Anda di halaman 1dari 39

Dr.

Lukman Yudho Prakoso


Prodi Strategi PertahananLaut
1
WILAYAH PERTAHANAN

2
PENATAAN WILHAN
UMUM
RUANG WILAYAH
NEGARA KEPULAUAN INDONESIA

PENATAAN RUANG PEMBANGUNAN A


NASIONAL N
-PENETAPAN
SINERGITAS C
-PERENCANAAN BANGNAS A
DARAT & M
-PEMANFAATAN PENATAAN SISTEM HANNEG A
LAUT
WILHAN N
-PENGENDALIAN UDARA

3
Hubungan Perundang-Undangan Terkait RWP

PS. 30(2) UU NO.3/2002 PP. 68/2014 PERTAHANKAN


SISHANKAMRAT HANNEG K’DAULAT NEG,
PENATAAN
AA WILHANEG KEUTUHAN WIL
NKRI &
UU NO.43/2008 K’LAMATAN BGS
KEPMENHAN
PS. 25 A WILNEG
UUD NO 138/2018
1945 RI NEGARA UU 23/2014 RWP
KEPULAUAN P’TAHAN DAERAH SINERGI

RTRWD
PS. 33 UU NO.26/2007 K’JAHTERAAN
P’KONOMIAN PENATAAN PP. 13/2017 UMUM &
K’TERAAN RUANG RTRW N KEADILAN SOS

KET: MENURUNKAN KETERKAITAN

Sumber : Ditjen Strahan Kemhan 4


KONDISI SAAT INI

PENATAAN RUANG KEWENANGAN MELIPUTI:


❖ KEWENANGAN DIBERIKAN KPD
DISELENGGARAKAN
PEMERINTAH & PEMDA • PERENCANAAN
OLEH NEGARA UU 26/2007 PS 07 (2) • PEMANFAATAN
UU 26/2007 PS 07 (2) • PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
UU 26/2007 PS 8(2)

HRS DPT BERI JAMINAN KEPASTIAN THDP


PELAKSANAAN DI LAP:
KEBERADAAN WILHAN. PP 68/2014 PS 5(1)

• PEMB DI RAH HRS PERHATIKAN BINPUAN HAN BELUM SEPENUHNYA DIPERHATIKAN


UU 03/2002 PS 20.

• PEMDA WAJIB AKOMODIR WILHAN PD RTRW BELUM SEPENUHNYA DIAKOMODASI


PP 68/2014 PS 13.

• PEMDA WAJIB SEDIAKAN LAHAN UTK BANG REALISASINYA SULIT, LAHAN UTK FGS HAN
WILHAN. PP 68/2014 PS 26. DIFGSKAN LAIN

• PEMDA WAJIB SEDIAKAN RAHLATMIL TIDAK SEPENUHNYA DIDUK OLEH PEMDA.


PP 68/2014 PS 27. CNT KASUS DI KBM, GRATI, KALTENG.

