Anda di halaman 1dari 3

Etiologi HIV

Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari sekelompok
virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau
Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III) yang juga disebut Human T-Cell Lympanotropic Virus
(retrovirus). Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (RNA) menjadi asamdeoksiribunokleat
(DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu (Nurrarif & Hardhi, 2015). Penyebab adalah golongan
virus retro yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Transmisi infeksi HIV dan
AIDS terdiri dari lima fase yaitu:
a. Periode jendela: lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala
b. Fase infeksi HIV primer akut: lamanya 1 – 2 minggu dengan gejala flu like illness
c. Infeksi asimtomatik: lamanya 1 – 15 atau lebih tahun dengan gejala tidk ada
d. Supresi imun simtomatik: diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, berat
badan menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut
e. AIDS: lamanya bervariasi antara 1 – 5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai sistem tubuh, dan manifestasi
neurologis
Penanganan HIV
Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human immunodeficiency virus) adalah dengan memberikan
terapi antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk mencegah sistem imun semakin berkurang
yang berisiko mempermudah timbulnya infeksi oportunistik. Hingga kini, belum terdapat
penatalaksanaan yang bersifat kuratif untuk menangani infeksi HIV. Walau demikian, terdapat
penatalaksanaan HIV yang diberikan seumur hidup dan bertujuan untuk mengurangi aktivitas
HIV dalam tubuh penderita sehingga memberi kesempatan bagi sistem imun, terutama CD4
untuk dapat diproduksi dalam jumlah yang normal. Pengobatan kuratif dan vaksinasi HIV masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.
Terapi Antiretroviral (ARV) Prinsip pemberian ARV menggunakan 3 jenis obat dengan dosis
terapeutik. Jenis golongan ARV yang rutin digunakan:
a. NRTI (nucleoside and nucleotide reverse transcriptaser inhibitors) dan NNRTI (non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitors): berfungsi sebagai penghambat kinerja enzim
reverse transcriptase (enzim yang membantu HIV untuk berkembang dan aktif dalam
tubuh pejamu).
b. PI (protease inhibitors), menghalangi proses penyatuan dan maturasi HIV.
c. INSTI (integrase strand transfer inhibitors), mencegah DNA HIV masuk ke dalam
nukleus
Etiologi Kanker Serviks
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV) (Rasjidi, 2009;
ESMO, 2010; Yayasan Kanker Indonesia, 2014; CDC, 2015). Proses terjadinya karsinoma
serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Perubahan biasanya terjadi pada
daerah sambungan skuamous kolumnar atau daerah transformasi (Rasjidi, 2009). HPV ditularkan
melalui kontak kulit dengan area yang terinfeksi HPV, melalui hubungan seksual (American
Cancer Society, 2016). HPV mempunyai lebih dari 150 jenis, 13 diantaranya adalah penyebab
kanker yang dikenal sebagai tipe risiko tinggi. HPV yang mempunyai risiko tinggi penyebab
kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18. HPV tipe ini ditularkan melalui kontak seksual dan
kebanyakan orang terinfeksi HPV sesaat setelah onset aktivitas seksual, namun untuk menjadi
kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun (WHO, 2016; American Cancer Society, 2016).
Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model karsiogenesis yang melalui
tahapan atau multistep, dimulai dari karsiogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan
morfologi hingga menjadi kanker invasive. Studi – studi epidemiologi menunjukkan 90% lebih
kanker serviks di hubungkan dengan jenis human papilomma virus (HPV). Beberapa bukti
menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan
dengan prognosis yang buruk. HPV merupakan faktor inisiator kanker serviks Onkoprotein E6
dan E7 yang berasal dari HPV merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan.
Onkoprotein E6 akan mengikat p53 sehingga TSG p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan
onkoprotein E7 akan mengikat TSG Rb, ikatan ini menyebabkan terlepasnya E2F yang
merupakan faktor transkripsi sehingga siklus sel dapat berjalan tanpa control (Agustin, 2006).
Penanganan Kanker Serviks
Ada empat macam cara penangananan penyakit kanker (Foye, 1996) yaitu operasi atau
pembedahan, radioterapi, imunoterapi dan kemoterapi.
a. Pembedahan merupakan salah satu pengobatan kanker. Namun demikian penanganan kanker
dengan pembedahan umumnya hanya berhasil kepada sel kanker yang belum mengalami
metastasis. Tetapi apabila sel kanker sudah menyebar ke organ lain, tidak dapat dilakukan
dengan pembedahan.
b. Radioterapi adalah penggunanan radioaktif untuk menghancurkan sel tumor. Keuntungan cara
pengobatan kanker secara radioterapi adalah hanya menyebabkan kerusakan sekecil mungkin
terhadap jaringan normal di sekitarnya. Gabungan terapi pembedahan dan radiasi dapat lebih
memberi keuntungan karena radioterapi dapat menghancurkan sel kanker mikroskopik yang
dapat tersisa setelah pembedahan. Selain itu, dengan radiasi dapat memperkecil tumor yang
besar, menurunkan kambuh setempat dan dapat menurunkan kemungkinan terjadinya metastasis.
Jenis-jenis sinar radiasi yang biasa digunakan untuk terapi kanker adalah Sinar Gamma (γ) dari
Kobalt-60 (Co-60) dan Sinar-X. Namun dengan radiasi ini memberikan efek samping yang
sangat membahayakan, yaitu dengan adanya sinar-X yang memiliki panjang gelombang rendah
dan energy tinggi dapat mempengaruhi sel-sel normal di sekitar sel-sel kanker target. Hal ini
dapat merusak bahkan membunuh sel – sel normal.
c. Imunoterapi adalah pengobatan kanker melalui pemanfaatan reaksi imun di dalam tubuh
penderita untuk menghancurkan sel kanker. Cara imunoterapi merupakan pengobatan lanjutan
karena dapat menangguhkan munculnya kembali sel kanker untuk jangka waktu yang lama. BCF
(Bacillus Calmette Guerin) sebagai turunan bakteri Mycrobacterium bovis yang telah
dilemahkan merupakan zat imunoterapi karena meningkatkan secara aktif respon kekebalan
umum dan merangsang makrofag. BCF bersifat nonspesifik karena tidak mempergunakan
antigen unik untuk jenis sel kanker tertentu.
d. Kemoterapi adalah pengobatan kanker melalui penggunaan agen kimia (obat anti kanker).
Berbeda dengan pembedahan dan radioterapi, kemoterapi tidak dibatasi oleh metastasis. Akan
tetapi, obat antikanker tetap tidak mampu menghancurkan semua sel kanker di dalam tubuh
penderita sehingga masih harus dikombinasi dengan cara pengobatan lain seperti imunoterapi.
Persyaratan obat antikanker yang baik masih sulit ditentukan karena perbedaan antara sel kanker
dan sel normal cukup kecil. Pengobatan dengan kemoterapi tidak selektif, sehingga dapat
mempengaruhi sel-sel normal, dan menyebabkan kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai