Anda di halaman 1dari 24

JARINGAN KOMPUTER

PT. RIGSPEK PERKASA

Mata Kuliah: JARINGAN NIRKABEL DAN KOMPUTASI BERGERAK

NAMA MAHASISWA : RISDIYANTO


NIM :
KODE KELAS :
DOSEN : UMARDI, S.Kom

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


TAHUN 2014

i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1


1.1. Latar Belakang .......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3. Tujuan ....................................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI .....................................................................................3
2.1. Jaringan Komputer ..................................................................................3
2.2. Jenis-jenis Jaringan Komputer ................................................................3
2.3. Jaringan Nirkabel/Wireless .....................................................................4
2.4. Topologi Jaringan ...................................................................................5
2.5. Perangkat Komputer................................................................................6
BAB III. PEMBAHASAN ...........................................................................................8
3.1. Jaringan Komputer ..................................................................................4
3.2. Local Area Network (LAN) ....................................................................5
3.3. Perangkat Komputer ...............................................................................5
3.4. Manfaat ...................................................................................................2
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................10
a. Pengujian Menu Daftar........................................................................... 10
b. Pengujian Menu Login ............................................................................11
c. Pengujian Menu Get Password (Lupa Password) ...................................12
d. Pengujian Menu Vote Polling .................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................15
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komputer Server / PC server ...................................................................5


Gambar 2.2. Kabel UTP ...............................................................................................5
Gambar 2.3. Switch ......................................................................................................6
Gambar 2.4. Router ......................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring semakin ketatnya persaingan bisnis yang terjadi sekarang ini, kecepatan
dalam memperoleh dan mengolah data dan informasi menjadi hal yang penting
bagi perusahaan. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang pesat,
perusahaan dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan cepat. Selain itu,
dengan adanya teknologi komputer pengolahan data dapat dilakukan secara
terkomputerisasi. Hal ini dapat membantu pegawai dalam mempercepat kinerja
mereka dalam penyelesaian tugas.

Perkembangan sistem informasi dapat membantu perusahaan memperoleh data


secara cepat dan akurat. Dengan adanya sistem informasi dapat dengan jelas
terlihat bagaimana alur data, sehingga bisa menciptakan aliran data yang dapat
mambantu mempercepat proses kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan.

Dalam suatu perusahaan tidak lepas dari kegiatan pembelian, persediaan dan
penjualan barang. Kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus. Di dalam
kegiatan baik itu pembelian, persedian, maupun penjualan terdapat banyak aliran
data yang apabila tidak dikelola dengan baik akan sangat merugikan perusahaan.
Sebagian perusahaan masih ada yang mengerjakan pengolahan data secara
manual. Namun, adapula perusahaan yang sudah terkomputerisasi sehingga
mudah dalam pengolahan data perusahaan.

Berdiri sejak Januari 2007 di Batam, PT Rigspek Perkasa telah banyak


melakukan terobosan. Salah satunya adalah  bekerjasama perusahaan Jerman.
Berbekal kerjasama itulah, berbagai perusahaan mulai melirik jasa pelayanan
pengangkatan ini. Komisaris PT. Rigspek Perkasa, Insinyur Jannes Sibuea
mengungkapkan, perusahaan ini didirikan pada Januari 2007 dan berpartner
dengan Carl Stahl GmbH, sebuah perusahaan German yang sudah memiliki
pengalaman selama lebih dari 130 tahun pada bidang operasi pengangkatan.
Kegiatan yang dilakukan di perusahaan tersebut salah satunya adalah
pembelian bahan baku. Pembelian bahan baku yang dibutuhkan oleh
perusahaan membutuhkan investasi yang sangat besar.  Sistem informasi
pembelian adalah sebuah system yang memproses data dan transaksi antar

iv
pihak yang membutuhkan atau mengolah aktiva produktif, barang dagangan,
dan barang jasa lainnya dengan pihak supplier.
Dan untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai sistem pembelian di PT.
Rigspek Perkasa, maka disusunlah makalah dengan judul “Analisa Sistem
Pembelian di PT. Rigspek Perkasa” ini.

1.2. Rumusan masalah


Rumusan masalah dalam makalah “Analisa Sistem Pembelian PT.
Rigspek Perkasa” ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Sinstem Informasi Pembelian pada PT. Rigspek Perkasa?
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui lebih rinci tentang sistem pembelian yang digunakan di
PT. Rigspek Perkasa.
2. Sebagai syarat tugas mandiri mata kuliah Emterprise Resources Planning

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1..Sejarah ERP
Sejarah Singkat Enterprise Resource Planning (ERP)  ERP berkembang dari
manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah
hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang

v
sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses
manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan
akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu
mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. 
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing 
Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang
sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah
satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa
pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam
proses industri. Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di
berbagai perusahaan.
1. Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan
20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil
presiden bidang penjualan menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari
saingan-saingan kita. Berkat ERP, kini kita dapat mengirim lebih cepat dari
mereka dan tepat waktu". 
2. Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50
dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan
keunggulan daya saing yang signifikan. Wakil presiden bidang logistik
menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk menjadi perusahaan global.
........................................................................................................................
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana
MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning
(MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya
menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory),
pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini
nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan,
pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan
sumber daya manusia. Teks besar. ERP (Enterprise Resource Planning)
System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan
manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan

vi
mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi,
produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang
dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang
berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani
proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan,
invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan
membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman,
produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya
manusia.  ERP sering disebut sebagai Back Office System yang
mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan
dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung
berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer
Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

2.2..Pengertian Sistem
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi
sehingga dapat seling berbagi informasi, aplikasi dan perangkat keras secara
bersama-sama (sukmaaji dan Rianto, 2008 : 1). Jaringan komputer dapat juga
diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berbeda di
berbagai lokasi yang terdiri lebih dari satu komputer yang saling berhubungan
(Tanenbaum, 2007)
Menurut Andi dalam (Andi Kristanto,2008) sistem adalah jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan
elemen-elemen yang terdapat dalam sistem meliputi :

Tujuan Sistem

Tujuan sistem merupakan tujuan dari sistem tersebut. Tujuan sistem dapat berupa
tujuan organisasi, kebutuhan organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu
organisasi maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi

Batasan Sistem

vii
Batasan sistem merupakan sesuatu yang membatasi sistem dalam mencapai tujuan
sistem.

Kontrol Sistem

Kontrol atau pengawasan sistem merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan


pencapaian tujuan dari sistem tersebut.

Input

Input merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk menerima seluruh
masukan data, dimana masukan tersebut dapat berupa jenis data, frekuensi
pemasukan data dan sebagainya.

Proses

Proses merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk mengolah atau
memproses seluruh masukan data menjadi suatu informasi yang lebih berguna.

Output

Hasil dari input yang telah diproses oleh bagian pengolahan data dan merupakan
tujuan akhir sistem.

Umpan Balik

Umpan balik merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian
dari output yang dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan
sebuah sistem.

Pengertian Sistem Informasi

Menurut Andi dalam (Andi Kristanto, 2008), sebuah sistem informasi merupakan
kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat
manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat
lunak tersebut. Masih dalam buku (Andi Kristanto, 2008), terdapat beberapa
definisi lain dari sistem informasi sebagai berikut :

Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen
dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

viii
Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan
informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan


pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan.

Pengertian Pembelian

Menururt Sulistyo dalam (Sulistyo Heripracoyo, 2009), pembelian adalah


kegiatan pemilihan sumber, pemesanan dan perolehan barang dan jasa sebagai
salah satu aktivitas utama operasi bisnis perusahaan.

Pengertian Persediaan

Menurut Suyadi dalam (Suyadi Prawirosentono, 2009), persediaan adalah


kekayaan lancer yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan
mentah (bahan baku/raw material), barang setengah jadi (work in process), dan
barang jadi (finished goods). Selanjutnya persediaan menurut Sulistyo dalam
(Sulistyo Heripracoyo, 2009) adalah aktiva perusahaan yang meliputi barang jadi
yang tersedia untuk dijual kembali, barang dalam penyelesaian yang sedang
diproduksi dan bahan serta perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi.

Dalam Suyadi (Suyadi Prawirosentono, 2009), disebutkan bentuk persediaan yang


terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut cara dan maksud
pembeliaannya, yakni sebagai berikut :

Batch stock atau lot size inventory

Batch stock adalah persediaan bahan/barang yang diadakan atau disediakan dalam
jumlah yang lebih besar dari jumlah yang diperlukan, karena diangkut dalam bulk
(besar-besaran).

Manfaat yang diperoleh dengan batch stock/lot size inventory antara lain sebagai
berikut :

Memperoleh potongan (discount) yang disebut quantity discount.

ix
Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economies) karena adanya dan
lancarnya operasi produksi (production run).

Biaya angkut per unit lebih murah.

Fluctuation stock

Fluctuation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi


permintaan yang tidak dapat diramalkan (unpredictable). Misalnya, sering terjadi
pada perusahaan yang bekerja atas dasar job order yang dipengaruhi banyak
faktor luar.

Anticipation stock

Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk mengantisipasi


permintaan yang fluktuasinya dapat diramalkan, misalnya pola produksi yang
harus didasarkan pada pola musiman.

Pengertian Penjualan

.Menurut Basu dalam (Basu Swastha Dh, 2001), menjual adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang
lain agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya. Sedangkan
penjualan tatap muka menurut William G. Nickels dalam (Basu Swastha Dh,
2001) adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang diajukan
untuk menciptakan, memperbaiki, mengusai atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

x
BAB III
PEMBAHASAN

Pengertian, Tujuan Sistem Dan Prosedur Pembelian Bahan Baku 


Sistem dan prosedur pembelian mengatur cara-cara dalam melakukan semua pembelian baik
barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tujuan dari sistem dan prosedur
pembelian bahan baku adalah:
1. Mencegah pemborosan, karena membeli barang yang seharusnya tidak diperlukan
2. Mencegah permainan harga yang dapat merugikan perusahaan.
3. Mencegah pembelian fiktif.
4. Memperpendek masa transaksi dari mulai pesanan sampai barang datang.

Fungsi- fungsi yang terkait dalam pembelian bahan baku


Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian bahan baku, fungsi gudang bertanggung jawab untuk
mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada fungsi pembelian sesuai dengan

xi
persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan barang.

2. Fungsi Pembelian 
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian
kepada pemasok yang terpilih.

3. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan bertanggung jawab untukmelakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan
kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang
tersebut diterima perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab menerima barang dari transaksi
retur penjualan.

4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab terhadap pencatatan hutang dan pencatatan persediaan.
Fungsi pencatatan hutang bertanggung jawab mencatat terjadinya hutang, sedangkan fungsi
pencatatan persediaan bertanggung jawab mencatat harga pokok barang yang dibeli ke dalam
kartu persediaan.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku
Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku adalah
sebagai berikut:

1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku


Dalam prosedur permintaan pembelian bahan baku ini fungsi gudang mengajukan permintaan
pembelian bahan baku dalam formulir surat permintaan pembelian bahan baku kepada bagian
pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok


Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada
pemasok atas dasar harga yang relatif di bawah standar untuk mendapatkan informasi tentang
harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pilihan pemasok
yang akan dituju oleh perusahaan.

3. Prosedur Order Pembelian 


Dalam prosedur order pembelian ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada
pemasok yang dipilih dan memberitahukan kapada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan
tentang order pembelian yang telah dikeluarkan.

4. Prosedur Penerimaan Barang


Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas
dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan penerimaan barang.

xii
5. Prosedur Pencatatan Hutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pembelian dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau mengarsipkan sumber sebagai
pencatatan hutang.

6. Prosedur Distribusi Pembelian


Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi pembelian untuk kepentingan
pembuatan laporan manajemen.

Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku
menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:
1. Surat Permintaan Pembelian (SPP).
2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH).
3. Surat Order Pembelian (SOP).
4. Laporan Penerimaan Barang (LPB).
5. Surat Perubahan Order (SPO).
6. Bukti Kas Keluar (BKK).

Pengendalian intern sistem dan prosedur pembelian bahan baku


Sistem pengendalian intern yang terjadi dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku
adalah sebagai berikut:
1. Diadakan pemisahan fungsi antara fungsi pembelian dan fungsi penerimaan, fungsi akuntansi,
fungsi penyimpanan barang.
2. Perlu adanya sistem otorisasi dan prosedur pencatatan data-data akuntansi yang berkaitan
dengan pembelian, 

Sistem otorisasi dan prosedur pembelian adalah sebagai berikut:


a. Surat permintaan pembelian oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan di dalam gudang,
atau oleh fungsi pemakaian barang, untuk barang yang langsung dipakai.
b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi.
c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.
e. Pencatatan terjadinya hutang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat
order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok.
f. Pencatatan ke dalam kartu hutang dan register bukti kas keluar diotorisasi dengan fungsi
akuntansi.

3. Adanya praktek yang sehat di dalam sistem pembelian bahan baku.


 Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang. 

 Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan


oleh fungsi pembelian. 

xiii
 Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan. 

 Pemasok dipilih berdasarkan jawaban atas penawaran harga dari para pemasok. 

 Barang hanya diperiksa dan terima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima
tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian. 

 Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan
cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan
tembusan surat order pembelian. 

 Terdapat pengecekam terhadap harga, surat pembelian dan ketelitian perkalian dalam
faktur pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar. 

 Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu hutang secara periodik di rekonsiliasi
dengan rekening kontrol hutang dalam buku besar. 

 Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna
mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai. 

 Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap lunas oleh fungsi pengeluaran kas
setelah cek dikirim ke pemasok.

 Prosedur Pembelian
 Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik apabila mempunyai prosedur
pembelian yang efektif dan efisien.  Prosedur pembelian
menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi” secara
garis besar prosedur dalam sistem akuntansi pembelian terdiri dari 6
prosedur yang meliputi :
 1.      Prosedur Permintaan Pembelian
 Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian
dalam formulir surat permintaan pembelian.  Jika barang tidak disimpan di
gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang
memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
 2.      Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok
 Dalam prosedur ini , fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk
memungkinkan pemilihan pemasokbarang yang diperlukanoleh
perusahaan.
 3.      Prosedur Order Pembelian
 Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit
organisasi lain dalam perusahaan.
 4.      Prosedur Penerimaan Barang

xiv
 Dalam prosedur ini, penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kuantitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian
membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan
barang dari pemasok tersebut.
 5.      Prosedur Pencatatan
 Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok).
 6.      Prosedur Distribusi Pembelian
 Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debet dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

 E.      Dokumen Pembelian
 Dokumen merupakan bukti-bukti untuk pencatatan transaksi pembelian
dan sebagai dasar pembuatan laporan.  Dokumen-dokumen yang penting
dalam fungsi pembelian menurut Mulyadi dalam bukunya yang
berjudul “Sistem Akuntansi” adalah sebagai berikut :
 1.      Surat Permintaan Pembelian
 Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau pengguna untuk
meminta melakukan pembelian barang.  Surat permintaan pembelian
dibuat dalam rangkap dua untuk setiap permintaan. Satu lembar untuk
fungsi pembelian dan tembusannya untuk arsip gudang atau pengguna.
 2.      Surat Permintaan Penawaran
 Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga barang yang
pengadaannya tidak berulang kali, yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian besar.
 3.      Surat Order Pembelian
 Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada supplier yang
dipilih.  Dokumen ini terdiri dari dari berbagai tembusan dengan fungsi
sebagai berikut :
 a.      Surat Order Pembelian
 Dokumen ini merupakan tembusan surat order pembelian yang dikirim
kepada pemasok order resmi.
 b.      Tembusan Pengakuan Untuk Pemasok
 Dikirim kepada pemasok kemudian diminta tanda tangan dari pemasok
tersebut dan dikirim kembali ke perusahaan sebagai bukti telah diterima
dan disetujui order pembelian dan kesanggupan pemasok memenuhi janji
pengiriman barang sesuai yang tercantum dalam dokumen.
 c.       Tembusan Bagian Unit Permintaan

xv
 Dikirim pada fungsi yang meminta atau pengguna bahwa barang yang
diminta telah dipesan.
 d.      Arsip Tanggal Penerimaan
 Disimpan dalam pembelian yang memuat tanggal penerimaan barang yang
diharapkan.
 e.      Arsip Pemasok
 Disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama pemasok.
 f.        Tembusan Fungsi Penerimaan
 Dikirim ke fungsi penerimaan sebagai otoritas untuk menerima barang
yang spesifikasi sama dengan dokumen tersebut.
 g.      Tembusan Fungsi Akuntansi
 Dikirim kepada fungsi akuntansi sebagai mencatat kewajiban yang timbul.
 4.      Laporan Penerimaan Barang
 Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima sudah sesuai dalam surat order pembelian.
 5.      Surat Perubahan Order
 Jika terjadi perubahan, misalnya kuantitas, jadwal penyerahan, spesifikasi
atau penggantian hal lain.
 6.      Bukti Kas Keluar
 Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dasar pencatatan
selain itu berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dan untuk membayar
utang.

 F.       Pencatatan Pembelian
 Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian,
menurut  Mulyadidalam bukunya yang berjudul “Sistem
Akuntansi” adalah sebagai berikut :
 1.      Register Fungsi Kas Keluar
 Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable
procedure. Jurnal yang digunakan untuk pencatatan transaksi pembelian
adalah register bukti kas keluar.
 2.      Jurnal Pembelian
 Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah jurnal pembelian.
 3.      Kartu Utang
 Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable
procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat uang kepada
pemasok adalah kartu utang.
 4.      Kartu Persediaan

xvi
 Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu pesediaan ini digunakan untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.

 G.     Pelaporan Pembelian
 Pelaporan merupakan suatu alat yang diajukan kepada pimpinan, untuk
mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang diberikan.  Sistem pelaporan
menurut La Midjan dan Azhar Susantodalam bukunya yang
berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” adalh sebagai berikut :
 1.      Laporan perkembangan harga atas barang-barang yang penting bagi
perusahaan
 Laporan ini memuat berbagai barang atau persediaan yang penting dan
menentukan berikut harganya.
 2.      Laporan analisis bonofiditas supplier
 Berisi laporan mengenai berbagai supplier berikut kondisi atas bonofiditas
antara lain pernah tidak melaksanakan berbagai kewajibannya.
 3.      Laporan barang-barang yang dibutuhkan berikut posisi persediaannya
 Berisi laporan posisi persediaan atas barang-barang yang diperlihatkan
pada setiap periode dengan menyebutkan jenis, tipe dan jumlah barang.
 4.      Laporan atas order pembelian yang telah dibuat tetapi barang belum
diterima
 Laporan ini memuat order pembelian yang telah dibuka dan dikirim
kepada supplier tetapi barang belum diterima, laporan harus menunjukkan
tanggal barang harus diterima.
 5.      Laporan analisis atas kualitas barang yang dibeli
 Memuat laporan barang-barang yang dibeli dan diterima berikut hasil
analisa, bagian penerima atas barang tersebut.
 6.      Laporan atas kontrak-kontrak pembelian yang telah dibuat berikut
penerimaan barang
 Berisi laporan kontrak-kontrak pembelian yang telah dibuat dengan
menyebutkan nomor kontrak dan jumlah barang yang telah diterima.

Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis sistem yang berjalan bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem secara
lebih jelas sehingga dapat diketahui bagian apa saja yang perlu diperbaiki. Pada bagian ini penulis
akan menganalisi sistem yang berjalan pada Divisi HANDAKKOM.

Berikut akan dijelaskan lebih terperinci tentang Proses bisnis pengadaan material yang terjadi di
Divisi HANDAKKOM sebagai berikut :

xvii
Bagian perencanaan dan pengendalian persediaan (Rendalsed) memvalidasi PPM/J yang nantinya
dijadikan sebagai dasar pembuatan LRep.

Rendalsed memberikan PPM/J ke bagian pengadaan dan akuntasi.

Bagian pengadaan kemudian membuat SPPH yang diberikan kepada supplier.

supplier yang menerima SPPH kemudian membuat SPH yang diberikan kepada bagian pengadaan.

Pengadaan menerima SPH, kemudian membuat berita acara negosiasi.

Bagian pengadaan membuat SPK/SJAN yang kemudian divalidasi oleh kep. Pengadaan.

SPK/SJAN diberikan kepada Rendalsed, gudang, dan supplier.

Setelah membuat SPK/SJAN, pengadaan membuat LRP.

Bagian PAM memberikan PB kepada bagian Rendalsed.

Rendalsed memberikan PB tersebut kepada pengadaan, gudang, fungsi mutu dan supplier.

Kemudian Rendalsed membuat BMM yang diberikan kepada pengadaan, gudang, dan akuntansi.

Fungsi mutu membuat LHP berdasarkan PB, yang kemudian diberikan kepada bagian Rendalsed.

Rendalsed menerima LHP dan kemudian memeriksa spesifikasi barang.

xviii
Apabila baik maka Rendalsed membuat BAPM yang kemudian diberikan kepada pengadaan,
akuntansi dan supplier.

Namun apabila jelek/tidak baik, Rendalsed membuat BRM yang kemudian

diserahkan ke Pengadaan, Gudang, akuntansi, dan PAM.

Sedangkan untuk proses bisnis penjualan barang yang terjadi pada Divisi HANDAKKOM adalah
sebagai berikut :

Pembeli melakukan perjanjian berupa PO/SJAN dengan bagian penjualan dan pemasaran
HANDAKKOM.

Apabila dalam perjanjian disebutkan ada pembayaran uang muka, maka bagian Penjualan &
Pemasaran akan membuat surat penagihan uang muka, yang nantinya konsumen akan melakukan
pembayaran uang muka.

Apabila tidak ada uang muka maka bagian penjualan akan membuat SP3.

Surat SP3 diserahkan pada kepala bagian Penjualan & Pemasaran untuk divalidasi.

Setelah SP3 divalidasi, bagian Penjualan & pemasaran mambuat PPPJ yang diserahkan kebagian
Rendalsed.

Bagian Rendalsed menerima PPPJ, kemudian Rendalsed mengirimkan barang ke Penjualan &
Pemasaran.

Rendalsed membuat BPP sebagai bukti pengeluaran material di gudang, kemudian diserahkan ke
Penjualan & Pemasaran

Bagian Penjualan & Pemasaran mengirimkan barang ke konsumen.

xix
Setelah barang dikirim ke konsumen, bagian Penjualan & Pemasaran membuat SPB berdasarkan
BPP dari Rendalsed, SPB divalidasi oleh kepala bagian Penjualan & Pemasaran.

Bagian Penjualan & Pemasaran membuat MJH untuk pencatatan penjualan material.

MJH yang sudah divalidasi oleh kepala bagian Pemasaran & Penjualan diserahkan ke bagian
Akuntansi.

Bagian Akuntansi menerima MJH yang sudah divalidasi.

Bagian Akuntasi membuat MFT sebagai dasar penagihan penjualan kepada konsumen.

Dalam flow map pada gambar 1 sampai gambar 4 ditunjukkan bagaimana

interaksi antara pengguna dengan sistem yang berjalan di Divisi HANDAKKOM.

Perancangan Sistem

Analisis/perancangan sistem akan membentuk sistem/perangkat lunak dan menemukan bentuknya


yang mengatasi semua spesifikasi kebutuhan termasuk semua spesifikasi kebutuhan non
fungsional serta batasan-batasan lain yang dibuat. Pada tahap ini akan dirancang perangkat lunak
untuk pengolahan data di Divisi HANDAKKOM.

Tujuan dari perancangan sistem yaitu untuk membuat asupan-asupan yang sesuai, yang merujuk
pada aktivitas selanjutnya (tahap implementasi), dengan menangkap spesifikasi kebutuhan pada
subsistem yang bersifat mandiri, antarmuka-antarmuka untuk subsistem-subsitem yang
bersangkutan, dan kelas-kelas yang mengimplementasikan antarmuka-antarmuka.

Pada perancangan yang diusulkan ini, prosedur negosiasi ditiadakan sehingga dokumen berita
acara negosiasi tidak dimasukkan karena isi dari dokumen berita acara tersebut sudah terangkum
dalam surat perjanjian pembelian. Sistem informasi yang akan dibuat mampu mengolah data yang
terdapat pada Divisi HANDAKKOM, yaitu:

xx
Data barang berupa catatan penyimpanan dan pengeluran barang beserta laporan stok barang dan
suppliernya.

Data supplier dan konsumen berupa catatan pembelian dan penjualan barang beserta laporan
pembelian dan penjualan.

Data transaksi penagihan pembayaran konsumen.

Dalam flow map pada Gambar 1 sampai Gambar 6 ditunjukkan bagaimana interaksi antara
pengguna dengan sistem yang diusulkan di Divisi HANDAKKOM.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Setelah menganalisis sisitem jaringan LAN pada PT. Nidec Seimitsu Batam
maka penulis ingin mengevaluasi apa yang telah penulis analisis pada sistem
jaringan komputer secara keseluruhan, bahwa komputer-komputer yang ada
sudah sangat memadai untuk melakukan aktifitas bisnisnya, SDM yang ada
sudah sangat baik dalam mengelola jaringan, hardware maupun software.
Perawatan yang dilakukan pun cukup rutin sehingga kerusakan terhadap
hardware jaringan bisa diminimalisir, yang dapat menggangu aktifitas

xxi
perusahaan yang sangat bergantung pada komputer dalam melakukan
kegiatan bisnisnya.
4.2. Saran
Agar fungsi jaringan komputer pada perusahaan lebih optimal perlu adanya
standar peralatan jaringan yang lebih baik juga pengamanan server atau
workstation yang lebih terkontrol.
Disamping itu pengelolaan informasi teknologi secara lebih aktf dan efisien
sehingga integrasi database infomasi dan workstation sistem LAN perusahaan
lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Awalina Kurniaastuti. Mengenal Jaringan Lan (Local Area Network). Jurnal.


Universitas Diponegoro. 2001
Kiki Komariah. Penggunaan Lan Subbagian Dan Informasi Kepegawaian Di
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. http://elib.unikom.ac.id
Sopandi, Dede. 2010. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung :
Informatika.
Sukmaaji, Anjik, Rianto. 2008, Jaringan Komputer : Konsep Dasar
Pengembangan Jaringan Dan Keamanan Jaringan. Yogyakarta : Andi.
Sutomo, Erwin. 2010. Jaringan Komputer dan Pengamanannya. Surabaya :
STIKOM Surabaya.

xxii
BIODATA PENULIS

Penulis Tugas Mandiri ini adalah seorang Mahasiswi Universitas Putera


Batam Bernama Sulastri, yang sedang menjalani pendidikan semester 6 jurusan
Sistem Informasi. Mbak Sulastri ini bertempat tinggal di daerah Batu Aji. Mampir
ya kalau ke sana.

xxiii
xxiv

Anda mungkin juga menyukai