5
2002 2007 2008 2009 2014 2018

UU 3 TH 2002 UU 26 TH 2007 PP 26 TH 2008 KEPRES 4/ 2009 PP 68 TH 2014 RWP & RRWP


BELUM
HANNEG TATA RUANG RTRW NAS BKPRN PENATAAN
TERBENTUK !
WIL HANNEG
▪ WILAYAH YG DIGUN UTK INSTALASI & DAERAH LATIHAN MILITER STRATEGIS DIATUR DG PP (UU 3/2002
PSL 22).
▪ TATA RUANG BERKAITAN FUNGSI HANKAM DIATUR DG PP (UU 26/2007 PSL 17).
▪ KWS STRATEGIS NAS BERDASARKAN KEPENTINGAN HANKAM DITETAPKAN DG PP (PP 26/2008 PSL 81). RWP & RRWP SBG SALAH
▪ RWP & RRWP SBG ACUAN TATA RUANG PROV/KAB/KOT, RRWP DISUSUN KSTAF & DITETAPKAN OLEH SATU MASUKAN DLM
MENHAN (PP 68/2014). SUN RTRW
PP 68/2014 PS 13
PERIJINAN
P’NGEMBANGAN
PENATAAN WILHAN BANG KWS,
KWS & TAP RAH
UTK GAR FUNGSI IPR, AMDAL,
KERJA DLM RGK
PERTAHANAN IMB DLL
PEMBANGUNAN
OLEH
SWASTA, RTRW
BUMN, & RDTR
INSTANSI
POKOK – POKOK PERSOALAN
• RENC WILAYAH PERTAHANAN (RWP) & RENC RINCI WIL PERTAHANAN (RRWP) BELUM DIBUAT.
• TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS PERTAHANAN BELUM DIAKOMODIR & DIJADIKAN ACUAN DLM
PENYUSUNAN RTRW PROV MAUPUN KAB/KOTA.
• BLM SEPENUHNYA RENC TATA RUANG DIJADIKAN ACUAN BAGI PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN
WIL DI DAERAH, HAL INI AKIBAT LEMAHNYA KEPASTIAN HUKUM & KOORDINASI DLM
PENGENDALIAAN PEMANFAATAN RUANG.
6
KONFLIK KEPENTINGAN TATA RUANG

KONFLIK
KEPENTINGAN

7
HIERARKI PRODUK PERENCANAAN TATA RUANG BERDASARKAN UU NO.26 TAHUN 2007

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

http://www.radarplanologi.com/2015/11/hierarki-produk-perencanaan-tata-ruang-di-Indonesia.html
8
KEDUDUKAN RTRW DALAM PEMBANGUNAN
UU 03/2002 PERTAHANAN PSL 20 (3) :
RTRW “PEMBANGUNAN DI DAERAH HARUS MEMPERHATIKAN
PERTAHANAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PERTAHANAN”

9
http://www.nuansagiskonsultan.com/2016/03/peran-rencana-tata-ruang-dalam_24.html 9
KEDUDUKAN RENC TATA BANG & LINGK

UU 26/2007 TTG TATA RUANG PSL 1


KWS STRATEGIS NASIONAL ADL→ WIL YG
PENATAAN RUANGNYA DIPRIORITASKAN
KRN M’PUNYAI PENGARUH SANGAT
PENTING SEC NAS THD KEDAULATAN
NEGARA, HANKAMNEG, EKO, SOS, BUD,
&/ LINGKUNGAN..

http://www.nuansagiskonsultan.com/2016/03/peran-rencana-tata-ruang-dalam_24.html 10
UU NO. 3 TH. 2002 TTG PERTAHANAN
• Pasal 4
Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
• Pasal 7
Pertahanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, diselenggarakan oleh
pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.
• Pasal 12
Pengelolaan sistem pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan
negara ditujukan untuk melindungi kepentingan nasional dan mendukung
kebijakan nasional di bidang pertahanan.
• Pasal 20
(3) Pembangunan di daerah harus memperhatikan pembinaan kemampuan
pertahanan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yang selanjutnya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
• Pasal 22
(1) Wilayah Indonesia dapat dimanfaatkan untuk pembinaan kemampuan pertahanan
dengan memperhatikan hak masyarakat dan peraturan perundang-undangan.
(2) Wilayah yang digunakan sebagai instalasi militer dan latihan militer yang
strategis dan permanen ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
11
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
28.Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Pasal 6
(1)Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:
b. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum,
pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan
12
Pasal 17
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
rencana tata ruang yang berkaitan dengan fungsi pertahanan dan
keamanan sebagai subsistem rencana tata ruang wilayah diatur
dengan peraturan pemerintah.

PENJELASAN UU RI NO. 26 TH 2007 TTG PENATAAN RUANG:

I. Umum
2. Secara geografis, letak Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berada di antara dua benua dan dua samudera sangat
strategis, dst.
Dengan keberadaan tersebut, penyelenggaraan penataan
ruang wilayah nasional harus dilakukan secara komprehensif,
holistik, terkoordinasi, terpadu, efektif, dan efisien dengan
memperhatikan faktor politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, keamanan, dan kelestarian lingkungan hidup.

