Anda di halaman 1dari 22

Meet the Expert

IN VITRO FERTILITY (IVF)

Oleh:

Yenny Handayani Sihite 2040312022


Githa Permata Sari 2040312026
Mella Warizka 2040312027
Nurul Adha 2040312031

Preseptor: dr. Dedy Hendry, Sp.OG-K

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Meet The Expert yang berjudul “In
Vitro Fertility”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Dedy Hendry, Sp.OG-K selaku
pembimbing yang telah memberikan arahan dan petujuk, dan semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 26 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 4
1.1 Latar Belakang............................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 5
1.4 Metode Penulisan ......................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
1.1 Definisi IVF .................................................................................. 6
1.2 Indikasi IVF ..…………………………………………………… 6
1.3 Tahapan Pelaksanaan IVF …...………………………………….. 6
1.4 Tingkat Keberhasilan IVF ………………………………. ……... 10
1.5 Hal yang perlu diperhatikan pada IVF ………………………….. 12
BAB 3 KESIMPULAN ................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 21

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang
telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan sanggama teratur,
tanpa menggunakan kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan.1
Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan
oleh faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Infertilitas dapat juga tidak
diketahui penyebabnya yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik. Masalah
infertilitas dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami-istri yang
mengalaminya, selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat
menyebabkan masalah ekonomi maupun psikologis. Secara garis besar, pasangan
yang mengalami infertilitas akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan
pengobatan, dimana proses ini dapat menjadi beban fisik dan psikologis bagi
pasangan infertilitas.2
Bertambahnya umur sangat berpengaruh terhadap fertilitas seorang
perempuan, namun pada laki-laki, bertambahnya umur belum memberikan
pengaruh yang jelas terhadap kesuburan. World Health Organization (WHO)
mengatakan bahwa jumlah pasangan infertil sebanyak 36% diakibatkan adanya
kelainan pada pria, sedangkan 64% berada pada wanita. Hal ini dialami oleh 17%
pasangan yang sudah menikah lebih dari 2 tahun yang belum mengalami tanda-
tanda kehamilan bahkan sama sekali belum pernah hamil. WHO juga
memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7 pasangan) memiliki masalah
infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan infertil.3 Penelitian di
Perancis melaporkan 65% perempuan berumur 25 tahun akan mengalami
kehamilan pada 6 bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan
pada akhir tahun pertama pernikahan. Ini berarti jika terdapat 100 pasangan yang
mencoba untuk hamil, 40 pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15
pasangan tetap tidak hamil setelah setahun. Untuk pasangan dengan umur 35
tahun atau lebih peluang kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85%
pada tahun kedua. Kurang lebih 15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan
setelah tahun ke-3 perkawinan.4,5

4
Memiliki anak sendiri secara alamiah adalah dambaan sebagian besar
pasangan manusia setelah mereka menikah. Akan tetapi kenyataannya satu dari
enam pasangan, ditemukan tidak mengalami tanda-tanda kehamilan pada tahun
pertama pernikahan mereka.Menurut penelitian Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia (PERSI) di Jakarta, menunjukan di angka kejadian infertilitas
wanita terjadi sekitar 15% pada usia produktif (30-34 tahun), meningkat sampai
dengan 30% pada usia 35-39 tahun dan 64% pada usia 40-44 tahun.6
Pemecahan terhadap permasalahan infertilitas ini telah dikembangkan dari
masa ke masa. Dimulai dari cara-cara konvensional seperti induksi ovulasi hingga
munculnya inovasi-inovasi terbaru dalam hal teknologi reproduksi. Salah satu
inovasi yang sedang marak dibicarakan adalah dengan teknik Fertilisasi In Vitro
(FIV) yang tampaknya dapat membawa harapan baru bagi penyelesaian masalah
ini.7

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
tentang Fertilisasi In Vitro (FIV).

1.3 Batasan Masalah


Makalah ini membahas definisi, indikasi, prosedur, tingkat keberhasilan,
risiko dan hal yang perlu diperhatikan setelah Fertilisasi In Vitro (FIV).

1.4 Metode Penulisan


Makalah ini ditulis dan disusun dengan mengacu pada berbagai literature
berupa buku teks dan jurnal penelitian.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi IVF
Fertilisasi In Vitro (FIV) merupakan suatu Assisted Reproductive
Technology (ART) atau Teknik Reproduksi Buatan (TRB) di mana satu atau
beberapa ovum dibuahi di luar tubuh wanita. Embrio yang dihasilkan dari
pembuahan tersebut kemudian dipindahkan dalam uterus wanita. Langkah-
langkah dasar pada FIV ini dimulai dari peningkatan ovulasi (menstimulasi
perkembangan lebih dari satu ovum pada setiap siklus ovulasi), pengambilan
ovum, pembuahan (fertilisasi), kultur embrio, dan transfer embrio kembali ke
dalam uterus.7

1.2 Indikasi IVF


Indikasi untuk dilakukan FIV diantaranya8:
1. Faktor sperma yang tidak dapat dikoreksi dengan pembedahan atau obat-
obatan
2. Oklusi tuba bilateral yang tidak dapat dikoreksi
3. Tidak hamil pasca 3 - 4 x inseminasi intra uterin
4. 6 bulan pasca koreksi tuba tetapi tidak terdapat kehamilan
5. Endometriosis derajat sedang - berat (derajat minimal - ringan pasca inseminasi
intra uterin tidak terdapat kehamilan)
6. Infertilitas idiopatik dimana setelah 3 tahun tidak hamil (pasca inseminasi atau
pengobatan)
7. Gangguan ovulasi dan penurunan cadangan telur (pasca induksi ovulasi /
inseminasi 3 – 6 siklus)

1.3 Tahapan pelaksanaan IVF


Prosedur FIV8
1. Ketika mempertimbangkan FIV sebagai pilihan pengobatan untuk pasien
dengan masalah fertilitas, diskusikan mengenai risiko dan keuntungan FIV
sesuai dengan kode praktik Human Fertilisation and Embryology Authority
(HFEA).

6
2. Informasikan pasien yang biasanya menjalani siklus penuh pengobatan FIV,
dengan atau tanpa injeksi sperma intrasitoplasmik (Intracystoplasmic Sperm
Injection (ICSI), sebaiknya terdiri dari 1 episode stimulasi ovarium dan transfer
dari hasil reaksi embrio beku dan baru.
3. Pada wanita umur dibawah 40 tahun yang tidak dapat mempunyai anak setelah
berhubungan seksual rutin selama 2 tahun atau 12 siklus inseminasi artifisial
(dimana 6 atau lebih melalui inseminasi intrauterin), diberikan 3 siklus FIV,
dengan atau tanpa ICSI. Apabila wanita mencapai umur 40 tahun selama
pengobatan, menyelesaikan satu siklus penuh , jangan diberikan siklus penuh
lebih lanjut.
4. Pada wanita umur 40-42 tahun yang tidak dapat mempunyai anak setelah
berhubungan seksual rutin selama 2 tahun atau 12 siklus inseminasi artifisial
(dimana 6 atau lebih melalui inseminasi intrauterin), diberikan 1 siklus penuh
FIV, dengan atau tanpa ICSI, disediakan apabila 3 kriteria di bawah ini
dipenuhi:
5. Sebelumnya tidak menjalani pengobatan FIV
6. Tidak ada bukti rendahnya cadangan ovarium (lihat kotak D10)
7. Telah ada diskusi mengenai keterlibatan FIV tambahan dan kehamilan pada
umur tersebut.
8. Saat pemeriksaan menunjukkan tidak ada kesempatan untuk hamil dengan
tatalaksana kehamilan dan FIV merupakan satu-satunya pengobatan yang
efektif, rujuk secara langsung ke tim spesialis pengobatan FIV.
9. Pada wanita umur di bawah 40 tahun, semua siklus FIV sebelumnya, yang
dibiayai sendiri atau melalui NHS, sebaiknya dihitung total 3 siklus penuh
yang sebaiknya ditawarkan oleh NHS.
10. Pertimbangkan hasil dari pengobatan FIV sebelumnya saat menilai
keefektifan dan keamanan pengobatan FIV lebih lanjut.
11. Petugas kesehatan sebaiknya mendefinisikan siklus FIV yang batal sebagai
salah satu prosedur pengambilan telur yang tidak dilakukan. Namun, siklus
yang dibatalkan karena cadangan ovarium yang sedikit sebaiknya
dipertimbangkan saat mempertimbangkan kesesuaian untuk pengobatan FIV
lebih lanjut.

