Anda di halaman 1dari 34

PBL MODUL I

Kelompok 10
ANEMIA
OLEH

dr. Atthariq Wahab, MPH


Ketua : Andri Dwiputra Pasopati 2015730008
Sekertaris : Siti Wahidatin Ma’ul H. 2015730123
Anggota : Adeta Yuniza Mulia 2015730002
Durrah Zati Yumna 2015730031
Elida Hasiatin 2015730036
Irda Novia Rahmawati 2015730061
Muhammad Afif Akbar 2015730089
Sanda Subrata Husaeni 2015730117
Jihanita Diansabila 2015730066
Nadia Salsabila Fauziah 2015730097
Skenario 2
Seorang wanita umur 25 tahun diantar
suaminya ke dokter keluarga mengeluh tubuh cepat
lelah dengan wajah pucat, sering sakit kepala, pusing,
dan berdebar-debar yang dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu. Setelah menerima penjelasan dari dokter,
suaminya sangat khawatir tentang dampak yang akan
terjadi karena istrinya sedang hamil muda. Setelah
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemia dan
sclerae tidak ikterik. Dia tidak memiliki riwayat
menstruasi yang berkepanjangan.
Kata Kunci
1. Seorang wanita umur 25 tahun sedang hamil muda
2. Tubuh cepat lelah dan wajah pucat
3. Sering sakit kepala
4. Pusing
5. Berdebar-debar sejak 3 bulan yang lalu
6. Konjungtiva anemia
7. Sclerae tidak ikterik
8. Tidak memiliki riwayat menstruasi berkepanjangan
Pertanyaan
1. Jelaskan definisi dari hematopoiesis dan organ yg terlibat?
2. bagaimana mekanisme hematopoiesis?
3. Jelaskan fisiologi dari sel eritrosit?
4. Jelaskan biokimia dari sel eritrosit?
5. Jelaskan gambaran histologi sel eritrosit pada keadaan normal?
6. Jelaskan gambaran histologi sel eritrosit pada keadaan anemia?
7. Jelaskan dan sebutkan keadaan normal darah rutin?
8. Jelaskan metabolisme dari sel darah?
9. Jelaskan definisi dari anemia?
10. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi anemia?
11. Jelaskan prevalensi anemia?
12. Jelaskan etiologi dari anemia?
13. bagaimana patomekanisme dari anemia?
14. Jelaskan patologi anatomi dari anemia?
15. Jelaskan DD dan WD kasus di skenario?
16. Sebutkan apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus di skenario?
17. Sebutkan dan jelaskan zat gizi yang berperan dalam proses anemia?
18. Sebutkan dan jelaskan hubungan antara keluhan yang dialami pasien dengan kehamilannya?
19. Apa dampak pada bayi setelah lahir apabila ibu menderita anemia?
20. Apa efek dari riwayat menstruasi berkepanjangan?
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa


diharapkan dapat memahami gejala anemia, mampu
melakukan anamnesis penyakit dengan keluhan utama
anemia secara sistematik dan memahami pemeriksaan fisik
normal dan tidak normal yang mendukung anamnesis,
mampu memahami pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk menentukan diagnosis banding dengan
keluhan utama anemia dan mampu memahami tata laksana
anemia secara umum.
1. Pengertian & organ yang terlibat

 Hematopoiesis adalah proses pembentukan komponen sel


darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi
sel yang terjadi secara serentak. Terdiri atas sel-sel darah
eritrosit, leukosit dan trombosit yang bentuknya dapat
dilihat dengan mikroskop.
Durrah zati yumna

Organ yang terlibat:


 Sumsum tulang
 Ginjal
 Hati
 Lien/limpa
2. Mekanisme penggandaan
hematopoiesis sel dari satu sel
hematopoietik
pluripotent
menghasilkan
Proliferasi sejumlah sel Maturasi
sel darah. sel

beberapa sel
darah yang
terbentuk Difrensia pematangan
memiliki sifat si sel sel darah
khusus yang
berbeda-beda.
3. Biokimia Sel Darah Merah
4. Fisiologi Sel Darah Merah

 Di sel baru yang diproduksi di sumsum tulang


 1. Sumsum tulang dengan keadaan normal menghasilkan sel
darah merah baru yang dinamai eritropoiesis
 2. Eritrosit di bentuk oleh yolk sac dan kemudian oleh hati dan
limpa sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih
produksi eritrosit secara eksklusif
 3. Sumsum merah tidak hanya memproduksi sel darah merah
tapi juga merupakan sumber leukosit dan trombosit.
 4. Di sumsum tulang terdapat sel punca pluripotent yang hanya
berdiferensiasi untuk menghasilkan semua jenis sel darah.
 5. Faktor regulatorik bekerja pada sumsum merah hemopoietik
untuk mengatur jenis dan jumlah sel yang di hasilkan dan
dikeluarkan ke dalam darah
5. Histologi eritrosit normal

 Tampak sebagai lempeng


bundar berwarna merah muda
dengan bagian tengahnya pucat.
Eritrosit merupakan sel darah
yang tidak memiliki inti dan
jumlahnya paling banyak.
6. Histologi eritrosit anemia

Makrositik:
-Sel lebih besar - poikilositosis
- Warna normal - anisositosis

Anemia Heolitik :
Bervariasi menurut penyebabnya tapi biasanya karna
retikulosit meningkat atau poikilositosis atau anisositosis

Hipokrom Mikrositik :
-Ukuran lebih kecil - Poikilosositosis
- Warna berkurang - Anisositosis
7. Nilai normal unsur darah tepi
Pria Wanita

Hemoglobin (g/dl) 14-18 12-16

Eritrosit ( per µl) 4,6-6,0 x 106 4,2 -5,4 x 106

Hematokrit ( PCV) 42-50% 37-47%

Volume eritrosit rata-rata 76-96 76-96

Konsentrasi hemoglobin 32-35% 32-35%


eritrosit rata-rata
Leukosit total ( per µl) 4000-11000 4000-11000
Neutrofil 2500-7500 2500-7500
Limfosit 1500-3500 1500-3500
Monosit 200-800 200-800
Eosinofil 60-600 60-600
Basofil 0-100 0-100
Trombosit ( per µl) 150000-400000 150000-400000
8. Metabolisme sel darah

Dalam sel darah merah tidak terjadi


sintesis glikogen, asam lemak, dan protein
pertukaran kolesterol dari membran sel
membuat glutathion (GSH)
Sangat tergantung akan glukosa sebagai
sumber energi
9. DEFINISI

 Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai


penurunan jumlah eritrosit sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
(penurunan oxygen carrying capacity). (Buku ajar
ilmu penyakit dalam oleh Aru W. Sudoyo)
10. Klasifikasi anemia

 Klasifikasi anemia menurut morfologi dan etiologi

 A.Anemia hipokromik mikrositer


 a) Anemia defisiensi besi
 b) Anemia akibat penyakit kronik

 B.Anemia normokromik normisiter


 a) Anemia pasca perdarahan akut
 b) Anemia aplastik

 C.Anemia makrositer
 a) Bentuk megaloblastik
 b) Bentuk non-megaloblastik
Elida Hasiatin
11. Prevalensi anemia

Lokasi Anak Anak Laki Wanita Wanita


(0-4 th) (5-12 th) Dewasa Dewasa Hamil

Negara Maju 12% 7% 3% 14% 11%

Negara 51% 46% 26% 59% 47%


Berkembang
12. Etiologi Anemia
Gangguan Pembentukan
(Bekurang atau Gagal) Eritrosit

Perdarahan

Penghancuran Eritrosit sebelum


Waktunya (Hemolisis)
13. Patomekanisme Anemia

Anemia Akibat • Perdarahan akut/kronis


plasma
Pergantian cairan
konsentrasi eritrosit menurun
Perdarahan penurunan absorbsi Fe dari usus Anemia.

Anemia Akibat • Penurunan Absorbsi Vitamin B12 dan As.Folat


Eritroblas tidak dapat berproliferasi menjadi
Penghancuran eritrosit Eritrosit berukuran besar dan
Eritrosit mudah pecah Anemia.

Anemia Akibat • Sumsung tulang mengalami penurunan


Produksi yang fungsi/tidak berfungsi
eritrosit Anemia.
Penurunan produksi
Kurang
14. Patologi anatomi

 Anemia Hemolisis
Terjadinya kerusakan mekanis pada eritrosit
dimana eritrosit akan terjadi destruksi.
 Anemia Defisiensi Zat Besi

Eritrosit tampak mikrositik (ukuran mengecil) dan


tampak hipokromik (warna pucat) dan terdapat
anisositosis (ukuran eritrosit berbeda – beda)
Anemia Megaloblastik

Eritrosit berukuran lebih besar daripada ukuran


normal, memiliki inti sel yang relatif imatur dengan
kromatin seperti jala halus dan banyak sitoplasma
basofilik
15. Anemia Anemia Anemia
Defisiensi Besi Hemolitik Megaloblastik
ANAMNESIS
KU : Cepat 5 L (lemah Cepat 5 L (lemah Cepat 5 L (lemah
letih lesu lunglai letih lesu lunglai letih lesu lunglai
lelah) lelah), demam lelah)

KT :
Pusing Nyeri abdomen, Konsentrasi
Jantung berdebar urin berwarna menurun
Mata berkunang gelap Sakit kepala
telinga Gusi berdarah
mendenging

Tidak ada dlm Tidak ada dlm Tidak ada dlm


RPD : skenario skenario skenario
Tidak ada dlm Tidak ada dlm Tidak ada dlm
skenario skenario skenario
RPK
Riwayat
transfusi darah
berulang

RPO
Riwayat
penggunaan
penambah darah

Riwayat psiko
-Riwayat
menstruasi
berkepanjangan.
-Tidur larut

Pemfis
Kulit : Kulit : -Pucat
Pucat Pucat -takikardi
Ikterik Ikterik -takipnea
Sianosis Sesak nafas
Mata Splenomegali Gusi berdarah
- Sklera hepatomegali Hipertrofi
ikterik papila
- Konjungtiva
anemis Gejala Khas :
Mulut gangguan
-Sariawan neurologik
-Gusi berdarah pada defisiensi
vitamin B12
-kuku sendok
-hepatomegali
-splenomegali
Pem. Penunjang

-Darah rutin
HB (g/dl)
Eritrosit
Hematokrit
Leukosit
Penatalak 1. Terapi kausal Kortikosteroid 1- Pemberian Vit B12
sanaan pengobatan 1.5 mg/kgBB/hari
cacing tambang dalam 2 minggu Terapi suportif
2. Pengobatan lain
seperti transfusi
seperti
transfusi darah bila tjd hipoksia.

prognosis Prognosis baik Hanya sebagian kecil Prognosis baik jika


pasien mengalami etiologi
penyembuhan megaloblastosis telah
komplit diidentifikasi
preventif 1. Suplemen besi 1. Pemeriksaan 1. Tidak minum
laboraturium alkhohol.
2. Penyuluhan jika
gizi ditemukan 2. Sumber
gejala makanan
-nabati dan
2. Perbaikan gizi hewani
16. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
anemia

1. Syok Hipovolemik (penurunan volume darah)


2. Talasemia (penurunan Hb)
3. Gagal jantung (peningkatan beban kerja jantung)
4. Masalah pertumbuhan (pada anemia defisiensi zat
besi menyebabkan pertumbuhan pada anak
terhambat)
17. Zat Gizi untuk Penderita Anemia

 Vitamin B2 (Riboflapin)
Contoh: hati ayam, susu segar.

 Vitamin B12 (Kobalamin)


Contoh: Hati sapi, hati ayam.

 Folat
Contoh: Hati ayam, bayam.
18. Hubungan antara keluhan pada pasien dan
kehamilannya
 Anemia pada masa kehamilan merupakan hal yang rentan terjadi.

Dilihat dari penyebabnya keluhan pasien, anemia pada wanita


hamil dibagi menjadi 2:
Perubahan normal dalam kehamilan
Selama kehamilan jumlah plasma ibu meningkat
sampai 50% , jumlah sel darah juga meningkat. Ketika asupan sel
darah berkurang saat trimester awal kehamilan, maka terjadilah
kekurangan sel darah pada janin dan ibu.

Anemia abnormalitas
selain karena fisiologis, anemia juga di sebabkan
karena defisiensi zat besi. Faktor utamanya adalah kurangnya
asupan zat besi untuk ibu penderita.
19. Dampak pada bayi setelah lahir ketika
masa kehamilan ibu menderita anemia

1. K E M U N G K I N A N B AY I T E R K E N A A N E M I A M E N I N G K AT,
K A R E N A PA D A K E H A M I L A N Z AT B E S I A S U PA N U N T U K
B AY I K U R A N G . B E R P E N G A R U H PA D A P E R T U M B U H A N
JANIN

2. K A D A R O K S I G E N J A N I N B E R K U R A N G M E N G H A M B AT
P E R T U M B U H A N S E L T U B U H M A U P U N S E L O TA K .

3. H I P O K S I A A K I B AT A N E M I A D A PAT M E N Y E B A B K A N
S H O C K B A H K A N K E M AT I A N I B U S A AT P E R S A L I N A N .
20. Efek riwayat menstruasi berkepanjangan

- Perubahan perilaku : mudah marah, cengeng

- Kelainan fisiologi : gangguan organ tubuh, mudah infeksi

- Kelainan epitel : defisiensi enzim intraseluler

- Persalinan : mempengaruhi pada pertumbuhan janin seperti

keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, lahir dengan berat

badan rendah
kesimpulan

 wanita umur 25 tahun diantar suaminya ke dokter


keluarga mengeluh tubuh cepat lelah dengan wajah
pucat, sering sakit kepala, pusing, dan berdebar-
debar yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu.
Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan
wanita tersebut di diagnosis menderita anemia
defisiensi besi.

Anda mungkin juga menyukai