13
Pasal 5 Ayat (5)
• Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah kawasan
perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan, dan
kawasan latihan militer.

Pasal 17 Ayat (7)


• Rencana tata ruang untuk fungsi pertahanan dan keamanan
karena sifatnya yang khusus memerlukan pengaturan
tersendiri. Sifat khusus tersebut terkait dengan adanya kebutuhan
untuk menjaga kerahasiaan sebagian informasi untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan negara.
• Rencana tata ruang yang berkaitan dengan fungsi pertahanan dan
keamanan sebagai subsistem rencana tata ruang wilayah
mengandung pengertian bahwa penataan ruang kawasan
pertahanan dan keamanan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya keseluruhan penataan ruang wilayah.

14
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

Pasal 9

(3) Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan


keamanan negara meliputi:
a. menetapkan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan
di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi
pertahanan dan keamanan; dan
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak
terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona
penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan
kawasan budi daya terbangun.

15
Pasal 75
• Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan
kepentingan:
a. pertahanan dan keamanan;
b. pertumbuhan ekonomi;
c. sosial dan budaya;
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;
dan/atau
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Pasal 76
• Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan ditetapkan dengan kriteria:
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;
b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan;

Pasal 81
• Penetapan kawasan strategis nasional berdasarkan kepentingan
pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 16
PENJELASAN PP RI NOMOR 26 TAHUN 2008 TTG RTRW :
Pasal 17
• Ayat (1)
– Pengembangan sistem jaringan transportasi nasional dilakukan
secara terintegrasi mencakup transportasi darat, laut, dan udara yang
menghubungkan antarpulau serta kawasan perkotaan dengan
kawasan produksi, sehingga terbentuk kesatuan untuk menunjang
kegiatan sosial, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan negara
dalam rangka memantapkan kedaulatan wilayah nasional.

Pasal 27
• Ayat (1)
– Kegiatan atau fungsi tertentu, antara lain, adalah fungsi pertahanan
keamanan, kegiatan perindustrian, pertambangan, pertanian,
kehutanan, perikanan, pariwisata, atau bidang lainnya, yang dalam
pelaksanaan kegiatan usaha pokoknya memerlukan fasilitas
pelabuhan.
– Contohnya pangkalan angkatan laut untuk fungsi pertahanan
keamanan, pelabuhan perikanan untuk kegiatan perikanan,
pelabuhan minyak dan gas bumi untuk kegiatan pertambangan.

17
Pasal 76
– Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan
pertahanan dan keamanan negara memiliki hal-hal yang
bersifat sensitif sehingga perlu pengaturan yang khusus.

– Pengaturan lokasi yang spesifik yang mempertimbangkan


sifat sensitif diatur menurut peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan pertahanan negara.

– Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan


pertahanan dan keamanan negara, antara lain meliputi
kawasan pertahanan, seperti: kawasan basis militer,
kawasan latihan militer, kawasan disposal amunisi dan
peralatan pertahanan lainnya, arsenal (gudang amunisi),
kawasan uji coba sistem pertahanan, kawasan
pengembangan energi nuklir, kawasan pengembangan uji
coba nuklir, dan kawasan perbatasan negara termasuk pulau-
pulau kecil terluar.

18
PP RI NOMOR 68 TAHUN 2014 TTG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA
Pasal 5
(3) Wilayah Pertahanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Wilayah Pertahanan darat;
b. Wilayah Pertahanan laut; dan
c. Wilayah Pertahanan udara
Pasal 6
Wilayah Pertahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terdiri atas:
a. pangkalan militer atau kesatrian;
b. daerah latihan militer;
c. instalasi militer;
d. daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer;
e. daerah penyimpanan barang eksplosif dan berbahaya lainnya;
f. daerah disposal amunisi dan peralatan pertahanan berbahaya lainnya;
g. obyek vital nasional yang bersifat strategis; dan/atau
h. kepentingan pertahanan udara.

19
PP RI NOMOR 68 TAHUN 2014 TTG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA
Pasal 13
(1) RWP dan RRWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 digunakan sebagai salah satu acuan
dalam menyusun rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/ kota beserta rencana rinci
atau rencana detail.
(2) RWP dan RRWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 digunakan sebagai salah satu masukan
dalam menyusun rencana tata ruang wilayah nasional dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional.
Pasal 17
(2) RRWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. RRWP darat
b. RRWP laut; dan
c. RRWP udara
Pasal 18
(1) RRWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 disusun oleh masing-masing Kepala Staf Angkatan
secara terintegrasi dan terkoordinasi antarmatra darat, laut, dan udara.
(2) Penyusunan RRWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada RWP.
(3) RRWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri setelah
memperhatikan saran dari Panglima TNI.

20
“PERAN PEMDA”

Pemerintah Daerah (PEMDA) adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom (Pasal 1 angka 3, UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah).

Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah


kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia (UU 32/2004 /TETAP)
SUMPAH/JANJI KEPALA DAERAH

Kepala daerah sebelum memangku jabatannya dilantik dengan


mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh pejabat yang
melantik (Pasal 61 ayat (1) UU 23 Tahun 2014)

Sumpah/janji kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


adalah sebagai berikut:
"Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji akan memenuhi
kewajiban saya sebagai kepala daerah dengan sebaik-baiknya
dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa“
(Pasal 61 ayat (2) UU 23 Tahun 2014)

➢ Dengan demikian, kepala daerah berkewajiban memegang


teguh UUD dan menjalankan segala UU serta turunannya.
PERAN PEMDA dalam IMPLEMENTASI UU 26/2007 dan PP 68/2014
diantaranya:

1. Menyelenggarakan Penataan Ruang Daerah Provinsi dan


Menyelenggarakan Penataan Ruang Daerah Kabupaten/Kota. (UU 23 Tahun
2014). Penataan Ruang meliputi:

➢ Perencanaan tata ruang


➢ Pemanfaatan ruang
➢ Pengendalian pemanfaatan ruang (UU 26 Tahun 2007)

2. Melaksanakan Program Strategis Nasional dan menjalin hubungan kerja


dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan semua Perangkat Daerah.
(Pasal 67, UU 23 Tahun 2014).

3. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mengoordinasikan


pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan pedoman
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. (Pasal 361, UU 23 Tahun 2014).
4. Menyediakan…..
4. Menyediakan lahan untuk pembangunan dan pengembangan Wilayah
Pertahanan di wilayahnya, atas usul Menteri. (Pasal 26, PP 68 Tahun 2014).
5. Menjamin terakomodirnya RWP dan RRWP dalam penyusunan RTRW
Provinsi dan Kabupaten/Kota beserta Rencana Rinci atau Rencana Detail.
(Pasal 13, PP 68 tahun 2014).

6. Melaksanakan tahapan kegiatan Persiapan Pengadaan Tanah untuk


Kepentingan Umum (Pertahanan dan Keamanan Nasional) setelah
menerima dokumen perencanaan Pengadaan Tanah. (Pasal 8 ayat 1; Perpres 71
tahun 2012).

7. Sesuai dengan Kewenangannya, Pemda melaksanakan pengendalian


pemanfaatan Wilayah Pertahanan (pemantauan, pengawasan, dan
Penertiban) sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat (2) PP 68 tahun 2014.
25
CONTOH PERMASALAHAN RIIL SENGKETA TATA
RUANG KAWASAN STRATEGIS UNTUK
PENYELENGGARAAN FUNGSI PERTAHANAN

26
JUGA TERJADI DI UNSUR TNI YANG LAIN….
• LANUD PALEMBANG, LUAS 720 HA. WARGA SEC. TURUN TEMURUN TINGGAL DI
LOKASI SELUAS 46 HA (WARGA & TNI AU BENTROK) ;
• KOMPLEK KARANGSARI LANUD KELAPA SAWIT MEDAN, TANAH GURILLA LANUD
MEDAN;
• EKS LAPANGAN TERBANG GADUNG LANUD PADANG;
• LANUD KSETRA LAMPUNG;
• DAERAH LATIHAN TNI AD DI AMBAL KEBUMEN, JAWA TENGAH;
• PANGKALAN UDARA TNI AU ISKANDAR – KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN
TENGAH;
• RENCANA PEMBANGUNAN/ PENINGKATAN KEKUATAN TNI DI TANJUNG DATU.
• MARKAS TNI AU DI DAERAH PANCORAN JAKARTA SELATAN
• ALIH FUNGSI BATALYON PUSPOM TNI DI JALAN KEBON SIRIH JAKARTA PUSAT
• ALIH FUNGSI PANGKALAN TNI AU HALIM PERDANA KUSUMA JAKARTA TIMUR
• ALIH FUNGSI PANGKALAN TNI AD (DINAS PENERBAD) AHMAD YANI DI SEMARANG
• ALIH FUNGSI INSTALASI MILITER DI BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

27
LANTAMAL VI MAKASSAR BERADA DI DALAM DAERAH LINGKUNGAN KERJA (DLKR) DAN DAERAH
LINGKUNGAN KEPENTINGAN (DLKP) PELABUHAN UTAMA MAKASSAR (PERMEN HUB NO. 85/1999).
(KAWASAN STRATEGIS WILAYAH LAUT YANG DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PERTAHANAN BELUM DITETAPKAN)

DLKR PELABUHAN
±1,5 MIL

±4 MIL

28
DAERAH LEGO JANGKAR LANTAMAL VI MKS TERKENA REKLAMASI PELINDO IV
1 MIL
KEP KASAL NO. KEP/1771/XII/2013 BUJUKMIN STANDARISASI PKL
TNI AL (PUM-7.03) (BAB IV 10.a.11)
“DAERAH LEGO JANGGAR DISEDIAKAN DI DEPAN DERMAGA
OPERASI MAUPUN DERMAGA LAINNYA UTK LEGO JANGKAR DG
LUAS MIN 2 MIL PERSEGI”

AREA REKLAMASI MNP TAHAP II

AREA REKLAMASI MNP TAHAP I

2 MIL

600 yds
600 yds
USULAN SITE PLAN KAWASAN
STRATEGIS UNTUK KEPENTINGAN
PERTAHANAN LAUT WILAYAH
LANTAMAL VI

29
KEP KASAL NO. KEP/1771/XII/2013 BUJUKMIN STANDARISASI PKL TNI
AREA REKLAMASI MNP TAHAP II (111,5 HA) AL (PUM-7.03) (BAB IV 10.a.11)
“DAERAH LEGO JANGGAR DISEDIAKAN DI DEPAN DERMAGA OPERASI
MAUPUN DERMAGA LAINNYA UTK LEGO JANGKAR DG LUAS MIN 2 MIL
PERSEGI”

TITIK 3
AREA REKLAMASI MNP TAHAP I (106 HA)

TITIK 2

TITIK 1
600 Yds TITIK 4 TITIK 5
KOLAM PUTAR 532 Yds
TITIK 6
600 Yds

30
PERDA SULSEL NO. 9 TAHUN 2009 TTG. RTRW PROV. SULSEL TAHUN 2009-2029

Pasal 67
Kawasan pertahanan keamanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 65 huruf a berupa RUTR wilayah pertahanan Komando
Daerah Militer (Kodam) VII Wirabuana yang disusun pada
bulan Agustus 2007, dan merupakan dokumen khusus
Kodam VII Wirabuana, yang bersifat rahasia militer.

