Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jennia Rumanisa Maria Br.

Kaban

NPM : 1716000029

Kelas : Reguler Pidana Pagi A

Dosen Pengampu : Chairuni Nasution, SH, M.Hum

UAS Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Cerita contoh kasus pencucian uang yang dilakukan oleh M. Nazaruddin dalam kasus
pencucian uang pembelian saham Garuda senilai Rp 300,8 miliar tahun 2010 melalui
Mandiri Securitas. Pembelian saham Garuda oleh Permai Grup terungkap dari kesaksian
Yulianis di persidangan terdakwa Nazaruddin. Yulianis mengatakan bahwa perusahaan
Nazaruddin membeli saham Garuda senilai Rp300,8 miliar. Uang pembelian saham
berasal dari dana fee proyek-proyek yang diterima Permai Grup. Pembelian dilakukan
oleh lima anak perusahaan Permai Grup yakni PT Permai Raya Wisata (Rp 22,7 miliar),
PT Cakrawala Abadi (Rp 37,5 miliar), PT Exartech Technology Utama (Rp 124,1
miliar), PT Pacific Putra Metropolitan (Rp 75 miliar), dan PT Darmakusuma (Rp 41
miliar). Total pembelian saham Garuda itu Rp 300,8 miliar yang berasal dari keuntungan
proyek.
M. Nazaruddin terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda paling
banyak Rp 10 miliar. Dalam kasus tersebut Nazarudin dikenakan melanggar pasal 3 atau
pasal 4 jo pasal 6 Undang-undang nomor 8 tahun 2010 jo pasal 55 ayat 1 ke satu tentang
pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Pasal tersebut berisikan bahwa
seseorang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan atas harta kekayaan yang
diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta hasil tindak pidana dapat
dihukum.
Lembaga negara yang diberikan kewenangan melakukan penuntutan adalah
Kejaksaan Republik Indonesia yang dijalankan oleh Jaksa Penuntut Umum yang
diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung. Sebagaimana kita ketahui, bahwa
Penuntut umum yang ada di KPK adalah penuntut umum yang ditugaskan oleh
Kejaksaan. Selain itu ada frasa “..harta kekayaan yang diketahui atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana..” di dalam UU TPPU, yang salah satunya merupakan
tindak pidana korupsi, dan KPK adalah lembaga yang diberi kewenangan oleh negara
melalui Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 untuk melakukan penyelidikan,
penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat
negara, aparat penegak hukum dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana
korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara.
(Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/270227-kewenangan-komisi-
pemberantas-korupsi-da-91f5bdb1.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b)

2. Privatisasi (istilah lain: denasionalisasi, swastanisasi, atau penswastaan) adalah proses


pengalihan kepemilikan dari milik umum menjadi milik pribadi. Lawan dari privatisasi
adalah nasionalisasi. Privatisasi sering diasosiasikan dengan perusahaan berorientasi jasa
atau industri, seperti pertambangan, manufaktur atau energi, meski dapat pula diterapkan
pada aset apa saja, seperti tanah, jalan, atau bahkan air. Secara teori, privatisasi
membantu terbentuknya pasar bebas, mengembangnya kompetisi kapitalis, yang oleh
para pendukungnya dianggap akan memberikan harga yang lebih kompetitif kepada
publik. Sebaliknya, para sosialis menganggap privatisasi sebagai hal yang negatif, karena
memberikan layanan penting untuk publik kepada sektor privat akan menghilangkan
kontrol publik dan mengakibatkan kualitas layanan yang buruk, akibat penghematan-
penghematan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendapatkan profit.

Pencucian uang atau money laundering adalah rangkaian kegiatan yang merupakan
proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang haram yaitu uang
yang berasal dari kejahatan, dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan
asal-usul uang tersebut dari pemerintah atau otoritas yang berwenang melakukan
penindakan terhadap tindak pidana dengan cara terutama memasukkan uang tersebut ke
dalam sistem keuangan (financial system) sehingga uang tersebut kemudian dapat
dikeluarkan dari sistem keuangan itu sebagai uang yang halal.

(sumber : https://divhubinter.polri.go.id/dhi/viewBerita.php?id=11)

3. A. Secara definisi, transaksi adalah suatu kegiatan perusahaan yang mampu


menimbulkan perubahan pada kondisi harta atau finansial perusahaan, sementara
transaksi keuangan adalah suatu kejadian di dalam perusahaan yang menghendaki
adanya pencatatan secara kronologis, sistematis dan teratur yang menyebabkan adanya
perubahan harta, utang dan modal.
B. 4 Transaksi keuangan, yaitu :

1. Transaksi keuangan internal, yaitu serangkaian transaksi yang terjadi secara internal
tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan. Contohnya penetapan pemakaian
perlengkapan dan penetapan jumlah piutang tak tertagih.

2. Transaksi keuangan eksternal, yaitu serangkaian transaksi yang berkaitan dengan


operasi perusahaan. Contohnya pembelian pembelian peralatan dan pertukaran
barang/jasa.

3. Transaksi modal, yaitu serangkaian transaksi yang memengaruhi modal pemilik


(persero) perusahaan. Contohnya setoran modal dan pengambilan/penarikan modal.

4. Transaksi usaha, yaitu serangkaian transaksi yang berkaitan dengan operasi


perusahaan. Contohnya pembelian peralatan dan pembelian barang

C. Transaksi keuangan tunai adalah transaksi keuangan yang dilakukan dengan


menggunakan uang kertas dan/atau uang logam dalam jumlah paling sedikit
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang
nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali transaksi maupunbeberapa kali
transaksi dalam 1 (satu) hari kerja.

Anda mungkin juga menyukai