Di Susun Oleh:
Budiman (2018200085)
Pinastika Dewanti ()
Mahmud ()
Nisaul kholifa ()
Fajar Muflihun()
Analist Pratama()
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 10
B. Saran ………………………………………………………………………… 11
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Sirkumsisi Dalam Islam.
Namun, masih banyak juga orang tua yang belum mengetahui apa saja
yang harus dilakukan setelah anak mereka menjalani sikumsisi, terutama tentang
perawatan untuk penyembuhan luka. Keluarga khususnya di daerah pedesaan
belum mengerti pentingnya nutrisi untuk penyembuhan luka. Mereka
beranggapan bahwa makan makanan seperti tahu, tempe, telur dan makanan yang
mengandung protein akan membuat luka khitan menjadi gatal. Sehingga tarak
makan membudaya dikalangan masyarakat. Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya tertentu, maka sangat mungkin masyarakat disekitarnya
melakukan budaya tersebut (Mubarak, 2007:30).
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
D.Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan untuk institusi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Sains al quran Wonosobo sebagai pengembangan
ilmu yang telah ada dan dapat dijadikan bahan untuk peneliti selanjutnya.
BAB 2
1. Pengertian
Sirkumsisi atau dikenal dengan sebutan khitan dalam Islam berasal dari
kata khatnun (( خَ ْتنyang berarti memotong. Secara terminologis istilah
khitan adalah sebagai berikut :
ْ َق
ط ُع ْالقُ ْلفَ ِة ِمنَ ال َّذ َك ِر َوالنَّ َوا ِة ِمنَ ااْل ُ ْنثَى
Artinya, memotong qulfah ( kulit penutup depan) dari penis dan nawah
( kulit di bawah klitoris ) dari perempuan .
2. Pensyariatan ( Masy’uriyah )
Tindakan mengkhitan atau memotong sebagian dari ujung kemaluan
sebagai bagian dari ritual peribadatan adalah hal yang telah lama
disyariatkan, jauh sebelum syariat Nabi Muhammad diturunkan ke muka
bumi.
1. Sejak Masa Nabi Ibrahim
Disebutkan bahwa khitan disyariatkan kepada Nabi Ibrahim ketika
beliau berusia 80 tahun, sebagaimana telah diriwayatkan dalam hadits
berikut :
ْ ًاِ ْختَتَنَ اِ ْب َرا ِه ْي ُم النَّبِ ُي ﷺ َوهُ َو ابْنُ ثَ َما نِ ْينَ َسنَة
بالقَ ُدوْ ِم
Meskipun syariat tersebut turun kepada Nabi Ibrahim, dalam syariat
yang turun kepada Nabi Muhammad ﷺternyata tidak
dihapus, melainkan diperkuat perintahnya. Perintah berkhitan yang
turun kepada Nabi Ibrahim termasuk langgeng untuk dilakukan.
Seperti yang telah dikatakan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
ك اَ ِن اتَّبِ ْع ِملَّةَ اِ ْب َرا ِه ْي َم َحنِ ْيفًا
َ ثُ َّم اَوْ َح ْينَا اِلَ ْي
Artinya : Kemudian Kami wahyukan kepadamu ( Muhammad ) : “
Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif”. ( Q.S. An-Nahl : 123 )
Ayat tersebut memerintahkan umat Nabi Muhammad ﷺ
agar mengikuti tata cara ritual Nabi Ibrahim.
5. Manfaat Khitan
1. Bagi Laki-Laki
a. Membawa kebersihan dan keindahan.
Bagi kaum laki-laki, khitan berarti berarti memotong kulup. Jika
mereka tidak dikhitan, maka kulupnya akan tetap ada. Padahal
kulup adalah kulit yang menutupi kepala penis dan menjadi tempat
berkumpulnya kotoran dari keringat atau pun sisa air kencing. Oleh
sebab itu, selain bisa menimbulkan bau yang tidak enak, kulup juga
berpotensi meningkatkan smegma ( cairan pelumas putih ). Jika
semgma tidak dibersihkan maka lama-lama bisa menyebabkan
phimposis ( kulup menempel pada kepala penis dan susah untuk
ditarik kembali ).
b. Menjaga diri dari najis
c. Membantu kelancaran buang air kecil
Khitan memotong bagian kulit yang menutup lubang keluarnya air
kencing, sehingga buang air kecil menjadi lancar.
2. Bagi Perempuan
a. Membawa kebersihan dan keindahan.
b. Meminimalkan infeksi yang terjadi karena penumpukan mikroba di
bawah klitoris.
1.Pengertian
Sifon adalah tradisi sunat yang turun-temurun dianut oleh suku Atoni Meto di
daerah Nusa Tenggara Timur. Jika pada umumnya sunat dilakukan saat anak laki-
laki masih kecil, sifon ditujukan bagi remaja pria setelah menginjak usia 18 tahun.
Sifon biasanya dilaksanakan pada musim panen dan memakan waktu selama tiga
minggu sampai satu bulan lamanya.
2.prosesi sifon
Selain untuk mengusir penyakit dan membawa sial, istilah “panas” juga merujuk
pada pembaharuan jiwa menjadi suci seperti pertama kali dilahirkan, sekaligus
meminta berkah kesuburan alam. Hubungan seksual dengan perempuan yang
tidak dikenalnya juga dipercaya dapat mempercepat proses penyembuhan luka
sunat.
3.Efek samping
Sunat pakai bambu adalah tindakan yang tidak steril. Risiko yang paling utama
jelas adalah infeksi. Pasalnya, bambu yang dipakai sudah lebih dulu terpapar oleh
bakteri dan kuman dari lingkungan sekitar sebelum digunakan di dekat organ vital
Anda. Tidak menutup kemungkinan juga bambu tersebut
mengandung pestisida atau polutan lainnya yang sama sekali tidak diperuntukkan
untuk penis.
Meski sudah disikat atau dibersihkan terlebih dahulu, kuman tetap saja bisa
berpindah dari permukaan kulit bambu ke kulit organ intim Anda. Akibatnya,
sunat dengan cara ini akan meningkatkan risiko iritasi, infeksi bakteri, hingga
bahkan infeksi jamur.
Karena luka sunatnya tidak steril, luka tersebut bisa berkembang menjadi infeksi
yang yang berakibat kerusakan jaringan pada daerah penis tersebut. Kemudian
karena sang pemuda harus langsung berhubungan seksual segera setelah disunat,
hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual
baik sifilis, gonore, bahkan HIV — baik bagi pria maupun bagi wanitanya.
Inilah mengapa sunat pada perempuan kini tidak dianjurkan dan tidak lagi
dilakukan di banyak Rumah Sakit di Indonesia. Dengan edukasi yang baik dan
tepat pada keluarga dan masyarakat, diharapkan praktik sunat pada anak
perempuan sepenuhnya dihilangkan. Jika tetap ingin dilakukan karena
tuntutan agama, sebaiknya hanya dilakukan secara simbolis dan tidak
menggunakan alat-alat yang merusak atau menimbulkan luka pada alat
kelamin perempuan tersebut.
skata.info/article/detail/357/fakta-dibalik-sunat-pada-perempuan
BAB 3
A.KESIMPULAN :
Tradisi dilakukan dgn cara cukup ektrim dengan memotong kemaluan pria
menggunakan bamboo kemudia dibalut dengan daun kom atau daun yang
digunakan untuk mengawetkan mayat.
Tentu tradisi ini berbahaya dan memiliki efek sampingkarena tindakan yang
dilakukan tifda steril dan dapat menimbulkan infeksi.
Sedangkan metode sunat bagi kaum wanita menurut WHO adalah dengan cara
menyayat kulit disekitar klitoris (kulup), dengan pemotongan sebagian atau
seluruh bibir kemaluan (labia minora).
Tentu tindakan ini dapat mengakibatkan efek jangka panjang dan pendek bagi
kaum perempuan diantaranya,
1.pendarahan yang mengakibatkan syok atau kematian
2.infeksi pada seluruh anggota panggul
3.rasa sakit berkepanjangan saat berhubugan seks
4.disfungsi seksual
5.gangguan psikis dan trauma pada wanita itu sendiri
6.tetanus dan dapat mengakibatkan kematian
B.SARAN :
Sirkumsisi atau khitan adalah wajib bagi kaum laki laki karena mengikuti
sunnah dari Rasulnya yatiu Muhammad SAW, dan telah dibuktikan baik oleh
para ahli medis.
Dan sebaiknya tidak dilakukan oleh kaum perempuan karena dapat
mengakibatkan efek jangka panjang yang mengganggu bagi wanita itu sendiri
ketika melakukkan sirkumsisi atau khitan dan badan kesehatan dunia WHO
juga telah melarang perkhitanan pada wanita dan telah dicabut aturan oleh
Menkes RI pada tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA