Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MENTORING 2

BLOK KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh :

Kelompok Tutorial 4

Azizah Nur Khasanah 20180320002


Citra Zea Fichella 20180320016
Dwi Septi Aprilia 20180320026
Finka Hanandayu Kawanda 20180320041
Zhavira Nadya Septari 20180320055
Triah Kustianah 20180320065
Nadhea Putri Zulchara P 201803200777
Aulia Farra 20180320090
Yusrina Ammazida 20180320101
Lily Nur Indahsari 20180320113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TAHUNA AJARAN 2020/2021


MENTORING 2
General Learning Objective:
Setelah mengikuti proses mentoring, diharapkan mahasiswa mampu memahami Proses
Analisis Data, menentukan diagnosis, menentukan outcome dan intervensi keperawatan
Specific Learning Objectives:
Mahasiwa mampu:
1. Merumuskan data focus dari hasil pengkajian dalam asuhan keperawatan gerontik
2. Mengolompokkan data sesuai dengan masalah
3. Mengidentifikasi adanya kesenjangan data berdasarkan data focus yang telah diperoleh
4. Menentukan diagnosis keperawatan gerontik dengan melihat definisi, batasan

karakteristik dan factor yang berhubungan


5. Merumuskan diagnosis keperawatan gerontik dengan menggunakan pedoman SDKI
(minimal 2 diagnosis)
6. Menentukan prioritas diangosa keperawatan

Persiapan yang dilakukan mahasiswa:


1. Mahasiswa sudah membawa hasil pengkajian gerontik yang sudah diperbaiki
berdasarkan masukan dari mentor
2. Mahasiswa sudah membuat analisa data dan menentukan diagnosa keperawatan
yang sesuai
3. Masing-masing mahasiswa membawa SDKI
DATA FOKUS

DO DS
 Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian  Bp. SY menderita stroke sejak 7 tahun yang lalu
kanan dan kesulitan berbicara.  Aktivitas sehari-hari Bp. SY dibantu oleh Ibu N
 Diagnosis penyakit dari dokter adalah Stroke Non  Pasien mengatakan BAK ± 5 kali sehari, sering ngompol
Haemoragic (SNH) disembarang tempat karena Bp.SY tidak mau memakai pempers ,
 TD 160/90 BAK terkadang menggunakan pispot yang disediakan istrinya
 Bpk SY sulit untuk dikaji karena kesulitan berbicara  Ibu N mengatakan bahwa perasaan Bp. SY tidak menentu kadang
 Terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan sebelah terlihat semangat, sedih bahkan marah-marah dengan alasan yang
kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu kurang jelas. Ibu N terkadang merasa sedih ketika beliau sudah setia
 System musculusskeletal tampak menurun dibagian : dan selalu ada untuk membantu ADL Bp. SY tetapi dimarahi
tulang belakang,bahu,siku ,tangan kanan, pinggul , lutut dengan alasan tidak jelas. Ibu N mengatakan terkadang sering
dan kaki terpancing emosi ketika Bp. SY marah tetapi mengucapkan Istighfar
 Keadaan umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat setelahnya.
beraktivitas mandiri karena mengalami stroke yang  Ibu N mengatakan untuk menyelesaikan masalah nya Bp. SY
menyebabkan kelemahan pada ekstremitas bagian kanan melihat lingkungan luar dari depan jendela ketika merasa bosan. Ibu
dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan sebelah N ketika merasa emosi atau sedih sering bercerita dengan teman
kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu. dekatnya untuk mengurangi beban dan berkegiatan bersama cucu
 Didepan rumah Bp. SY agak tinggi sehingga untuk keluar mengurangi pikiran Ibu N
rumah ada tanjakan tetapi bukan tangga  Ibu N mengatakan ingin suaminya sembuh, masih banyak terapi
 Ibu N : Depresi Ringan untuk Bp. SY yang ingin diikuti oleh Ibu N, tetapi karena kendala
 Ibu N terlihat ikhlas mengurus bapak SY selama sakit tidak ada yang mengantar dan membantu membawa Bp. SY
stroke. keinginan untuk terus berobatnya tertunda. Ibu N mengatakan
 MORSE FALL SCALE : 90 , Bp.SY memiliki resiko tinggi semangat untuk sembuh Bp. SY saat awal terkena stroke bagus
untuk jatuh tetapi saat ini lebih cenderung untuk pasrah dan berdoa.Jika rencana
ini tidak dapat dilaksanakan maka Istri Bp. SY pasrah dan terus
melanjutkan terapi yang diberikan dokter
 Bp. SY mengatakan tidak mengikuti kegiatan di masyarakat sejak
sakit stroke,
 Ibu N mengatakan terbatas dalam beraktivitas di masyarakat karena
harus menunggu Bp. SY. Ibu N biasanya kemasjid dekat rumah
untuk ibadah ketika Bp. SY dalam keadaan bisa ditinggal.
 Menurut Ibu N kegiatan sosial di kampungnya banyak dan
selama ini diikuti sesuai kemampuannya
 Ibu N mengatakan Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan
solat 5 waktu dilaksanakan oleh Ibu N dan Bp. SY,walaupun
Bp. SY melakukan sesuai dengan kemampuannya, solat
dilakukan dengan posisi duduk. Ibu N mengatakan Bp. SY rajin
melaksanakan solat Dhuha.
 Ibu N mengatakan bapak SY pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir
 Ibu N mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar
ruangan dalam rumah dengan menggunakan kruk kaki 3, tidak
pernah keluar rumah dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh
Bp. SY didalam rumah
 Ibu N mengatakan bapak SY mengalami stroke dan mempunyai
riwayat penyakit kronik yaitu hipertensi dan diabetes melitus sejak
tahun 1998.
ANALISIS DATA

Etiologi/Faktor
No Data Fokus Problem Diagnosa keperawatan
Resiko
1. DO : Resiko Jatuh Kekuatan otot - Resiko Jatuh d.d Bp. SY
- Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan menurun mengalami kelemahan
- System musculusskeletal tampak menurun dibagian : tulang belakang, pada ekstremitas bagian
pinggul , lutut dan kaki kanan, System
- Keadaan umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat beraktivitas mandiri musculusskeletal tampak
karena mengalami stroke yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas menurun dibagian : tulang
bagian kanan dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan sebelah belakang, pinggul , lutut
kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu. dan kaki, Keadaan umum
- Diagnosis penyakit dari dokter adalah Stroke Non Haemoragic (SNH) Bp. SY terlihat lemah,
- MORSE FALL SCALE : 90 , Bp.SY memiliki resiko tinggi untuk jatuh tidak dapat beraktivitas
mandiri karena mengalami
DS : stroke yang menyebabkan
- Bp. SY menderita stroke sejak 7 tahun yang lalu kelemahan pada
- Ibu N mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar ekstremitas bagian kanan
ruangan dalam rumah dengan menggunakan kruk kaki 3, tidak pernah dan terlihat perubahan
keluar rumah dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh Bp. SY bentuk tulang pada tangan
didalam rumah sebelah kanan karena
- Ibu N mengatakan bapak SY mengalami stroke dan mempunyai riwayat serangan stroke sejak 7
penyakit kronik yaitu hipertensi dan diabetes melitus sejak tahun 1998 tahun yang lalu, Diagnosis
- Pernah memiliki riwayat jatuh 3 bulan yang lalu, penyakit dari dokter
adalah Stroke Non
Haemoragic (SNH),
MORSE FALL SCALE :
90 , Bp.SY memiliki
resiko tinggi untuk jatuh,
Bp. SY menderita stroke
sejak 7 tahun yang lalu,
Ibu N mengatakan
Aktivitas olahraga Bp. SY
hanya jalan disekitar
ruangan dalam rumah
dengan menggunakan
kruk kaki 3, tidak pernah
keluar rumah dan latihan
gerak ekstremitas
dilakukan oleh Bp. SY
didalam rumah, Ibu N
mengatakan bapak, SY
mengalami stroke dan
mempunyai riwayat
penyakit kronik yaitu
hipertensi dan diabetes
melitus sejak tahun 1998,
Pernah memiliki riwayat
jatuh 3 bulan yang lalu,
2. DO : Gangguan Gangguan - Gangguan Mobilitas Fisik
- Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan Mobilitas Fisik muskoloskeletal b.d Gangguan
- Keadaan umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat beraktivitas mandiri muskoloskeletal d.d Bp.
karena mengalami stroke yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas SY mengalami
bagian kanan dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan sebelah kelemahan pada
kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu. ekstremitas bagian
- System musculusskeletal tampak menurun dibagian : tulang kanan , Keadaan umum
belakang,bahu,siku ,tangan kanan, pinggul , lutut dan kaki Bp. SY terlihat lemah,
tidak dapat beraktivitas
DS : mandiri karena
- Ibu N mengatakan Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan solat 5 mengalami stroke yang
waktu dilaksanakan oleh Ibu N dan Bp. SY, walaupun Bp. SY menyebabkan kelemahan
melakukan sesuai dengan kemampuannya, solat dilakukan dengan pada ekstremitas bagian
posisi duduk. Ibu N mengatakan Bp. SY rajin melaksanakan solat Dhuha. kanan dan terlihat
- Ibu N mengatakan bapak SY pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir perubahan bentuk tulang
- Ibu N mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar pada tangan sebelah
ruangan dalam rumah dengan menggunakan kruk kaki 3, tidak pernah kanan karena serangan
keluar rumah dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh Bp. SY stroke sejak 7 tahun yang
didalam rumah lalu, System
- Ibu N mengatakan terbatas dalam beraktivitas di masyarakat karena harus musculusskeletal tampak
menunggu Bp. SY. Ibu N biasanya kemasjid dekat rumah untuk ibadah menurun dibagian : tulang
ketika Bp. SY dalam keadaan bisa ditinggal. belakang,bahu,siku
- Bp. SY mengatakan tidak mengikuti kegiatan di masyarakat sejak sakit ,tangan kanan, pinggul ,
stroke lutut dan kaki, Ibu N
- Bp. SY menderita stroke sejak 7 tahun yang lalu mengatakan Aktivitas
- Aktivitas sehari-hari Bp. SY dibantu oleh Ibu N ibadah yang sehari-hari
- Pasien mengatakan BAK ± 5 kali sehari, sering mgompol disembarang dilakukan solat 5 waktu
tempat karena Bp.SY tidak mau memakai pempers , BAK terkadang dilaksanakan oleh Ibu N
menggunakan pispot yang disediakan istrinya dan Bp. SY, walaupun
Bp. SY melakukan
sesuai dengan
kemampuannya, solat
dilakukan dengan posisi
duduk. Ibu N mengatakan
Bp. SY rajin
melaksanakan solat
Dhuha, Ibu N
mengatakan bapak SY
pernah jatuh dalam 3
bulan terakhir, Ibu N
mengatakan Aktivitas
olahraga Bp. SY hanya
jalan disekitar ruangan
dalam rumah dengan
menggunakan kruk kaki
3, tidak pernah keluar
rumah dan latihan gerak
ekstremitas dilakukan
oleh Bp. SY didalam
rumah, Ibu N mengatakan
terbatas dalam
beraktivitas di masyarakat
karena harus menunggu
Bp. SY. Ibu N biasanya
kemasjid dekat rumah
untuk ibadah ketika Bp.
SY dalam keadaan bisa
ditinggal, Bp. SY
mengatakan tidak
mengikuti kegiatan di
masyarakat sejak sakit
stroke, Bp. SY menderita
stroke sejak 7 tahun yang
lalu

3. DO : Gangguan Penurunan sirkulasi - Gangguan Komunikasi


- Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan dan Komunikasi serebral, tidak Verbal b.d penurunan
kesulitan berbicara. Verbal mampu sirkulasi serebral, tidak
- Diagnosis penyakit dari dokter adalah Stroke Non Haemoragic (SNH) berbicara/mendeng mampu
- TD 160/90 ar, menunjukkan berbicara/mendengar,
- Bpk SY sulit untuk dikaji karena kesulitan berbicara respon tdk sesuai, menunjukkan respon tdk
- Bapak SY mengalami penurunan pendengaran sehingga harus bicara sulit sesuai, sulit
dengannya dengan jarak dekat maupun sentuhan mempertahankan mempertahankan
komunikasi komunikasi d.d Bp. SY
DS : mengalami kelemahan
- Bp. SY menderita stroke sejak 7 tahun yang lalu pada ekstremitas bagian
- Ibu N mengatakan bahwa perasaan Bp. SY tidak menentu kadang terlihat kanan dan kesulitan
semangat, sedih bahkan marah-marah dengan alasan yang kurang jelas berbicara, Diagnosis
- Bapak sy tidak mampu memanggil atau menelpon yg berjarak 100m penyakit dari dokter adalah
Stroke Non Haemoragic
(SNH), TD 160/90, Bpk
SY sulit untuk dikaji
karena kesulitan berbicara,
Bapak SY mengalami
penurunan pendengaran
sehingga harus bicara
dengannya dengan jarak
dekat maupun sentuhan,
Bp. SY menderita stroke
sejak 7 tahun yang lalu, Ibu
N mengatakan bahwa
perasaan Bp. SY tidak
menentu kadang terlihat
semangat, sedih bahkan
marah-marah dengan
alasan yang kurang jelas,
Bapak sy tidak mampu
memanggil atau menelpon
yg berjarak 100m

4. DO : Inkontinensia Hambatan - Inkontinensia Urin


- Keadaan umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat beraktivitas mandiri Urin mobilisasi Fungsional b.d hambatan
karena mengalami stroke yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas Fungsional mobilisasi d.d Keadaan
bagian kanan dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan sebelah umum Bp. SY terlihat
kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu. lemah, tidak dapat
- Aktivitas sehari-hari Bp. SY dibantu oleh Ibu N beraktivitas mandiri
- Toilet nya jauh dijangkau oleh bapa SY karena mengalami stroke
- Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan dan yang menyebabkan
kesulitan berbicara. kelemahan pada
ekstremitas bagian kanan
DS : dan terlihat perubahan
- Pasien mengatakan BAK ± 5 kali sehari, sering ngompol disembarang bentuk tulang pada tangan
tempat karena Bp.SY tidak mau memakai pempers , BAK terkadang sebelah kanan karena
menggunakan pispot yang disediakan istrinya serangan stroke sejak 7
- Ibu N mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar ruangan tahun yang lalu, Aktivitas
dalam rumah dengan menggunakan kruk kaki 3, tidak pernah keluar rumah sehari-hari Bp. SY
dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh Bp. SY didalam rumah dibantu oleh Ibu N, Toilet
nya jauh dijangkau oleh
bapa SY, Bp. SY
mengalami kelemahan
pada ekstremitas bagian
kanan dan kesulitan
berbicara, Pasien
mengatakan BAK ± 5 kali
sehari, sering ngompol
disembarang tempat
karena Bp.SY tidak mau
memakai pempers , BAK
terkadang menggunakan
pispot yang disediakan
istrinya, Ibu N
mengatakan Aktivitas
olahraga Bp. SY hanya
jalan disekitar ruangan
dalam rumah dengan
menggunakan kruk kaki
3, tidak pernah keluar
rumah dan latihan gerak
ekstremitas dilakukan
oleh Bp. SY didalam
rumah

PRIORITAS DIAGNOSIS

1) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Gangguan muskoloskeletal d.d Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan , Keadaan
umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat beraktivitas mandiri karena mengalami stroke yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas
bagian kanan dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan sebelah kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu, System
musculusskeletal tampak menurun dibagian : tulang belakang,bahu,siku ,tangan kanan, pinggul , lutut dan kaki, Ibu N mengatakan
Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan solat 5 waktu dilaksanakan oleh Ibu N dan Bp. SY, walaupun Bp. SY melakukan
sesuai dengan kemampuannya, solat dilakukan dengan posisi duduk. Ibu N mengatakan Bp. SY rajin melaksanakan solat Dhuha, Ibu N
mengatakan bapak SY pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir, Ibu N mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar ruangan
dalam rumah dengan menggunakan kruk kaki 3, tidak pernah keluar rumah dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh Bp. SY didalam
rumah, Ibu N mengatakan terbatas dalam beraktivitas di masyarakat karena harus menunggu Bp. SY. Ibu N biasanya kemasjid dekat
rumah untuk ibadah ketika Bp. SY dalam keadaan bisa ditinggal, Bp. SY mengatakan tidak mengikuti kegiatan di masyarakat sejak sakit
stroke, Bp. SY menderita stroke sejak 7 tahun yang lalu.
2) Inkontinensia Urin Fungsional b.d hambatan mobilisasi d.d Keadaan umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat beraktivitas mandiri
karena mengalami stroke yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas bagian kanan dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan
sebelah kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu, Aktivitas sehari-hari Bp. SY dibantu oleh Ibu N, Toilet nya jauh dijangkau
oleh bapa SY, Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan dan kesulitan berbicara, Pasien mengatakan BAK ± 5 kali
sehari, sering ngompol disembarang tempat karena Bp.SY tidak mau memakai pempers , BAK terkadang menggunakan pispot yang
disediakan istrinya, Ibu N mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar ruangan dalam rumah dengan menggunakan kruk
kaki 3, tidak pernah keluar rumah dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh Bp. SY didalam rumah.
3) Gangguan Komunikasi Verbal b.d penurunan sirkulasi serebral, tidak mampu berbicara/mendengar, menunjukkan respon tdk sesuai, sulit
mempertahankan komunikasi d.d Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan dan kesulitan berbicara, Diagnosis
penyakit dari dokter adalah Stroke Non Haemoragic (SNH), TD 160/90, Bpk SY sulit untuk dikaji karena kesulitan berbicara, Bapak SY
mengalami penurunan pendengaran sehingga harus bicara dengannya dengan jarak dekat maupun sentuhan, Bp. SY menderita stroke
sejak 7 tahun yang lalu, Ibu N mengatakan bahwa perasaan Bp. SY tidak menentu kadang terlihat semangat, sedih bahkan marah-marah
dengan alasan yang kurang jelas, Bapak sy tidak mampu memanggil atau menelpon yg berjarak 100m.
4) Risiko jatuh d.d Resiko Jatuh d.d Bp. SY mengalami kelemahan pada ekstremitas bagian kanan, System musculusskeletal tampak
menurun dibagian : tulang belakang, pinggul , lutut dan kaki, Keadaan umum Bp. SY terlihat lemah, tidak dapat beraktivitas mandiri
karena mengalami stroke yang menyebabkan kelemahan pada ekstremitas bagian kanan dan terlihat perubahan bentuk tulang pada tangan
sebelah kanan karena serangan stroke sejak 7 tahun yang lalu, Diagnosis penyakit dari dokter adalah Stroke Non Haemoragic (SNH),
MORSE FALL SCALE : 90 , Bp.SY memiliki resiko tinggi untuk jatuh, Bp. SY menderita stroke sejak 7 tahun yang lalu, Ibu N
mengatakan Aktivitas olahraga Bp. SY hanya jalan disekitar ruangan dalam rumah dengan menggunakan kruk kaki 3, tidak pernah keluar
rumah dan latihan gerak ekstremitas dilakukan oleh Bp. SY didalam rumah, Ibu N mengatakan bapak, SY mengalami stroke dan
mempunyai riwayat penyakit kronik yaitu hipertensi dan diabetes melitus sejak tahun 1998, Pernah memiliki riwayat jatuh 3 bulan yang
lalu,

Asuhan Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI Rasional

1. Gangguan Mobilitas Fisik L.05042 Dukungan Mobilitas Terapi Biopsikologi di Rumah untuk Meningkatkan
(I. 05173) Kekuatan Motorik Pasca Stroke Ulangan. Jurnal
Mobilitas Fisik
 Monitor kondisi umum selama Boidjati. Vol. 2 (2). Sulianti, dkk. 2017
b.d Gangguan Setelah dilakukan asuhan melakukan mobilisasi
 Libatkan keluarga untuk Perlakuan yang diberikan pada pasien pasca
muskoloskeleta keperawatan selama 7 kali
membantu pasien dalam stroke di rumah dapat berupa metode terpadu
l kunjungan (60 menit) tingkat meningkatkan pergerakan Biopsikologi dengan memberikan masase pada
 Jelaskan tujuan dan prosedur jalur-jalur akupunktur dikombinasi dengan
Mobilitas Fisik meningkat
dengan kriteria hasil : mobilisasi mendengarkan, membaca, dan memahami ayat-ayat
 Anjurkan melakukan mobilisasi Al- Quran, serta pengaturuan diet (Sulianti, 2017).
 Pergerakan ekstermitas
dini
bawah (kaki) kekuatan  Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk Pengaruh Latihan Range of Motion terhadap
otot rentang gerak (rom)
ditempat tidur) Rentang Geran Sendi Ekstermitas Atas pada Pasien
dari menurun ke sedang
Teknik latihan penguatan otot Pasca Stroke di Makassar. Journal of Islamic
Nursing. Volume 3 Nomor 1.
 Kaku sendi dari  Identifikasi risiko latihan
 Identifikasi jenis dan durasi Latihan range of motion dilakukan selama 5 hari
menurun ke sedang
aktivitas pemanasan / pendinginan dalam seminggu, dengan pengulangan minimal 2
 Lakukan latihan sesuai program kali sehari dalam waktu 5-10 menit. Rentang gerak
 Gerakan terbatas dari yang ditentukan (Latihan terapi
sendi pasien pasca stroke sebelum dilakukan latihan
menurun ke cukup Biopsikologi setiaphari dalam satu
bulan dan latihan ROM) range of motion menunjukkan bahwa luas derajat
menurun
 Fasilitasi mengembangkan program rentang gerak sendi ekstremitas atas seperti sendi
latihan yang sesuai dengan tingkat peluru, sendi engsel, dan sendi kondiloid mengalami
 Kelemahan fisik dari kebugaran otot, kendala
muskuloskeletal, tujuan fungsional keterbatasan. Latihan range of motion dilakukan
menurun ke cukup
kesehatan, sumber daya peralatan dengan tujuan untuk mempertahankan atau
olahraga dan dukungan social meningkatkan kekuatan otot, memelihara mobilitas
 Anjurkan menghindari latihan
Toleransi aktifitas l.05047 persendian, merangsang sirkulasi darah dan
selama suhu ektrem
Setelah dilakukan 3 kali  Tetapkan jadwal tindak lanjut mencegah kelainan bentuk (Anita, 2018).

kunjungan (30 menit) untuk mempertahankan motivasi, Anita, dkk. 2018.


memfasilitasi pemecahan
toleransi aktifitas meningkat
dengan kriteria hasil :
Pencegahan jatuh
(i. 14540)
 Kemudahan dalam
melakukan aktivitas sehari  Identifikasi faktor lingkungan
yang meningkatkan risiko jatuh
hari dari menurun ke
 Hitung risiko jatuh dengan
sedang menggunakan skala (fall morse
scale)
 Kecepatan berjalan dari
 Anjurkan berkonsentrasi untuk
menurun ke sedang menjaga keseimbangan tubuh
 Kekuatan tubuh bagian
bawah dari menurun ke
sedang
 Jarak berjalan dari
menurun ke sedang
2 Inkontinensia Kontinensia Urin Latihan Berkemih Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi
Setelah dilakukan intervensi  Siapkan area toilet yang Inkontinensia Urine Pada Lanjut Usia Di Wilayah
Urin Fungsional
keperawatan selama 3 kali aman Kerja Puskesmas Tumpaan Minahasa Selatan.
b.d hambatan kunjungan (30 menit) dalam  Sediakan peralatan yang Karjoyo, 2017.
seminggu kontinensia urin dibutuhkan dekat dan mudah
mobilisasi
membaik dengan kriteria dijangkau Proses penuaan merupakan suatu proses biologis
hasil: yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh
 Distensi kandung kemih Perawatan Inkontinensia Urine setiap orang. Proses penuaan akan menimbulkan
pada lansia menurun masalah kesehatan. Masalah yang sering dijumpai
 Identifikasi penyebab
 Enuresis pada lansia pada lanjut usia adalah Inkontinensia urin.
inkontinensia urine (mis.
menurun Inkontinensia urine adalah pengeluaran urine
Disfungsi neurologis, involunter atau kebocoran urine yang sangat nyata
 Sensasi rasa ingin gangguan medulla spinalis, dan menimbulkan masalah social atau higienis.
berkemih dan mampu gangguan reflex destrutor,
menahan BAK pada lansia obat-obatan, usia, riwayat
membaik operasi, gangguan fungsi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kognitif) apakah terdapat pengaruh senam Kegel terhadap
Eliminasi Urine  Identifikasi perasaan dan frekuensi inkontinensia urine pada lansia di
Setelah dilakukan intervensi persepsi pasien terhadap Puskesmas Tumpaan, Minahasa Selatan. Desain
keperawatan selama 3 kali inkontinensia yang dialami penelitian yang digunakan adalah pra
kunjungan (30 menit) maka  Monitor kebiasan BAK eksperimental dengan menggunakan rancangan
eliminasi urin membaik one group pre test post test. Populasi dan
 Bersihkan genital dan kulit
dengan kriteria hasil: sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sekitar secara rutin adalah seluruh lansia yang mengalami
 Desakan berkemih
 Berikan pujian atas inkontinensia urine sebanyak 30 orang.
(urgensi) yang
keberhasilan mencegah Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menyebabkan lansia
inkontinensia menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank
mengompol menurun
 Jelaskan definisi, jenis Testdidapatkan p-value Kesimpulan dari hasil
Perawatan Diri inkontinensia, penyebab tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Setelah dilakukan intervensi inkontinensia urine senam Kegel terhadap frekuensi inkontinensia
keperawatan selama 3 kali  Jelaskan program urine pada lanjut usia di Puskesmas Tumpaan
kunjungan (30 menit) maka penanganan inkontinensia Minahasa Selatan.
Perawatan Diri membaik urine
dengan kriteria hasil:  Jelaskan jenis pakaian dan
 Kemampuan lansia ke The Effect Of Health Education Toward Knowledge
lingkungan yang mendukung
Of The Elderly In Managementrisk Of Urinary
toilet untuk BAK dengan proses berkemih Incontinence Tina Yuli Fatmawati
jarak yang jauh meningkat  Anjurkan membatasi
konsumsi cairan 2-3 jam Survei di 11 negara Asia termasuk Indonesia
Keamanan Lingkungan menjelang tidur ditemukan 5.052 perempuan menderita masalah
Rumah  Anjurkan menghindari kopi, inkontinensia urin. Seiring dengan bertambahnya
Setelah dilakukan intervensi minuman bersoda, the dan usia, kemampuan menahan kencingini semakin
keperawatan selama 3 kali menurun, sehingga lanjut usia berpotensi
cokelat
kunjungan (30 menit) maka untuk mengalami inkontinensia urinsehingga
Keamanan Lingkungan dibutuhkan intervensi untuk menanganimasalah
Rumah membaik dengan ini. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui
Dukungan perawatan diri
kriteria hasil: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
BAB/BAK (I.11349)
 Kemudahan lansia untuk Pengetahuan Lansia Dalam Penatalaksanaan
mengakases kamar mandi Observasi Risiko Terjadinya Inkontinensia Urin.Penelitian
meningkat  Identifikasi kebiasaan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
 Pengaturan suhu ruangan BAB/BAK sesuai usia menggunakan rancangan One Group pretest-
untuk mengantisipasi  Monitor integritas kulit posttest. Penelitian dilakukan di Posyandu Kasih
pasien mengompol pasien Ibu Kota Jambi.Teknik pengambilan sampel
accidental sampling,dengan jumlah sampel 20
meningkat
Terapeutik responden, Analisis data menggunakan univariat
 Dukung penggunaan dan bivariat dengan uji statistik T dependent.
Ambulansi
Hasil penelitian menunjukkan, pengetahuan lansia
Setelah dilakukan intervensi toilet/pispot/urinal secara
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan skor
keperawatan selama 3 kali konsisten
tertinggi adalah 9, skor terendah adalah 4dengan
kunjungan (30 menit) maka  Jaga privasi selama eliminasi rata-rata nilai 6.30. Setelah dilakukan pendidikan
ambulansi membaik dengan  Ganti pakaian pasien setelah kesehatan skor tertinggi adalah 14 dan terendah
kriteria hasil: eliminasi, jika perlu adalah 10 dengan rata-rata nilai 12.05. Secara
 Lansia dapat Berjalan  Bersihkan alat bantu statistik ada pengaruh pendidikan kesehatan
dengan langkah yang BAB/BAK setelah terhadap pengetahuan lansia dalam
efektif menuju kamar digunakan penatalaksanaan risiko terjadinya inkontinensia urin
mandi untuk BAK di Posyandu KasihIbu.
 Keluarga dapat melatih
meningkat
BAB/BAK sesuai jadwal
 Lansia dapat Berjalan yang telah direncanakan
dengan jarak jauh maupun
sedang menuju kamar Edukasi
mandi untuk BAK  Anjurkan BAB/BAK secara
meningkat rutin
 Anjurkan ke kamar
mandi/toilet, jika perlu

Manajemen eliminasi urin (I.


04152)
Observasi
 Monitor eliminasi urine
(mis. Frekuensi, konsistensi,
aroma, volume, dan warna)

Terapeutik
 Catat waktu-waktu dan
keluaran berkemih
 Batasi asupan cairan, jika
perlu

Edukasi
 Ajarkan mengukur asupan
cairan dan keluaran urine
 Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
 Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot panggul
 Anjurkan mengurangi
minum menjelang tidur

Terapi aktivitas fisik I. 05186


Terapeutik
 Fasilitasi pasien dan keluarga
dalam menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomondasi aktifitas
(Senam Kagel)
 Libat keluarga dalam aktivitas
fisik (Senam Kagel)
 Faisilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya sendiri
untuk mencapai tujuan

Referensi :

Sulianti, dkk. 2017. Terapi Biopsikologi di Rumah untuk Meningkatkan Kekuatan Motorik Pasca Stroke Ulangan. Jurnal Boidjati. Vol. 2 (2).

Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Inkontinensia Urine Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tumpaan Minahasa Selatan.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari
Tina Yuli Fatmawati, Agustina. 2018. The Effect Of Health Education Toward Knowledge Of The Elderly In Managementrisk Of Urinary
Incontinence. Vol.7 No 2. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi
Anita, dkk. 2018. Pengaruh Latihan Range of Motion terhadap Rentang Geran Sendi Ekstermitas Atas pada Pasien Pasca Stroke di Makassar.
Journal of Islamic Nursing. Volume 3 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai