NIM : 18.001
TINGKAT : 3A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2021
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
-KampusUtama : Jl.BesarIjen No. 77 C MALANG 65112 Telp.(0341) 556746
-Kampus I : Jl.Srikoyo No. 106 JEMBER Telp.(0331) 486613
-Kampus II : Jl.A. YaniSumberporong LAWANG Telp.(0341) 427847
-Kampus III : Jl.Dr. Soetomo No. 56 BLITAR 66133 Telp.(0342) 801043
-Kampus IV : Jl.KH. WakhidHasyim No. 64B KEDIRI Telp.(0354) 773095
-Kampus V : Jl.Dr. Soetomo No.5 TRENGGALEK Telp.(0355) 791293
-Kampus VI : Jl.Dr. Ciptomangunkusumo No.82A PONOROGO Telp.(0352) 461792
Website :Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
LEMBAR KONSULTASI
Nama : ABU KHASAN
Nim : 18.001
No. Tanggal Catatan Pembimbing Paraf
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
- Kampus Pusat : Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang, 65112 Telp (0341) 566075, 571388 Fax (0341) 556746
- Kampus I : Jl. Srikoyo No. 106 Jember Telp (0331) 486613
- Kampus II : Jl. A. Yani Sumberporong Lawang Telp (0341) 427847
- Kampus III : Jl. Dr. Soetomo No. 46 Blitar Telp (0342) 801043
- Kampus IV : Jl. KH Wakhid Hasyim No. 64B Kediri Telp (0354) 773095
- Kampus V : Jl. Dr. Soetomo No. 5 Trenggalek Telp (0355) 791293
- Kampus VI : Jl. Dr. Cipto Mangunkusomo No. 82A Ponorogo Telp (0352) 461792
Website : Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu
keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma, 1999).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb <
12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 1999:547).
Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom (anemia
defisiensi besi, anemia penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi vitamin B 12,
defisiensi asam folat), Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik, Anemia aplastik
(Mansjoer, 1999:547).
II. PATOFISIOLOGI :
A SKEMA
Kehilangan darah
Anemia
Intoleransi Resiko
Aktivitas Cedera
B URAIAN
Kehilangan darah dapat menyebabkan kadar Hb, Eritosit dan Ht menurun sehingga
terjadi Anemia. Kondisi Anemia dapat menyebabkan keruakan pola transport 02 sehingga
metabolism dalam tubuh menurun, hal tersebut menjadikan ATP yang dihasilkan juga akan
menurun dan energy dalam tubuh menurun. Sehingga terjadi kelemahan/kelelahan. Hal
tersebut dapat memunculkan diagnose keperawatan Intoleransi aktivitas dan Resiko Cidera.
Anemia juga dapat menyebabkan gangguan metabolism protein/lemak sehingga pemecahan
lemak meningkat dan sensasi selera makan menurun(Anoreksia). Hal tersebut dapat
memunculkan diagnose keperawatan Resti nutrisi kurang dari kebutuhan. Selain kedua hal
diatas, anemia juga dapat menyebabkan hipoksia jaringan, yang menyebabkan retensi tubuh
neburun, sehingga memunculkan diagnose keperawatan Resti Infeksi.
III. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik.
Penyebab lain yaitu :
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan. 1 2 4. Perdarahan pada saluran cerna,
menstruasi, donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.
Faktor-faktor penyebab : penyakit kronis, faktor keturunan, kurang nutrisi, kehilangan
darah.
V. PENGKAJIAN FOKUS
Terdapat beberapa pemeriksaan, baik utama maupun penunjang, untuk menentukan diagnosis anemia,
yaitu:
Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnsosi anemia adalah tes hitung darah
lengkap. Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) dilakukan untuk mengetahui
jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah. Untuk mendiagnosis anemia,
dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah Anda (hematokrit) dan
hemoglobin.
Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52% untuk
pria dan 35-47% untuk wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa normalnya
berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita.
Diagnosis anemia biasanya ditandai dengan hasil tes hitung darah lengkap berikut ini:
Hemoglobin rendah
Hematokrit rendah
Indeks sel darah merah, termasuk rata-rata volume sel hidup, rata-rata hemoglobin sel hidup,
dan rata-rata konsentrasi hemoglobin sel hidup. Data tersebut berguna untuk mengetahui ukuran
sel darah merah dan jumlah serta konsentrasi hemoglobin sel darah merah dalam darah
seseorang pada saat itu.
Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan
pemeriksaan apusan darah atau diferensial, yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil tes
tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel darah merah
dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan jenis anemia.
3. Hitung retikulosit
Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang dalam
darah Anda. Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis mana yang
Anda alami.
Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan pemeriksaan
lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya.
Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan biopsi
sumsum tulang. Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang
keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.
Penderita anemua aplastik memiliki jumlah sel darah yang lebih sedikit pada sumsumnya.
Setelah mengetahui jenis anemia yang Anda idap dan penyebabnya, Anda dapat mendiskusikan
pengobatan anemia yang tepat dengan dokter. Pengobatan anemia bertujuan untuk mengatasi
gejala, mencegah anemia kambuh, serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat muncul akibat
anemia yang tidak diobati.
X. INTERVENSI KEPERAWATAN :
Intervensi keperawatankedua dari diagnosa: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan dalam mengabsorbsimakanan, yaitu suatu keadaan
dimana individu yang tidak puasa mengalami dan beresiko megalami pengurangan berat badan
yang hasil sebagai berikut.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhisetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam.Kriteria hasil: