Anda di halaman 1dari 6

Rafif Dian Atallah

XI MIPA 1
31

RANGKUMAN
1. TEKS PROSEDUR
 Struktur
- Tujuan: Biasanya berisi hasil akhir yang akan dicapai apabila telah selesai.
- Bahan dan Alat: Berisi alat dan bahas yang dibutuhkan selama pengerjaan.
- Langkah-langkah: Berisi langkah melakukan sesuatu dengan urut secara per
tahap.

 Kaidah Kebahasaan
- Menggunakan kalimat perintah
- Menggunakan penomoran sebagai tahap-tahap
- Menggunakan kata-kata dan kalimat yang menjelaskan kondisi
- Menggunakan konjungsi temporal (Kemudian, Selanjutnya, setelah itu, dll)

 Contoh :

Cara membuat susu coklat hangat

Susu adalah minuman yang sering kita jumpai. Selain harganya yang relatif murah,
susu juga sudah tersedia dalam sachet ataupun bubuk, sehingga lebih mudah cara
membuatnya. Berikut adalah cara-cara membuat susu coklat dari susu bubuk.

Alat dan bahan :


1. Susu coklat (Bubuk)
2. Gelas 
3. Air panas 
4. Sendok
Langkah - langkah membuat nya :
1. Pertama tuangkan bubuk susu coklat kadalam gelas sesuai selera .
2. Kemudian tuangkan air panas kedala gelas yang sudah berisikan susu
coklat , jangan terlalu banyak air karena akan menyebabkan susu teesebut
tidak manis .
3. Selanjutnya aduk sampai merata susu tersebut hingga merata .
4. Susu telah jadi dan susu tersebut siap dihidangkan .
2. TEKS EKSPLANASI
 Struktur
- Pernyataan umum: berisikan tentang pernyataan umum tentang suatu topik yang akan
dijelaskan mengenai terjadinya, proses keberadaanya, atau proses terbentuknya.
- Urutan Sebab Akibat: berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan atau
terjadinya yang disajikan secara bertahap dari yang paling awal hingga yang paling akhir.
- Interpretasi: berisikan tentang kesimpulan tentang topik yang dijelaskan.

 Kaidah Kebahasaan
- Biasanya memakai kalimat pasif
- Teks eksplanasi ditulis beradasarkan fakta yang akurat
- Biasanya terdapat istilah ilmiah
- Terdapat konjungsi kausal dan waktu (Bila, Maka, Sebelum, Oleh sebab itu, dll)

 Contoh

(Sumber : Ulangan yang saya kerjakan di ulangan bab teks eksplanasi)


Fenomena Sosial Bullying
Bullying Penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian (bahasa
Inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan
atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Fenomena sosial ini dapat mencakup pelecehan
secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali
terhadap korban tertentu, atas dasar berupa ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan.
Tindakan ini terdiri atas empat macam jenis, yaitu emosional, fisik, cyber, dan verbal. Hal ini dapat
terjadi dan berkembang dimana saja selama interaksi antar manusia berjalan, mulai dari sekolah,
rumah tangga, lingkungan, maupun tempat kerja. Fenomena sosial bullying kerap terjadi dan
muncul di usia anak sekolahan. Umumnya karakteristik pelaku adalah pemberani, tidak mudah
takut atau cemas, dan memiliki motif dasar tertentu. Pelaku perundungan memiliki motif utamanya
yaitu adanya rasa agresifitas, rasa rendah diri dan kecemasan. Akibat dari rasa rendah diri dan
kecemasan pelaku melakukan tindakan Bully sebagai bentuk pertahanan diri. Korban bullying
dapat menyimpan dendam atas perbuatan oranglain terhadapnya. Bukan berarti korban Bully,
menjadi pelaku Bully pada anak lain. Bisa terjadi untuk mendapat kepuasan dan membalaskan
dendam. Kasus di sekolah-sekolah, dimana kakak kelas melakukan Bully pada adik kelas, dan
kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah menjadi kakak kelas dan ia kemudian
melakukan Bully pada adik kelasnya yang baru, adalah contoh dari pola Bully yang tak
terselesaikan. Agama Islam telah melarang pembullyan baik dalam bentuk apapun. Alquran
menyebutkan larangan dalam hal pembullyan dalam surah Al-Hujurat ayat 11 yang memiliki
kandungan bahwa kita sebagai orang-orang yang beriman harus senantiasa memenuhi hak-hak
saudaranya, beberapa diantaranya untuk tidak merendahkan, menghina, dan mentertawakan
saudara kita sendiri. Ayat Al-Qur’an lain yang berkaitan dengan bully adalah Al-Humazah ayat 1
yang memiliki kandungan, celaka dan siksa yang pedih bagi orang yang banyak menggunjing
manusia dan mencela mereka. Jadi, alasan bullying khususnya di lingkungan sekolah semakin
meluas adalah karena sebagian besar korban enggan menceritakan pengalaman mereka kepada
pihak yang mempunyai kekuatan untuk mengubah cara berfikir mereka dan menghentikan siklus
bullying, yaitu pihak sekolah dan orangtua. Sama halnya jika kita mendapat bullying di lingkungan
keluarga maupun tempat kerja. Jika kita ingin bebas dari bullying, semuanya dimulai dari diri
sendiri dan berani melaporkannya ke orang tua, guru ataupun atasan kita. Akibatnya, jika tidak
segera lapor atau merahasiakannya dan tidak menyelasaikan masalah bullying adalah korban
dapat menurun dalam hal fisik maupun emosional karena menyerap hal negatif yang diberikan
pelaku kepada korban.

