1. Sudah berapa lama Bapak bekerja sebagai pengacara?
2. Kasus apa yang paling sering Bapak ambil atau temui sepanjang perjalanan Bapak sebagai pengacara? Apakah ada kasus yang terkait dengan fintech atau pembocoran data pribadi konsumen? 3. Apakah Bapak mengenal klausa baku pada peraturan fintech (peraturan fintech yang sepihak)? Kalau dari perundang-undangan itu sendiri penegakan hukumnya bagaimana? 4. Misalkan setelah fintech ilegal diusut, penyelesaian terkait dana pinjaman bagaimana? 5. Kominfo pernah mengatakan bahwa jika melakukan peminjaman dana di fintech ilegal tidak perlu dibayar. Kalo pengaduannya tidak sampai dan terus ditekan dari pihak penyelenggara (biasanya data pribadi disebarkan) nasabah harus melakukan apa? 6. Kira-kira langkah yang harus diambil untuk meningkatkan keamanan data pribadi nasabah apa saja? 7. Apakah perlindungan konsumen benar2 bisa diwujudkan ataukah hanya sekedar "hukum" belaka? 8. Pandangan Bapak soal fintech legal yang nyatanya membebankan bunga diatas yang sudah ditentukan itu bagaimana? 9. Terkait sanksi penyelenggara fintech ilegal, sampai sekarang dirasa kurang ada efek jera karena tidak ada sanksi pidana (sejauh yang kita tahu). Pandangan Bapak soal masalah ini bagaimana? Apakah ada kemungkinan peraturannya di update? 10. Apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku ilegal? (selain memperberat hukuman) 11. Sanksi yang maksimal bagi pelaku (penyelenggara fintech) menurut Bapak tuh seperti apa? 12. Selain integritas dari pelaku fintech, pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam masalah fintech ilegal dan seperti apa perilaku yang diharapkan? 13. Apa yang bisa ditingkatkan dari segi sosialisasi atau edukasi kepada calon nasabah supaya lebih aware tentang keberadaan fintech legal dan ilegal? 14. Kira-kira apa yang harus dibenahi dari hukum di indonesia secara spesifik untuk perlindungan konsumen (terutama data pribadi) dan juga secara general menurut Bapak? 15. Kalau boleh tahu apakah Bapak pernah melakukan pinjaman uang dari fintech legal atau ilegal? 16. Menurut Bapak apakah fintech harus tetap ada diselenggarakan atau diberhentikan sampai ada hukum yang lebih jelas di Indonesia?