Anda di halaman 1dari 24

MATERI 2

Pengkajian fisik dasar dan lanjutan sistem


kardiovaskular
A. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami tentang:
1. Teknik wawancara sistem kardiovaskular
2. Teknik pemeriksaan dasar sistem kardiovaskular (Inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi)
3. Teknik pemeriksaan lanjutan sistem kardiovaskular (pemeriksaan JVP,
Hemodinamik)

B. Landasan Teori
1. Teknik wawancara sistem kardiovaskular
2. Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular
3. Pemeriksaan JVP
4. Pemeriksaan hemodinamik

C. Kasus Tutorial
-
D. Prosedur/Petunjuk Kerja
-
E. Logbook
1. Identifikasi kemungkinan temuan selama proses wawancara yang menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien terhadap masalah kardiovaskular.
Pola Kesehatan Faktor Risiko atau Respon terhadap Masalah
Fungsional Kardiovaskular yang mungkin ditemukan
Persepsi kesehatan dan Dalam proses wawancara dengan pasien, terdapat
manajemen kesehatan beberapa kemungkinan temuan yang dapat
menunjukkan faktor risiko penyakit kardiovaskular atau
respons pasien terhadap masalah kardiovaskular, serta
persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan. temuan
yang mungkin muncul selama wawancara

 Riwayat Keluarga: Pasien memiliki riwayat


keluarga dengan penyakit kardiovaskular,
seperti penyakit jantung, stroke, atau
hipertensi. Faktor genetik ini dapat
meningkatkan risiko pasien terhadap penyakit
kardiovaskular.
 Gaya Hidup: Pasien memiliki gaya hidup yang
kurang sehat, seperti merokok, konsumsi
alkohol berlebihan, makanan tinggi lemak jenuh
dan kolesterol, serta kurangnya aktivitas fisik.
Gaya hidup tidak sehat ini adalah faktor risiko
yang signifikan untuk penyakit kardiovaskular.
 Hipertensi: Pasien memiliki tekanan darah tinggi
atau riwayat hipertensi yang tidak terkontrol.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk
penyakit jantung dan stroke.
 Dislipidemia: Pasien memiliki kadar kolesterol
tidak normal, seperti kadar kolesterol LDL
(kolesterol jahat) yang tinggi atau kadar
kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah,
yang dapat meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular.

 Diabetes: Pasien menderita diabetes tipe 1 atau


tipe 2. Diabetes dapat meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular secara signifikan.
 Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT):
Pasien mengalami obesitas atau overweight
dengan IMT yang tinggi. Obesitas terkait dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
 Stress: Pasien mengalami stres yang tinggi
secara berkelanjutan, yang dapat berkontribusi
pada penyakit kardiovaskular melalui
mekanisme lain, seperti perubahan pola makan,
kurangnya aktivitas fisik, atau kebiasaan
merokok.
 Pengetahuan Kesehatan: Pasien memiliki
pemahaman yang kurang tentang faktor risiko
penyakit kardiovaskular dan langkah-langkah
pencegahan yang tepat.
 Kepatuhan Terhadap Pengobatan: Pasien tidak
patuh terhadap pengobatan yang diresepkan
oleh dokter, seperti obat hipertensi, obat
diabetes, atau obat-obatan kardiovaskular
lainnya.
 Kesiapan untuk Perubahan: Pasien
menunjukkan kesiapan atau ketidaksiapan
untuk mengadopsi perubahan gaya hidup yang
lebih sehat untuk mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular.
 Persepsi Tentang Kesehatan: Pasien memiliki
persepsi yang berbeda tentang kesehatan
mereka, termasuk keyakinan atau pandangan
tentang risiko penyakit kardiovaskular dan
pentingnya mengelola kesehatan dengan baik.
 Pengalaman Gejala Kardiovaskular: Pasien
mungkin memiliki pengalaman gejala
kardiovaskular, seperti nyeri dada, sesak napas,
atau palpitasi, yang mempengaruhi respons dan
tingkat kepedulian terhadap masalah
kardiovaskular.

Nutrisi-metabolik Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa


kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait nutrisi-
metabolik. Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk.

 Riwayat Kesehatan Keluarga: Jika pasien


memiliki riwayat penyakit kardiovaskular dalam
keluarga, seperti serangan jantung, stroke, atau
penyakit arteri koroner, maka ini dapat menjadi
faktor risiko yang signifikan.
 Kebiasaan Makan: Wawancara tentang pola
makan pasien dapat membantu
mengidentifikasi apakah pasien mengonsumsi
makanan kaya lemak jenuh, kolesterol tinggi,
gula tambahan, atau makanan olahan yang
dapat meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular.
 Indeks Massa Tubuh (IMT): Menanyakan
tentang berat badan dan tinggi badan pasien
dapat membantu menghitung IMT. IMT yang
tinggi atau obesitas merupakan faktor risiko
untuk penyakit kardiovaskular.
 Tingkat Kegiatan Fisik: Menanyakan tentang
tingkat kegiatan fisik pasien dapat membantu
mengidentifikasi apakah pasien cukup aktif atau
kurang aktif. Kegiatan fisik yang rendah dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
 Kolesterol dan Lipid Darah: Mengetahui kadar
kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), HDL
(kolesterol baik), dan trigliserida dari hasil tes
darah pasien dapat membantu mengevaluasi
faktor risiko kardiovaskular.
 Tekanan Darah: Menanyakan tentang tekanan
darah pasien dan jika ada riwayat hipertensi
dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor
risiko untuk penyakit kardiovaskular.
 Diabetes: Jika pasien memiliki diabetes atau
riwayat diabetes dalam keluarga, ini juga dapat
menjadi faktor risiko kardiovaskular yang
penting.
 Konsumsi Rokok dan Alkohol: Mengidentifikasi
apakah pasien merokok atau mengonsumsi
alkohol secara berlebihan dapat membantu
dalam menilai risiko kardiovaskular.
 Penggunaan Obat-obatan: Menanyakan tentang
obat-obatan yang sedang atau pernah
digunakan oleh pasien, termasuk obat-obatan
untuk mengendalikan tekanan darah atau
kolesterol, dapat memberikan wawasan tentang
penanganan masalah kardiovaskular.
 Riwayat Penyakit Lain: Menanyakan tentang
riwayat penyakit lain yang mungkin
berhubungan dengan masalah kardiovaskular,
seperti gangguan tiroid atau penyakit ginjal,
dapat membantu dalam penilaian lebih lanjut.

Setelah mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait nutrisi-
metabolik, langkah selanjutnya adalah memberikan
rekomendasi yang tepat, termasuk perubahan gaya
hidup, diet, dan pengobatan jika diperlukan, guna
mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan
kardiovaskular pasien. Penting untuk mencatat bahwa
diagnosis dan penanganan yang tepat harus dilakukan
oleh profesional medis berlisensi berdasarkan data dan
temuan lebih lanjut.
Eliminasi Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait eliminasi.
Beberapa kemungkinan temuan tersebut termasuk
1. Pola Buang Air Besar: Menanyakan tentang
frekuensi buang air besar, apakah pasien
mengalami sembelit atau diare, dapat
memberikan informasi tentang kesehatan
pencernaan dan mungkin faktor risiko terkait
penyakit kardiovaskular.
2. Kebiasaan Mengonsumsi Cairan: Menanyakan
tentang konsumsi air dan minuman lainnya
dapat membantu dalam menilai apakah pasien
mengonsumsi cairan dengan cukup. Dehidrasi
dapat berkontribusi pada risiko penyakit
kardiovaskular.
3. Penggunaan Obat-obatan: Menanyakan tentang
penggunaan obat-obatan, terutama obat-
obatan diuretik (penghilang air) yang dapat
mempengaruhi eliminasi, dapat memberikan
wawasan tentang potensi pengaruhnya
terhadap kesehatan kardiovaskular.
4. Konsumsi Garam: Menanyakan tentang
konsumsi garam dalam makanan dapat
membantu mengidentifikasi apakah pasien
mengonsumsi terlalu banyak garam, yang dapat
menyebabkan retensi air dan meningkatkan
tekanan darah.
5. Riwayat Alergi atau Sensitivitas Makanan:
Menanyakan apakah pasien memiliki riwayat
alergi atau sensitivitas terhadap makanan
tertentu dapat memberikan informasi tentang
potensi efek inflamasi pada sistem
kardiovaskular.
6. Berat Badan: Menanyakan tentang berat badan
pasien dan apakah ada perubahan berat badan
yang signifikan dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor risiko kardiovaskular
terkait obesitas atau gangguan metabolisme.
7. Penyakit Ginjal: Menanyakan apakah pasien
memiliki riwayat penyakit ginjal atau masalah
terkait ginjal dapat menjadi faktor risiko
penyakit kardiovaskular karena hubungan yang
erat antara kesehatan ginjal dan sistem
kardiovaskular.
8. Penggunaan Laksatif atau Suplemen Serat:
Menanyakan tentang penggunaan laksatif atau
suplemen serat dapat memberikan gambaran
tentang kebiasaan eliminasi pasien dan
pengaruhnya terhadap kesehatan
kardiovaskular.

Selama wawancara, informasi yang didapatkan


tentang faktor risiko dan respons pasien terhadap
masalah kardiovaskular terkait eliminasi dapat
membantu dalam penilaian risiko kardiovaskular
secara holistik dan memberikan rekomendasi untuk
mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan
jantung dan pembuluh darah. Selalu penting untuk
mengambil langkah-langkah lebih lanjut dan
melakukan diagnosis yang tepat oleh tenaga medis
terlatih untuk menangani setiap kondisi kesehatan
dengan baik.
Aktivitas-latihan Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait aktivitas-
latihan. Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk

 Tingkat Aktivitas Fisik: Menanyakan tentang


tingkat kegiatan fisik pasien sehari-hari dapat
memberikan gambaran tentang seberapa
aktifnya pasien. Aktivitas fisik yang rendah atau
gaya hidup yang kurang aktif merupakan faktor
risiko untuk penyakit kardiovaskular.
 Jenis Aktivitas Fisik: Menanyakan tentang jenis
kegiatan fisik yang biasa dilakukan pasien,
seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau
olahraga lainnya, dapat membantu menilai
seberapa bervariasinya aktivitas fisik pasien.
 Frekuensi dan Durasi Latihan: Menanyakan
tentang seberapa sering dan berapa lama
pasien melakukan latihan atau aktivitas fisik
intensitas tinggi dapat membantu dalam menilai
tingkat konsistensi dan dedikasi pasien
terhadap aktivitas fisik.
 Kondisi Kardiorespiratori: Menanyakan tentang
seberapa mudah pasien mengalami sesak napas
atau kelelahan saat beraktivitas fisik dapat
memberikan informasi tentang kondisi
kardiorespiratori pasien.
 Tingkat Intensitas Latihan: Menanyakan tentang
tingkat intensitas latihan yang biasa dilakukan
pasien dapat membantu dalam menilai
seberapa keras pasien berolahraga, yang dapat
berdampak pada kesehatan kardiovaskular.
 Sejarah Cedera atau Gangguan Musculoskeletal:
Menanyakan tentang sejarah cedera atau
masalah muskuloskeletal dapat memberikan
gambaran tentang batasan atau hambatan
pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
 Motivasi dan Hambatan: Menanyakan tentang
motivasi pasien untuk berolahraga dan
hambatan apa yang dihadapinya dalam
menjalani rutinitas latihan dapat membantu
dalam merancang program aktivitas fisik yang
sesuai.
 Perubahan Kondisi Kesehatan Setelah
Berolahraga: Menanyakan apakah pasien
merasakan perubahan tertentu setelah
berolahraga, seperti peningkatan energi,
penurunan tekanan darah, atau perbaikan lain
dalam kesehatan jantung dan pembuluh darah.
 Tingkat Stres: Menanyakan tentang tingkat stres
pasien dalam kehidupan sehari-hari dapat
memberikan wawasan tentang faktor psikologis
yang dapat mempengaruhi kesehatan
kardiovaskular.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait
aktivitas-latihan, penanganan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk merancang program latihan yang
sesuai, memberikan rekomendasi untuk gaya hidup
aktif, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Penting untuk selalu mengambil tindakan medis yang
tepat dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan
untuk penilaian dan saran lebih lanjut.
Tidur-istirahat  Selama proses wawancara dengan pasien, ada
beberapa kemungkinan temuan yang dapat
menunjukkan faktor risiko penyakit
kardiovaskular atau respons pasien terhadap
masalah kardiovaskular terkait tidur-istrahat.
Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk

 Lama Tidur: Menanyakan tentang lama tidur


pasien setiap malam dapat memberikan
informasi tentang pola tidur dan apakah pasien
cukup tidur. Tidur yang kurang dari 7-8 jam per
malam dapat meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular.
 Kualitas Tidur: Menanyakan tentang kualitas
tidur pasien, apakah sering terbangun di malam
hari, sulit tidur, atau mengalami gangguan tidur
lainnya, dapat memberikan wawasan tentang
masalah tidur yang mungkin mempengaruhi
kesehatan jantung dan pembuluh darah.
 Sleep Apnea: Menanyakan apakah pasien
mengalami sleep apnea atau ada riwayat
mengorok berat selama tidur. Sleep apnea
merupakan faktor risiko penting untuk penyakit
kardiovaskular.
 Kebiasaan Tidur: Menanyakan tentang
kebiasaan tidur pasien, seperti tidur terlambat
atau bangun pagi, serta apakah pasien
cenderung tidur siang, dapat memberikan
gambaran tentang rutinitas tidur yang dapat
mempengaruhi kualitas tidur secara
keseluruhan.
 Stres dan Kecemasan: Menanyakan apakah
pasien sering mengalami stres atau kecemasan
yang dapat mempengaruhi tidur, karena stres
kronis dapat berkontribusi pada risiko penyakit
kardiovaskular.
 Tingkat Energi: Menanyakan tentang tingkat
energi dan kelelahan pasien sepanjang hari
dapat memberikan gambaran tentang seberapa
baik tidur pasien dan apakah ada masalah tidur
yang perlu ditangani.
 Penggunaan Obat Tidur atau Stimulan:
Menanyakan apakah pasien menggunakan obat
tidur atau stimulan untuk membantu tidur atau
tetap terjaga dapat memberikan informasi
tentang masalah tidur dan pengaruhnya
terhadap kesehatan kardiovaskular.
 Gaya Hidup Sebelum Tidur: Menanyakan
tentang kebiasaan pasien sebelum tidur, seperti
konsumsi makanan berat, minuman berkafein,
atau aktivitas intens sebelum tidur, dapat
memberikan wawasan tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tidur pasien.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait
tidur-istrahat, penanganan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk merancang perubahan gaya hidup
yang sesuai, meningkatkan kualitas tidur, dan
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penting
untuk selalu berkonsultasi dengan profesional
kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dan
rekomendasi yang tepat.
Kognitif-perseptual Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait kognitif-
perseptual. Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk

 Pengetahuan tentang Penyakit Kardiovaskular:


Menanyakan tentang pengetahuan pasien
tentang penyakit kardiovaskular dan faktor
risiko yang terkait dapat membantu dalam
menilai sejauh mana pasien memahami kondisi
kardiovaskularnya.
 Kesadaran akan Faktor Risiko: Menanyakan
apakah pasien menyadari faktor-faktor risiko
kardiovaskular yang mungkin ada dalam gaya
hidupnya, seperti kebiasaan makan tidak sehat,
kurangnya aktivitas fisik, merokok, atau
kebiasaan tidur yang buruk.
 Sikap Terhadap Perubahan Gaya Hidup:
Menanyakan tentang sikap pasien terhadap
perubahan gaya hidup yang dapat membantu
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,
seperti mengadopsi pola makan sehat atau
meningkatkan aktivitas fisik, dapat memberikan
wawasan tentang kemungkinan respons
terhadap rekomendasi medis.
 Kepatuhan Terhadap Pengobatan dan
Pengobatan: Menanyakan apakah pasien patuh
terhadap pengobatan yang diresepkan dan
apakah mengikuti pengobatan yang
direkomendasikan oleh dokter dapat
membantu dalam menilai seberapa baik pasien
mengelola kondisi kardiovaskularnya.
 Stres dan Koping: Menanyakan tentang tingkat
stres yang dialami oleh pasien dan bagaimana
cara pasien mengatasi stres dapat membantu
dalam menilai potensi pengaruhnya terhadap
kesehatan kardiovaskular.
 Penilaian Risiko Pribadi: Menanyakan tentang
bagaimana pasien menilai risiko pribadinya
terhadap penyakit kardiovaskular, termasuk
apakah pasien menganggap dirinya rentan
terhadap kondisi tersebut, dapat memberikan
wawasan tentang tingkat kesadaran pasien
terhadap kesehatan kardiovaskularnya.
 Perilaku Menghindari: Menanyakan apakah
pasien cenderung menghindari situasi atau
pemeriksaan medis yang dapat membantu
dalam mendeteksi risiko penyakit
kardiovaskular atau mengabaikan gejala yang
mungkin terkait dengan masalah
kardiovaskular.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait kognitif-
perseptual, penanganan lebih lanjut dapat dilakukan
untuk memberikan pendidikan kesehatan yang tepat,
meningkatkan kesadaran pasien tentang kondisinya,
dan mendorong pasien untuk mengambil langkah-
langkah yang tepat dalam mengelola kesehatan
kardiovaskular mereka. Penting untuk selalu
berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk
evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.
Persepsi diri – konsep diri Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait persepsi diri
dan konsep diri. Beberapa kemungkinan temuan
tersebut termasuk

