Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

NAMA : ABU KHASAN

NIM : 18.001

TINGKAT : 3A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

2021
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
-KampusUtama : Jl.BesarIjen No. 77 C MALANG 65112 Telp.(0341) 556746
-Kampus I : Jl.Srikoyo No. 106 JEMBER Telp.(0331) 486613
-Kampus II : Jl.A. YaniSumberporong LAWANG Telp.(0341) 427847
-Kampus III : Jl.Dr. Soetomo No. 56 BLITAR 66133 Telp.(0342) 801043
-Kampus IV : Jl.KH. WakhidHasyim No. 64B KEDIRI Telp.(0354) 773095
-Kampus V : Jl.Dr. Soetomo No.5 TRENGGALEK Telp.(0355) 791293
-Kampus VI : Jl.Dr. Ciptomangunkusumo No.82A PONOROGO Telp.(0352) 461792
Website :Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id

LEMBAR KONSULTASI
Nama : ABU KHASAN
Nim : 18.001
No. Tanggal Catatan Pembimbing Paraf
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
- Kampus Pusat : Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang, 65112 Telp (0341) 566075, 571388 Fax (0341) 556746
- Kampus I : Jl. Srikoyo No. 106 Jember Telp (0331) 486613
- Kampus II : Jl. A. Yani Sumberporong Lawang Telp (0341) 427847
- Kampus III : Jl. Dr. Soetomo No. 46 Blitar Telp (0342) 801043
- Kampus IV : Jl. KH Wakhid Hasyim No. 64B Kediri Telp (0354) 773095
- Kampus V : Jl. Dr. Soetomo No. 5 Trenggalek Telp (0355) 791293
- Kampus VI : Jl. Dr. Cipto Mangunkusomo No. 82A Ponorogo Telp (0352) 461792
Website : Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA : ABU KHASAN


NIM : 18.001
RUANG : NAKULA

MASALAH KESEHATAN : AREA KEPERAWATAN


………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Pernafasan
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Kardiovaskuler
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Pencernakan
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Perkemihan
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Persyarafan
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Endokrin
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Integumen
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Muskuloskeletal
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Imunitas
………………………………………………………………… (………….) Masalah
Kegawatan
………………………………………………………………… (………….) Masalah
Maternitas
………………………………………………………………… (………….) Masalah
system Indera
I. DEFINISI KASUS :

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu
keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal (Emma, 1999).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb <
12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 1999:547).
Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom (anemia
defisiensi besi, anemia penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi vitamin B 12,
defisiensi asam folat), Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik, Anemia aplastik
(Mansjoer, 1999:547).

II. PATOFISIOLOGI :

A SKEMA

Kehilangan darah

Kadar Hb,eritrosit, Ht menurun

Anemia

Kerusakan Gangguan Metabolisme Hipoksia jaringan


Transpor O2 Protein atau lemak

Metabolisme Pencernaan Lemak Restirasi Tubuh


Menurun Meningkat Menurun

ATP yang Sensasi Selera Makan Resi


RestiInfeksi
Infeksi
dihasilkan menurun menurun (Anoreksi)

Energi Menurun Resti


RestiNutrisi
NutrisiKurang
Kurang
Dari Kebutuhan
Dari Kebutuhan
Kelemahan, kelelahan

Intoleransi Resiko
Aktivitas Cedera
B URAIAN

Kehilangan darah dapat menyebabkan kadar Hb, Eritosit dan Ht menurun sehingga
terjadi Anemia. Kondisi Anemia dapat menyebabkan keruakan pola transport 02 sehingga
metabolism dalam tubuh menurun, hal tersebut menjadikan ATP yang dihasilkan juga akan
menurun dan energy dalam tubuh menurun. Sehingga terjadi kelemahan/kelelahan. Hal
tersebut dapat memunculkan diagnose keperawatan Intoleransi aktivitas dan Resiko Cidera.
Anemia juga dapat menyebabkan gangguan metabolism protein/lemak sehingga pemecahan
lemak meningkat dan sensasi selera makan menurun(Anoreksia). Hal tersebut dapat
memunculkan diagnose keperawatan Resti nutrisi kurang dari kebutuhan. Selain kedua hal
diatas, anemia juga dapat menyebabkan hipoksia jaringan, yang menyebabkan retensi tubuh
neburun, sehingga memunculkan diagnose keperawatan Resti Infeksi.

III. ETIOLOGI

Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik.
Penyebab lain yaitu :
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan. 1 2 4. Perdarahan pada saluran cerna,
menstruasi, donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.
Faktor-faktor penyebab : penyakit kronis, faktor keturunan, kurang nutrisi, kehilangan
darah.

IV. MANIFESTASI KLINIS


Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat, takikardi, sakit dada,
dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing, kelemahan, tinitus, penderita defisiensi yang berat
mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata mudah patah, atropi papila lidah
mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging meradang dan sakit
(Guyton, 1997). Manifestasi klinis anemia besi adalah pusing, cepat lelah, takikardi, sakit
kepala, edema mata kaki dan dispnea waktu bekerja. (Gasche C., 1997:126).

V. PENGKAJIAN FOKUS

VI. MASALAH KEPERAWATAN :


1. Intoleransi aktifitas
2. Resiko Nutrisi Kurang dari kebutuhan
3. Resiko Infeksi
4. Resiko Cidera

VII. MASALAH KOLABORATIF :


-
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :

Terdapat beberapa pemeriksaan, baik utama maupun penunjang, untuk menentukan diagnosis anemia,
yaitu:

1. Tes hitung darah lengkap

Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnsosi anemia adalah tes hitung darah
lengkap. Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC)  dilakukan untuk mengetahui
jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah. Untuk mendiagnosis anemia,
dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah Anda (hematokrit) dan
hemoglobin.

Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52% untuk
pria dan 35-47% untuk wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa normalnya
berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita. 

Diagnosis anemia biasanya ditandai dengan hasil tes hitung darah lengkap berikut ini:

 Hemoglobin rendah

 Hematokrit rendah
 Indeks sel darah merah, termasuk rata-rata volume sel hidup, rata-rata hemoglobin sel hidup,
dan rata-rata konsentrasi hemoglobin sel hidup. Data tersebut berguna untuk mengetahui ukuran
sel darah merah dan jumlah serta konsentrasi hemoglobin sel darah merah dalam darah
seseorang pada saat itu.

2. Apusan darah dan diferensial

Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan
pemeriksaan apusan darah atau diferensial, yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil tes
tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel darah merah
dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan jenis anemia. 

3. Hitung retikulosit
Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang dalam
darah Anda. Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis mana yang
Anda alami. 

4. Pemeriksaan penunjang anemia lainnya

Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan pemeriksaan
lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya.

Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan biopsi
sumsum tulang. Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang
keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.

Penderita anemua aplastik memiliki jumlah sel darah yang lebih sedikit pada sumsumnya. 

Setelah mengetahui jenis anemia yang Anda idap dan penyebabnya, Anda dapat mendiskusikan
pengobatan anemia yang tepat dengan dokter. Pengobatan anemia bertujuan untuk mengatasi
gejala, mencegah anemia kambuh, serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat muncul akibat
anemia yang tidak diobati.

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN :


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay oksigen dan
kebutuhan
2. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan, absorbsi nutrient yang diperlukan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tidak adekuat
4. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan perubahan fungsi otak sekunder terhadap hipoksia
jaringan

X. INTERVENSI KEPERAWATAN :

Intervensi keperawatankedua dari diagnosa: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan dalam mengabsorbsimakanan, yaitu suatu keadaan
dimana individu yang tidak puasa mengalami dan beresiko megalami pengurangan berat badan
yang hasil sebagai berikut.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhisetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam.Kriteria hasil:

Intervensi keperawatan pertama dari diagnosa: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan suplay oksigen dan kebutuhan, yaitu suatu keadaan dimana individu
1. nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
absorbsi nutrient yang diperlukan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tidak adekuat
3. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan perubahan fungsi otak sekunder terhadap
hipoksia jaringan

XI. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai