Laporan SGD Skenario III Blok II PDF
Laporan SGD Skenario III Blok II PDF
SEMESTER I
DOSEN PEMBIMBING
Felix (203307010014)
i
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDIDIKAN KEDOKTERAN
2020/2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Fisiologi Indera Manusia”. Tidak lupa kami mengucapkan begitu banyak terima
kasih atas bantuan Dr. Yolanda Eliza Putri Lubis, M.K.M. dalam hal sumbangan ilmu
yang telah beliau kontribusikan.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karena itu, kami dengan rendah hati dan tangan terbuka
menerima masukan, saran, dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kami selaku penyusun makalah berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
William Lidjon
iii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Yus, laki, 24 tahun datang ke poliklinik THT RS Royal Prima dengan keluhan
telinga kanannya seperti pekak dan berdeging sejak seminggu yang lalu. Hal ini
dialami pasien karena seminggu yang lalu pasien berenang di kolam renang dan
kemasukan air pada saat keramas. Keluhan tambahan pasien mengeluh pusing
berputar.
More Info 1:
Sebelumnya, pasien pernah menderita batuk dan pilek dan sudah sembuh
sendiri, namun yang terasa mengganggu adalah perasaan seperti air didalam kepala
dan oyong.
More Info 2:
Pada pemeriksaan vital sign didapati tekanan darah 120/80 mmHg, HR:
86x/menit, RR:20 x/menit, T: 37C, TB: 175 cm. Setelah dilakukan pemeriksaan
dengan otoskop pada telinga kanannya dijumpai adanya cerumen prop sehingga tidak
dapat terlihat membran tympani. Pada pemeriksaan hidung dan mulut tidak dijumpai
adanya kelainan. Kemudian dokter melakukan tindakan untuk mengeluarkan cerumen
prop setelah itu memberikan vitamin peroral kepada pasien.
1
1.1.2 Batuk & Pilek : Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai sistem
pertahanan untuk mengeluarkan zat dan partikel dari
dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing
masuk ke saluran napas bawah. Pilek adalah kondisi
ketika hidung mengeluarkan ingus atau lendir, baik
sesekali maupun terus-menerus. Lendir yang keluar
dapat terlihat bening, hijau, atau kekuningan.
1.1.3 Oyong : Oyong adalah kondisi sakit kepala. Sakit kepala adalah kondisi
ketika timbul rasa sakit dan tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau
leher.
1.1.4 Otoskop : Otoskop adalah alat untuk inspeksi saluran telinga. Bagiannya
meliputi lampu, kaca pembesar, dan tempat mengamati berbentuk
corong dengan ujung yang sempit dan runcing yang disebut
spekulum.
1.1.5 Cerumen Prop : Cerumen Prop merupakan kondisi ketika telinga tersumbat
oleh kotoran yang telah menggumpal keras.
1.1.7 Vitamin Peroral : Vitamin adalah sekelompok senyawa organik yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme dan tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Peroral adalah pemberian melalui
mulut. Maka, vitamin peroral adalah pemberian senyawa
organik melalui mulut.
2
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Mengapa telinga kanan pasien dapat pekak dan berdenging setelah kemasukan
air saat berenang dan keramas?
1.2.3 Apakah ada hubungan antara batuk dan pilek dengan kondisi pasien sekarang?
1.3.1 Telinga pasien dapat pekak dan berdenging setelah kemasukan air saat berenang
dan keramas diakibatkan air yang berlebihan masuk ke dalam telinga bagian tengah
dimana terdapat membran tympani. Membran tympani ini merupakan selaput tipis
yang berfungsi untuk menerima getaran suara dari telinga bagian luar. Air
mengganggu kerja dari membran tympani ini sehingga pasien pekak (sulit untuk
mendengar) dan berdenging (oleh karena getaran dan vibrasi membran tympani yang
diganggu oleh air). Cerumen prop pada bagian dalam telinga pasien juga
memperburuk pekak dan denging telinga pasien.
3
dalam (organ vertibuler). Pada umumnya, kasus vertigo disebabkan oleh kelainan
pada telinga dalam atau bagian perifer. Untuk kondisi pasien, vertigo diakibatkan air
yang masuk ke telinga pasien mengganggu sistem vestibular pada bagian telinga
dalam.
1.3.3 Pilek dan batuk dapat berdampak buruk bagi telinga. Saluran pipa eusthacius
menghubungkan hidung, mulut, dan telinga. Oleh karena itu, bila terjadi
penumpukkan lendir atau dahak yang diakibatkan oleh batuk dan pilek, lendir dan
dahak dapat menumpuk dan menyebabkan masalah pada telinga.
Hasil : Normal
Hasil : Normal
4
RR (Respiratory Rate): 20 x/menit (pasien)
: 12 – 24 x/menit (normal)
Hasil : Normal
T (Suhu) : 37 C (pasien)
Hasil : Normal
1.3.5 Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop, ditemui adanya serumen prop.
Serumen prop adalah kondisi ketika telinga tersumbat oleh kotoran telinga yang telah
menggumpal keras. Hal ini dapat diakibatkan karena cara membersihkan telinga yang
salah. Misalnya, membersihkan telinga menggunakan cotton bud. Kebiasaan tersebut
malah dapat mendorong kotoran masuk ke dalam telinga. Akibatnya kotoran lebih
sulit dibersihkan dan menumpuk. Semakin lama kotoran akan mengeras dan inilah
yang disebut serumen prop. Berikut cara-cara untuk mengatasinya:
5
Penyedotan, serumen prop dapat dikeluarkan melalui penyedotan dengan alat
suction. Alat dan prosedur ini dapat dilakukan di rumah sakit oleh dokter
THT.
1.3.6 Pasien diberikan vitamin peroral (melalui mulut) untuk menjaga kesehatan
telinga. Vitamin yang dianjurkan untuk kesehatan telinga adalah vitamin C.
Kandungan antioksidan dari asupan buah vitamin C dapat melindungi sel dan
jaringan tubuh dari serangan radikal bebas, termasuk sel-sel rambut dalam
telinga. Vitamin C juga memiliki kemampuan untuk mengubah zat radikal bebas
menjadi antioksidan. Dengan demikian, asupan vitamin C dapat mencegah timbulnya
kerusakan pada sel rambut telinga akibat radikal bebas. Berikut daftar kebutuhan
asupan vitamin C per hari:
0 – 6 bulan : 25 mg/hari
7 – 9 tahun : 35 mg/hari
10 – 18 tahun : 40 mg/hari
≥ 19 tahun : 45 mg/hari
Wanita menyusui : 70
mg/hari
6
1.4 Topic Tree
TELINGA YUS
SERUMEN PROP
KEMASUKAN AIR
Kesimpulan Sementara
Yus, laki, 24 tahun menderita vertigo dan serumen prop pada telinga.
1.5.3 Memahami dan menjelaskan fungsi motoris cerebellum & ganglia basalis.
7
BAB II
ISI
8
Gendang telinga kemudian menggetarkan
tulang-tulang pendengaran, yaitu tulang kecil
yang ada di telinga tengah. Getaran suara akan
berjalan melalui osikel (tiga tulang pendengaran)
ke telinga osikel dalam.
9
Persepsi auditif, Kesadaran fonologis yaitu kesadaran bahwa bahasa dapat
dipecah ke dalam kata, suku kata, dan fonem (bunyi huruf).
Diskriminasi auditif, kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi antara
bunyi-bunyi fonem dan bunyi fonem dan mengidentifikasi kata-kata yang
sama dengan kata sama dengan kata-kata yang kata yang berbeda.
Ingatan auditif, kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang
didengar.
Urutan auditif, kemampuan mengingat urutan hal-hal yang disampaikan
secara hal yang disampaikan secara lisan.
