Anda di halaman 1dari 27

PRAKTEK KERJA BANGKU

LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Kerja Bangku
yang dibina oleh Bapak Drs. Solichin, ST. M.Kes

Oleh

Zaidan Al Falakh
(180513626510)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
DESEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan penuh kesungguhan. Mungkin laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan, semoga pembaca bisa memaklumi serta memberikan kritik maupun saran
bagi kami agar kami dapat menyempurnakan laporan ini maupun dalam pembuatan laporan
berikutnya.

Saya juga berterima kasih kepada bapak Solichin selaku dosen di universitas saya,
beliau telah membimbing dan memberi materi maupun mengarahkan sehingga laporan ini
dapat terselesaikan. Tak lupa ucapan terima kasih saya tujukan kepada teman-teman yang
telah memberikan support kepada saya. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca. Amin ya rabbal alamin.

Malang, 3 Desember 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan Penulisan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Dasar Teori Kerja Bangku..............................................................................................2
B. Alat Ukur dan Alat Penanda...........................................................................................2
1. Mistar baja...................................................................................................................2
2. Jangka sorong..............................................................................................................3
3. Siku baja......................................................................................................................4
4. Penggores....................................................................................................................5
5. Penitik..........................................................................................................................5
6. Stempel Huruf dan Angka...........................................................................................6
C. Perkakas Tangan.............................................................................................................6
1. Ragum..........................................................................................................................6
2. Palu (Hammer)............................................................................................................6
3. Kikir.............................................................................................................................7
4. Gergaji Tangan..........................................................................................................10
5. Tap.............................................................................................................................11
6. Snei............................................................................................................................12
D. Mesin.............................................................................................................................14
1. Mesin Bor (Drilling)..................................................................................................14
E. Peralatan Pendukung Kerja Bangku..............................................................................16
1. Oli dan Air.................................................................................................................16
BAB III PROSES KERJA.......................................................................................................17
A. Pengeshockan................................................................................................................17
B. Proses Pembuatan Benda Kerja....................................................................................18
C. Kerja Bangku................................................................................................................19
BAB IV ANALISIS HASIL....................................................................................................21

iii
Hasil Proses Praktikum.........................................................................................................21
Hasil dari proses pembuatan baut pada praktikum kerja bangku.....................................21
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
Daftar Rujukan.........................................................................................................................23

Daftar Gambar

iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada era industri 4.0 merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk
membantu manusia dalam melakukan berbagai macam pekerjaan yang dikerjakan sehingga
diperoleh hasil kerja yang baik dan memuaskan dengan efisiensi waktu yang baik. Era
industri teknologi ini meliputi kemajuan dalam berbagai bidang seperti bidang pemesinan,
otomotif, informatika, dan lain-lain. Dalam mencapai perkembangan diberbagai bidang
tentunya akan membutuhkan pikiran, bahan, alat, penelitian dan lain sebagainya yang
menunjang tercapainya kemajuan tersebut. Misalnya dibidang pemesinan, yang
membutuhkan bahan-bahan, alat dan pikiran yang diperlukan untuk menciptakan suatu benda
yang nantinya dapat digunakan dalam berbagai kebutuhan seperti kebutuhan di otomotif,
industri maupun dibidang pendidikan.

Selain itu juga harus memajukan SDM yang ada yaitu dengan melatih dan memberikan
kegiatan yang menunjang kemajuan bidang pemesinan yang nantinya akan menunjang
kemajuan dibidang otomotif, industri maupun bidang pedidikan yaitu dengan cara
memanfaat logam, besi, baja, dan lain-lain menjadi benda yang bernilai dan berguna melalui
berbagai proses-proses kerja misalnya melalui proses pengelasan dan kerja bangku. Bukan
hanya kemajuan dibidang pemesinan yang melalui proses-proses kerja tetapi juga dibidang
yang lainnya yang melalui proses-proses kerja yang sesuai dengan bidangnya.

Untuk mengetahui proses-proses tersebut maka diperlukanlah penjelasan-penjelasan yang


baik dan benar. Sebagai contoh yaitu penjelasan proses-proses mencapai kemajuan dibidang
pemesinan yang melalui proses pengelasan dan kerja bangku. Dengan memahami proses-
proses tersebut maka setiap manusia akan mengerti dan tidak tertinggal oleh kemajuan
teknologi dan akan menjadi manusia yang lebih maju.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu praktikum kerja bangku?
2. Apasajakah alat-alat dan bahan praktikum kerja bangku?
3. Apasajakah yang perlu dilakukan saat praktikum kerja bangku?

C. Maksud dan Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui praktikum kerja bangku


2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat-alat kerja bangku
3. Mahasiswa mampu mengetahui proses dari praktikum kerja bangku.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Teori Kerja Bangku

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam
mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi
teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis
kontruksi geometris yang sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada
pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang
meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang
dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada
pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik
beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai
dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi. Proses
kerja bangku merupakan semua aktivitas proses produksi yang dilakukan secara manual
tanpa memerlukan bantuan mesin. Beberapa pengerjaan yang dilakukan dalam proses kerja
bangku antara lain:

1. Proses pemotongan : Penggergajian


2. Penandaan dengan penitik dan penggores
3. Proses Pengikiran
4. Proses pembuatan ulir: Penyenaian (snei),Pengetapan

B. Alat Ukur dan Alat Penanda

Pada praktek kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar presisi,
maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan pengukuran, dan kesalahan-
kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik.

1. Mistar baja

Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur ini dapat
dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan pengukuran paling kecil
sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja bangku mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai
300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu
milimeter.Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik dan
sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi, sedangkan
pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan millimeter.

2
Gambar 1. Mistar Baja
2. Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai sepersepuluh, seperdua
puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter. Jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu
benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari jangka
sorong tersebut mencukupi.

Gambar 2. Jangka Sorong


Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka sorong dengan panjang
150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik). Sedangkan untuk mengukur ukuran
benda kerja yang besar juga digunakan jangka dengan ukuran panjang lebih dari 1 meter.

Gambar 3. Bagian Jangka Sorong

3
Keterangan gambar :

a. Rahang tetap
b. Rahang yang dapat digerakkan
c. Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja
d. Sensor untuk pengukuran bagian dalam benda kerja
e. Skala utama
f. Skala vernier
g. Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk melakukan
pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam jumlah yang banyak.
h. Batang pengukur kedalaman benda kerja
i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga mencapai
posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.

Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang berarti
pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian berarti 0,1 mm,
sedangkan pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm. Untuk jangka sorong
dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu bagian pada skala utama dibagi
menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga 0,05 mm, serta jangka sorong dengan
ketelitian 0,001 mm.

Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang bagian atas ke dalam
benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda dengan cara membuka rahang
jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda. Untuk mengukur kedalaman
suatu benda dengan cara menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai
ukur.

Cara membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong :

a. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala
nonius.
b. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
c. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama + (skala
nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius
yang berimpit x 0,01 cm)
3. Siku baja

Siku baja merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur kesikuan benda
kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan bantu dalam membuat garis
pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja dan satu bilah baja, di mana keduanya
digabungkan sehingga membentuk sudut 90o antara satu dengan lainnya. Bahan pembuat
siku-suku adalah baja perkakas, sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan
karat.

4
Gambar 4. Siku Baja
4. Penggores

Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga dihasilkan
goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat penggores ini ialah baja
perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup menggores benda kerja. Dua jenis penggores
kita kenal, yaitu penggores dengan kedua ujungnya tajam, tetapi ujung yang satunya lurus
sedangkan ujung yang lainnya bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujungnya yang
tajam, sedangkan ujung yang lainnya tidak tajam.

Gambar 5. Penggores
5. Penitik.

Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan penitik
pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis dan menandai, sebab
masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri.

Gambar 6. Penitik

5
6. Stempel Huruf dan Angka

Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda huruf pada besi dengan
cara memukulnya dengan keras, sedangkan stempel angka adalah alat yang digunakan untuk
memberi tanda angka pada besi dengan cara memukulnya dengan keras, dan usahakan sekali
pukul.

Gambar 7. Stempel Huruf dan Angka


C. Perkakas Tangan.
1. Ragum

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan
oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari
benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat.
Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir.
Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup,
tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

Gambar 8. Ragum
2. Palu (Hammer)

Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama dipergunakan dalam bengkel dalam
seluruh kegiatan pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan oleh berat dari kepala palu,
seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu dengan berat 10 kg.

6
Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras adalah palu yang
kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%. Proses pembuatannya adalah
dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada bagian permukaannya agar menjadi keras.
Pemakaian palu keras pada bengkel kerja bangku adalah sebagai pemukul pada kerja
memotong dengan pahat, menempa dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan,
membengkokkan benda kerja, membuat tanda dan pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu
keras yang umum dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu keras yaitu palu konde
(ball pein hammer), palu pen searah (straight peen hammer), dan palu pen melintang (cross
peen hammer).

Gambar 9. Palu Keras


Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari bahan lunak seperti
plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu lunak biasanya digunakan sebagai
alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja pada mesin frais, skrap dan merakit benda
kerja pada bengkel perakitan. Di samping itu juga banyak digunakan pada bengkel kerja
pelat, bengkel listrik dan bengkel pipa.

Gambar 10. Palu Lunak


3. Kikir

Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat permukaan bahan
benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan permukaan benda kerja yang
halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja karbon tinggi, di mana kandungan karbon

7
pada baja jenis ini adalah kurang 0,7 sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya
maka permukaan kikir dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.

Gambar 11. Kikir


Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi potong tunggal
digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus. Artinya pemotongan tidak dapat
dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi lebih
halus. Kikir bergigi tunggal arah gigi pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir
dengan dua gigi pemotong yang saling bersilangan dapat melakukan pemotongan secara
cepat, tetapi hasil pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok untuk pekerjaan
pendahuluan atau pekerjaan kasar, sedangkan kikir dengan gigi pemotong tunggal digunakan
untuk pekerjaan akhir ( finishing).

Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini juga
mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan sangat halus.
Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat sehingga ia digunakan untuk
pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan untuk pemotongan awal, tanpa
memperhitungkan kehalusan permukaan benda kerja. Kikir sedang digunakan untuk
menghaluskan permukaan setelah dikikir dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat
kasar sebelum dikerjakan dengan menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk
pengikiran pada pekerjaan akhir (finishing) di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat
diperlukan. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama untuk benda
kerja dengan ketelitian yang tinggi.

8
Gambar 12. Jenis Gigi Kikir
Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu kikir rata dan
kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang permukaannya rata,
sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda kerja yang kecil atau instrumen
dari suatu peralatan.

Gambar 13. Kikir Rata dan Kikir Instrumen.


Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan tertinggal pada
mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang menyebabkan gigi pemotong kikir
tidak dapat melakukan pemotongan bahan juga dapat merusak gigi pemotong karena
penumpukan beram sehingga proses pengikiran menjadi tidak efektif.

Gambar 14. Cara Membersihkan Kikir


Maka setiap saat hendaknya beram-beram yang tertahan pada gigi-gigi pemotong
kikir selalu dibuang dengan menggunakan sikat kikir atau peralatan khusus lainnya. Cara
melakukan pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigi-gigi kikir searah dengan alurnya
dan pembersihan satu arah, agar beram bisa terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan mata
ganda maka kedua gigi pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama. Apabila
digunakan sikat kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga Kikir
hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan jauh dari tempat yang
berminyak.

9
Gambar 15. Cara Menyimpan Kikir.
Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya mata-mata potong kikir tidak boleh
bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara penyimpanan kikir yang baik adalah dengan
menyimpan secara sejajar dan memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya.
Cara lain dengan menggantungkan kikir di dalam lemari alat.

4. Gergaji Tangan

Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau
dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah pemotongan ke arah
depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.

Gambar 16. Bagian Gergaji Tangan.


Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana. Pada bagian sisi
dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan dari daun
gergaji ini terbuat dari baja perkakas (hSS) dan bahan tungsten. Sifat dari daun gergaji tangan
fleksibel atau melentur dengan maksud agar tidak mudah patah. Gergaji tangan berfungsi
untuk memotong bentuk bahan yang penampangnya kecil dan berkekuatan rendah.

Cara Penggunaan Gergaji

1. Pegang logam yang hendak dipotong dengan cara yang betul. Alaskan pengapit ragum
dengan kepingan logam yang lembut dan nipis ataupun dengan kayu apabila hendak
memotong logam yang tipis.
2. Mula-mula potong dengan perlahan.
a) Gunakan ibu jari sebagai panduan dan memulakan memotong.
b) Apabila sudah kelihatan tanda, lakukan sorongan yang lebih panjang dan tetap.
c) Kelajuan pemotongan untuk gergaji biasa ialah lebih kurang 40 sorongan seminit.
3. Apabila pemotongan hampir selesai, sokong hujung yang tergantung dengan sebelah
tangan.
10
4. Saat memotong, tekan dan tolak pada bingkai. Apabila berundur, angkat gergaji
sedikit tetapi jangan ditarik kerana ini akan menumpulkan mata gergaji.
5. Tap

Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja.
Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi dengan menggunakan
mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar diameter ulir yang akan dibuat.
Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas baja potong cepat. Setelah tap dibentuk
kemudian dikeraskan dan ditempering.

Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan penguliran
pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya berbentuk tirus dan
tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan mudah masuk ke dalam lubang
yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat
dikatakan ia sebagai pemotong kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak
ada, ini dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah
benda kerja diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan menggunakan tap
antara. Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan akhir dalam
pembuatan ulir dengan menggunakan tap. Pada tap ini seluruh mata potongnya dapat
melakukan pemotongan. Bentuk tap ini adalah bagian pemotongannya mempunyai mata
potong dan diameternya adalah sama

Gambar 17. Tap Konis, Tap Antara, dan Tap Rata


Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu
tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada besar diameter tap
yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.

Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :

1. jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.


2. Pasang tap konis pada tangkai tap.
3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan menggunakan siku-
siku).
4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan (searah
dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus. Pemutaran kira-kira sebesar

11
900, kemudian putar kembali ke arah kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk
memotong beram yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram
hasil pemotongan keluar dari lubang.
5. Berikan pelumasan selama proses pengetapan, kecuali untuk pengetapan bahan dari
besi.
6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan dengan
menggunakan tap antara.
7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap rata/ finishing.

Gambar 18. Pengetapan.

6. Snei

Snei adalah alat untuk membuat ulir luar. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya
merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper
agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Snei yang biasanya digunakan
untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei bercelah.

Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan dalam penguliran
awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus
pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei
sedikit mudah.

Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini memiliki baut
penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada waktu penguliran
pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan
pada ukuran standarnya.

12
Gambar 19. Snei Pejal dan Snei Bercelah
Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang
snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut
berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.

Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.
2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei hingga
benda kerja masuk pada snei.
4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam. Pemutaran
atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula.
Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir
yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak pelumas
untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran dengan
terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei.
7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei.

13
D. Mesin
1. Mesin Bor (Drilling)

Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist
drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor bangku
untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang untuk pekerjaan
yang lebih besar.

Gambar 20. Mesin bor

Keterangan:

No Mesin Bor Bangku Mesin Bor Tiang


1 Tombol Tuas Pengatur Kecepatan
2 Tuas penekan Tuas Penekan
3 Tuas pengikat Sumbu Bor
4 Alas mesin bor Meja Mesin Bor
5 Meja mesin bor Tiang
6 Penjepit bor Landasan atau Bantalan
7 Pengaman

8 Mur penyetel

9 Rumahsabuk kecepatan

14
Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk mencekam benda
kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda kerja yang tidak mungkin
dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada pengeboran lubang tembus untuk
mencegah ragum atau meja mesin turut terbor, pencekam mata bor untuk mencekam mata bor
yang berbentuk silindris, sarung pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis,
pasak pembuka untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari
sarung pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang
tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong.

Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya sama
dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang lunak seperti
kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang yang dalam (deep hole
drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor skop (spade drill) untuk material
yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite untuk membuat lubang pada material yang telah
dikeraskan. Mata bor stelite ini mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran
yang tahan panas.

Gambar 21. Mata Bor

Cara mengebor :

1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada tempat pahat
gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus, apabila masih kurang besar sarung
tirus tersebut disambung lagi dengan sambungan sarung tirus.
2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak terlalu besar
ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja atau ragum putar. Apabila
diinginkan membuat lubang pada posisi menyudut pencekaman bisa menggunakan
ragum sudut.
3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan lubang, sebaiknya
ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu pencekaman yang lain bisa juga
digunakan untuk mengikat benda kerja pada meja mesin bor. Benda kerja dengan
bentuk tidak teratur, terlalu tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh

15
ragum, maka pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan alat bantu
pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman ulir yang
akan dibor.
7. Tekan tombol “ON”.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan – lahan searah dengan jarum jam. Pemutaran tuas
penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran
kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir yang telah
terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar dari lubang pengeboran.
9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu bor kembali
ke panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk mendingingkan mata bor dan
untuk membantu mengeluarkan beram.
10. Tekan tombol “OFF” jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.

E. Peralatan Pendukung Kerja Bangku


1. Oli dan Air

Dalam praktikum kerja bangku, oli dan air ini memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai
pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan kontak langsung yang
menimbulkan gesekan antar logam agar tidak menimbulkan kerusakan pada alat dan benda
kerja, misalnya kepatahan.

16
BAB III PROSES KERJA
A. Pengeshockan

Proses membuat sok pada cob ban mobil merupakan salah satu alternative untuk
memperbaiki rumah ulir pada mesin yang rusak,untuk proses kerja nya sebgai berikut:

Gambar 22. Benda Kerja yang akan Dibuat


Gambar di atas merupakan benda kerja yang harus diselesaikan, untuk melakukan
perintah tersebut haruslah menyiapkan bahan, alat-alat, dan perlengkapan keselamatan kerja.
Dibawah ini adalah tabel bahan, alat-alat, dan perlengkapan keselamatan kerja yang
digunakan.

No Alat dan Bahan Perlengkapan Keselamatan Kerja


1. Benda kerja Pakaian kerja
2 Sney ukuran M8 Masker
3 Kikir besi Sepatu safety
4 Ragum duduk Sarung Tangan
5 Mata bor ukuran 6,5mm
6 Bor duduk
7 Tang
8 Palu
9 Penitik
10 Sikat baja
11 Tap ukuran 6,5
12 Gergaji

Setelah semua perlengkapan diatas terpenuhi, proses membuat ulir pada cop ban mobil
dimulai sebagai berikut:

17
1. Memakai perlengkapan keselamatan kerja
2. Menempatkan cop ban mobil pada ragum duduk.
3. Membuat ulir pada cop ban truck dengan menggunakan snei M8
4. Setelah membuat ulir pada bagian luar cop ban truck selanjutny mengebor bagian
dalam cop ban menggunakan mata bor ukuran 6,5 ,bor duduk dan menepatkan cop
ban ke ragum bor duduk
5. Setelah lubang di bor maka proses selanjutnya mengetap lubang cop busi yang sudah
di bor dengan tap ukuran m6
6. Memasukkan ulir kedalam kepala baut yang sudah

Itulah proses pengeshockan yang dilakukan untuk memenuhi dan menyelesaikan Job Sheet
yang diberikan.

B. Proses Pembuatan Benda Kerja

Alat yang digunakan dan peralatan keselamatan kerja :

No Alat dan Bahan Perlengkapan Keselamatan Kerja


1. Benda kerja Pakaian kerja
2 Sney ukuran M12X dan 1,25 Masker
3 Kikir besi Sepatu safety
4 Ragum duduk Sarung Tangan
5 Mata bor ukuran 10mm
6 Bor duduk
7 Tang
8 Palu
9 Penitik
10 Sikat baja
11 Tap ukuran M12
12 Gergaji

a. Membentuk kepala baut menjadi segi enam dengan cara dikikir


b. Membubut bagian yang akan disnai sesuai ukuran pada gambar
c. Menyenai ulir luar pada poros
d. Selama proses senai harus selalu diberi pelumas
e. Setelah itu dipotong dengan gergaji dari 7cm menjadi 6cm
f. Dilakukan penghalusan pada bagian bawah baut
g. Bor ulang kepala baut buat pengesokan
h. Hitung kedalaman sampai 10mm
i. Dilakukan pengetapan pada kepala baut
j. Memasang recoil/cop pentil truk dan dipotong
k. Dilakukan pengetapan pada bagian recoil/cop pentil truk

18
l. Prosese finishing: membersihkan dan mengikir bagian permukaan yang masih
tajam
m. Pemberian pelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat

C. Kerja Bangku
Kerja bangku merupakan kegiatan yang mendasar dilakukan dalam suatu praktik di
jurusan mesin. Di kerja bangku ini banyak hal yang dilakukan diantaranya yaitu mengikir,
menggergaji, mengebor, mengulir, dan lain sebagainya. Semua kegiatan itu dilakukan sesuai
dengann Job Sheet yang diberikan.
Sebelum menyelesaikan Job Sheet tersebut, hal yang utama perlu disiapkan yaitu
alat, bahan, dan perlengkapan keselamatan kerja yang hendak digunakan. Di bawah ini
adalah alat, bahan, dan perlengkapan keselamatan kerja yang digunakan.
No Alat dan Bahan Perlengkapan Keselamatan Kerja
1. Benda kerja Pakaian kerja
2 Sney dan Tap Masker
3 Kikir besi Sepatu safety
4 Ragum duduk Sarung Tangan
5 Mata bor
6 Bor duduk
7 Tang
8 Palu
9 Penitik
10 Sikat baja
11 Mal Huruf dan Angka
12 Gergaji
13 Penggores

Setelah semua terpenuhi, maka proses untuk menyelesaikan Job Sheet telah siap untuk
dilakukan. Berikut adalah proses kerja bangku untuk menyelesaikan Job Sheet tersebut.

1. Memakai perlengkapan keselamatan kerja


2. Meragum benda kerja pada ragum
3. Melakukan pengikiran terhadap benda kerja sampai mencapai hasil pengikiran yang
diinginkan oleh Job Sheet. Untuk pengukurannya dengan menggunakan jangka
sorong
4. Melakukan penyikuan terhadap kedua sisi benda kerja, apabila masih belum siku
maka harus dikikir ulang sampai benda kerja dari hasil pengikiran telah siku

19
5. Apabila telah siku, proses selanjutnya yaitu melakukan pengeboran dan
penggergajian sesuai dengan Job Sheet
6. Sebelum melakukan hal tersebut, benda kerja yang telah dikikir haruslah digaris
terlebih dahulu untuk memudahkan pengerjaan yaitu dengan menggunakan
penggores, setelah itu dibagian yang akan dibor haruslah dilakukan penitikan dengan
menggunakan penitik
7. Proses pengeboran dilakukan sesuai dengan ketentuan pada Job Sheet dan
melakukan perseng sekaligus pada salah satu lubang yang telah dibor
8. Melakukan penggergajian sebanyak 2 gergajian sesuai dengan ketentuan Job Sheet
9. Melakukan tap/mengulir dalam pada salah satu lubang sesuai dengan ketentuan pada
Job Sheet
10. Memotong besi yang berbentuk seperti tabung sepanjang yang telah ditentukan
11. Mengikir potongan besi tersebut sampai masuk pada lubang yang besar sendiri
dibenda kerja
12. Setelah besi telah bisa masuk, maka selanjutnya yaitu melakukan sney/mengulir luar
pada besi tersebut
13. Memasukkan besi hasil sney tersebut ke dalam benda kerja yang telah di tap
14. Menyetempel/ memberikan identitas pada sudut benda kerja dengan menggunakan
mal huruf dan angka yang diketok dengan palu yang sebelumnya benda kerja telah
diletakkan di landasan
15. Mengembalikan semua peralatan ke tempet semula
16. Melakukan kebersihan

BAB IV ANALISIS HASIL

Hasil Proses Praktikum


Pada praktikum kali ini telah menghasilkan barang yang diinginkan, dimana benda
kerja telah mencapai bentuk yang telah ditentukan yaitu mur dan baut. Hasil akhir tidak
sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan dikarenakan terdapat beberapa
kekeliruan dalam pelaksanaan prosedur kerja. Akan tetapi mur dan baut yang dihasilkan
mempunyai kesesuaian, dengan kata lain mur yang telah dibuat dapat dipasangkan pada baut
yang telah dibuat.

20
Gambar 23. Hasil Penguliran

Hasil dari proses pembuatan baut pada praktikum kerja bangku.

Gambar 24. Hasil baut,mur dan sok drat ulir

BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Proses penmbuatan baut,mur dan sok ulir merupakan pekerjaan dasar praktek kerja
bengkel pada dunia otomotif.Proses pembuatan baut,mur dan sok drat ulir adalah pekerjaan
yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Keakuratan dan ketekunan diharapkan sehingga
hasil akhir sesuai dengan ukuran tertentu. Keakuratan ukuran sangat penting agar sesuai
dengan standar yang biasanya biasa. Dalam membuat mur dan baut diperlukan ketekunan dan

21
akurasi. Selain itu, penguasaan peralatan dan mesin untuk membuatnya sangat penting untuk
menghindari kesalahan dalam prosedur manufaktur sehingga mereka menghasilkan hasil
yang tepat.

B. Saran
1. Untuk Institusi

Peralatan praktik merupakan hal yang terpenting dalam melakukan praktikum di laboratorium
sehingga semua peralatan maupun bahan yang dibutuhkan hendaknya dilengkapi agar peserta
didik yang melakukan praktikum merasakan kenyamanan tanpa adanya gangguan dari
perlengkapan yang kurang lengkap.Untuk peralatan kurang memadai sehingga hasil praktek
atau hasil kerja kurang maksimal

2. Untuk Dosen

Seharusnya dosen atau asisten dosen menemani proses praktek agar pada saat
mahasiswa memahami proses kerja tersebut.jika ada kekeliruan selaku dosen atau asisten
dosen dapat mengingatkan dan membenarkan

3. Untuk Mahasiswa

Sebelum melakukan suatu praktek ada baik nya mahasiswa memahami dasar dasar
Teori dan cara penggunaan alat,agar tidak terjadi kecelakaan kerja maupun kerusakan alat.

Daftar Rujukan
2012. Prosedur Keselamatan Kerja Menggunakan Peralatan Las Oksi-Asitelin. (Online),
(http://haris08.community.undip.ac.id/2012/06/03/prosedur-keselamatan-kerja-
menggunakan-peralatan-las-oksi-asetilin/), diakses 27 November 2013.
(Online), (http://kbangku.blogspot.com/), diakses 27 November 2013.

22
2011. Macam-Macam Alat Kerja Bangku. (Online),
(http://arfrno.blogspot.com/2011/11/macam-macam-alat-kerja-bangku.html), diakses 27
November 2013.
Modul Praktikum Perbengkelan.Fakultas Teknologi Industri Pertanian;TMIP.2008.
Universitas Padjadjaran
http://www.docstoc.com/docs/20978986/Bab-V-Proses-Produksi-lar-manehpmd/
http://okeita-oke.blogspot.com/2009/12/elemen-mesin.html
http://marine-notes.blogspot.com/2009/11/macam-macam-ulir_1046.html
http://www.steelindonesia.com/article/08-Galvanizing-ThreadedParts.htm

23

Anda mungkin juga menyukai