Anda di halaman 1dari 6

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Teri (Stolephorus spp.)


Ikan teri merupakan salah satu sumberdaya ikan laut yang banyak
digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat. Selain mudah didapat, harganya
juga sangat terjangkau. Ikan teri memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi di
pasaran dan dapat disejajarkan dengan jenis komoditi laut lainnya baik di
pasar domestik maupun internasional. Sementara itu, ikan teri dari Indonesia
telah banyak diekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, China
dan Jepang. Volume ekspor ikan teri Indonesia tiap tahun mengalami
peningkatan, yaitu pada tahun 2001 mencapai 1.980 ton dengan nilai7.930.000
US$, meningkat menjadi 1.999 ton pada tahun 2002 dengan nilai 11.890.000
US$. Pada tahun 2005, volume ekspor ikan teri meningkat tajam menjadi
2.443 ton dengan nilai 16.287.284 US$ dan tahun 2006 meningkat sebesar 5
% menjadi 2.579 ton dengan nilai 16.437.255 US$ (Mutemainna Karim et al,
2013).

2.1.1 Klasifikasi Ikan Teri (Stolephorus spp)


Adapun klasifikasi Ikan Teri (Stolephorus spp.) menurut (Agustin Wulan
et al, 2014), sebagai berikut :
Filum :Chordata
Sub-filum :Vertebrata
Class :Piscec
Sub-kelas :Teleostei
Ordo :Malacopterygii
Famil :Clopeidae
Sub-famil :Engraulidae
Genus :Stolephorus
Spesies :Stolephorus spp
Adapun gambar ikan teri dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Ikan Teri (Stolephorus spp.)

Sumber : ikatiologo-indonesia.org

2.1.2 Morfologi Ikan Teri (Stolephorus spp.)


Ikan teri merupakan ikan yang berada di daerah perairan pesisir dan
eustaria dengan tingkat keasinan 10-15%. Ikan teri hidup berkelompok yang
terdiri dari ratusan sampai ribuan ekor. Ikan teri berukuran kecil dan
besarnya ukuran bervariasi yaitu antara 6-9 cm. Gambaran morfologi ikan
teri yaitu sirip caudal bercagak dan tidak bergabung dengan sirip anal,
duri abdominal hanya terdapat sirip pektoral dan ventral, tidak berwarna
atau agak kemerah-merahan. Bentuk tubuhnya bulat memanjang (fusiform)
atau agak termampat kesamping (compressed), pada sisi samping tubuhnya
terdapat garis putih keperakan memanjang dari kepala sampai ekor.
Sisiknya kecil dan tipis sangat mudah lepas, tulang rahang atas
memanjang mencapai celah insang. Giginya terdapat pada rahang, langit-
langit palatin, pterigod, dan lidah. (Mutemainna Karim et al, 2013).

2.1.3 Kandungan Gizi Ikan Teri (Stolephorus spp.)


Ikan Teri (Stolephorus spp.) merupakan salah satu ikan favorit karena
mulai dari kepala, daging sampai tulangnya dapat langsung dikonsumsi. Ikan
teri terkenal memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Tiap 100 gram teri
segar mengandung energi 77 kkal; protein 16 gram; lemak 1,0 gram; kalsium
500 mg; phosfor 500 mg; besi 1,0 mg; Vit. A 47; dan Vit. B 0,1 mg
(Anonimous, 2004).
Ikan teri banyak mengandung kalsium dan protein. Kedua zat gizi ini
sangan diperlukan oleh tubuh untuk proses perbaikan dam membangun
jaringan, terutama jaringan tulang dan gigi. Kualitas dan konsentrasi protein
yang tinggi dalam makanan merupakan faktor penting dalam proses fisiologi
pertumbuhan dan pekembangan jaringan keras tubuh, terutama tulang rahang
dan gigi. Kebutuhan nutrisi bergizi tinggi masyarakat, terutama ibu hamil dan
balita mempunyai korelasi yang kuat dengan pertumbuhan dan perkembangan
tulang dan geligi anak. Pengaruh khususnya pada proses pembentukan enamel
dan dentin gigi selama pertumbuhan fetus. Selain itu, nutrisi ini juga befungsi
menjaga homeostasis pada ibu selama proses kehamilan. Apabila
keseimbangan kalsium dan protein kurang untuk asupan fetus, maka sumber
kalsium dan protein pada tulang dan gigi ibu hamil akan dirombak dan
didistribusikan pada fetus. Hal ini akan berdampak pada kepadatan tulang
dan gigi, yang berakibat pada pengeroposan tulang dan gigi. (Mutemainna
Karim et al, 2013).

2.2 Keripik
Keripik adalah makanan ringan (snack food) yang tergolong jenis
makanan craker yaitu makanan yang bersifat kering dan renyah dan
kandungan lemaknya tinggi. Renyah adalah keras mudah patah. Sifat renyah
pada craker ini akan hilang jika produk menyerap air. Olahan keripik
merupakan salah satu produk pangan yang banyak digemari oleh semua
kalangan (Lestari, 2015).
Tekstur atau kerenyahan keripik merupakan unsurutama penilaian
konsumen. Keripik yang baik jika digigit akan renyah, tidak keras, tidak
lembek dan tidak mudah hancur. Selain itu unsur penampilan warna makanan
juga menjadi parameter kualitas penilaian oleh konsumen. Sistem pengukuran
yang akurat dan rinci merupakan cara dalam meningkatkan kontrol kualitas.
Keripik yang baik yaitu rasa gurih, aroma harum, tekstur kering dan tidak
tengik, warna menarik dan bentuk tipis, bulat dan utuh dalam arti tidak pecah
(Putri, 2012).
2.3 Prosos Pembuatan Keripik Ikan
Proses pembuatan keripik ikan menurut acuan Andry Valen (2017) yaitu,
ikan segar dibersihkan sisik dan jeroannya, lalu cuci dengan air bersih untuk
menghilangkan kotoran. Jahe yang diblender dan perasan jeruk pecel di bubuhi
ke air secukupnya. Ikan yang telah bersih dicuci lagi dengan air yang dibubuhi
jahe dan perasan jeruk pecel untuk menghilangkan bau amis. Setelah itu ikan
dibilas sekali lagi dengan air bersih. Ikan ditiriskan sampai kering, sehinggga
saat digoreng tidak lengket. Bawamg putih, ketumbar, kemiri, garam,
penyedap masakan ditumbuk atau diblender menjadi bumbu racikan hingga
menjadi bubur dengan menambahkan air sedikit demi sedikit. Bumbu racikan
dicampur dengan ikan yang telah ditiriskan kemudian diaduk hingga sampai
merata. Ikan dibubuhi tepung terigu dan tepung beras, diaduk sampai rata.
Kemudian dilakukan pengayakan untuk mengurang tepung. Ikan digoreng
hingga masak dan kering. Keripik ikan yang telah masak berwarna kecoklat-
coklatan. Minyak goreng harus benar-benar panas sebelum ikan digoreng
untuk menghasilkan keripik berkualitas baik. Keripik yang telah masak
ditiriskan, lalu untuk mendapatkan hasil yang baik, minyak goreng yang
dipakai maksimal dua kali pemakaian.

2.4 Analisis Kelayakan Usaha


Analisis merupakan pemeriksaan keuanagan pada suatu usaha selama
usaha itu telah berjalan. Analisis usaha untuk mengetehui tingkat keuntungan
atau keberhasilan dari suatu usaha yang telah dijalankan. Analisis usaha
merupakan paduan untuk membuat perhitungan biaya dan komponen produksi
selama usaha berjalan, acuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
produktivitas usaha agar keuntungan dapat ditingkatkan (Kurniasih, 2012).
Pengertian studi kelayakan usaha adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek
manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar
penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil
keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan
bahkan tidak dijalankan (Lilis Sulastri, 2016).
Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Dengan
adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam usaha dapat
dihindari (Triyanti dan Hikmah, 2015). Analisis kelayakan usaha sangat
penting sebelum usaha dilkukan, anlisis kelayakan usaha adalah untuk
mengetahui usaha yang dijalankan layak atau tidak. Pengertian layak dalam
penilaian ini adalah usaha yang akan dilaksanakan memberi manfaat ekonomi.
Kegiatan usaha yang memberikan manfaat ekonomi pada umumnya adalah
kegiatan yang dihitung dari manfaat yang diberikan usaha tehadap
perkembangan perekonomian masyarakat secara keseluruhan (Susilowati dan
Kurniawati, 2018).

2.5 Aspek Keuangan


Analisis finansial adalah aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan (Kasmir dan Jakfar, 2012:89). Aspek finansial
sebenarnya hanya merupakan akibat dari aspek pasar dan teknis, karena dari
kedua aspek tersebut aspek keuangan cukup menjabarkan dalam bentuk aliran
kas yang diharapkan akan diterima (Jumingan, 2011:348).

2.5.1 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan
untuk memproduksi barang atau jasa (Susanto, 2010). Biaya produksi terbagi
atas biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya produksi yang besarnya tidak berubah
atau tidak dipengaruhi oleh volume produksi barang atau jasa dan biaya
variabel (variable cost) yaitu biaya produksi yang besarnya berubah-ubah
sesuai dengan jumlah produksinya. Biaya total (total cost) adalah jumlah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang
atau jasa.

2.5.2 Arus Kas


Laporan arus kas (cash flows) adalah suatu laporan yang memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu
periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan
operasional, pembiayaan dan investasi (Syafri, 2004:257).
2.5.3 Laporan Laba Rugi
Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi (2009:15) menyatakan bahwa
laporan laba rugi adalah ikhtisar pendapatan dan biaya untuk jangka waktu
tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka (2010:18) laporan laba rugi
didefinisikan sebagai laporan yang memberikan informasi mengenai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode
tertentu.

2.5.4 Break Even Point (BEP)


Menurut Supriyono, break even point atau sering disebut dengan impas
atau pulang pokok merupakan suatu keadaan perusahaan dimana besarnya
jumlah total penghasilan sama dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan atau rugi labanya sama dengan nol. Sedangkan Harahap
(2007:358) berpendapat bahwa break even point berarti suatu keadaan dimana
perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi, artinya
seluruh biaya itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan.

2.5.5 Benefit Cost Ratio


Analisis Benefit Cost Ratio merupakan alat analisis yang digunakan
untuk melihat pendapatan relative suatu usaha (Ibrahim, 2009). Jika BCR lebih
dari satu maka suatu usaha bisa dikatakan menguntungkan dan layak
diusahakan, jika BCR sama dengan satu maka suatu usaha dikatakan tidak
mengalami keuntungan dan tidak mengalami kerugian (impas) dan apabila jika
BCR kurang dari satu maka usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak
layak untuk diusahakan.

2.5.6 Retrun On Investment


Return On Investment adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba dalarn hubungannya dengan total aktiva. ROI mencerminkan kemampuan
perusahaan dalarn mengukur aktiva seoptimal mungkin sehingga tercapai laba
bersih yang diinginkan, ROI dapat diketahui dengan cara membagi laba
setelah pajak dengan total aktiva. Metode ROI mempunyai banyak kelebihan
dibandingkan dengan metode-metode lain, metode tersebut menggunakan
perhitungan yang sangat sederhana.

Anda mungkin juga menyukai