3. TEKS CERAMAH

 Struktur
- Pembuka (Tesis) : Berisi pengenalan isu, hingga pandangan penceramah mengenai
topik yang akan dibahas.
- Isi : Berisi argumen penceramah serta fakta-fakta yang memperkuat argumen
terhadap topik.
- Penutup : Berisi penegasan kembali dari apa yang disampaikan dalam ceramah,
bertujuan untuk memastikan ceramah tidak memberikan pemahaman yang keliru
dari topik.

 Kaidah Kebahasaan
- Menggunakan kaa-kata persuasif (Diharapkan, Sebaiknya, Hendaknya, dll)
- Menggunakan kalimat majemuk bertingkat
- Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua
jamak sebagai sapaan. Kata ganti pertama contohnya adalah: saya, aku, kami
(mengatasnamakan kelompok). Sementara kata kedua jamak adalah: anak-anak,
hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, kalian, saudara-saudara.
- Banyak memakai kata kerja mental (Memprihatinkan, mengagumkan, menyimpulkan,
dll)

 Contoh :

(Sumber : Teks yang saya gunakan di tugas mempraktikan ceramah)

SISI POSITIF/NEGATIF PEMBELAJARAN ONLINE

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat
kepada iBu Asmaniar, dan teman-teman yang saya banggakan.
Pertama-tama aarilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya kita semua masih diberi
kesehatan yang melimpah.. Sebagai salah satu orang yang mengalami
pembelajaran online, pada hari ini saya akan menyampaikan sedikit
pendapat saya mengenai sisi positif dan negatif dari pembelajaran
online. Tapi sebelum saya menjelaskan hal tersebut, saya hanya ingin
mengingatkan bahwa kita wajib menuntut ilmu. Ustad Hasyim pernah
berkata Menurutnya, Surah al -‘Alaq ayat 1-5 ini merupakan perintah
tersirat kepada manusia untuk belajar. “Mengapa wahyu pertama ini, kita
diperintahkan untuk “membaca”, bukan perintah shalat, puasa, zakat
atau perintah haji? Ini menunjukkan bahwa sebelum kita beramal atau
beribadah, kita wajib berilmu,” Jelasnya. Oleh karena itu, menuntut ilmu
pengetahuan hukumnya wajib bagi muslim laki-laki mau pun
perempuan.

Seperti yang kita ketahui, di masa pandemi ini kita diminta untuk tetap
tinggal di rumah, sehingga satu satunya jalan untuk menuntut ilmu
adalah dengan pembelajaran online, tentu saja hal tersebut memiliki sisi
positif dan sisi negatif baik bagi murid maupun guru. Jika kita melihat
dari sisi positif, pada pembelajaran jarak jauh ini terkadang guru
memberi materi berupa video ataupun dengan powerpoint, dengan
adanya hal ini maka para pelajar dapat dengan mudah mengakses
materi dimana saja dan juga kapan saja, selain itu, para pelajar juga
bisa membaca materi dengan lebih santai, seperti sambil mendengarkan
musik, makan cemilan, dan sebagainya, sehingga pembelajaran akan
lebih rileks dan tidak mudah jenuh. Selain beberapa kemudahan untuk
murid yang saya sebutkan tadi, dengan adanya pembelajaran online ini
juga dapat menjaga murid dan guru dari ancaman virus corona karena
mereka tidak perlu berkumpul di suatu tempat, melainkan cukup di
tempat masing-masing dengan menggunakan gawai masing-masing.

Selain sisi positif, ada pula sisi negatif dari pembelajaran secara online,
yaitu yang pertama Kegiatan belajar mengajar yang tidak sama
efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Banyak pelajar yang
keberatan karena pembelajaran yang kurang efektif, terutama untuk
pelajaran yang menggunakan rumus yang memang sulit dimengerti jika
hanya diberikan materinya saja. Selanjutnya yaitu, Tugas yang
menumpuk. Sistem pembelajaran daring tidak bisa memastikan pelajar
yang hadir di dalam kelas seperti kelas tatap muka. Jadi, beberapa guru
hanya memberikan tugas setiap pertemuan untuk sebagai bukti bahwa
pelajar tersebut hadir di kelas daring nya. Terkadang karena tugas yang
menumpuk, para murid sering melakukan jalan pintas, contohnya
dengan menyalin dari internet. Selain yang saya sebutkan tadi, sekolah
online juga berdampak kepada murid yang memiliki keterbatasan
kemampuan teknologi, khususnya untuk sekolah yang berada di daerah
yang ekonominya kurang. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
keterbatasannya pembelajaran. Mungkin terlebih untuk sekolah yang
memberikan suatu tugas yang secara tidak langsung menuntut murid
tersebut mempunyai gawai ataupun fasilitas lainnya seperti laptop. Oleh
karena itu, kita harus bersyukur dan bisa memaksimalkan fasilitas yang
bisa kita dapat untuk mengikuti pembelajaran secara online ini.
Walaupun menurut saya pembelajaran online ini lebih banyak sisi
negatif daripada sisi positifnya, tetapi pembelajaran online ini merupakan
pilihan terbaik yang ada untuk menuntut ilmu di masa pandemi ini.
Sekian ceramah singkat tentang pembelajaran online yang dapat saya
sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila
ada salah-salah kata dan pengucapan, dan jangan lupa kita harus tetap
semangat dalam belajar dan menuntut ilmu di masa pandemi ini.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

4. CERPEN

 Struktur
- Abstrak : Gambaran umum mengenai berbagai situasi, peristiwa dan bermacam
unsur lain dalam cerita.
- Orientasi : Pengenalan situasi cerita, baik dalam segi latar, waktu, maupun peristiwa.
Di bagian ini juga dapat mulai memperkenalkan tokoh.
- Komplikasi : Merupakan bagian dimana berbagai konflik mulai muncul, menjelaskan
sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh.
- Evaluasi : Konflik / masalah yang telah memuncak mulai mendapatkan jalan keliar
untuk penyelesaiannya.
- Resolusi : Bagian akhir dari konflik atau penyelesaiannya secara utuh.
- Koda : Penutup atau akhir dari keseluruhan isi cerita (kesimpulan).

 Kaidah Kebahasaan
- Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti
penampilan fisik juga kepribadian tokoh yang diceritakan dalam
cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya
gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
- Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu
tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang
cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain
sebagainya.
- Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk
penulisan dalam percakapan di dalam cerpen
- Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti
misalnya : pucuk langit, memanggang bus, bajing loncat dan mulut
terminal.
- Bahasa yang digunakan  tidak baku dan tidak formal.
- Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan,
pertautan maupun perulangan.
- Biasanya memakai majas, ungkapan ataupun peribahasa.

 Unsur Intrinsik
- Tema : Ide gagasan yang membelakangi suatu cerita.
- Tokoh dan Penokohan : orang yang terlibat dalam cerita, sedangkan penokohan
adalah gambaran wataknya.
- Alur : Urutan jalan cerita dalam sebuah cerpen sejak awal sampai akhir.
- Setting atau Latar : tempat atau suasana saat terjadinya cerita.
- Sudut Pandang : Cara penulis menempatkan/memandang dirinya dalam sebuah
cerita
- Gaya Bahasa : Cirikhas seorang penulis dalam menyampaikan tulisannya.
- Amanat : Pesan moral yang dapat diambil dari cerpen.

 Unsur Ekstrinsik
- Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
- Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
- Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sastra sosial, dll
- Latar belakang masyarakat

Anda mungkin juga menyukai