif adalah :

1) Efek terhadap harga (price effect)


2) Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
3) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

Alasan Pengenaan Tarif

1) Memperbaiki dasar tukar (terms of trade).


2) Infant industri (melindungi perusahaan domestik).
3) Melindungi tenaga kerja domestik (Employment).
4) Menjadikan harga atau biaya barang impor sama dengan barang
domestik (anti dumping).
5) Memperkecil defisit neraca pembayaran (diversifikasi).
6) Memperbaiki syarat-syarat perdagangan.
7) Mendorong kemapanan dan efisiensi domestik.

b. Quota

Quota adalah pembatasan jumlah fisik terhadap barang yang masuk


(quota impor) dan keluar (quota ekspor).

1) Quota Impor

Adalah pembatasan langsung atas kuantitas atau jumlah barang


impor, dengan jenis :

a) Absolut ( Unilateral ), ditetapkan sepihak oleh negara pengimpor.


b) Bilateral (Negotiated), ditetapkan secara bersama-sama antara oleh
negara pengimpor dan negara pengekspor.
c) Tarif Quota, gabungan antara tarif dan quota. Untuk sejumlah
tertentu barang diizinkan masuk (impor) dengan tarif tertentu,
tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih
tinggi).

10
d) Mixing Quota, membatasi penggunaan bahan mentah yang diimpor
dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir. Pembatasan
ini untuk mendorong berkembangnya industri di dalam negeri.

Alokasi Lisensi Impor

a) Lelang kompetitif (Competitive Auctio ), melelang lisensi impor


secara terbuka untuk suatu produk tertentu.
b) Dengan penunjukkan tetap (Fixed Favoritism), pemberian lisensi
impor atas barang tertentu pada suatu perusahaan.
c) Prosedur penggunaan sumber daya (Resource using Application
Procedure), pemberian lisensi berdasarkan kebutuhan masukan
untuk kegiatan produksi domestik.

2) Quota Ekspor

Adalah pembatasan langsung atas kuantitas atau jumlah barang


ekspor, dengan tujuan antara lain :

a) Mencegah barang-barang penting berada di tangan musuh.


b) Menjamin tersedianya barang di dalam negeri dengan proporsi
yang cukup.
c) Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilisasi harga.

Quota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang


merupakan barang perdagangan penting dan dibawah suatu
pengawasan badan internasional (misalnya kopi dan timah).

c. Subsidi

Sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil


dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini
harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh : Subsidi
BBM.

d. Dumping

Sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara


menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih
murah dari harga jual di dalam negeri.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Multiplier atau angka pengganda, adalah suatu koefisien atau angka yang
dapat menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional (Y) sebagai akibat
adanya tambahan variabel-variabel tertentu dalam perekonomian. Dalam
perekonomian sendiri ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan
nasional (Y) yaitu C, I, G, Tx, Tr, X, dan M. Perekonomian terbuka adalah
perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional ( ekspor
dan impor ) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Sistem ini
memberikan kesempatan bagi masyarakatnya untuk berinteraksi dalam bidang
ekonomi dengan negara lain baik perseorangan, swasta, ataupun pemerintah.
Kegiatan ekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan produk barang dan
jasa, pertukaran teknologi, dan sebagainya.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah
tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah yang secara
langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi segala bentuk
perdagangan dan pembayaran internasional baik dari sisi komposisi, arah, dan
lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasanya kebijakan ini tidak berfokus pada
tarif, quota, namun juga mencakup kebijakan pemerintah dalam negeri yang
secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan
serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran
kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara
sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada
perdagangan dan pembayaran internasional.

B. SARAN
Penyusun tentunya masih menyadari jika dalam makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu
penyusun akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkeu Learning Center. 2018. Seri Makro Ekonomi – Perekonomian


Terbuka. Diambil dari: https://klc.kemenkeu.go.id/seri-makro-ekonomi-
perekonomian-terbuka/ (28 Maret 2020)
SlideShare. ____. Bab 8 Multiplier. Diambil dari:
https://www.slideshare.net/mobile/yusrOn/bab-8-multiplier/ (28 Maret 2020)
DosenEkonomi.com. 2017. Kebijakan Ekonomi Internasional – Instrumen,
Tujuan, dan Bentuk Kebijakan. Diambil dari: https://dosenekonomi.com/ilmu-
ekonomi/kebijakan-ekonomi-internasional/amp (29 Maret 2020)
Boediono. 2000. Ekonomi Internasional. BPFE. Jogyakarta.
Grubel, H. C. 1977. International Economics. Homewood. Illinois.
Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan
Keuangan Internasional. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Halwani, Hendra. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Jeffrey Edmund Curry. 2001. International Economics. PPM. Jakarta.
Kreinin, M.E. 1979. Internasional Economics : A Policy Approach.
Harcourt Brace Jovanovich. New York.
Lindert, Peter H. 1982. International Economics. Homewood. Illinois.
Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional. BPFE. Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. 1995. Pengantar Teori Makro Ekonomi. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Dornbusch, Rudiger dan Fischer, Stanley. 1997. Makroekonomi. Erlangga.
Jakarta.
Sukirno, Sadono. 1999. Pengantar Teori Makro Ekonomi. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai