MODUL KDRT
MATA KULIAH FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Disusun Oleh :
Kelompok IV
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario 2
Seorang anak laki-laki diantar oleh gurunya ke IGD dengan keluhan
perdarahan dari anus. Menurut pasien, kejadian tersebut disebabkan karena
pamannya memaksa memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus pasien.
Pasien tinggal serumah dengan paman dan bibinya karena sudah tidak
memiliki orangtua. Sebelum dipaksa melakukan hubungan seksual, pasien
mengaku dijanjikan uang jajan dan diancam agar tidak memberitahukan
kejadian tersebut kepada siapapun.
Luka lecet pada paha kanan sisi belakang Hasil pemeriksaan anus
B. Kata/Kalimat Kunci
1. Anak laki-laki keluhan pendarahan pada anus
2. Disebabkan karena pamannya memasukkan alat kelaminnya ke dalam
anus pasien
3. Pasien tinggal serumah dengan paman dan bibinya karena sudah tidak
memiliki orang tua
4
4. Pasien dipaksa melakukan hubungan seksual
5. Adanya luka lecet pada paha kanan sisi belakang
6. Pasien diancam agar tidak memberitahukan kejadian tersebut kepada
siapapun
7. Terdapat luka bekas gigitan pada punggung sisi kiri
C. Daftar Masalah/Pertanyaan
1. Bagaimana mendeskripsikan karakteristik luka yang terjadi pada
pasien?
2. Bagaimana kesimpulan diagnosis berdasarkan kategorisasi luka?
3. Jelaskan karakteristik kemungkinan agen penyebab luka pada pasien!
4. Jelaskan patomekanisme luka menggunakan pengetahuan anatomi,
histologi, dan fisiologi sesuai dengan skenario!
5. Jelaskan penyebab luka menggunakan pendekatan Proximus morbus
(PMA)!
6. Jelaskan tingkat keparahan luka sesuai hukum yang berlaku!
7. Jelaskan apa Dampak dari kasus sesuai dengan skenario?
8. Jelaskan definisi dan jenis-jenis KDRT!
9. Jelaskan strategi penanganan korban KDRT!
10. Bagaimana pencegahannya sesuai dengan skenario?
11. Bagaimana dasar hukum yang mengatur berdasarkan skenario?
12. Integrasi keislaman sesuai dengan skenario!
D. Learning Outcome
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara mendeskripsikan
karakteristik luka dan menyimpulkan diagnosis berdasarkan
kategorisasi luka.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami patomekanisme
luka/trauma menggunakan pengetahuan anatomi, histologi, dan fisiologi
tubuh manusia.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyebab luka
menggunakan pendekatan Proximus morbus (PMA).
5
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tingkat keparahan luka
sesuai hukum yang berlaku.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi, jenis dan
strategi penanganan KDRT.
6. Mahasiswa mampu mengetahui cara pencegahan KDRT.
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan dasar hukum yang
mengatur tentang KDRT.
8. Mahasiswa mampu mengetahui integrasi keislaman yang berhubungan
dengan skenario.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
• Batas luka : berbatas tegas
• Permukaan luka : rata
• Warna luka : coklat-kemerahan
• Wilayah disekitar batas luka : kulit intak, tidak ada tanda-tanda luka
lainnya
3. Luka pada anus
a) Jumlah luka : 1 buah luka
b) Jenis luka : Luka terbuka
c) Lokasi :
• Regio anatomi: anatomi
d) Bentuk : swallow tail
e) Ukuran luka : tidak dapat
diidentifikasi
f) Karakteristik Luka :
• Batas luka : berbatas tegas
• Permukaan luka : tidak rata
• Tepi tidak rata
• Luas dalam batas luka : tidak dapat diidentifikasi
• Wilayah disekitar batas luka : terdapat luka lecet disekitar luka
8
C. Patomekanisme Luka berdasarkan Anatomi, Histologi dan Fisiologi
1. Anatomi dan Histologi
a. Kulit
Kulit adalah organ terbesar pada tubuh turunan dan organ-organ
tambahannya membentuk sistem integument. Pada manusia, turunann kulit
mencakup kuku,rambut, dan beberapa jenis kelenjar keringat. Kulit
dikatakan sehat dan normal apabila lapisan luar kulit mengandung lebih dari
10% air. Hal itu disebabkan oleh karena adanya regulasi keseimbangan
cairan di dalam kulit.1
Kulit terbagi menjadi kulit tebal dan kulit tipis. Perbedaannya dapat
dilihat dari strukturnya.Pada kulit tebal tidak mempunyai folikel rambut,
muskulus erector pili dan kelenjar sebasea, tapi memilik kelenjar keringat
serta mempunyai stratum lusidum dan granulosum yang tampak jelas, jenis
kulit ini biasanya ditemukan pada telapak tangan dan kaki sedangkan pada
kulit tipis mempunyai struktur seperti terdapatnya folikel rambut,muskulus
arektor pili dan kelenjar sebasea namun tidak ada stratum lusidum dan
granulosum yang tampak.2
Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm,
sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari
mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu
hipodermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan
lemak.2
9
• Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis berasal dari ektoderm,
pada lapisan ini hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai
pembuluh darah maupun limfe oleh karena itu semua nutrien dan oksigen
diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis.1
Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis
sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui
mitosis sel-sel dalamlapis basal yang secara berangsur digeser ke
permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini berdiferensiasi,
membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya.
Mendekati permukaan, sel-sel ini mati dan secara tetap dilepaskan
(terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20
sampai 30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut
sitomorfosis dari sel-sel epidermis. Bentuknya yang berubah pada tingkat
berbeda dalam epitel memungkinkan pembagian dalam potongan histologik
tegak lurus terhadap permukaan kulit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu,
dari dalam ke luar, stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum,
stratum lusidum, dan stratum korneum.
