51 149 1 PB PDF
51 149 1 PB PDF
ABSTRACT
Seaweed (eucheuma cottonii) is one of the sea’s product that has promise economic value
certainly because it is being product of carrageenan. In industry and business world,
carrageenan is used for raw material of food industry, pharmacy industry, cosmetic industry,
biotechnology and non food. Carageenan is a part of complier in seaweed compare by other
components. Carageenan is hidrocolloid compound that consists of Callium Ester, Natrium,
Magnesium, and Calcium Sulfate with coppolimer of 3.6 anhydrogalactose. Firstly, carrageenan
is making with alkali treatment then continue with extraction, distilation, precipitation, draining,
and flouring of seaweed fiber to seaweed flour. The best quality of carrageenan obstretical at 10
percent concentration of alkali and using methanol for method of precipitation. Result of
prepection showing that the highest rendement in carrageenan formed at four hours (time of
extraction). For analysis results of sulfate obstetrical, rate of water, rate of dusty and assess of
viscosity showing that quality of carragenan are according to Food Agriculture Organization
(FAO) standart.
Keyword : Carragenan, Extraction
ABSTRAK
Rumput laut (eucheuma cottonii) merupakan salah satu hasil laut yang mempunyai nilai
ekonomis yang cukup menjanjikan karena digunakan sebagai penghasil karaginan. Dalam dunia
industri dan perdagangan, karaginan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri
makanan, industri farmasi, industri kosmetik, bioteknologi dan non pangan. Karaginan
merupakan bagian penyusun yang besar pada rumput laut dibandingkan dengan komponen yang
lain. Karaginan adalah senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester kalium, natrium, magnesium
dan kalium sulfat dengan galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa kopolimer. Pembuatan karaginan
diawali dengan perlakuan alkali yang kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi, destilasi,
pengendapan, pengeringan dan penggerusan serat karaginan menjadi tepung karaginan. Kualitas
kandungan sulfat terbaik terdapat pada karaginan dengan konsentrasi alkali 10% dan metode
pengendapannya menggunakan methanol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rendemen
karaginan yang paling banyak terbentuk pada waktu ekstraksi 4 jam. Hasil analisa kandungan
sulfat, kadar air, kadar abu dan nilai viskositas menunjukkan bahwa mutu karaginan sesuai
standar Food Agriculture Organization (FAO).
Kata kunci : Karaginan, Ekstraksi
Karaginan yang paling banyak dalam aplikasi mengimobilisasikan air di dalamnya dan
pangan adalah kappa karaginan. Sifat-sifat membentuk struktur yang kuat dan kaku.
karaginan meliputi kelarutan, viskositas, Pembentukan gel dipengaruhi beberapa faktor
pembentukan gel dan stabilitas pH. Kelarutan antara lain: jenis dan tipe karaginan, konsistensi,
karaginan dalam air dipengaruhi oleh beberapa adanya ion-ion serta pelarut yang menghambat
faktor diantaranya tipe karaginan, temperatur, pH, pembentukan hidrokoloid.
kehadiran jenis ion tandingan dan zat- zat terlarut Karaginan dapat dimanfaatkan pada berbagai
lainnya. Karaginan dalam larutan memiliki industri dimana dapat diklasifikasikan dalam
stabilitas maksimum pada pH 9 dan akan industri pangan, industri non pangan, industri
terhidrolisis pada pH dibawah 3,5. Pada pH 6 atau farmasi (kosmetik) dan bioteknologi. Untuk industri
lebih umumnya larutan karaginan dapat makanan karaginan biasa digunakan pada industri
mempertahankan kondisi proses produksi crackers, wafer, kue, dan jenis-jenis biskuit lainnya
karaginan. Hidrolisis asam akan terjadi jika untuk mendapatkan tekstur yang renyah perlu
karaginan berada dalam bentuk larutan, hidrolisis ditambahkan karaginan. pembuatan saus dan kecap,
akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu. es krim, keju, susu dan proses pembuatan bir.
Larutan karaginan akan menurun Pada industri farmasi pemanfaatan karaginan
viskositasnya jika pHnya diturunkan dibawah 4,3. sebagai gelling agent pada produk pewangi, binder
Kappa dan iota karaginan dapat digunakan sebagai pada pasta gigi, bodying agent pada lotion dan
pembentuk gel pada pH rendah, tetapi tidak mudah cream, stabilizer, penstabil dan pengemulsi pada
terhidrolisis sehingga tidak dapat digunakan dalam vitamin. Sementara itu untuk bidang bioteknologi
pengolahan pangan. Penurunan pH menyebabkan karaginan digunakan dalam immobilisasi biokatalis.
terjadinya hidrolisis dari ikatan glikosidik yang Penggunaan karaginan di dalam industri
mengakibatkan kehilangan viskositas. Viskositas non pangan diantaranya pada industri makanan
suatu hidrokoloid dipengaruhi oleh beberapa faktor ternak, keramik, dan cat. Karaginan dalam bentuk
yaitu konsentrasi karaginan, temperatur, jenis pelet ikan digunakan untuk menstabilkan dan
karaginan, berat molekul dan adanya molekul- mempertahankan komposisi senyawa hidrokoloid
molekul lain. Jika konsentrasi karaginan meningkat agar tidak mudah terurai. Pada keramik, karaginan
maka viskositasnya akan meningkat. memiliki kemampuan gelling point pada temperatur
Pembentukan gel adalah suatu fenomena dan tekanan yang tinggi sehingga apabila
penggabungan atau pengikatan silang rantai-rantai dicampurkan kedalam pelapis keramik.
polimer sehingga terbentuk suatu jala tiga dimensi
bersambungan. Selanjutnya jala ini menangkap atau
Dalam pelaksanaan penelitian pembuatan tepung Berdasarkan hasil penelitian pembuatan tepung
karaginan ini, variabel yang digunakan adalah karaginan dengan variasi perlakuan alkali, waktu
sebagai berikut : ekstraksi dan metode pengendapan diperoleh
1) Variasi konsentrasi pada perlakuan alkali, analisa kualitatif dengan karakteristik :
2) Lamanya waktu ekstraksi yang berpengaruh 1) Berwarna putih kekuningan
terhadap rendeman hasil ekstraksi dilanjutkan 2) Tidak berbau
dengan destilasi ekstrak rumput laut dan Sedangkan hasil penelitian analisa secara kualitatif
3) Metode pengendapan untuk memisahkan adalah :
rumput laut dengan kandungan warnanya.
A. Tahap I
Prosedurnya terdiri dari dua tahap, yaitu : Analisa Terhadap Kadar Sulfat Tepung
Tahap I : Karaginan dari Rumput laut Eucheuma cottonii
Rumput laut sebanyak 15 gram dibuat alkali untuk Tahap I :
dengan cara menambahkan suatu basa berupa Pada perlakuan alkali, digunakan NaOH
larutan NaOH, dengan variasi konsentrasi NaOH dengan variasi konsentrasi 5%, 10% dan 15%.
5%, 10% dan 15% dalam 100 ml aquadest. Perlakuan alkali dapat membantu ekstraksi
Pembuatan alkali dilakukan dengan pemanasan polisakarida menjadi sempurna, juga mempercepat
menggunakan heating mantel selama 1 jam pada terbentuknya 3,6 anhidrogalaktosa selama proses
suhu 90oC. Setelah dibuat alkalis, dilakukan proses ekstraksi.
ekstraksi dengan menggunakan pelarut air
Grafik Kadar Sulfat
(aquadest), dimana perbandingan jumlah pelarut
aquadest adalah 30 kali lipat dari berat rumput laut 25
KadarSulfat (%)
Berat Karaginan
ini disebabkan karena semakin lama rumput laut
10
(gram)
kontak dengan panas maupun dengan larutan
pengestrak, maka semakin banyak karaginan yang 5
terlepas dari dinding sel dan menyebabkan
0
rendemen karaginan semakin tinggi. Selain itu,
2 2 1/2 3 3 1/2 4
semakin banyaknya panas yang diterima oleh
rumput laut untuk menguapkan sel-sel karaginan Waktu Ekstraksi (Jam)
dari rumput laut maka karaginan yang terekstraksi
semakin banyak. Tanpa Pengendapan
Methanol
Ethanol
Grafik Rendemen
Grafik 4.3 Hubungan Lama Ekstraksi terhadap
100 Berat Karaginan dengan variasi Metode
80 Pengendapan
Rendemen (%)
60
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa berat
40 karaginan yang paling tinggi dihasilkan pada
20 metode tanpa pengendapan, sedangkan berat
0 karaginan yang paling rendah dihasilkan pada
2 2 1/2 3 3 1/2 4 metode pengendapan dengan Ethanol.
Waktu Ekstraksi (Jam)
III. Analisa terhadap kadar air
Tanpa Pengendapan
Methanol Dari grafik di bawah ini, dapat dilihat bahwa
Ethanol nilai kadar air yang paling baik diperoleh dari
karaginan dengan waktu ekstraksi paling lama yaitu
Grafik 4.2 Hubungan Lama Ekstraksi terhadap
4 jam, dimana:
Persentase Rendemen Karaginan dari Rumput Laut 1) Pada Metode Tanpa pengendapan, nilai kadar
Eucheuma cottonii.
air karaginan untuk lama ekstraksi 4 jam adalah
2,8723%
II. Faktor Metode Pengendapan untuk Tepung 2) Pada Metode Pengendapan dengan Methanol,
Karaginan nilai kadar air karaginan untuk lama ekstraksi 4
Pada penelitian ini, ada tiga metode yang
jam adalah 1.8064 %.
digunakan untuk mengendapkan karaginan agar
3) Pada Metode Pengendapan dengan Ethanol,
diperoleh serat karaginan yang berwarna putih
nilai kadar air karaginan untuk lama ekstraksi 4
kekuningan. Metode yang digunakan adalah sebagai
jam adalah 2,9268 %.
berikut :
Nilai Kadar Air yang diperoleh pada penelitian
1) Tanpa pengendapan dimana larutan karaginan
ini memenuhi standar FAO, dimana standar FAO
disaring dengan kertas saring terlebih dahulu,
untuk kadar air adalah maksimal 12%.
kemudian langsung dikeringkan di dalam oven.
2) Pengendapan dengan menggunakan Methanol,
dimana larutan karaginan dicampur dengan
30
25
20
Nilai Viskositas yang diperoleh pada penelitian
15
ini memenuhi standar FAO, dimana standar FAO
10 untuk nilai viskositas kinematiknya adalah 15 CST.
5
0
V. KESIMPULAN
2 2 1/2 3 3 1/2 4
Waktu Ekstraksi (Jam) 1) Pada proses perlakuan alkali terdapat variasi
konsentrasi NaOH yang digunakan untuk
Tanpa Pengendapan menghasilkan tepung karaginan rumput laut.
Methanol
Semakin besar konsentrasi yang digunakan
Ethanol
maka semakin besar rendemen tepung
karaginan yang dihasilkan.
2) Berdasarkan analisa kandungan sulfat terhadap
Grafik 4.5 Hubungan Variasi Waktu Ekstraksi tepung karaginan, penggunaan NaOH dengan
terhadap Persentase Kadar Abu Karaginan dari konsentrasi 10% menunjukkan karaginan yang
Rumput Laut Eucheuma cottonii. mempunyai kandungan sulfat paling baik pada
www.Jasuda.net
www.wikipedia.com