Anda di halaman 1dari 11

Lampiran II

Satuan Acara Pelatihan (SAP)


“PELATIHAN KADER POSYANDU JIWA (PAKU JIWA)”
Kecamatan Sumberpucung
Pokok Bahasan : Posyandu Jiwa
Sub Pokok Bahasan : Pelaksanaan Posyandu Jiwa
Sasaran : Kader Posyandu Jiwa Kecamatan Sumberpucung
Hari/Tanggal : Jumat, 4 Oktober 2019
Waktu : 2 jam
Tempat : Aula Puskesmas Sumberpucung
Penyuluh/Petugas : Dokter Muda FK UNISMA

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan pengetahuan dan keterampilan pada kader tentang
pelaksanaan posyandu jiwa sebagai salahsatu upaya meningkatkan kualitas
hidup pasien jiwa di kecamatan Sumberpucung.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, kader posyandu jiwa diharapkan dapat:
a. Mengetahui definisi Orang Dengan Gangguan Jiwa
b. Mengetahui tentang penyebab gangguan jiwa.
c. Mengetahui macam macam gangguan jiwa.
d. Mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa.
e. Mengetahui dampak gangguan jiwa terhadap pasien ODGJ sendiri maupun
lingkungannya.
f. Mengetahui peran kader dalam penanganan ODGJ di posyandu jiwa dan
dan dapat melaksanakan posyandu jiwa di kecamatan Sumberpucung.
g. Memiliki sikap yang baik dalam menerima, merespon, menghargai dan
bertanggung jawab atas perannya sebagai kader posyandu jiwa.

1
III. Materi
Berisi garis besar materi mengenai posyandu jiwa yang diberikan dalam
kegiatan pelatihan (pemberian materi dan workshop).

IV. Metode
Metode yang digunakan berupa metode ceramah interaktif, tanya jawab
dan workshop.

V. Media
Media yang digunakan dalam metode ceramah dengan media power point
dan leaflet..

VI. Strategi Pelaksanaan


Berisi urutan kegiatan yang dilakukan dalam penyuluhan:

No. Acara Waktu Kegiatan Pelatihan Evaluasi Audiens

1. Pembukaan 5 menit 1) Mengucap salam


Menjawab salam,
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan kontrak waktu, mendengarkan.
topik dan tujuan pelatihan.
2. Pre test 15 menit 1) Memberikan kuisioner yang Mengisi kuisioner
sudah dipersiapkan.
3. Inti 30 menit 1) Menjelaskan definisi Orang
Dengan Gangguan Jiwa
2) Menjelaskan penyebab
gangguan jiwa
3) Menjelaskan tentang Mendengarkan,
macam gangguan jiwa memperhatikan
4) Menjelaskan tanda dan dan memberikan
gejala gangguan jiwa. feedback.
5) Menjelaskan dampak
gangguan jiwa
6) Menjelaskan tentang peran
kader dalam penanganan
ODGJ di posyandu jiwa.
4. Diskusi dan 10 menit Bertanya dan
Diskusi dan tanya jawab
tanya jawab memperhatikan.

5. Workshop 50 menit Pelaksanaan posyandu jiwa Mendengarkan,


memperhatikan,

2
dan
mempraktekkan

6. Post test 15 menit 2) Memberikan kuisioner yang Mengisi kuisioner


sudah dipersiapkan.
7. Penutup 5 menit 1) Menyimpulkan hasil
Mendengarkan dan
penyuluhan
2) Memberi saran-saran menjawab salam
3) Memberi salam

Rincian Pelaksanaan Workshop Posyandu Jiwa

No. Acara Waktu Kegiatan Pelatihan Evaluasi Audiens

1. Persiapan 5 menit 1) Petugas dan kader dibagi Peserta mengikuti


sesuai tugas dan meja
arahan petugas dan
dalam posyandu jiwa.
2) Petugas dan kader bertanya apabila
menyiapkan formulir ada hal yang belum
pendaftaran, KMS dan dipahami.
sarana prasarana yang
diperlukan dalam posyandu
jiwa.
2. Meja 1 10 menit Peserta mengikuti
arahan petugas dan
1) Kader mencoba mengisi bertanya apabila
formulir pendaftaran dan
ada hal yang belum
KMS didampingi petugas
pelatihan. dipahami.
2) Kader mencoba menimbang
berat badan, tinggi badan, (peserta yang tidak
dan menanyakan keluhan sedang mendapat
fisik klien serta giliran bertugas
mencatatnya. tetap turut serta
memperhatikan)

3. Meja 2 5 menit 1) Petugas pelatihan Memperhatikan,


menjelaskan secara singkat
dan bertanya
tentang apa yang dilakukan
perawat/dokter di meja 2, apabila ada hal
dan menjelaskan bahwa di yang belum
meja 2 peran kader hanya dipahami.
membantu jika dibutuhkan.
4. Meja 3 5 menit 1) Petugas pelatihan Memperhatikan,
menjelaskan secara singkat dan bertanya
tentang apa yang dilakukan apabila ada hal
perawat CMHN di meja 3 yang belum

3
dan menjelaskan bahwa di
meja 3 peran kader hanya dipahami.
membantu jika dibutuhkan.

5. Meja 4 10 menit 1) Kader mencoba melakukan Peserta mengikuti


pelatihan terhadap klien arahan petugas dan
tentang peningkatan bertanya apabila
ketrampilan perawatan diri, ada hal yang belum
yaitu meliputi latihan dipahami.
kebersihan diri, latihan
berdandan, latihan cara (peserta yang tidak
makan, dan nasihat tentang sedang mendapat
tatacara toileting. giliran bertugas
tetap turut serta
memperhatikan)

6. Meja 5 10 menit Peserta mengikuti


arahan petugas dan
1) Kader mencoba melakukan bertanya apabila
pelatihan terhadap klien
ada hal yang belum
tentang peningkatan
ketrampilan hidup sehari- dipahami.
hari seperti latihan mencuci
baju dan peningkatan (peserta yang tidak
produktifitas seperti sedang mendapat
membuat kerajinan tangan. giliran bertugas
tetap turut serta
memperhatikan)

7. Penutup 5 menit 4) Menyimpulkan hasil


Mendengarkan dan
workshop
5) Memberi saran-saran memperhatikan.

Keterangan :
Pada Workshop ini, simulasi yang dilakukan oleh kader di meja 5 tidak benar-
benar dilakukan seperti mencuci baju dan membuat kerajinan tangan. Namun
kader diberikan pengertian ada saat posyandu yang sebenarnya apabila ada
sarana dan prasarana yang memungkinkan, kegiatan tersebut seharusnya tetap
dilakukan.

VII. Lampiran Materi

4
A. Definisi ODGJ
ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) adalah orang yang mengalami
gangguan pikiran, perilaku, dan perasaan yang bermanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna
serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan
fungsi orang sebagai manusia (UU no.18 tahun 2014 Pasa l 1).

B. Faktor Resiko Gangguan Jiwa


Faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa meliputi :
1) Faktor Biologis
 Genetik
 Penyakit otak
 Cedera kepala
 Penyakit fisik lain
 Obat-obatan
2) Faktor Psikologis
 Pola asuh
 Trauma masalalu
 Kepribadian
3) Faktor Sosial
 Budaya
 Ekonomi
 Agama/spiritual
 Pendidikan
C. Macam-Macam Gangguan Jiwa
Secara umum ada 2 macam pembagian gangguan jiwa yaitu :
 Gangguan Mental Emosional (GME)
Contoh : depresi, mania, bipolar, gangguan kecemasan.
 ODGJ berat yaitu Schizofrenia

D. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

5
1) Schizofrenia
 Adanya waham (kepercayaan yang salah) Contoh : Merasa
dirinya Tuhan atau raja
 Adanya halusinasi (presepsi yang salah yang mengenai
panca indera) Contoh : Mendengar bisikan leluhur, melihat
bayangan, merasa ada yang menyayat tangannya, dll)
 Marah tanpa sebab yang jelas
 Berbicara dan tertawa sendiri
 Bertelanjang di jalanan
 Tidak mau merawat diri (mandi, potong rambut, dll)
2) Depresi
 Kehilangan energi
 Perubahan nafsu makan
 Gangguan tidur
 Sulit berkonsentrasi
 Tidak tenang
 Merasa tidak berguna, bersalah dan putus asa.
 Keinginan untuk m,enyakiti diri atau bunuh diri.
3) Mania
 Gembira berlebihan
 Tidak tidur berhari-hari/tidak mengantuk
 Tenaga dan semangat berlebih
 Suka berbelanja berlebihan diluar kebutuhan
 Suka membagi-bagikan uang secara tidak wajar.
4) Gangguan Kecemasan
 Gangguan panik.
 Gangguan kecemasan sosial.
 Gangguan kecemasan umum.
 Post traumatic stress disorder.
 Obsessive confulsive disorder.

6
E. Dampak Gangguan Jiwa bagi Keluarga
Dampak dari gangguan jiwa antara lain :
 Dikucilkan dan penolakan oleh masyarakat.
 Produktivitas menurun.
 Kejadian bunuh diri dan mencelakakan orang lain meningkat.
 Ekonomi menurun.
 Menjadi beban keluarga dan lingkungan.
 Kebesihan dan kesehatan terganggu.

F. Terapi pada ODGJ


1) Terapi biologis
 Obat obatan
 Terapi elektrokonvulsif
2) Terapi psikologis
 Konseling
 Psikoterapi
 Terapi keluarga
 Dll.
3) Terapi sosial
 Support groupterapi kerja
 Terapi spiritual
 Dll.

Penanganan ODGJ yang bisa dilakukan oleh kader :


1) Melaporkan jika ada masyarakat yang dicurigai mengalami gangguan
jiwa
2) Memberikan edukasi kepada keluarga agar berperan dalam perawatan
ODGJ
3) Mengingatkan untuk rutin minum obat
4) Memberikan bantuan dukungan psikologi

7
5) Mengajak ikut dalam posyandu jiwa

G. Peran Kader Posyandu Jiwa


Peran Kader kesehatan jiwa memiliki peran sebagai berikut :
1. Pencegahan Primer
 Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi. situasi stress kejadian
yang berpotensi terjadinya sakit jiwa.
 Pemberian pendidikan kesehatan kepada komunitas dengan
memanfaatkan strategi koping untuk mengatasi stress dan cara
memecahkan masalah.
 Menguatkan kemampuan individu dengan menurunkan stress.
tekanan, cemas yang bisa menyebabkan sakit jiwa.
2. Pencegahan Sekunder
 Skrinning atau deteksi dini untuk menemukan kasus masalah
kesehatan jiwa di masyarakat
 Menggerakkan individu. keluarga dan masyarakat untuk
mengikuti kegiatan kesehatan jiwa yang dilaksanakan di
komunitas
3. Pencegahan Tersier
 Membantu dalam proses rehabilitasi dan mencegah komplikasi
dari gangguan jiwa
 Melakukan pendampingan kepada pasien dan keluarga terkait
pengobatan
 Merujuk klien ke agen kesehatan profesional.

H. Posyandu Kesehatan Jiwa


1) Pengertian Posyandu Jiwa
Posyandu Jiwa adalah upaya pemeliharaan kondisi kesehatan
emosional, psikologis dan sosial yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing oleh petugas yang memiliki
kemampuan, keterampilan untuk meningkatkan kesehatan jiwa.
2) Tujuan Posyandu Jiwa

8
 Menurunkan kekambuhan ODGJ
 Memperthankan kesehatan jiwa masyarakat
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan
jiwa.
3) Persiapan Posyandu Jiwa
 Petugas dan kader membagi tugas sesuai dengan meja dalam
posyandu jiwa
 Petugas dan kader menyiapkan form, KMS, sarana dan
prasarana posyandu kesehatan jiwa
 Mempersiapkan komunikasi dengan ODGJ dan keluarga.
4) Pelaksanaan Posyandu Jiwa
Pelaksanaan kegiatan posyandu dibagi menjadi 5 meja.
 Meja 1
Pendaftaran
o Mencatat tanggal kegiatan posyandu dilaksanakan
pada format pendaftaran dan KMS
o Mengisi nomor registrer klien/keluarga
o Menanyakan nama lengkap klien/keluarga
o Menanyakan usia klien
o Mencatat jenis kelamin klien
o Menanyakan alamat klien
Pemantauan Kesehatan Fisik
o Menimbang berat badan klien
o Mencatat berat badan klien
o Mengukur tinggi badan klien
o Mencatat tinggi badan klien
o Pemeriksaan fisik
 Meja 2
o Pengkajian kesehatan jiwa

9
a. Menanyakan keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien, meliputi sulit tidur, malas makan, badan
kaku, sakit kepala dan jantung berdebar
b. Menanyakan perilaku yang dirasakan oleh klien,
meliputi keengganan untuk merawat diri, tidak
mau berinteraksi atau bergaul dengan orang lain,
malas minum obat, keengganan melakukan
kegiatan yang biasanya dilakukan, ingin marah,
melihat atau mendengar sesuatu, menyendiri,
merasa dirinya seperti nabi atau presiden, dll
c. Menanyakan perasaan dan pikiran saat ini yang
dirasakan oleh klien, seperti bingung, sedih atau
senang berlebihan.
o Pemberian terapi psikofarmaka
o Pemberian vitamin
o Penambahan nutrisi
 Meja 3
Terdiri atas perawat CMHN yang memberikan Terapi non
psikofarmaka : Pengendalian gejala dan Melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
meliputi minimal 7 diagnosa keperawatan
 Meja 4
Kader posyandu jiwa melatih keterampilan perawatan diri
- Latihan kebersihan diri
- Latihan berdandan
- Latihan cara ,makan
- Latihan toileting

 Meja 5
Kader posyandu jiwa melatih :

10
- Peningkatan keterampilan hidup sehari-hari ( meja
5a dan meja 5b ) sepeti mencuci baju dan
membersihkan kamar.
- Peningkatan produktivitas ( meja 5c,meja 5d, dan
meja 5e ) seperti membuat kerajinan tangan.

I. Daftar Pustaka
1. UU No.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
2. Peran Kelompok Swabantu dalam Penanganan ODGJ yang
disampaikan oleh Tim Tekhnis Penanganan Masalah Kesehatan
Jiwa Dinkes Provinsi Jawa Timur dalam Pertemuan Se-Bakorwil
Jawa Timur pada 23-25 Juli 2018

11

Anda mungkin juga menyukai