7
Pre-pengobatan untuk FIV8
1. Informasikan wanita yang menggunakan pre-pengobatan (dengan pil
kontrasepsi oral atau progesteron) sebagai bagian dari FIV tidak
mempengaruhi kesempatan untuk hamil
2. Pertimbangkan pre-pengobatan sebagai sarana untuk menjadwalkan
pengobatan FIV untuk wanita yang tidak menjalani protokol peraturan yang
panjang.

Stimulasi Ovarium yang Dikontrol dalam FIV8


1. Gunakan stimulasi ovarium sebagai bagian pengobatan FIV
2. Gunakan urinary atau rekombinan gonadotropin untuk stimulasi ovarium
sebagai bagian pengobatan FIV
3. Saat menggunakan gonadotropin untuk stimulasi ovarium dalam pengobatan
FIV, guanakan dosis individual awal follicle-stimulating hormone, berdasarkan
faktor yang dapat memprediksi keberhasilan, seperti: umur, BMI, keberadaan
polikistik ovarium dan cadangan ovarium. Jangan gunakan dosis FSH lebih
dari 450 IU /hari
4. Tawarkan pengawasan melalui USG (dengan atau tanpa level estradiol) untuk
efektivitas dan keamanan melalui stimulasi ovarium

Memicu Ovulasi dalam FIV8


1. Tawarkan human chorionic gonadotrophin (kemih atau rekombinan) untuk
memicu ovulasi dalam pengobatan FIV
2. Tawarkan USG untuk mengawai respon ovarium sebagai bagian pengobatan
FIV yang terintegrasi
3. Klinik yang menyediakan stimulasi ovarium dengan gonadotropin sebaiknya
mempunyai protokol untuk mencegah, mendiagnosis dan mentatalaksana
sindrom hiperstimulasi ovarium

8
Oosit dan Penerimaan Sperma pada FIV8
1. Wanita yang menjalani penerimaan oosit secara transvaginal sebaiknya
diberikan sedasi karena hal ini merupakan tindakan yang aman dan diterima
untuk pemberian analgesia
2. Praktik yang aman dalam pemberian obat sedatif yang diterbitkan oleh the
Academy of Medical Royal Colleges, sebaiknya diikuti
3. Proses penyembuhan sperma secara pembedahan sebelum ICSI dapat dilakukan
menggunakan beberapa teknik berbeda tergantung patologi dan permintaan
laki-laki. Pada semua kasus, fasilitas untuk cryopreservation spermatozoa
sebaiknya tersedia

Prosedur - Strategi Transfer Embrio8


1. Wanita yang menjalani terapi FIV harus dilakukan transfer embrio dipandu
ultrasound karena meningkatkan tingkat kehamilan.
2. Penggantian embrio ke dalam rongga Rahim dengan ketebalan endometrium
kurang dari 5 mm tidak menyebabkan kehamilan dan tidak direkomendasikan.
3. Pasien harus diberikan informasi bahwa istrirahat total selama lebih dari 20
menit setelah transfer embrio tidak meningkatkan hasil dari terapi FIV.

Jumlah Embrio - Strategi Transfer Embrio8


1. Mengevaluasi kualitas embrio, fase pembelahan dan blastosit, menurut
Association of Clinical Embryologists (ACE) dan UK National External
Quality Assessment Service (UK NEQAS) untuk skema ilmu reproduksi
embrio dan derajat blastosit (lihat apendiks C).
2. Saat blastosit berkualitas tinggi tersedia, gunakan transfer embrio tunggal.
3. Tidak mentransfer lebih dari 2 embrio dalam satu siklus terapi FIV.
4. Jika mempertimbangkan melakukan transfer embrio ganda, beritahu pasien
mengenai risiko kehamilan ganda yang berhubungan dengan strategi ini.
5. Tawarkan preservasi krio untuk menyimpan embrio berkualitas yang tersisa
setelah transfer embrio.
6. Beritahu wanita yang memiliki siklus ovulasi yang teratur bahwa kemungkinan
kelahiran hidup setelah penggantian embrio beku yang dicairkan adalah sama

9
dengan penggantian embrio selama siklus alami dan siklus dengan
penambahan hormon.

1.4 Tingkat Keberhasilan IVF


Banyak peneliti melaporkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dari prosedur IVF, namun terdapat faktor yang dapat menyebabkan
kegagalan IVF. Faktor-faktor ini sama pentingnya dalam memprediksi tingkat
keberhasilan yang akurat dari prosedur IVF. Studi dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor yang terabaikan seperti bertambahnya usia dan tidak adanya
kehamilan sebelumnya pada wanita, identifikasi tuba atau aspek infertilitas pria
dan jangka waktu infertilitas pria dan wanita terhadap tingkat keberhasilan proses
perawatan IVF. Studi melaporkan bahwa bertambahnya usia wanita ditemukan
memiliki persentase dampak negatif yang signifikan terhadap keberhasilan
prosedur IVF dan menyebabkan tingginya kegagalan kelahiran hidup, serta
periode waktu infertilitas menyebabkan hasil yang kurang baik pada tahapan
siklus IVF dan menyebabkan kegagalan kehamilan dan kelahiran hidup pada
tingkat persentase yang sangat tinggi. Faktor ketidaksuburan pria ditemukan
memiliki dampak paling kecil pada wanita yang menjalani prosedur ICSI.
Penelitian melaporkan bahwa tingkat keberhasilan IVF dipengaruhi oleh dua
faktor berbeda yang diklasifikasikan berdasarkan asalnya seperti yaitu intrinsik
dan ekstrinsik. Faktor intrinsik sangat penting dan diketahui memiliki pengaruh
yang jauh lebih tinggi pada tingkat keberhasilan IVF dan dikenal sebagai
predisposisi genetik, usia wanita, indeks massa tubuh, keseimbangan hormon,
respon ovarium rendah, kualitas oosit, kualitas sperma, penerimaan endometrium,
metabolisme, berat badan berlebih, obesitas, resistensi insulin, wanita kurus dan
tingkat respons pasien secara keseluruhan dari pasangan calon dan faktor
ekstrinsik seperti teknologi peralatan medis, metode pengobatan, pengalaman
pribadi dokter dan embriologi, waktu proses, stres karena gaya hidup, kualitas
embrio, dll sama pentingnya dalam prediksi tingkat keberhasilan prosedur IVF
pasangan calon. Studi faktor saja mungkin tidak dapat mendukung prediksi akurat
tingkat keberhasilan IVF karena sebagian besar faktor yang dilambangkan dalam
intrinsik dan ekstrinsik saling bergantung satu sama lain sehingga harus baik

10
faktor intrinsik maupun ekstrinsik dalam kombinasi pasti akan mendukung dalam
memperkirakan tingkat keberhasilan yang lebih akurat dari prosedur IVF yang
magang membantu menjadi dokter dan pasangan calon untuk mengambil
keputusan yang tepat.
IVF dianggap sebagai prosedur terbanyak diantara terapi infertilitas dan
dianggap menjadi metode terapi lini kedua setelah prosedur IUI (Intra Uterine
Insemintation) dan tingkat keberhasilan meningkat (20-39%) dibandingkan
dengan IUI.9

Risiko atau Komplikasi


Risiko atau komplikasi akibat tindakan IVF adalah sebagai berikut. 10
1. Konsepsi multipel dan kelahiran multipel
IVF sendiri tampaknya meningkatkan risiko kembar monozigot hingga
dua kali lipat dibandingkan dengan konsepsi alami, meskipun insiden kembar
monozigot bahkan setelah IVF tetap sangat rendah.
2. Kelahiran preterm
Kehamilan ganda itu sendiri merupakan faktor risiko yang jelas untuk
kelahiran prematur. Demikian pula, meskipun pada kehamilan tunggal;
diperkirakan ada peningkatan dua kali lipat risiko kelahiran prematur dan
kelahiran prematur sedang setelah IVF, kontribusi persalinan prematur spontan
tidak diketahui.
3. Berat Badan Lahir Rendah dan Kecil dari Usia Kehamilan
Prematuritas karena kehamilan ganda merupakan faktor risiko yang jelas
untuk berat lahir rendah (BBLR) <2500 g, berat lahir sangat rendah (BBLR)
<1500 g dan berat badan lahir sangat rendah (ELBW) <1000 g, kehamilan IVF
tunggal masih menunjukkan peningkatan risiko berat badan lahir rendah
dibandingkan dengan bayi tunggal yang dikandung secara alami. Pada kehamilan
kembar IVF, peningkatan risiko ini masih terlihat dibandingkan dengan kehamilan
kembar alami. Risiko relatif bayi yang kecil untuk usia kehamilan juga meningkat
sekitar 40–60%.

11
4. Kelainan kongenital
3% dan 5% dari semua bayi didiagnosis dengan kelainan kongenital segera
setelah lahir. IVF dikaitkan dengan peningkatan risiko 30-40% dari anomali
kongenital mayor dibandingkan dengan konsepsi alami.Anomali utama yang
terjadi pada kehamilan IVF termasuk berbagai defek gastrointestinal,
kardiovaskular dan muskuloskeletal dan khususnya jantung septum cacat, bibir
sumbin. g, atresia esofagus dan atresia anorektal.
5. Transmisi Vertikal Penyakit Genetik
Pada beberapa kasus, infertilitas mungkin berasal dari genetik, dan karena
itu pengobatan IVF yang berhasil dapat memfasilitasi penularan antargenerasi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa anak yang lahir dengan mengikuti
teknik ini akan menunjukkan lebih banyak kelainan genetik. Kelainan gen tunggal
lainnya seperti fibrosis kistik dikaitkan dengan infertilitas, karena tidak adanya
vas deferens bawaan sejak lahir, transmisi vertikal dari mutasi umum dapat
dihindari melalui pengujian pasangan wanita dan melakukan PGD
(preimplantation genetic diagnosis ) jika dia adalah karier.
6. Mortalitas Perinatal

1.5 Hal-Hal yang perlu diperhatikan pada IVF


Gaya hidup merupakan faktor penting yang dapat diubah dan berpengaruh
dalam kesuburan serta dapat diterapkan sebelum dan setelah melakukan prosedur
reproduksi yang dibantu.

Tabel 1. Pengaruh gaya hidup pada kesuburan dan kemandulan dalam dimensi
(pertambahan berat badan dan nutrisi, olahraga, menghindari alkohol dan obat-
obatan, dan pencegahan penyakit)11
Gaya Hidup Mekanisme Efek Hasil Nasihat
Konseling
Penambahan Pemakaian Dampak pada respon Mempertahankan
BB dan nutrisi suplemen, folat, ovarium terhadap 20< BMI <25,
zat besi, lemak, gonadotropin, mengonsumsi
karbohidrat, morfologi sperma, buah dan sayur,
protein, variasi cacat tabung saraf, lemak tak jenuh

12
berat badan, disfungsi ereksi,
gangguan makan oligomenore dan
amenore
Aktivitas fisik Olahraga teratur, Rasa sejahtera dan Anjurkan kepada
dan olahraga olahraga non kesehatan fisik atlet profesional,
intensif Karena kurangi intensitas
ketidakseimbangan dan durasi latihan
kalori dan produksi menjadi 3 kali
radikal oksigen bebas, seminggu, selama
berkurangnya 45-60 menit
pembuahan, sperma
dan kerusakan DNA
Pencegahan Antibodi dalam Kesehatan ibu dan Vaksinasi tepat
penyakit tubuh, kontrol janin, mencegah waktu, hindari
tekanan darah, keguguran dini, perilaku seksual
kontrol gula mencegah infeksi berisiko tinggi
darah, pencegah panggul, dan
penyakit menular perlekatan selanjutnya
seksual
Menghindari Peningkatan Penurunan kualitas Mengajar gaya
alkohol, obat- radikal oksigen sperma dan embrio, hidup sehat,
obatan dan bebas, penurunan mengatasi mood
obat-obatan peningkatan pembuahan, negatif,
leukosit semen, peningkatan prolaktin, keterampilan
gangguan menopause dini, berani,
endokrin, efek perubahan korpus keterampilan
pada cadangan luteum dan pembuluh memecahkan
ovarium, ovarium, respon masalah
disfungsi seksual, ovarium yang buruk
gangguan terhadap pembuahan,
motilitas tuba lahir mati
uterus

13
Tabel 2. Pengaruh gaya hidup terhadap kesuburan dan kemandulan dalam dimensi
(fisik, mental, spiritual, dan kesehatan lingkungan) 11
Gaya Hidup Mekanisme Hasil Nasihat
Konseling
Kesehatan Penyakit kronis Berkurangnya Penggunaan
fisik meningkat dengan fertilisasi, kehamilan antioksidan,
bertambahnya usia, tertunda, kurangnya kehamilan pada
ketidaksuburan penerimaan usia yang sesuai
perubahan endometrium,
hormonal, preeklamsia,
ketidakseimbangan persalinan prematur,
antara oksidan dan tahi lalat
antioksidan
mengancam
kesehatan
Kesehatan Peningkatan stres, Dampak terhadap Keterampilan
psikologis kecemasan, dan densitas sperma, memecahkan
depresi, morfologi sperma, masalah,
peningkatan perubahan mengatasi suasana
skizofrenia neurotransmitter hati (mood)
akibat disfungsi negatif dan
hipotalamus, kecemasan,
penurunan intervensi
testosteron dan LH kognitif-perilaku
Kesehatan Keinginan untuk Peningkatan kualitas Mengajar
sosial berbicara dengan semen, penurunan komunikasi dan
orang lain, stres, peningkatan keterampilan
menghilangkan penerimaan hidup,
ketegangan, endometrium keterampilan
membangun memecahkan
hubungan dan masalah
meminta bantuan,
sumber kepatuhan

14
yang penting,
meningkatkan
ketahanan,
meningkatkan
kepuasan
Kesehatan Rasa memiliki Menciptakan Pengembangan
spiritual kekuatan superior, kesehatan psikologis, spiritualitas,
mengurangi beban mengurangi stres, penghormatan
negatif, dan efek meningkatkan terhadap
negatif penyakit, kualitas hidup kepercayaan
tujuan, tindak lanjut referensi
pengobatan
Kesehatan Kontak dengan Efek pada morfologi Menghindari
lingkungan bahan beracun, sperma, mutasi paparan bahan
seperti timbal, metil kromosom, kelainan kimia,
merkuri, pestisida, janin, pertumbuhan memperhatikan
bahan radioaktif terbatas, lahir mati, prinsip
persalinan prematur, keselamatan,
keguguran mengenakan
seragam kerja
yang tepat

Tabel 3. Rekomendasi dan intervensi yang diusulkan pada faktor gaya hidup
untuk pasangan yang mencari perawatan kesuburan berdasarkan literatur yang
ada.12
Faktor Gaya Hidup Rekomendasi Intervensi
BMI Pasangan harus Wanita: pembatasan kalori
mengoptimalkan BMI atau latihan aerobik, operasi
mereka (20-25 kg/m2) bariatrik untuk BMI ekstrem.
sebelum memulai semua Hindari obesitas sentral.
jenis perawatan Konseling harus
kesuburan. memperhitungkan usia

15
perempuan dan penurunan
kesuburan terkait usia.
Bukti terbatas tentang jenis
intervensi yang diusulkan —
program penurunan berat
badan dan pemeliharaan
berat badan individual untuk
pasangan, dengan masukan
ahli diet.
Aktivitas fisik Wanita: aktivitas fisik Bukti terbatas mengenai jenis
selama 2,5–4 latihan.
jam/minggu sebelum Untuk pria, latihan aerobik
IVF/ICSI. Olahraga sedang, latihan ketahanan,
sangat penting bagi atau kombinasi keduanya
wanita penderita PCOS. selama 24 minggu sebelum
Hindari olahraga perawatan kesuburan untuk
berlebihan. kasus infertilitas faktor pria.
Pria: olahraga sedang. Hindari bersepeda selama >5
jam/minggu sebelum ART.
Merokok Berhenti merokok dan Intervensi penghentian
hindari perokok pasif. merokok harus disarankan
serta dukungan untuk
mempertahankan hasil
selama pengobatan dan
kehamilan.
Alkohol Hindari alkohol apa pun Bukti terbatas tentang durasi
jenisnya. pantang alkohol. Nasihat
untuk tidak mengonsumsi
alkohol untuk kedua
pasangan saat memulai
pengobatan. Untuk wanita
ada beberapa bukti tentang

16
efek konsumsi alkohol
bahkan selama satu tahun
sebelum ART dan untuk pria
dari bulan sebelum ART.
Kafein Wanita: hingga 200 Hasil yang bertentangan pada
mg/hari (rata-rata 2 jenis minuman. Bukti
cangkir kopi) terbatas menunjukkan
Pria: hindari konsumsi penghindaran soda berkafein,
berlebihan — idealnya minuman berenergi, dan
<272 mg minuman yang dimaniskan
dengan gula.
Diet Pola diet mediterania Bukti terbatas tentang
selama perawatan kategori makanan tertentu.
kesuburan dan 6 bulan Intervensi yang diusulkan
sebelumnya. termasuk program online
yang dipersonalisasi dan
intervensi pola makan
prakonseptual (kurangi
konsumsi lemak, daging
olahan, dan daging merah) —
lebih banyak penelitian
diperlukan, masukan ahli gizi
didorong.
Suplemen Tidak ada bukti kuat Ukur vitamin D dan obati
yang mendukung defisiensi/insufisiensi pada
penggunaan antioksidan wanita yang merencanakan
apa pun untuk pria atau ART (targetkan di atas 30
wanita yang mencukupi ng/mL). Diperlukan lebih
nutrisi sebelum atau banyak penelitian untuk
selama perawatan suplemen lain seperti
kesuburan. Asam folat inositol, koenzim Q10,
secara rutin diusulkan vitamin E, vitamin C,

17
dengan dosis 400 μg pentoxifylline, melatonin, N-
untuk wanita yang ingin acetyl-cysteine, dan
hamil. kombinasi untuk pria dan
wanita.
Stres Upaya meminimalkan Identifikasi pasangan yang
stres. akan mendapat manfaat dari
manajemen stres.
Dukungan dan evaluasi
psikologis harus ditawarkan
selama pengobatan.
Pengobatan Tidak cukup bukti untuk Mayoritas studi tidak
komplementer mendukung penggunaan meyakinkan karena teknik
pengobatan yang tidak standar.
komplementer sebagai Akupunktur lebih baik
tambahan selama dipelajari daripada intervensi
perawatan kesuburan. lain dan mungkin bermanfaat
sebagai analgesia selama
pengambilan sel telur atau
sebagai tambahan untuk
transfer embrio untuk wanita
dengan hasil ART
sebelumnya yang buruk —
diperlukan lebih banyak
penelitian.
Polutan Hindari polutan yang Mengumpulkan bukti BPA,
diketahui. ftalat, pestisida, dan polutan
udara, termasuk polusi lalu
lintas. Bukti terbatas tentang
logam berat.
Paparan medan Tidak cukup bukti untuk Sedikit bukti yang
elektromagnetik menghubungkan paparan menunjukkan efek merugikan
medan elektromagnetik dari peningkatan penggunaan

18
dari sumber yang internet nirkabel dan ponsel
berbeda dengan hasil pada kesuburan pria —
pengobatan kesuburan diperlukan lebih banyak
yang terganggu. penelitian, tidak ada hasil
pada LBR.
ART = teknologi reproduksi berbantuan; BMI = indeks massa tubuh; BPA =
bisphenol A; DDT = dichlorodiphenyltrichloroethane = ICSI = injeksi sperma
intrasitoplasma = IVF = fertilisasi in vitro; LBR = angka kelahiran hidup; PCOS =
sindrom ovarium polikistik.

19
BAB 3
KESIMPULAN

Infertilitas merupakan suatu kondisi ketika pasangan suami istri yang telah
menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan sanggama teratur,
tanpa menggunakan kontrasepsi apapun, tetapi belum berhasil memperoleh
kehamilan. Banyak faktor yang menyebabkan pasangan suami istri menjadi
infertil. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi sekarang, ada beberapa
prosedur reproduksi untuk membantu terjadinya fertilisasi. Fertilisasi invitro
(IVF) adalah suatu Assisted Reproductive Technology (ART) atau Teknik
Reproduksi Buatan (TRB) yang mana satu atau beberapa ovum dibuahi di luar
tubuh wanita. Bagi pasangan suami istri yang ingin menjalankankan program IVF
perlu diketahui indikasi, prosedur, tingkat keberhasilan dan hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum dan sesudah menjalankan IVF.

20
DAFTAR PUSTAKA
1. Anwar, Mochamad. Infertilitas: Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011: 425-35.
2. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Konsensus Penanganan
Infertilitas. Jakarta: 2019.
3. World Health Organization. (2011) WHO Masalah Infertilitas. WHO
Http://www.who.int. (21 Januari 2017)
4. ASRM. Definitions of Infertility and Recurrent Pregnancy Loss: A Committee
Opinion. Fertil Steril. 2013; 99(1):63.
5. Kamath M, Bhattcharya S. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and
Gynaecology. 2012. p. 729-38.
6. Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). (2015). Infertilitas pada
Pasangan Usia Subur . Jakarta.
Http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=729, (20
November 2020)
7. Soegiharto S, Eka R, Biran A. Assisted Reproductive Technology: Dalam
Rangka Memperingati 70 Tahun Prof. Sudraji Sumapraja. Jakarta:
Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI RSCM. 2005.
8. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI) serta
Perhimpunan Fertilitas In Vitro Indonesia (PERFITRI). Konsensus
Penanganan Infertilitas. 2013.
9. Gowramma GS, Nayak Shantharam, Cholli N. Intrinsic and Extrinsic Factors
Predicting the Cumulative Outcome of IVF / ICSI Treatment. International
Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE). 2019:
9(25); 2278-3075.
10. Royal College of Obstetrians and Gynecologist. In Vitro Fertilisation:
Perinatal Risks and Early Childhood Outcome. 2012.
11. Zeinab H, Zohreh S, Gelehkolaee KS. Lifestyle and Outcomes of Assisted
Reproductive Techniques: A Narrative Review. Glob J Health Sci. 2015;
7(5):11-22.

21
12. Chronopoulou E, Seifalian A, Stephenson J, Serhal P, Saab W, Seshadri S.
Preconceptual care for couples seeking fertility treatment, an evidence-based
approach. Elsevier. 2020. p. 1-18.

22

Anda mungkin juga menyukai