10
1) Stratum Basal
Merupakan lapisan terdalam atau dasar dari epidermis. Lapisan ini
terdiri dari satu lapisan sel silindris atau kuboid yang terletak pada
membrane basal yang memisahkan dermis dari epidermis. Intinya
besar, jika dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik.
Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi
selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini
bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada lapisan
yang lebih pada sel-sel lapisan ini.1,2
2) Stratum Spinosum
Merupakan lapisan paling bawah kedua setelah lapisan sel basal. Sel
berbentuk polihedral dengan inti bulat merupakan hasil pembelahan
darisel basal yang bergerak ke atas dan saling dihubungkan dengan
desmosom serta mempunyai sitoplasma yag
kebiruan. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung
glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat
dengan permukaan makin gepeng bentuknya.1,2
3) Stratum Granulosum
Lapisan ini terdiri atas 3-5 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan
mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa
membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikrofilamen melekat pada
permukaan granula.1,2
4) Stratum Lusidum
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya,
dan agak eosinofilik. Dan tampak translusen dan hanya terdapat pada
kulit tebal lapisan ini terletak tepat diatas stratum granulosum dan
dibawah stratum korneum. Pada bagian ini sel-sel yang terkemas rapat
tidak memiliki nucleus atau organel dan telah mati dan sel yang
menggepeng ini mengandung filame keratin yang terkemas rapat.1,2
11
5) Stratum Korneum
Merupakan lapisan paling superfisial dari epidermis. Pada lapisan ini,
keratinosit yang sudah matang akan mengalami proses keratinisasi.
Lapisan ini memberikan perlindungan mekanik pada kulit dan
sebagaibarier untuk mencegah kehilangan air pada kulit. Lapisan ini
terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta
sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang paling permukaan
merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu
terkelupas.1,2
12
stratum basal dan spinosum epidermis serta membentuk pigmen
coklat tua melanin. Melanin disintesis dari asam amino tirosin oleh
melanosit. Granula melanin yang terbentukdi melanosit akan
berimigrasi ke tonjolan sitoplasma untuk kemudian dipidahkan ke
keratinosit dilapisan basal epidermis. Melanin menimbulkan warna
gelap pada kulit dan terpajannya kulit ke matahari meningkatkan
sintesis melanin.2
- Sel Markel → ditemukan di lapisan basal epidermis dan paling
banyak diujung jari. Karena berkaitan erat dengan akson tak
bermielin eferen (sensorik), sel-sel ini merupaka mekanoresptor
untuk sensasi kulit.2
• Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauhlebih
tebal daripada epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut, selain itu dermis
mengandung turunan epidermis misalnya kelenjar keringat dan sebasea
serta foliker rambut. Lapisan superficial dari dermis membentuk banyak
tonjolan meninggi yang disebut papilla dermis.2
1) Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah. Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas
kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang
padat ireguler. Pada bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-
rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea,
serta folikel rambut. Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-
tempat tertentu, seperti folikel rambut, skrotum, preputium, dan puting
payudara. Pada kulit wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi
jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi wajah.
Lapisan retikular menyatu dengan hipodermis/fasia superfisialis di
bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang banyak mengandung sel
lemak.
13
2) Pars retikulare
Lapisan ini lebih tebal dan ditandai oleh serat jaringan ireguler
padat(terutama kolagen tipe 1 lapisan ini dapat menahan stres mekanis
yang lebih besar serta dapat menunjang saraf, pembuluh darah,foliker
rambut, dan kelenjar keringat. Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit.
Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas,sel
lemak, sedikit makrofag dan sel mast.1
• Hipodermis
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut
hipodermis. Ia berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus
terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di
antaranya menyatu dengan yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti
punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di
bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih banyak
dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak daripada
dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya.
Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau
sedikit lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis,
namun di abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau
lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus adiposus.2
b. Anorektal
Rektum memiliki 3 buah valvula : superior kiri, medial kanan dan
inferior kiri. 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir,
sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif
mobile. Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflektum dimana
bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior. Saluran anal
(anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi sebagai pintu
masuk kebagian usus yang lebih proksimal, dikelilingi oleh spinkterani
(eksternal dan internal )serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum
14
kedunia luar. Spinkter ani eksterna terdiri dari 3 sling :atas, medial dan
depan.
Pendarahan rektum berasal dari arteri hemorrhoidalis superior dan
medialis (a.hemorrhoidalis medialis biasanya tidak ada pada wanita,
diganti oleh a.uterina) yang merupakan cabang dari a.mesenterika
inferior. Sedangkan arteri hemorrhoidalis inferior adalah cabang dari
a.pudendalis interna, berasal dari a.iliaka interna, mendarahi rektum bagian
distal dan daerah anus.
15
Muskularis mukosa dan kelenjar intestinal saluran pencernaan
berakhir di dekat taut anorektal. Lamina propria rektum digantikan oleh
jaringan ikat padat tidak teratur lamina propria kanalis analis. Submukosa
rektum menyatu dengan jaringan ikat di lamina propria kanalis analis,
bagian yang mengandung banyak pembuluh darah. Pleksus hemoroidalis
internus vena terletak di mukosa kanalis analis. Pembuluh darah dari daerah
ini berlanjut ke dalam submucosa rektum.5
2. Fisiologi Kulit
a) Luka lecet
Ketika kulit bertabrakan dengan permukaan kasar maka lapisan
luar kulit (epidermis) dapat terkikis sehingga memperlihatkan lapisan
yang lebih sensitif. Sisa-sisa lapisan yang terkikis dapat ditemukan
16
menumpuk di tepi luka. Seringkali, lecet tidak berdarah tetapi hanya
terjadi kebocoran cairan dari jaringan. Hal ini menyebabkan cedera
tampak basah pada awalnya dan kemudian menjadi lebih gelap dan
kering seiring waktu. Ketika lapisan kulit yang sedikit lebih dalam
terlibat, darah dapat keluar dari papilla dermal yang rusak dan keropeng
yang gelap dapat terbentuk.7
Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal,
perabaan seperti kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi
sesudah kematian berwarna kekuningan jernih dan tidak ada perubahan
warna. Kerusakan yang mengenai lapisan atas dari epidermis akibat
kekerasan dengan benda yang mempunyai permukaan yang kasar,
sehingga epidermis menjadi tipis, sebagian atau seluruh lapisannya
hilang.7
b) Luka pada anus
Struktur dan fungsi sistem reproduksi pria dan wanita pada
hakikatnya saling melengkapi. Secara anatomi vagina dirancang untuk
menerima penis. Struktur vagina yang terdiri atas epitel skuamos
berlapis dan dikelilingi oleh otot yang berbentuk seperti tabung yang
berfungsi untuk masuknya penis ke dalam vagina wanita. Sedangkan,
rektum, dilapisi dengan permukaan mukosa yang halus dan satu lapisan
epitel selapis kolumnar yang berungsi untuk reabsorpsi air dan
elektrolit. Rektum tidak memiliki kemampuan untuk proteksi mekanis
terhadap abrasi dan kerusakan parah pada mukosa kolon dapat terjadi
jika benda yang besar, tajam, atau runcing dimasukkan ke dalam rektum.
Anus dan rektum, tidak seperti vagina. Anus dan rectum tidak
mengandung fungsi pelumas alami. Otot sfingter ani internal dan
eksternal merupakan otot yang umumnya tetap tertutup (konstriksi),
kecuali saat defekasi. Otot sfingter ani juga berfungsi dalam
pengeluaran feses yang mengarah keluar dari tubuh. Ketika terjadi suatu
usaha yang dilakukan untuk memasukkan sesuatu ke arah sebaliknya,
otot-otot sphincter akan berkonstriksi. Pemasukan benda yang tidak
17
dilubrikasi atau pelebaran anus yang tidak adekuat sebelum pemasukan
benda besar dapat menyebabkan jaringan laserasi pada anus.8
c) Luka bekas gigitan
Ada tiga mekanisme utama dalam terbentuknya luka bekas
gigitan, yaitu :
- Tekanan gigi
Bekas gigitan dapat disebabkan oleh tekanan langsung gigi
pada jaringan. Secara umum, bekas gigitan ini disebabkan oleh tepi
insisal gigi anterior atau permukaan oklusal gigi posterior. Tingkat
keparahan gigitan dihasilkan tergantung pada beberapa faktor :
tekanan yang diterapkan, durasi gigitan, dan tingkat pergerakan
antara jaringan ketika digigit. Daerah memar pada margin tepi
insisal karena kerusakan pembuluh darah pada area yang terjadi
peregangan maksimum. Tanda tersebut dapat memberikan indikasi
yang jelas tentang ukuran, bentuk atau posisi gigi individu dan
merupakan tanda yang paling berarti dan mudah diinterpretasikan
untuk tujuan identifikasi.
- Tekanan lidah
Ketika menggigit, lidah juga memberi tekanan negatif ke arah
gigi atau palatal rugae, sehingga dapat terbentuk bekas yang khas.
- Gesekan gigi
Bekas gigitan dapat terjadi akibat gesekan gigi terhadap kulit.
Bekas tersebut biasanya terlihat sebagai luka lecet atau abrasi sesuai
dengan bentuk tepi insisial gigi.9
D. Karakteristik agen penyebab luka pada skenario
Pada skenario tersebut dapat dilihat adanya luka lecet pada paha sisi
medial, luka bekas gigitan di punggung sisi kiri, dan luka terbuka dianus yang
disertai luka lecet. Luka pada skenario ini kemungkinan disebabkan oleh benda
tumpul. Benda tumpul adalah benda atau alat yang tidak bermata tajam,
konsistensi keras atau kenyal, dan permukaan halus atau kasar. Luka trauma
benda tumpul dapat terjadi karena dua sebab yaitu benda yang mengenai atau
18
melukai orang yang relative bergerak dan orang bergerak ke arah benda yang
tidak bergerak. Luka akibat trauma benda tumpul dibagi menjadi beberapa
kategori yaitu luka lecet (abrasi), luka memar (kontusio) dan luka robek
(laserasi).10
Pada kasus ini kita dapat melihat luka yang tampak disebabkan karena
adanya persentuhan dengan benda yang permukaannya tumpul. Pada sisi medial
paha kanan tampak luka lecet yang kemungkinan sebagai akibat dari adanya
gesekan dengan dengan benda kumpu. Pada punggung tampak luka bekas
gigitan karena adanya penekanan benda tumpul (gigi) yang meninggalkan bekas
pada permukaan kulit. Adapun pada anus tampak luka lecet oleh benda tumpul
yang dapat dicurigai merupakan alat kelamin pria maupun benda yang
bentuknya menyerupai.
19
luka luka ecet pada paha kanan bagian
Temuan belakang
20
Temuan luka bekas gigitan pada punggung sisi kiri
Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan
jaringan akibat kekerasan tumpul yang menyebabkan rupturnya pembuluh
darah di bawah kulit sehingga terjadi ekstravasasi eritrosit dan keluar ke
jaringan interstitial, tanpa disertai diskontinuitas jaringan kulit. Pada daerah
superfisial memar muncul dengan cepat, sementara pada daerah yang lebih
profunda membutuhkan waktu agar memar terlihat. Memar juga dapat
bergerak mengikuti gaya gravitasi. Rupturnya pembuluh darah menyebabkan
ekstravasasi eritrosit ke jaringan interstitial sehingga terjadi akumulasi daran
dan menyebabkan daerah tersebut menjadi berwarna merah.11,12
21
Temuan satu buah memar pada anus
22
a. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.13
3. Luka berat Pasal 90 KUHP
Luka berat berarti:
a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut,
b. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian,
c. Kehilangan salah satu pancaindera,
d. Mendapat cacat berat,
e. Menderita sakit lumpuh,
f. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih,
b. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.13
Menurut R. Soesilo dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
serta komentar-komnetarnya, bahwa jika korban penganiayaan adalah ibu atau
keluarga si pelaku (Pasal 356 KUHP), maka tidak lagi termasuk dalam
penganiyaan ringan. Adapun Pasal 356 :
1. Juga sitersalah melakukan kejahatan itu kepada ibunya, bapaknya yang sah,
isterinya (suaminya atau anaknya),
2. Jika kejahatan itu dilakukan kepada seorang pegawai negeri pada waktu
atau sebab ia menjalankan pekerjaan yang sah,
3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memakai bahan yang merusakkan jiwa
atau kesehatan orang.
Hukuman ditentukan dalam pasal 351, 352, 354, 355 ditambah dengan
sepertiga hukumannya. Adapun dalam Pasal 292 KUHP mengenai ancaman
hukuman bagi seseorang yang cukup umur yang melakukan perbuatan cabul
dengan orang lain yang berjenis kelamin sama yang belum cukup umur atau
belum dewasa, diancam pidana penjara paling lama 5 tahun. Bila patnernya
belum dewasa yang secara yuridis belum berusia 21 tahun atau bila berumur
kurang dari 21 tahun tetapi sudah pernah kawin dianggap sudah dewasa.
23
Apabila kasus yang dihadapi merupakan kasus homoseks antara dua pria, maka
diperlukan pembuktian secara kedokteran forensik, sehingga perlu dibuktikan
dalam hal ini adalah perkiraan umur (belum dewasa), dan apakah ada sperma
serta air mani baik dalam dubur maupun mulut korban.11
Namun, jika ditinjau dari kasus yang diberikan pada kelompok kami kita
tidak bisa menentukan apakah derajat luka apa pada pasien, karena pada kasus
tidak dicantumkan apakah korban mengalami hambatan pada pekerjaan ataupun
korban meninggal dunia seperti pada pasal-pasal KUHP yang berlaku di Negara
Indonesia, dan sebagai dokter tidak berhak untuk menetukan tindakan
pengadilan atau hukum apa yang berkaitan dengan kasus tersebut.13
G. Dampak dari kasus pada skenario
Kekerasan seksual cenderung menimbulkan dampak traumatis baik
pada anak maupun pada orang dewasa. Namun, kasus kekerasan seksual sering
tidak terungkap karena adanya penyangkalan terhadap peristiwa kekerasan
seksual yang terjadi. Lebih sulit lagi adalah jika kekerasan seksual ini terjadi
pada anak-anak, karena anak-anak korban kekerasan seksual tidak mengerti
bahwa dirinya menjadi korban. Korban sulit mempercayai orang lain sehingga
merahasiakan peristiwa kekerasan seksualnya. Selain itu, anak cenderung takut
melaporkan karena mereka merasa terancam akan mengalami konsekuensi yang
lebih buruk bila melapor, anak merasa malu untuk menceritakan peristiwa
kekerasan seksualnya, anak merasa bahwa peristiwa kekerasan seksual itu
terjadi karena kesalahan dirinya dan peristiwa kekerasan seksual membuat anak
merasa bahwa dirinya mempermalukan nama keluarga. Dampak pelecehan
seksual yang terjadi ditandai dengan adanya powerlessness, dimana korban
merasa tidak berdaya dan tersiksa ketika mengungkap peristiwa pelecehan
seksual tersebut.14
24
bayangan kejadian dimana anak menerima kekerasan seksual, mimpi buruk,
insomnia, ketakutan dengan hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan
termasuk benda, bau, tempat, kunjungan dokter, masalah harga diri, disfungsi
seksual, sakit kronis, kecanduan, keinginan bunuh diri, keluhan somatik, dan
kehamilan yang tidak diinginkan.14
Trauma akibat kekerasan seksual pada anak akan sulit dihilangkan jika
tidak secepatnya ditangani oleh ahlinya. Anak yang mendapat kekerasan
seksual, dampak jangka pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk,
ketakutan yang berlebihan pada orang lain, dan konsentrasi menurun yang
akhirnya akan berdampak pada kesehatan. Jangka panjangnya, ketika dewasa
nanti dia akan mengalami fobia pada hubungan seks atau bahkan yang parahnya
lagi dia akan terbiasa dengan kekerasan sebelum melakukan hubungan seksual.
Bisa juga setelah menjadi dewasa, anak tesebut akan mengikuti apa yang
dilakukan kepadanya semasa kecilnya.14
25
menghadapi tindakan kekerasan seksual di masa kanak- kanak, tanpa disadari
digeneralisasi dalam persepsi mereka bahwa tindakan atau perilaku seksual bisa
dilakukan kepada figur yang lemah atau tidak berdaya.15
1. Pengkhianatan
Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan seksual.
Sebagai seorang anak, mempunyai kepercayaan kepada orangtua dan
kepercayaan itu dimengerti dan dipahami. Namun, kepercayaan anak dan
otoritas orangtua menjadi hal yang mengancam anak.
2. Trauma secara Seksual
menemukan bahwa perempuan yang mengalami kekerasan seksual
cenderung menolak hubungan seksual, dan sebagai konsekuensinya
menjadi korban kekerasan seksual dalam rumah tangga. Finkelhor mencatat
bahwa korban lebih memilih pasangan sesama jenis karena menganggap
laki-laki tidak dapat dipercaya.
3. Merasa Tidak Berdaya
Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi buruk, fobia, dan
kecemasan dialami oleh korban disertai dengan rasa sakit. Perasaan tidak
berdaya mengakibatkan individu merasa lemah. Korban merasa dirinya
tidak mampu dan kurang efektif dalam bekerja. Beberapa korban juga
26
merasa sakit pada tubuhnya. Sebaliknya, pada korban lain memiliki
intensitas dan dorongan yang berlebihan dalam dirinya.
4. Stigmatization
Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri
yang buruk. Rasa bersalah dan malu terbentuk akibat ketidakberdayaan dan
merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol dirinya.
Anak sebagai korban sering merasa berbeda dengan orang lain, dan
beberapa korban marah pada tubuhnya akibat penganiayaan yang dialami.
Korban lainnya menggunakan obat-obatan dan minuman alkohol untuk
menghukum tubuhnya, menumpulkan inderanya, atau berusaha
menghindari memori kejadian tersebut.
H. Definisi dan Jenis-jenis KDRT
1. Definisi
2. Jenis-jenis KDRT
27
Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit tersebut tentu harus mendapatkan
penanganan medis sesuai kekerasan yang dialaminya.
b) Kekerasan Psikis, yakni perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tidak berdaya, dan/ atau penderitaan psikis berat pada seseorang . Dapat
dicontohkan seperti perilaku mengancam, mengintimidasi, mencaci maki/
penghinaan, bullying dan lain sebagainya. Kekerasan psikis ini apabila
terjadi pada anak tentu akan berdampak pada perkembangan dan psikis
anak, sehingga cenderung mengalami trauma berkepanjangan. Hal ini juga
dapat terjadi pada perempuan.
c) Kekerasan Seksual, yakni setiap perbuatan yang berupa pemaksaan
hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar
dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu, yang meliputi:
28
penelantaran secara finansial (tidak memberi nafkah, tidak mencukupi
kebutuhan, dll) melainkan penelantaran yang sifatnya umum yang
menyangkut hidup rumah tangga (pembatasan pelayanan kesehatan dan
pendidikan, tidak memberikan kasih sayang, kontrol yang berlebihan, dll).18
29
Namun, sejauh ini belum ada langkah komprehensif yang dapat
memberikan perlindungan terhadap anak dari kekerasan sebagaimana pula hal
yang terjadi pada skenario. Padahal menurut pasal 5 ayat 3 UU no. 23 tahun
2002 tentang perlindungan anak, anak tergolong kelompok masyarakat yang
cukup rentan terhadap tindakan kekerasan. Selain itu UU no. 23 tahun 2002
juga mengamanahkan agar anak dapat diberikan dengan terimplementasinya
program yang digagas oleh pemerintah.
Karena fakta yang ada di Indonesia masih banyak sekali terjadi tindak
kekerasan pada anak maka terdapat suatu program rumah perlindungan anak
dan program SI-PAI (Sistem Informasi Perlindungan Anak Indonesia) yang
digunakan sebagai solusi altenatif pencegahan dan penanganan kekerasan
terhadap anak.
30
kasus kekerasan terhadap anak. Advokasi ini di selenggarakan sarana online
dan offline.
a. Offline
b. Online
2. KOMA
KOMA (Konseling Masyrakat ) merupakan program peran si-PAI
yang bertujuan untuk penyembuhan emosional dan psikologis anak pasca
kekerasan, serta upaya pencegahan kekerasan pada anak. Program ini
disediakan untuk anak yang menghadapi permasalahan kekeran dan
masyarakat yang membutuhkan pembinaan dalam pencegahan kekerasan
terhadap anak. Konseling masyarakat terbagi dalam dua kategori program
pelaksanaan yakni dengan prventif dan represif.
a. Preventif
31
Upaya perventif merupakan upaya pencegahan tindakan kekerasan
terhadap anak. Upaya ini dilakukan dengan cara pembinaan dan
pengawasan yang di terapkan melalui program sosialisasi, pengadaan
kid’s forum dan pembinaan pendidikan anak.
1) Sosialisasi
Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi dan ilmu kepada
msyarakat mengenasi berbagai hal yang berhubungan dengan
kekerasan pada anak.
2) Kid’s forum
Kid’s forum merupakan program yang melibatkan anak secara
langsung dalam kegiatan kajian tentang perlindungan anak dalam
perspektif hak-hak anak. Dengan cara memfasilitasi pengembangan
pendekatan anak ke anak dalam pencegahan, perlindungan,
pemulihan serta reintegrasi korban melalui kelompok atau forum ini.
Misalnya :
- Sanggar seni gambar anak
- Forum bermain
- Pembinaan pendidikan anak
b. Represif
Upaya ini merupakan upaya yang dilakukan pasca kekerasan, dengan
cara pengobatan dan pemulihan yang ditetapkan memalui program
happy class dan klinik psikologi.
1) Happy class
Program Happy Class merupakan program yang mana anak
korban kekerasan dikumpulkan dalam satu kelas bersama korban
yang lain untuk mengikuti beberapa kegiatan. Kegiatan ini
dilaksanakan yang bertujuan untuk mengobati kesedihan si anak dan
membuat si anak lupa terhadap kekerasan yang telah dialaminya.
Misalnya dengan mengajak mereka menari, menyanyi, ataupun
bermain bersama.
2) Klinik psikologi
32
Klinik Psikologi merupakan program yang mana anak
korban kekerasan diberi terapi secara intensif oleh para ahli
psikologi. Terapi ini bertujuan supaya korban dapat menghilangkan
trauma atas peristiwa yang telah dialami.19
33
Selain mengajarkan kepada anak mengenai disiplin dan membentuk
mental juga jasmani yang kuat, bela diri dapat digunakan untuk
membela diri sendiri dari ancaman-ancaman yang ada. Namun tetap
harus diberikan pengarahan bahwa ilmu bela diri dipelajari bukan
untuk melakukan kekerasan.
▪ Bekali Orang Tua dengan Ilmu Ilmu tentang bagaimana menjadi
orangtua bisa didapatkan melalui membaca buku , sharing dengan
psikolog anak, melakukan komunikasi dengan pendidik/ guru dari
anak, dan rajin mengajak komunikasi dengan anak. Hal ini sangat
penting dilakukan agar orang tua memahami kondisi yang sedang
dialami anak. Karena seringkali kekerasan terhadap anak terjadi
karena banyak orang tua yang lebih membutuhkan
perhatian/pengertian dari anak ketimbang orang tua yang mengerti
akan kondisi anak.
▪ Ciptakan Komunikasi Dua Arah Dengan Anak, Banyak orang tua
yang mengangap bahwa anak adalah orang yang belum memahami
apapun, sehingga tidak perlu melakukan diskusi dengan anak.
Padahal anak memiliki hak untuk menentukan apa yang dia
inginkan, dan orang tua lebih pada mengarahkan bukan
mengintervensi atau mendikte anak. Komunikasi dua arah akan
membangun keterbukaan anak terhadap persoalan yang dihadapi,
selain itu juga dapat mengajak anak untuk memahami beberapa
kondisi yang dihadapi orang tua.
▪ Dampingi Anak saat bermain gadget dan Menonton Televisi. Jangan
membiarkan bermain gadget dan menonton televisi sendiri tanpa
ditemani. Karena orang tua tidak mengetahui apa yang dilihat oleh
anak melalui gadget dan televisi. Teknologi yang sangat canggih
seperti saat ini membuat siapa saja termasuk anak mampu
mengakses segala informasi dan tontonan sangat cepat. Kekerasan
terhadap sesama anak seringkali disebabkan karena anak meniru
atau mencontoh apa yang dia lihat.
34
▪ Kenali lingkungan tempat anak bersekolah dan bermain, karena
penting bagi orang tua untuk bisa mengenal dan mengetahui teman–
teman dari anak dan siapa orang tuanya, demikian juga dengan guru
dari anak. Hal ini sangat penting dilakukan agar orangtua dapat
berhati–hati dalam mempercayakan anak. Karena kekerasan
terhadap anak persentase terbesar adalah dilakukan oleh orang–
orang terdekat dari anak.
▪ Pendidikan agama untuk anak, setiap agama pasti mengajarkan
kebaikan kepada pengikutnya. Mengajarkan untuk saling
menghormati dan menghargai. Pembekalan ilmu agama terhadap
anak secara bertahap sejak usia dini menjadi langkah preventif untuk
mencegah terjadinya kekerasan terhadap sesama anak. Agama
bukan menjadi senjata bagi orang tua untuk menakut–nakuti anak,
justru seharusnya melalui pemahaman agama yang holistik, orang
tua mampu mengajarkan anak tentang kasih sayang dan hidup
rukun.20
2. Untuk anak
Beritahukan anak agar :
35
▪ Mengunci kamar mandi saat berada didalamnya
▪ Mengganti baju pada tempat yang aman dan terlindungi.
▪ Jangan membiasakan dirimenerima pemberian dari orang lain.20
1. Peran Sekolah,
36
▪ Laporkan kepada Pihak Berwajib, Hal terakhir yang harus dilakukan
bila terjadi kekerasan fisik, psikis, ataupun seksual adalah segera
melaporkan kepada pihak berwajib. Hal ini bertujuan agar segera
diambil tindakan lebih lanjut terhadap tersangka dan mengurangi
angka kejahatan yang sama terjadi agar korban kekerasan segera
mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga.
▪ Peranan guru untuk mengajarkan anak- anak didiknya mengenai hal-
hal tabu terkait “perangkat lunak” yang tak boleh disentuh orang
lain. Karena anak akan lebih mudah menerima pesan- pesan dari
gurunya dari pada orang lain.
▪ Guru harus selalu aktif untuk menyelipkan pesan- pesan moral
terhadap anak didiknya kendati mata pelajaran yang diampunya
tidak memiliki korelasi dengan hal ini. Perlu ditanamkan sedari dini
supaya anak- anak yang berpotensi menjadi korban pedofil berani
melapor kepada gurunya.
▪ Peningkatan peran guru dan sekolah untuk mengajarkan siswanya
soal bagaimana harus berperilaku, bergaul dengan sesama, sopan
santun, serta perilaku positif lainnya.
▪ Beri pemahaman pada siswa bahwa mereka tidak boleh melakukan
perbuatan melanggar hukum.
▪ Ada mata pelajaran budi pekerti yang fokus mengajarkan bagaimana
siswa berperilaku. "Kurikulum pendidikan di Indonesia harus sudah
mulai kembali kepada pembentukan soft skill dan pengembangan
karakter," bagi siswa.
▪ Guru harus memahami berbagai aturan seputar perlindungan anak.
Sehingga mereka tidak lagi melakukan kekerasan atau perbuatan
negatif lain pada siswa.
▪ Peningkatan kesadaran guru akan tanggung jawabnya mendidik
siswa, bukan semata-mata menjalankan pekerjaan mengajarkan
mata pelajaran.
37
▪ Saat siswa sekolah, berarti orangtua itu menitipkan anaknya agar
terdidik dan terlindungi selama jam sekolah. Sehingga hal-hal
negatif harusnya tidak terjadi di sekolah.
▪ Penekanan bahwa guru harus berperan sebagai pelindung siswanya
agar tidak jadi korban atau pelaku perbuatan negatif.20
38
▪ Keadilan dan kesetaraan gender
▪ Nondiskriminasi
▪ Perlindungan korban.
3. Ketentuan Pidana
Ketentuan pidana terhadap pelanggaran KDRT diatur oleh Undang-
undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT
sebagai berikut :
• UU Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 4
39
dengan pidana penjara paling lama 5 (Lima) tahun atau denda paling
banyak Rp 15.000.000,- (Lima belas juta rupiah).
b) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan korban jatuh sakit atau luka berat, dipidanakan penjara
paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp30.000.000,- (Tiga
puluh juta rupiah).
c) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengakibatkan matinya korban, dipadana penjara paling lama 15 (Lima
belas) tahun atau denda paling banyak Rp45.000.000,-(Empat puluh
lima juta rupiah).
d) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan sehari-harian, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp
5.000.000,-(Lima juta rupiah).21
40
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 12
(dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp36.000.000,- (Tiga puluh enam
juta rupiah).21
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
paling banyak Rp 15.000.000,00-(lima belas juta rupiah), setiap orang yang:
41
• UU Nomor 23 Tahun 2004 Pasal 50
J. Integrasi Keislaman
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Nisa/4: 9
ّٰللاَ َو ْليَقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًًل
علَ ْي ِه ْۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا ه ِ ًش الَّ ِذيْنَ لَ ْو ت ََر ُك ْوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة
َ ض ٰعفًا خَافُ ْوا َ َو ْليَ ْخ
٩ - س ِد ْيدًا
َ
Terjemahannya :
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar”.22
Adapun, maksud ayat diatas ialah : (Dan hendaklah bersikap waspada)
maksudnya terhadap nasib anak-anak yatim (orang-orang yang seandainya
meninggalkan) artinya hampir meninggalkan (di belakang mereka) sepeninggal
mereka (keturunan yang lemah) maksudnya anak-anak yang masih kecil-kecil
(mereka khawatir terhadap nasib mereka) akan terlantar (maka hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah) mengenai urusan anak-anak yatim itu dan
hendaklah mereka lakukan terhadap anak-anak yatim itu apa yang mereka
ingini dilakukan orang terhadap anak-anak mereka sepeninggal mereka nanti
(dan hendaklah mereka ucapkan) kepada orang yang hendak meninggal
(perkataan yang benar) misalnya menyuruhnya bersedekah kurang dari
sepertiga dan memberikan selebihnya untuk para ahli waris hingga tidak
42
membiarkan mereka dalam keadaan sengsara dan menderita, karena anak
merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT, anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah atau suci dimana dapat berubah kearah manapun, sehingga
sepatutnya orang tua atau wali atau keluarga senantiasa menjaga, mendidik,
mengarahkan anaknya ke jalan yang benar, memberikan contoh yang baik
sesuai dengan nilai-nilai agama maupun sosial. Sebagaimana pada kasus diatas,
anak sudah tidak memiliki orang tua, sehingga sepatutnya anak mendapatkan
perlindungan dan kasih sayang dari keluarganya dalam hal ini paman dan
bibinya.
Selain telah diatur oleh agama, hal inipun telah diatur dalam peraturan
negara dalam Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002 Pasal 1, anak merupakan
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, wajib dilindungi dan dijaga
kehormatan, martabat, dan harga dirinya secara wajar, baik secara hukum,
ekonomi, politik, sosial, maupun budaya tanpa membedakan suku, agama, ras,
dan golongan. Sehingga anak harus dijamin hak hidupnya untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan fitrah dan kodratnya, dimana segala bentuk
perlakuan yang mengganggu dan merusak hak-hak anak dalam berbagai
bentuk kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi yang tidak berperikemanusiaan
harus dihapuskan tanpa terkecuali.22
43
M.Quraish Shihab menjelaskan bahwa istilah yatim digunakan untuk
menunjuk anak manusia yang belum dewasa yang ayahnya telah wafat, atau
anak binatang yang induknya telah tiada. Kematian ayah bagi seorang yang
belum dewasa menjadikannya kehilangan pelindung, ia seakan-akan menjadi
sendiri, sebatang kara, karena itu ia dinamai yatim. Definisi yang lain
mengatakan bahwa yatim adalah inqita’u al-sabiyyi ‘an abihi qabla al-bulug
(anak yang ditinggal mati oleh ayahnya dalam keadaan belum baligh).23
Menghardik anak yatim yakni mengusir anak yatim, atau mengeluarkan
ucapan-ucapan keras ketika ia datang kepadanya meminta sesuatu yang
diperlukan semata-mata karena meremehkan kondisinya yang lemah dan
tiadanya orang tua yang mampu membelanya dan memenuhi keperluanya. Juga
terdorong oleh kesomboongannya karena menganggap dirinya lebih kuat dan
lebih mulia. Sedangkan menurut kebiasaan, kondisi seorang anak yatim
merupakan gambaran tentang kelemahan dan keperluan kepada pertolongan.
Maka siapa saja yang menghinanya, maka ia telah menghina setiap manusia
yang lemah, dan meremehkan setiap yang memerlukan pertolongan.24
Maka dapat dikatakan bahwa salah satu karakter orang yang
mendustakan agama adalah orang yang tidak mau mengakui hak orang lain,
disebabkan merasa kuat dengan harta maupun kedudukannya. Setiap manusia
yang berprilaku zalim dan suka melanggar hak-hak orang lain adalah pendusta
agama, baik yang kezalimannya banyak maupun sedikit. Orang yang
membenarkan sesuatu pasti tidak diikuti ketundukan hati meninggalkan
sesuatu yang dibenarkan itu. sekiranya orang tersebut membenarkan agama
dengan sebenar-benarnya, pastilah ia menjadi orang yang lembut hati, tidak
menghardik, dan tidak sombong di hadapan anak-anak yatim.
44
yang hidup semasa dengan Nabi Ibrahim As, di mana mulanya kaum Nabi Luth
As menggauli anus wanita kemudian pindah ke anus laki- laki. Mengenai
perbuatan sodomi kebanyakan ulama sepakat untuk mengharamkan pelakunya
sangat dikutuk oleh agama Islam. Hal ini sesuai dengan haditst yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi yaitu:
ع أنَ َعثأ َمان
ُ َّاك ب ِأن
ِ ضح َّ ع أن الَ ش ُّج َح َّدثَنَا أَبُو خَا ِل ٍد أاْلَحأ َم ُر َ َح َّدثَنَا أَبُو
َ َ س ِعي ٍد أاْل
سلَّ َم ََل
َ علَ أي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َّللاِ َّ سو ُل ُ َّاس قَا َل قَا َل َر َ ع أن اب ِأن
ٍ عب َ ب ٍ ع أن ُك َر أي َ َسلَ أي َمان ُ َم أخ َر َمةَ ب ِأن
ٌس ٌن غ َِريب َ ِيث َح ٌ سى َه َذا َحد َ َ َ َ
َ َّللاُ ِإلَى َر ُج ٍل أتَى َر ُج اًل أ أو أام َرأة ا فِي ال ُّدب ُِر قَا َل أبُو ِعي َّ ظ ُر ُ يَ أن
Artinya:
“Diriwayatkan dari Makramah bin Sulaiman dari Kuraib dari Ibnu Abbas
berkata; Rasulullah Shallallahu`alaihi wasallam bersabda: “Allah tidak akan
melihat seorang lelaki yang menyetubuhi lelaki lain (homoseksual) atau
(menyetubuhi) wanita dari duburnya." (HR. Tirmidzi)
45
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Al Khuza`i berkata; telah
mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari `Amru bin Abu
`Amru dari ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasululullah
shallallahualaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang kalian dapati
melakukan perbuatan kaum Luth (homoseks), maka bunuhlah pelaku dan yang
diperlakukannya.”
Hadits ini juga dikeluarkan dikeluarkan oleh Baihaqi dari Sa`id Ibn
Jabir, dan Mujahid dari Ibn Abbas ra. bahwa ia ditanya tentang bikr yang
melakukan homoseks, maka ia menjawab bahwa hukumannya adalah rajam,
berdasarkan hadits Rasulullah SAW. Dikatakan :25
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus pada skenario ini, terdapat satu buah luka tertutup
diregio tungkai atas kanan sisi belakang akibat kekerasan trauma tumpul, dan
satu buah luka tertutup di punggung sisi kiri disertai memar di sekitar luka
akibat kekerasan trauma tumpul, serta terdapat satu buah luka terbuka di anus
disertai luka lecet di wilayah sekitar luka akibat kekerasan trauma tumpul.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Sonny J. R. Kalangi. Histofisiologi kulit. Universitas Sam Ratulangi
Manado. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 3. 2013.
2. Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi diFiore dengan Kolerasi Fungsional
Edisi 11. ECG. Jakarta. Hal 260-279. 2010.
3. Tortora, G.J dan Derricsokson, B.H. Principles of anatomy and physicology.
Twelfth edition. Asia : Wiley. 2009.
4. Eroschenko VP. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional Edisi
11. Alih Bahasa : Tambayong Jan. Jakarta: EGC. 2015
5. Netter, Frank H. Atlas of Human Anatomy. 25th Edition. Jakarta: EGC,
2014.
6. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC, 2015.
7. Payne-James J., Crane J., Hinchliffe J.A. Injury Assessment,
Documentation, and Interpretation. In: Stark M.M. (eds) Clinical Forensic
Medicine: A Physician’s Guide, 2nd Edition; Humana Press. 2005.
8. Miloro M, Peterson L. Peterson's principles of oral and maxilla facial
surgery. Shelton, CT: People's Medical Pub. House-USA. Anal Fissure.
Lange, current surgical diagnosis & treatment. 11th edition. Lange Medical
Book. 2012.
9. Kaur, Sandeep, et al. Analysis and Identification of Bite Marks in Forensic
Casework. Kasturba Medical College. India: Oral Health and Dental
Management. 2013.
10. Lutfia T dkk. Aspek Medikolegal Korban Mati Akibat Tauma Benda
Tumpul. 2013.
11. Aflanie I, N. N. Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada. 2017.
48
14. Noviana I. Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan
Penanganannya, Child Sexual Abuse: Impact And Hendling. Sosio Informa.
Januari– April.2015:1(1).
15. Weber, Mark R, Smith, Dana M. Outcomes of Child Sexual Abuse as
Predictors of laters Sexual Victimization. Dalam Journal of International
Violence. (Online). 2010:26(9): 1899-1905.
16. Tower, Cynthia C. Understanding Child Abuse and Neglect. Boston: Allyn
& Bacon. 2002.
49