 Body Image (Gambaran Tubuh): Menanyakan


tentang bagaimana pasien melihat dirinya
sendiri dan bagaimana persepsi tubuhnya dapat
memberikan wawasan tentang tingkat
kepuasan diri dan kemungkinan hubungannya
dengan perilaku yang mempengaruhi kesehatan
kardiovaskular, seperti pola makan atau
aktivitas fisik.
 Self-Esteem (Harga Diri): Menanyakan tentang
tingkat harga diri pasien dan keyakinan tentang
kemampuannya untuk mengelola kesehatan
kardiovaskularnya dapat mempengaruhi
perilaku seperti patuh pada pengobatan atau
kepatuhan terhadap perubahan gaya hidup
sehat.
 Keyakinan Diri dalam Menghadapi Risiko:
Menanyakan apakah pasien menyadari risiko
kardiovaskular yang dimilikinya dan keyakinan
pasien dalam menghadapi risiko tersebut dapat
memberikan wawasan tentang sejauh mana
pasien siap untuk mengambil tindakan
pencegahan.
 Self-Motivation (Motivasi Diri): Menanyakan
tentang motivasi pasien untuk menjaga
kesehatan kardiovaskular dan bagaimana ia
dapat mempertahankan motivasi tersebut
dapat mempengaruhi upaya pasien dalam
menjalani pola hidup sehat.
 Resiliensi: Menanyakan tentang seberapa baik
pasien dapat mengatasi tantangan dalam
menjaga kesehatan kardiovaskularnya,
termasuk bagaimana ia mengatasi stres atau
hambatan dalam perubahan gaya hidup.
 Penyadaran tentang Dampak Gaya Hidup:
Menanyakan apakah pasien menyadari
bagaimana gaya hidupnya (seperti pola makan,
aktivitas fisik, tidur) dapat mempengaruhi
kesehatan jantung dan pembuluh darahnya.
 Konsep Diri sebagai Pasien Kardiovaskular:
Menanyakan bagaimana pasien melihat dirinya
sebagai seseorang dengan kondisi
kardiovaskular, termasuk apakah ia merasa
memiliki kendali atas kesehatannya dan sejauh
mana kondisi tersebut mempengaruhi hidupnya
secara keseluruhan.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait persepsi
diri dan konsep diri, penanganan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk memberikan dukungan psikososial yang
tepat, memberikan edukasi yang relevan, dan
meningkatkan motivasi pasien dalam menjaga
kesehatan kardiovaskularnya. Penting untuk selalu
berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk
evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.
Hubungan peran Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait hubungan
peran. Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk
1. Stress dan Peran dalam Hidup: Menanyakan
tentang peran apa yang dimainkan pasien
dalam kehidupan sehari-hari, seperti peran
sebagai pekerja, pasangan, orang tua, atau
pengasuh, dan bagaimana peran-peran tersebut
dapat mempengaruhi tingkat stres pasien, yang
dapat berdampak pada kesehatan
kardiovaskular.
2. Beban Kerja dan Waktu Luang: Menanyakan
tentang beban kerja pasien dan seberapa
banyak waktu luang yang dimilikinya dapat
membantu dalam menilai potensi dampak stres
dan gaya hidupnya terhadap kesehatan jantung
dan pembuluh darah.
3. Dukungan Sosial: Menanyakan tentang tingkat
dukungan sosial yang dimiliki pasien dari
keluarga, teman, atau masyarakat dapat
memberikan wawasan tentang faktor
perlindungan yang mungkin terhadap risiko
penyakit kardiovaskular.
4. Konflik dan Masalah Hubungan: Menanyakan
apakah pasien mengalami konflik dalam
hubungan atau masalah interpersonal yang
dapat berdampak pada kesehatan jantung dan
pembuluh darah.
5. Kesetaraan dan Pemecahan Masalah:
Menanyakan tentang bagaimana pasien
mengatasi masalah dalam hubungan dan
kemampuannya dalam menyelesaikan konflik
dapat memberikan informasi tentang strategi
koping yang digunakan pasien dalam
menghadapi situasi yang menantang.
6. Peran dalam Pengambilan Keputusan
Kesehatan: Menanyakan tentang bagaimana
pasien berperan dalam pengambilan keputusan
kesehatan, termasuk keputusan terkait
pengobatan dan perubahan gaya hidup, dapat
mempengaruhi tingkat kepatuhannya dan
pengelolaan kondisi kardiovaskularnya.
7. Kualitas Hubungan dan Kesejahteraan
Emosional: Menanyakan tentang kualitas
hubungan pasien dan sejauh mana hal tersebut
dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional
dan psikologis pasien.
8. Persepsi Dukungan dalam Pengelolaan Penyakit
Kardiovaskular: Menanyakan apakah pasien
merasa didukung oleh orang-orang di sekitarnya
dalam upaya mengelola penyakit
kardiovaskularnya, seperti mengikuti perawatan
dan menjalani perubahan gaya hidup.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait
hubungan peran, penanganan lebih lanjut dapat
dilakukan untuk membantu pasien dalam menghadapi
stres, memperkuat dukungan sosial, meningkatkan
koping yang sehat, dan memberikan rekomendasi yang
sesuai untuk meminimalkan risiko penyakit
kardiovaskular. Penting untuk selalu berkonsultasi
dengan profesional kesehatan untuk evaluasi lebih
lanjut dan penanganan yang tepat.
Seksualitas-reproduksi Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait seksualitas dan
reproduksi. Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk

1. Disfungsi Seksual: Menanyakan apakah pasien


mengalami masalah seksual, seperti disfungsi
ereksi pada pria atau gangguan libido pada pria
atau wanita. Disfungsi seksual dapat menjadi
tanda peringatan potensial terhadap adanya
masalah kardiovaskular.
2. Riwayat Penyakit Seksual dan Menular Seksual:
Menanyakan tentang riwayat penyakit seksual
atau menular seksual dapat memberikan
wawasan tentang risiko infeksi dan peradangan
yang terkait dengan masalah kardiovaskular.
3. Penggunaan Obat-obatan Seksual: Menanyakan
apakah pasien menggunakan obat-obatan
untuk meningkatkan performa seksual, seperti
sildenafil (Viagra), atau obat-obatan lain yang
dapat mempengaruhi kesehatan kardiovaskular.
4. Kontrasepsi: Menanyakan tentang penggunaan
metode kontrasepsi dapat membantu dalam
mengevaluasi risiko kardiovaskular, terutama
pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
hormonal.
5. Kehamilan dan Kesehatan Kardiovaskular:
Menanyakan apakah pasien pernah mengalami
masalah kardiovaskular selama kehamilan atau
setelah melahirkan, karena kondisi ini dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular di
kemudian hari.
6. Perencanaan Kehamilan dan Pengaruh
Terhadap Kesehatan Jantung: Menanyakan
apakah pasien sedang merencanakan kehamilan
atau ingin menjadi orang tua, karena keadaan
kesehatan jantung yang optimal penting
sebelum kehamilan.
7. Pengaruh Hormon Seksual: Menanyakan
tentang pengaruh hormon seksual terhadap
kesehatan jantung dan pembuluh darah,
terutama pada wanita yang sedang mengalami
perubahan hormonal (misalnya menopause).
8. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada
Wanita dengan Faktor Risiko Kardiovaskular:
Menanyakan apakah wanita dengan faktor
risiko kardiovaskular seperti merokok,
hipertensi, atau diabetes menggunakan
kontrasepsi hormonal, karena hal ini dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait
seksualitas dan reproduksi, penanganan lebih lanjut
dapat dilakukan untuk memantau kesehatan
kardiovaskular secara holistik dan memberikan
rekomendasi yang tepat terkait perawatan, penggunaan
kontrasepsi, dan perencanaan kehamilan. Penting untuk
selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan
untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.
Toleransi koping-stres Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait toleransi
koping dan stres. Beberapa kemungkinan temuan
tersebut termasuk.

1. Tingkat Stres: Menanyakan tentang tingkat stres


pasien dalam kehidupan sehari-hari dapat
memberikan gambaran tentang beban stres
yang dialami pasien dan sejauh mana stres ini
dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan
pembuluh darah.
2. Strategi Koping: Menanyakan tentang
bagaimana pasien mengatasi stres dan masalah
dalam hidupnya dapat memberikan wawasan
tentang strategi koping yang digunakan pasien
untuk menghadapi tantangan, termasuk apakah
strategi koping tersebut sehat atau tidak sehat.
3. Hubungan Stres dengan Perilaku Kesehatan:
Menanyakan apakah pasien cenderung
merespons stres dengan perilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan kardiovaskular,
seperti makan berlebihan, merokok, atau
kurang aktif secara fisik.
4. Penilaian Risiko Stresor: Menanyakan tentang
persepsi pasien terhadap risiko stresor tertentu
dalam hidupnya dan apakah ada perubahan
yang dianggap berisiko bagi kesehatan jantung
dan pembuluh darah.
5. Resiliensi: Menanyakan tentang sejauh mana
pasien memiliki tingkat resiliensi yang tinggi
dalam menghadapi stres, yang dapat
membantu melindungi kesehatan jantung dan
pembuluh darah dari dampak negatif stres.
6. Persepsi Kontrol dan Dukungan Sosial:
Menanyakan apakah pasien merasa memiliki
kendali atas situasi stres dan mendapatkan
dukungan sosial yang memadai, yang dapat
mempengaruhi tingkat koping dan toleransi
terhadap stres.
7. Perilaku Relaksasi dan Pengelolaan Stres:
Menanyakan apakah pasien menggunakan
teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga sebagai
cara untuk mengelola stres, yang dapat
memiliki dampak positif pada kesehatan
kardiovaskular.
8. Toleransi terhadap Perubahan Hidup:
Menanyakan tentang sejauh mana pasien
mampu menoleransi perubahan dalam gaya
hidup atau perawatan medis yang
direkomendasikan oleh tenaga medis untuk
mengelola kesehatan kardiovaskularnya.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait
toleransi koping dan stres, penanganan lebih lanjut
dapat dilakukan untuk memberikan dukungan
psikososial yang tepat, meningkatkan strategi koping
yang sehat, dan memberikan rekomendasi untuk
mengurangi stres dan memperbaiki kesehatan jantung
dan pembuluh darah. Penting untuk selalu berkonsultasi
dengan profesional kesehatan untuk evaluasi lebih
lanjut dan penanganan yang sesuai.
Nilai-Kepercayaan Selama proses wawancara dengan pasien, ada beberapa
kemungkinan temuan yang dapat menunjukkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular atau respons pasien
terhadap masalah kardiovaskular terkait nilai-
kepercayaan. Beberapa kemungkinan temuan tersebut
termasuk.

1. Persepsi tentang Kesehatan: Menanyakan


tentang persepsi pasien terhadap pentingnya
menjaga kesehatan dan apakah mereka
menganggap kesehatan kardiovaskular sebagai
prioritas dalam hidup mereka.
2. Nilai terhadap Gaya Hidup Sehat: Menanyakan
apakah pasien menghargai dan
memprioritaskan gaya hidup sehat, seperti pola
makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur
yang cukup.
3. Penilaian Risiko Kardiovaskular: Menanyakan
apakah pasien menyadari risiko pribadinya
terhadap penyakit kardiovaskular dan apakah
mereka peduli tentang perubahan gaya hidup
untuk mengurangi risiko tersebut.
4. Kepatuhan terhadap Pengobatan dan
Perawatan: Menanyakan tentang sejauh mana
pasien mematuhi pengobatan yang diresepkan
dan mengikuti perawatan medis untuk
mengelola kondisi kardiovaskularnya.
5. Nilai dan Kebiasaan dalam Konsumsi Makanan:
Menanyakan tentang nilai dan kebiasaan pasien
dalam konsumsi makanan, termasuk apakah
mereka mengutamakan makanan sehat dan
bergizi untuk mendukung kesehatan
kardiovaskular.
6. Nilai terhadap Kegiatan Fisik: Menanyakan
apakah pasien menganggap aktivitas fisik
sebagai bagian penting dari gaya hidup sehat
dan apakah mereka memiliki kebiasaan
berolahraga secara teratur.
7. Kepercayaan tentang Pengelolaan Kesehatan
Kardiovaskular: Menanyakan apakah pasien
memiliki keyakinan dan kepercayaan diri dalam
mengelola kondisi kardiovaskularnya dan
apakah mereka merasa memiliki kendali atas
kesehatan mereka.
8. Hubungan Nilai-Kepercayaan dengan Perilaku:
Menanyakan apakah nilai-kepercayaan pasien
terhadap kesehatan kardiovaskular
mempengaruhi perilaku mereka dalam menjaga
kesehatan, seperti kepatuhan terhadap
rekomendasi medis atau perubahan gaya hidup.

Dengan mengidentifikasi faktor risiko dan respons


pasien terhadap masalah kardiovaskular terkait nilai-
kepercayaan, penanganan lebih lanjut dapat dilakukan
untuk memahami perspektif pasien, memberikan
pendidikan kesehatan yang sesuai, dan mendukung
pasien dalam mencapai tujuan kesehatan
kardiovaskular mereka. Penting untuk selalu
berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk
evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat.
2. Temukan titik atau lokasi berikut yang diperiksa dan diraba pada dinding dada.

Pilihan Jawaban:
Angle of Louis
Aortic area
Erb’s point
Mitral area (apex) and point of maximal impulse (PMI)
Pulmonic area
Tricuspid area
3. Berikut ini ciri-ciri dari bunyi jantung pertama (S1) atau bunyi
jantung kedua (S2). Berilah tanda S1 atau S2 pada ciri-ciri berikut.
a. Suara lub lembut
b. Suara dup tajam
c. Menunjukkan awal sistole
d. Menunjukkan permulaan diastole
e. Paling keras di daerah pulmonal dan aorta
f. Paling keras di daerah trikuspid dan mitral
4. Berikut ini temuan-temuan yang dapat diauskultasi pada pasien dengan masalah
katup jantung (pilih semua yang benar dengan tanda √)?
a. Bruit arteri
b. Pulsus alternans
c. Murmur jantung
d. Bunyi jantung ketiga (S3)
e. Gosok gesekan perikardial
f. Bunyi jantung keempat (S4)

Anda mungkin juga menyukai