Perpaduan auditif, kemampuan memadukan elemen kemampuan memadukan
elemenelemen fonem tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu kata yang
utuh.
10
keduanya, yaitu; pencahayaan, permukaan, dan gravitasi. Tujuan dari tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan adalah menyangga tubuh melawan gravitasi dan
faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang
dengan bidang tumpu, serta menstabilkan bagian tubuh ketika bagian tubuh lain
bergerak. Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah sebagai berikut:
11
Cerebellum, Serebelum adalah organ
pusat untuk kontrol motorik halus.
Memproses informasi dari beberapa
sistem sensorik (terutama vestibular dan
proprioseptif), impuls motorik, dan
memodulasi aktivitas motorik daerah
nuklear di otak dan sumsum tulang
belakang. Secara anatomis, otak kecil
terdiri dari dua belahan dan 14 vermis yang terletak di antaranya. Terhubung
ke batang otak oleh tiga Bagian pedunkulus. Fungsional otak kecil dibagi
menjadi tiga komponen: vestibulocerebellum, spinocerebellum, dan
cerebrocerebellum. Vestibulocerebellum menerima masukan aferen terutama
dari organ vestibular, dan fungsinya adalah untuk mengatur keseimbangan.
Spinocerebellum memproses impuls proprioseptif dari jalur spinocerebellar,
mengontrol sikap dan pola jalan. Cerebrocerebellum mempunyai fungsi yang
berhubungan dengan korteks motorik dari telencephalon dan
bertanggungjawab untuk pelaksanaan gerakan-gerakan halus yang mulus dan
presisi. Lesi pada serebelum mengakibatkan gangguan gerakan dan
keseimbangan.
12
otak memberikan informasi supaya sistem muskuloskeletal (otot dan tulang)
dapat bekerja secara sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
Vestibular, Sistem vestibular berperan
penting dalam keseimbangan, gerakan
kepala, dan gerakan bola mata. Sistem ini
meliputi organ-organ di dalam telinga
bagian dalam. Berhubungan dengan
sistem visual dan pendengaran untuk
merasakan arah dan gerakan kepala.
Cairan yang disebut endolymph mengalir melalui tiga kanal telinga bagian
dalam sebagai reseptor saat kepala bergerak miring dan bergeser. Melalui
refleks vestibulo-reticular mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika
melihat obyek yang bergerak. Kemudian pesan-pesan diteruskan melalui saraf
kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak (brain
stem). Beberapa stimulus tidak menuju langsung ke nukleus vestibular tetapi
ke serebrum, formation retikularis , thalamus dan korteks serebri. Nukleus
vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labirin, retikular formasi
dan serebelum. Hasil dari nukleus vestibuler menuju ke motor neuron melalui
medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot
proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot
postural). Sistem vertibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
Somatosensoris, Sistem somatosensoris terdiri dari taktil dan propioseptif
serta persepsi kognitif. Informasi propioseptif disalurkan ke otak melalui
kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)
propioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks
serebri melalui lumnikulus medialis dan thalamus.
13
2.3 Fungsi Motoris Cerebellum & Ganglia Basalis
2.3.1 Cerebellum
14
2.3.2 Ganglia Basalis
15
2.4 Fisiologi Penciuman
16
Dari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius
menuju pusat olfaktoria pada otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman
ditafsirkan.
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis
rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada
daerah ujung depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah,
rasa asam paling baik diterima di sepanjang samping/tepi lidah dan sensasi pahit
dapat dideteksi dengan sangat baik pada sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini
dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah
teridentifikasi yakni umami yang dominan ditemukan pada L-glutamat. Ada 13
reseptor kimia pada sel-sel pengecapan, yaitu 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1
reseptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor inosin, 1 reseptor manis, 1 reseptor
pahit, 1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Rasa manis, Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi:
gula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam
17
sulfonat, asam halogen, dan
garam anorganik dari timah
hitam dan berilium. Hampir
semua zat yang
menyebabkan rasa manis
merupakan zat kimia
organik; satu-satunya zat
anorganik yang
menimbulkan rasa manis
merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan berillium.
Rasa asam, Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion
hidrogen maupun intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan
logaritma konsentrasi ion hidrogen. Oleh sebab itu, makin asam suatu
makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat.
Rasa asin, Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi
ion sodium. Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam
lainnya karena beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping
rasa asin.
Rasa pahit, Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen
kimia, tetapi zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir
merupakan zat organik. Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa
pahit adalah: (1) Zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen, dan (2)
alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam kedokteran
seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin.
Rasa Umami, Umami berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa
umami mempunyai ciri khas yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya,
termasuk sinergisme peningkat rasa antara dua senyawa umami, L-glutamat
dan 5'- ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama setelahnya. Umami
18
adalah rasa yang Universitas Sumatera Utara dominan ditemukan pada
makanan yang mengandung L-glutamat (terdapat pada ekstrak daging dan
keju).
Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah.
Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak
dan merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang
akan menjalar ke nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari
daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf
tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari
sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis
kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex
serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya
kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Tiap rasa utama
tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing ion
atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel
neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk
semua rasa walau dengan intensitas berbeda.
19
2.5.3 Jenis-Jenis Papilla
Papilla fungiform, terletak di 2/3 anterior lidah dan pada umumnya terdiri dari
satu hingga beberapa taste buds di setiap papila yang diinervasi oleh nervus
facial (VII). Papila ini terlihat seperti bintik-bintik berwarna merah karena
kaya akan pembuluh darah. Jumlah papila fungiform di setiap lidah manusia
adalah sekitar 200 papila. Papila ini lebih sensitif terhadap rasa manis dan
asin. Papila di lidah bagian depan memiliki lebih banyak taste buds (1-18)
dibanding dengan papila di lidah bagian tengah (1-9). Diperkirakan ada
sekitar 1120 taste buds di papila fungiform pada setiap lidah.
Papilla circumvalata, terletak pada pangkal dorsum lidah di depan sulcus
terminalis linguae yang tersusun seperti huruf V. Papila ini sensitif terhadap
rasa asam dan pahit di 1/3 posterior lidah yang diinervasi oleh nervus
glossopharyngeal (IX). Jumlahnya berkisar 3-13 papila di setiap lidah dengan
jumlah taste buds 252 di setiap papila sehingga total 2200 taste buds yang
terdapat di papila circumvalata pada setiap lidah. Dalam jumlah besar taste
buds ini terletak mengelilingi papila circumvalata yang membentuk garis
seperti huruf V ke arah posterior lidah.
20
Papilla foliate, terletak pada lipatan dan celah bagian lateral lidah. Sensitivitas
papila ini lebih dominan terhadap rasa asam yang diinervasi oleh nervus
glossopharyngeal (IX). Rata-rata terdapat 5-6 papila foliata di setiap sisi lidah
yang terdiri dari 117 taste buds per papila sehingga total terdapat 1280 taste
buds di papila foliata pada setiap lidah.
Papilla filliform, papila terkecil dengan penampang 0,1 - 0,25 mm dan tidak
memiliki taste buds. Papila ini lebih dominan untuk menerima rangsang
sentuh.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yus, laki, 24 tahun terdapat serumen prop pada telinga dextra (kanan).
Serumen prop terjadi ketika telinga tersumbat oleh kotoran telinga yang telah
menggumpal keras. Yus mengalami pusing berputar disebabkan oleh air dalam
telinga dextranya yang mengganggu organ keseimbangan sehingga menderita vertigo.
Organ keseimbangan pada telinga adalah vestibular yang secara struktural terletak di
belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus. Vertigo merupakan
gejala sensasi diri sendiri atau ruangan sekeliling yang terasa berputar.
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23