Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN SEPSIS DAN SYOK SEPSIS

Sepsis merupakan suatu respon inflamasi sistemik terhadap infeksi, dimana patogen atau
toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivasi proses inflamasi. Sepsis
ditandai dengan perubahan temperatur tubuh, perubahan jumlah leukosit, takikardi dan
takipnu (PERDACI, 2014).

Sepsis adalah adanya sindroma respons inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory


Response Syndrome / SIRS) ditambah dengan adanya infeksi pada organ tertentu
berdasarkan hasil biakan positif di tempat tersebut. Definisi lain menyebutkan bahwa sepsis
merupakan respon sistemik terhadap infeksi, berdasarkan adanya SIRS ditambah dengan
infeksi yang dibuktikan atau dengan suspek infeksi secara klinis. Bukti klinisnya berupa suhu
tubuh yang abnormal (> 38oC atau < 36◦C); takikardi; asidosis metabolik; biasanya disertai
dengan alkalosis respiratorik terkompensasi dan takipneu; dan peningkatan atau penurunan
jumlah sel darah putih.. Sepsis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau jamur
(Guntur,2008).

Berdasarkan Bone et al, SIRS adalah pasien yang memiliki dua atau lebih kriteria :
1. Suhu>38◦atau<36◦C
2. Denyut jantung > 90 kali/ menit
3. Laju respirasi > 20 kali/ menit atau PaCO2 < 32 mmHg

Society for Critical Care Medicine (SCCM) Concensus Conference on Standarized


Definitions of Sepsis (1992), telah mempublikasikan konsensus dengan defenisi baru dan
kriteria diagnosis untuk sepsis dan keadaan- keadaan yang berkaitan dan menetapkan kriteria
SIRS, sepsis berat dan syok septik sebagai berikut :
• Bakteriemia : adanya bakteri dalam darah, yang dibuktikan dengan kultur darah positif.
• SIRS : respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, ditandai dua atau lebih keadaan berikut :
1. Suhu>38◦Catau<36◦C.
2. Takikardia(HR>90x/menit).
3. Takipnu(RR>20x/menit)atauPaCO2<32mmHg.
4. Leukositdarah>12.000/μLatauneutrofilbatang>10%.
• Sepsis : SIRS yang dibuktikan atau diduga penyebab kuman.
• Sepsis berat : sepsis yang disertai dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi
termasuk asidosis laktat, oliguria dan penurunan
kesadaran.
• Syok sepsis : sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan
resusitasi cairan secara adekuat, bersama dengan disfungsi organ.
• Hipotensi : tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau berkurang 40
mmHg dari tekanan darah normal pasien.
Multiple organ Disfunction syndrome : disfungsi satu organ atau lebih, memerlukan
intervensi untuk mempertahankan homeostatis (ACCP & SCCM, 1992) (PERDACI,2014).

Pada International Sepsis Definition Conference (ISDC) (2001) menambahkan beberapa


kriteria diagnosis baru dari yang sebelumnya untuk sepsis. Dimana bagian yang terpenting
adalah dengan memasukkan petanda biomolekular yaitu PCT dan CRP, sebagai langkah awal
dalam diagnosa sepsis. Rekomendasi yang utama adalah implementasi dari suatu sistem
tingkatan Predisposition, Insult Infection, Response, and Organ Disfunction (PIRO) untuk
menentukan pengobatan secara maksimum berdasarkan karakteristik pasien dengan
stratifikasi gejala dan resiko yang individual (Levy Mm, 2003).
Sepsis berbeda dengan septikemia. Septikemia (nama lain untuk blood poisoning)
mengacu pada infeksi dari darah, sedangkan sepsis tidak hanya terbatas pada darah, tapi
dapat mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk organ-organ (Runge MS, 2009).

Sepsis berat adalah sepsis yang disertai dengan satu atau lebih tanda disfungsi organ,
hipotensi, atau hipoperfusi. Kelainan hipoperfusi meliputi:
1. menurunnyafungsiginjal 2. hipoksemia
3. asidosislaktat
4. oliguria
5. perubahanstatusmental.

Syok septik merupakan sepsis dengan tekanan darah arteri < 90 mmHg atau 40 mmHg di
bawah tekanan darah normal pasien tersebut selama sekurang- kurangnya 1 jam meskipun
telah dilakukan resusitasi cairan atau dibutuhkan vasopressor untuk mempertahankan agar
tekanan darah sistolik tetap≥ 90 mmHg atau tekanan arterial rata-rata ≥ 70 mmHg (Fauci AS,
2009) (Caterino JM,2012).

SIRS, sepsis dan syok septik biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri, tetapi tidak
selalu harus terdapat bakteriemia. Hal ini karena di dalam darah kemungkinan terdapat endo
maupun eksotoksemia, sedangkan bakterinya berada di jaringan. Bakteriemia adalah
keberadaan bakteri hidup dalam komponen cairan darah. Bakteriemia bersifat sepintas,
seperti biasanya dijumpai setelah jejas pada permukaan mukosa, primer (tanpa fokus infeksi
terindentifikasi) atau seringkali sekunder terhadap fokus infeksi intravaskuler atau
ekstravaskuler, sehingga biakan darah tidak harus positif (Guntur, 2003).

DAFTAR PUSTAKA

Caterino, J. & Kahan, S., 2012. Master Plan Kedaruratan Medik Indonesia. Indonesia:
Binarupa Aksara.

Fauci, A., KAsper, D., Longo, D. & Loscalzo, J., 2000. Harrison manual kedokteran.
Indonesia: Karisma Publisher Group.

Guntur, 2008. Immunnopatobiologik sepsis dan penatalaksanaannya. s.l.:FK UNS Sebelas


Maret University Press.

Levy MM, Fink MP, Marshall JC, Abraham E, et al. 2001 SCCM/ ESICM/ ACCP/ ATS/ SIS
International Sepsis Definition Conference. Crit care med. 2003. 31: 1560 – 1567.

PERDACI (Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia). Penatalaksanaan Sepsis dan


Syok Septik : Surviving Sepsis Campaign Bundle, September 2014 ; 1- 24

Runge MS, Greganti MA. Netter’s Internal Medicine. 2nd ed. Philadelphia USA: Saunders
Elsevier; 2009. p. 644-9

Anda mungkin juga menyukai