Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok

Mata Kuliah Keperawatan Paliatif

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT KRONIK : KANKER”


Dosen Pengampu :
Supriandi, S.SiT., M.Kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
JULIANA DEWI ANJANI PO.62.20.1.23.806
YUWINDA LESTARI B PO.62.20.1.23.815

Prodi/Reguler :
Sarjana Terapan Keperawatan
Angkatan I
Kelas RPL
1
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Konsep Aids
a. Pengertian Aids
HIV adalah virus penyebab AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) yang termasuk dalam genus lentivirus, golongan retrovirus.
Virus ini memiliki 2 tipe yaitu: Tipe-I yang dikenal dengan HIV
sebagai penyebab penyakit AIDS dan HIV

2
tipe-II. Keduanya termasuk golongan retrovirus, namun HIV tipe 2 lebih
jarang kasusnya karena penularannya lebih sulit dan proses perjalanan
penyakitnya lebih lambat. HIV memiliki RNA (Ribo Nucleic Acid) yang akan
menyerang limfosit CD4 (Cluster Differential Four) yang berperan penting
dalam sistem kekebalan tubuh (Corwin, 2009).
HIV yang menginfeksi manusia menyebabkan daya tahan tubuh menurun
karena penyerangan CD4 oleh virus. Kondisi ini menyebabkan pasien mudah
terserang penyakit infeksi menular lainnya atau dikenal dengan infeksi
oportunistik yang dapat menyebabkan kematian (UNAIDS, 2020). Munculnya
infeksi oportunitik ataupun munculnya sekumpulan tanda dan gejala penyakit
akibat virus HIV inilah yang kita kenal dengan sebutan AIDS. Orang yang
telah diketahui terinfeksi HIV dan memiliki AIDS ini sering disebut dengan
sebutan ODHA (orang hidup dengan HIV/AIDS). Ketika seseorang
terdiagnosis HIV, maka orang tersebut akan hidup bersama dengan virus ini
selama hidupnya. Setelah virus ini masuk dalam tubuh manusia, virus akan
menetap di dalam darah meskipun keberadaan virus ini bisa tidak terdeteksi
minum obat Anti Retroviral (ARV) dengan benar. penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, namun tanda dan gejala dapat dikendalikan (Hutapea, 2003).
Perawatan diri mencegah infeksi menular dan patuh minum obat sangat
penting dilakukan oleh semua orang yang hidup dengan HIV.
Pengendalian penyakit HIV/AIDS merupakan tantangan serius dalam
pelayanan kesehatan di dunia. Tahun 2021 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mendesak negara
negara di dunia menyambut dan berkomitmen untuk mengakhiri AIDS secara
global dan memastikan semua orang yang telah terinfeksi HIV mendapat
pengobatan ARV
dengan mudah (UNAIDS, 2021). Hal ini karena jumlah orang terinfeksi HIV
masih tetap meningkat secara global sejak tahun 2010 meskipun orang yang
terinfeksi baru
menurun. Pada tahun

b. Etiologi
3
HIV-AIDS adalah Human Immunodefisiensi virus (HIV) yang merupakan virus sitopatik
yang diklasifikasikan dalam family retroviridae, subfamili lentiviridae, genus lentivirus.
Berdasarkan strukturnya HIV termasuk family retrovirus yang merupakan kelompok
virus RNA yang mempunyai berat molekul 0,7 kb (kilobase). Virus ini terdiri dari 2 grup,
yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai berbagai subtipe. Diantara
kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di
seluruh dunia adalah grup HIV-1 (Owens et al., 2019).

 Faktor Risiko Internal Kanker


Faktor risiko internal kanker terjadi ketika seseorang memiliki keluarga
dengan riwayat penyakit kanker sebelumnya. Faktor ini disebutkan berhubungan
dengan genetik yang diturunkan dari kedua orang tua ke anaknya. Beberapa
macam kanker seperti kanker payudara, kanker prostat, dan kanker usus besar
merupakan jenis kanker yang sering dikaitkan dengan faktor keturunan.
Seseorang dengan keluarga yang memiliki riwayat kanker tersebut memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker dibandingkan dengan orang
yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker.

 Faktor Risiko Eksternal Kanker


Sementara itu, faktor risiko eksternal kanker disebabkan oleh pengaruh
lingkungan sekitar dan juga pola hidup. Terdapat 3 unsur eksternal yang memicu
terjadinya kanker, yaitu:
 Unsur fisik: seperti paparan sinar ultraviolet dan radiasi pengion
(gelombang elektromagnetik).
 Unsur kimia: seperti paparan senyawa arsenik, kandungan tembakau
dalam rokok, alkohol, nicotine, dan benzidine.
 Unsur biologi: infeksi bakteri atau virus tertentu, seperti virus
HPV, hepatitis B, atau hepatitis C

c. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara
abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitarnya sel. Sel
mendapatkan karakteristik invasif sehingga terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel
menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang
membawa sel kearea tubuh yang lain. Kejadian ini dinamakan metastasis (kanker
menyebar kebagian tubuh yang lain).Sel- sel kanker disebut neoplasma ganas/ maligna
dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat jaringan yang tumbuhnya sel
kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat
dan tepat tersebut meneyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani
dengan menggunakan imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu yang
berperan dalam karsinomagenesis (transpormasi maligna) mencakup virus dan bakteri,
agens fisik, agens kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens hormonal
(Smeltzer, 2016).
Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut 4 seorang ankolog dari Inggris
menamakan neoplasma sebagai massa jaringan yang abnormal, tumbuhan berlebih, dan
tidak terkordinasi dengan jaringan yang normal, dan selalu tumbuh meskipun rangsangan
yang menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma
sehingga menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh, sehingga
terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh sembaban
jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua yaitu jinak dan ganas. Jika
tumor ganas dinamakan kanker (Padila, 2013).

d. Etiologi Kanker
Adapun beberapa tanda dan gejala dari kanker adalah sebagai berikut :
 Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Hal ini sering dijumpai
dengan kanker pankreas, lambung, esofagus, atau paru.
 Demam, lebih sering dijumpai setelah kanker menyebar ke organ lain. Demam
juga mungkin merupakan tanda awal kanker seperti leukemia atau limfoma.
 Fatigue (sangat lelah yang tidak membaik dengan istirahat). Fatigue merupakan
gejala yang penting dengan bertumbuhnya kanker.
 Nyeri merupakan gejala awal beberapa kanker. Sakit kepala yang terus menerus
atau tidak membaik dengan terapi mungkin merupakan gejala tumor otak, nyeri
punggung dapat merupakan gejala kanker kolon, rektum, atau ovarium. Sering
kali nyeri karena kanker berarti bahwa kanker telah bermetastasis.
 Perubahan kulit dapat terlihat karena beberapa kanker seperti kulit terlihat lebih
gelap, kulit dan mata menguning, kulit kemerahan, gatal, pertumbuhan rambut
berlebih. Adanya kutil, tahi lalat, atau bintik hitam yang berubah ukuran, bentuk,
warna, tepi harus segera diperiksakan.
 Perubahan buang air besar besar atau kecil misalnya konstipasi jangka panjang,
diare, atau perubahan ukuran feses mungkin merupakan tanda kanker kolon; nyeri
saat berkemih, ada darah di urin dapat terkait dengan kanker kandung kemih atau
kanker prostat.
 Radang yang tidak kunjung sembuh. Kanker kulit dapat berdarah dan menyerupai
radang yang tidak kunjung sembuh, radang yang berlangsung lama dalam mulut
dapat merupakan kanker rongga mulut, radang pada penis atau vagina mungkin
merupakan tanda infeksi atau kanker stadium awal.
 Bercak putih dalam mulut atau lidah mungkin merupakan leukoplakia, yang
merupakan lesi pra-kanker karena iritasi terus menerus. Hal ini seringkali
disebabkan merokok.
 Perdarahan atau keluar cairan yang tidak biasa. Batuk dan mengeluarkan darah
dalam sputum mungkin merupakan tanda kanker paru, darah dalam feses dapat
berupa tanda kanker kolorektal, perdarahan abnormal dari vagina dapat berupa
tanda kanker serviks, keluar cairan dari puting payudara mungkin merupakan
tanda kanker payudara.
 Penebalan atau massa/benjolan, dapat dijumpai pada kanker payudara, kanker
testis, limfoma, kanker jaringan lunak.
 Gangguan percernaan atau kesulitan menelan. Hal 5 ini mungkin merupakan tanda
kanker esofagus atau lambung.
 Suara serak. Hal ini dapat merupakan tanda kanker laring atau tiroid.
e. Penatalaksanaan medis
 Operasi, ialah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan
merekonstruksi defek yang ada melalui pembedahan.
 Radioterapi, ialah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi.
Kerusakan yang terjadi akibat sinar tidak terbatas pada sel-sel kanker saja tetapi juga
pada sel-sel normal di sekitarnya, tetapi kerusakan pada sel kanker umumnya lebih
besar dari sel normal. Sehingga perlu diatur dosis agar kerusakan jaringan dapat
diminimalkan dan pulih kembali.
 Kemoterapi, ialah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat anti kanker
yang disebut sisostatika.
 Hormonterapi, ialah terapi untuk mengubah lingkungan hidup kanker, segingga
pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. Hormone terapi hanya
dipaki untuk beberapa jenis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone
(hormondependent), seperti kanker mammae, endometrium, thyroid, dan prostat.
 Immunoiterapi Ialah terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan memperbesar
kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker. Kemampuan immunoterapi
menghancurkan sel-sel kanker terbatas.
 Bioterapi Ialah terapi dengan menggunakan produk biologi, seperti sitokin, interferon,
antiangiogenesis dsb.
 Terapi lain-lain, seperti
 Elektrokoagulasi Yaitu membakar sel-sel kanker dengan alat listrik,
elektrocauter.
 Laser surgery Yaitu membakar sel-sel kanker dengan sinar laser. Laser dapat
dipakai untuk eksisi dan sekaligus koagulasi jaringan sehingga perdarahan
jauh berkurang dan sangat efktif untuk operasi kanker. Misalnya dipakai
untuk membuka lumen saluran pernapasan yang tertutup seperti pada operasi
bronchus, oesafagus, rectum.
 Cryo surgery Yaitu membekukan sel-sel kanker sampai mati dengan alat cryo
menggunakan karbondioksida
 Khemosurgery Yaitu mematikan sel-sel kanker dengan zat kimia

f. Pemeriksaan penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan untuk menegakkan
diagnosis Kanker, yaitu sebagai berikut :
 Pemeriksaan laboratorium
Biasanya menggunakan sampel yang berasal dari air kencing, darah, atau
cairan tubuh lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium masih perlu didukung dengan
pemeriksaan lainnya untuk memastikan diagnosis kanker.
 CT Scan
Menggunakan mesin x-ray untuk mengambil gambar organ tubuh secara detil.
Anda juga akan menerima semacam pewarna pada 6 area tertentu di tubuh Anda yang
memudahkan pembacaan hasilnya nanti.

 Nuclear Scan
Anda akan menerima suntikan berisi radioaktif dalam jumlah yang kecil yang
disebut tracer. Tracer akan mengalir melalui aliran darah dan terkumpul pada suatu
bagian pada tulang atau organ tubuh Anda. Kemudian tubuh Anda akan di-scan untuk
melihat gambar tulang atau organ Anda apakah bisa menghilangkan isi suntikan tadi
secara cepat atau tidak. Hasil positif ditunjukkan dengan hasil scan dan jejak tracer
tersebut.
 Ultrasound
Sebuah alat akan digunakan untuk memancarkan gelombang suara berupa
ultrasound yang tidak bisa Anda dengar. Gelombang yang ditimbulkan akan
membentuk suatu echo / gema ketika bertemu dengan jaringan tubuh Anda. Hasil dari
pantulan gelombang dengan jaringan tubuh akan ditangkap dan digambarkan dalam
bentuk sonogram.
 MRI
Menggunakan magnet yang kuat dan terhubung pada komputer untuk
menggambarkan secara rinci area tubuh Anda yang nantinya akan dicetak dan diamati
hasilnya.
 PET Scan
Hasil pemeriksaan ini akan menggambarkan bagaimana jaringan tubuh dan
organ bekerja. Hal tersebut dilihat dari gambar 3 dimensi yang didapat dari mesin
oleh tracer yang disuntikkan pada tubuh.
 X-rays
Menggunakan sinar radiasi dalam dosis yang rendah untuk menggambarkan
isi dalam tubuh Anda.
 Biopsi
Pada sebagian besar kasus, biopsi sering digunakan untuk mendiagnosis
kanker. Caranya adalah dengan mengambil jaringan tubuh tertentu dan diamati di
bawah mikroskop untuk melihat apakah termasuk sel kanker atau bukan.
 Mamografi
Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X
dosis rendah. Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista,
dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
 Pap smear
Pap Smear adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker
serviks pada perempuan. Pemeriksaan pap smear dapat mendeteksi adanya sel-sel
asing (sel prakanker) pada leher rahim yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

7
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, social
dan lingkungan.
a. Pengumpulan Data, meliputi data umum seperti nama pasien, umur, jenis kelamin,
alamat, dan pekerjaan.
b. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
 Riwayat penyakit sekarang:
 Riwayat kesehatan terdahulu, meliputi penyakit yang pernah dialami, kaji alergi
klien terhadap makanan dan obat-obatan, kaji apakah klien mendapatkan
imunisasi lengkap atau tidak, Kebiasaan dan pola hidup, obat-obat yang
digunakan dan dikonsumsi, serta riwayat penyakit keluarga:
c. Riwayat pengkajian nyeri
 P : Provokatus paliatif: Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa
memperberat ? apa yang bisa mengurangi ?
 Q : QuaLity-quantity: Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan
 R : Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan ? apakah menyebar?
 S : Skala – severity: Seberapah tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa ?
 T : Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala dirasakan? tiba-tiba
atau bertahap ? seberapa lama gejala dirasakan?
d. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, dan saturasi oksigen
e. Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
 Kepala
 Inspeksi: kepala simetris, rambut tersebar merata berwarna hitam kaji uban),
distribusi normal, kaji kerontokan rambut jika sudah dilakukan kemoterapi
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat lesi, tidak ada perdarahan, tidak
8
ada lesi.
 Mata
 Inspeksi: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, refleks pipil
terhadap cahaya (+/+), kondisi bersih, bulu mata rata dan hitam
 Palpasi: tidak ditemukan nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal
 Telinga
 Inspeksi: telinga simetris, lubang telinga bersih tidak ada serumen, tidak ada
kelainan bentuk.
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal
 Hidung
 Inspeksi: hidung simetris, hidung terlihat bersih, terpasang alat bantu
pernafasan
 Mulut
 Inspeksi: mukosa bibir lembab, mulut bersih, lidah berwarna merah, gigi
bersih tidak ada karies gigi
 Palpasi: tidak ada pembesaran tonsil
 Dada
 Inspeksi: Betuk dada kadang tidak simetris, kaji adanya retraksi dada
 Palpasi: Pengembangan paru tidak simetris, kaji adanya kemungkinan flail
chest
 Perkusi: Suara paru sonor
 Auskultasi: Ada suara nafas tambahan Wheezing
 Abdomen
 Inspeksi: bentuk abdomen datar Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi: Kaji adanya ketegangan abdomen
 Auskultasi: Kaji adanya penurunan bising usus karena penurunan nafsu
makan
 Urogenital
 Inspeksi: Tidak terpasanga alat bantu nafas
 Ekstremitas
 Inspeksi: ekstremitas biasanya sulit digerakkan karena takut sesak nafas
 Palpasi: akral dingin, tidak ada edema, tugor kuit baik.
 Kulit dan kuku
 Inspeksi : Turgor kulit tidak baik, tidak ada lesi, kuku berwarna pink
 Palpasi : kondisi kulit lembab, CRT <2 detik, dan akral dingin.
 Keadaan local
 Pasien tampak lemah berbaring di tempat tidur, terpasang alat bantu
pernafasan, kesadaran compos mentis (sadar penuh).

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis 9 terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan . Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital
dalam menentukanasuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai
kesehatan yang optimal (PPNI, 2016). Adapun diagnose keperawatan pada kasus kanker
yaitu :
 Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
 Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142)
 Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
(D.0019).
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111).
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan Manajemen nyeri (I.08238)
adanya penekanan saraf (D.0078).  Observasi
a) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
h) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan
analgesic
 Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
 Edukasi
10
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Resiko infeksi berhubungan dengan Pencegahan infeksi (I.14539)
penyakit kronis (D.0142)  Observasi
a) monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
 Terapeutik
a) Batasi jumlah pengunjung
b) Berikan perawatan kulit pada area edema
c) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
d) Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
 Edukasi
a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b) Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
c) Ajarkan etika batuk
d) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
f) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan Manajemen nutrisi (I.03119)
peningkatan kebutuhan metabolisme  Observasi
(D.0019). a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastric
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor 11hasil pemeriksaan laboratorium
 Terapeutik
a) Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
piramida makanan)
c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
d) Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
f) Berikan suplemen makanan, jika perlu
g) Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
 Edukasi
a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b) Anjurkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
4. Defisit pengetahuan berhubungan Edukasi Kesehatan (I.12383)
dengan kurang terpapar informasi  Observasi
(D.0111). a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
 Terapeutik
a) Sediakan materi dan medla pendidikan
Kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial
kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
 Edukasi
a) Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
12

DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2288/2/BAB%20I.pdf (Diakses pada tanggal
10 Oktober 2023, Pukul 16.00 WIB)
2. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4720/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2023, Pukul 16.20 WIB)
3. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kanker (Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2023, Pukul 16.30 WIB)
4. https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/2938/6/6.%20%20BAB%20II.pdf (Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2023, Pukul 17.30 WIB)
5. https://iccc.id/tanda-dan-gejala-kanker-secara-umum (Diakses pada tanggal 10 Oktober
2023, Pukul 21.10 WIB)
6. https://repository.um-surabaya.ac.id/2787/3/BAB_2.pdf (Diakses pada tanggal 10
Oktober 2023, Pukul 21.45 WIB)
7. https://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1065/1/KTI%20KEVIN%20BASKARA.pdf
(Diakses pada tanggal 10 Oktober 2023, Pukul 22.30 WIB)
8. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI.
9. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI
10. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definis
danKriteria Hasil Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI

13

Anda mungkin juga menyukai