Anda di halaman 1dari 3

Nama : Liana Limbong

Nim : 190101071

Grup :C

Mat.Kul :Teologi Agama-agama

Tgl/waktu : 5 November 2020/ 07.10 WIB

Soal
1. Teologi Agama-Agama merupakan usaha umat Kristen merumuskan imannya terhadap
agama-agama lain. Menurut pemikiran anda, apa dan bagaimana umat Kristen
merumuskan imannya di situasi keberagaman agama-agama.
2. Pluralisme merupakan tantangan bagi semua agama-agama secara khusus agama Kristen,
Islam dan Yahudi. Menurut anda apakah contohnya tatantangan itu di Indonesia dan apa
solusi yang bisa anda tawarkan.
3. Paul F Knitter memperlihatkan bahwa gerak teologi agama-agama secara evolusif dari
ekklesiosentri kesoteriosentris. Apakah anda setuju dengan Knitter, kalau ya sebutkan
alasannya dan kalau tidak sebutkan alasannya.
4. Semangat Postmodernisme mendorong kita melakukan dialog dengan umat beragama
lain. Menurut anda, dialog seperti apa yang cocok dilakukan oleh Umat Kristen dikota
Tarutung dalam hubungan umat beragama.
5. Gereja telah memerankan dialog dengan komunitas agama-agama di Indonesia. Menurut
anda model pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan sekolah dalam memerankan
dialog tersebut.

Jawaban
1. Menurut pendapat saya apa umat Kristen merumuskan imannya disituasi
keberagaman agama? Tentu saja ya, Karena Umat Kristen merupakan agama yang
dihayati umatnya dengan dasar keyakinan bahwa Allah Sang Adi Kodrati ‘menyapa’
manusia dengan cara inkarnasi dalam diri manusia Yesus, masuk dalam dunia
manusia.
Bagaimana Umat Kristen merumuskan imannya disituasi keberagaman agama?
Menurut Pendapat saya, Umat Kristen sangat meyakini bahwa, Yesus sendiri adalah
perwujudan pesan Allah. Pada kepercayaan ini Yesus mempunyai sifat ilahi dan
manusiawi. Yesus hadir membawakan ajarannya kemudia wafat di Kayu Salib. dalam
sifat Keilahian-Nya Yesus rela mati untuk menebus dosa-dosa manusia, dan menjadi
pernyataan ajaran kasih yang merupakan hukum utama bagi umat Kristiani. untuk
mengetahui kehendak allah umat Kristiani mempelajari hidup Yesus, mempelajari
ajaran-ajaran dan teladan-Nya yang tergambar dalam Kitab suci (Alkitab).
2. Contoh tantangan Pluralisme di Indonesia dan solusi yang dapat saya berikan:
Contohnya dari pernyataan kaum Muslim, Yesus sebagai kristus adalah suatu
berhala. Solusi yang dapat saya berikan adalah kita harus mengetahui pemahaman
mengenai agama Kristen, hal ini sangat diperlukan jikalau kita ingin berlaku adil
terhadap dunia tempat kita hidup dan terhadap Tuhan sebagaimana di wahyukan
oleh agama yang kita anut. Semua agama, entah itu Islam, Kristen, Hindu, Buddha
dan sebagainya, hendaknya harus dipahami sebagai suatu perjumpaan yang penting
dan berubah-ubah antara yang Illahi dan manusia. Dengan pemahaman ini, saya
harap adanya toleransi antar umat beragama yang berbeda-beda.

3. Saya setuju dengan pendapat P. Knitter tentang ekklesiosentri (Berpusat pada gereja)
ke teosentrime (berpusat pada Allah) yang membuat saya setuju adalah umat Kristen
meyakini bahwa Allah adalah sumber kehidupan sehingga Pusat utama umat Kristen
haruslah tertuju pada Allah, dan tempat peribadatan orang Kristen merupakan Gereja
meskipun tidak harus datang kegereja untuk beribadat namun Gereja merupakan
tempat yang paling khusus.

4. Menurut Pendapat saya, dialog yang cocok dilakukan oleh Umat Kristen dikota
Tarutung dalam hubungan umat beragama adalah dialog dengan rasa cinta,
kerendahan hati, kepercayaan, harapan, melibatkan pemikiran kritis, Karena dialog
tidak dapat berlangsung tanpa adanya rasa cinta, Dialog sebagai perjumpaan antar
sesama manusia dibebani tugas bersama untuk belajar dan berbuat (kerendahan
hati), Mendasarkan dirinya atas cinta, kerendahan hati, dan keyakinan maka dialog
akan menjadi sebuah bentuk hubungan horizontal di mana sikap saling mempercayai
di antara pelakunya merupakan suatu konsekuensi yang masuk akal, Harapan
berakar pada ketidaksempurnaan manusia, di mana mereka secara terus-menerus
melakukan usaha pencarian, pencarian yang hanya dapat dilakukan bersama
dengan orang lain, Dialog sejati akan terwujud dengan melibatkan pemikiran-
pemikiran kritis yang melihat suatu hubungan tak terpisahkan antara manusia
dan dunia, yang memandang realitas sebagai proses perubahan, tidak
memisahkan dirinya dari tindakan, tetapi senantiasa bergumul dengan
masalah-masalah keduniawian, dan tanpa gentar menghadapi resiko.

5. Menurut Pendapat saya model pembelajaran yang harus dilakukan sekolah dalam
memerankan dialog tersebut adalah Model pembelajaran ARIAS merupakan
modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987: 2-9) sebagai jawaban
pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi
berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori
nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai
(value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil
mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi
empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention,
relevance, confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS. Model pembelajaran
ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata.

Anda mungkin juga menyukai