Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan tanaman pangan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 89 huruf b, meliputi: a. jenis kegiatan yang diperbolehkan meliputi: kegiatan pertanian tanaman pangan, jaringan dan bangunan irigasi, jalan subak dan jalan produksi, campuran dominan dengan tanaman perkebunan, hortikultura, peternakan, budi daya perikanan dan hutan rakyat secara terbatas, pariwisata pasif, bangunan dan kegiatan adat, budaya dan keagamaan; b. jenis kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi: pengembangan infrastruktur pendukung agribisnis dan agroindustri, pengembangan prasarana penunjang dengan konsep agrowisata, ekowisata dan desa wisata, campuran dengan peruntukan hortikultura, peternakan, serta budi daya perikanan, dan pengembangan jaringan prasarana untuk kepentingan umum; c. jenis kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi: alih fungsi lahan pertanian yang telah ditetapkan sebagai lahan pangan berkelanjutan, permukiman, peruntukan usaha penyediaan akomodasi, peruntukan industri serta kegiatan pendirian bangunan selain bangunan penunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c yang mengganggu fungsi kawasan pertanian tanaman pangan; d. pengamanan kawasan pertanian tanaman pangan produktif berbasis subak, sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan; e. optimalisasi fungsi dan pelayanan jaringan irigasi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas lahan; f. normalisasi jaringan irigasi sekitar jalur jalan arteri dan jalan kolektor; g. peningkatan produktivitas lahan-lahan sawah melalui program pertanian terintegrasi; h. pemantapan konsep pertanian organik dan perluasannya secara bertahap; i. kegiatan lain yang dapat dikembangkan adalah tumpangsari dan tumpang gilir mencakup kegiatan peternakan dan kegiatan perikanan budi daya; dan j. pemerintah dan masyarakat anggota subak, wajib menjaga keberlangsungan pasokan air irigasi pertanian tanaman pangan berkelanjutan.