RAPERDA KOTA MKS TTG. RTRW TAHUN 2010-2030

TIDAK MEMASUKKAN PASAL KAWASAN (STRATEGIS)


PERTAHANAN

31
RAHLAT TNI GRATI, RTRW PASURUAN HANYA 3 DESA YG DITETAPKAN SBG RAHLAT MIL

Ds. Jati Rejo 2


67,717 Ha
Desa Wates
1 722,121 Ha
3
Ds. Semedu Sari
Ds.Tampung 5 4 368,665 Ha
Desa Pasinan
45,025 Ha 512,613 Ha

6
Ds.Balung Anyar
Ds. Branang 487,492 Ha
81,311 Ha 7

9
Ds. Alas Telogo
8 539,404 Ha

10
Ds. Gejug Jati Ds. Sumber Anyar
232,154 Ha 543,501 Ha
32
OPTIMALISASI PENATAAN WILHAN

KEBIJAKAN STRATEGI-1 STRATEGI-2 STRATEGI-3


T’WUJUDNYA OPTMALISASI MEWUJUDKAN MEWUJUDKAN MEWUJUDKAN
P’NATAAN WILHAN PENYUSUNAN RWP & PENYELARASAN TATA P’DALIAN
MELALUI; RRWP MELALUI RUANG KWS STRAT PEMANFAATAN RU,
❖P’SUNAN DOK METODE REGULASI, PERTAHANAN DLM P’KOORDINASIAN &
PENJABARAN RWP & SOSIALISASI & KOORD P’SUNAN RTRW PROV & JAMINAN KEPASTIAN
RRWP DG LAKS P’SUN KAB/KOTA MELALUI HUKUM PELAKS RENC
PERATURAN METODE KOORD, TATA RU PD P’GARAAN
❖PENYELARASAN TATA PELAKSANAAN, SOSIALISASI & EVALUASI PEMB DI DAERAH
RUANG KWS STRATEGIS SOSIALISASI PERATURAN ANT MENHAN SBG MELALUI METODE
PERTAHANAN DLM DAN MENINGKATKAN LEADING SECTOR P’GAR KOORD, SOSIALISASI &
P’SUSUNAN RTRW PROV KESADARAN HANNEG, P5 TNI, KASTAF, EVALUASI DLM
& KAB/KOTA, PENTINGNYA TATA GUB & BUP/WL KOTA SHG PEMANFAATAN RU &
❖P’DALIAN RUANG WILHAN SHG KEPENTINGAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN RU, RWP & RRWP SEGERA PERTAHANAN KWS/WIL UTK HINDARI
P’KOORDINASIAN & TERWUJUD SBG SALAH TERAKOMODIR TJDINYA KONFLIK
JAMINAN KEPASTIAN SATU MASUKAN DLM KEPENTINGAN P’GUN
HUKUM PELAKS RENC P’SUN RTRW. RU BG KEPENTINGAN
TATA RU PD P’GARAAN P’HANAN & BG TUJ
PEMB DI DAERAH GUN KESEJAHTERAAN.
DUK GELAR SAT TNI DLM
RGK WUJUDKAN SISHAN
YG MAKIN MANTAP.
33
UPAYA BERDASARKAN STRATEGI

MENHAN

UPAYA PD STRATEGI-1 UPAYA PD STRATEGI-2 UPAYA PD STRATEGI-3

• LAKS UPY REGULASI DG SUSUN • LAKS UPY EVALUASI PENYUSUNAN • LAKS UPY KOORD, KERSAM
KEPMENHAN WILHAN STATIS DATA WILHAN SSI DG NILAI DG GUB, BUP/WLKOT, MASY
(DIATUR DLM PP 68/2014) & STRATEGIS : WIL ADMIN, & TNI DLM KETERLIBATAN
DINAMIS (BLM DIATUR). FISIOGRAFIS, DEMOGRAFI, SOS, PERENC, PEMANFAATAN &
EKO, KEU, SARPRAS, DAL PEMANFAATAN RUANG
• LAKS UPY SOSIALISASI ATURAN GUN/PERUNTK LAHAN, SDA,
& JAK P’NATAAN WILHAN. LINGK HDP& PETA RUPA & • LAKS UPY KOORD DG GUB,
TEMATIK. DATA DIOLAH & BUP/WLKOT, MASY & TNI
• LAKS UPY REGULASI & DIANALISIS UTK PERUMUSAN DLM PEMANTAUAN,
SOSIALISASI BIN WILHAN KONSEP RWP/ RRWP. P’WASAN & PENERTIBAN
TERKAIT PAM WIL/ASET UTK RUANG KHUSUSNYA WILHAN.
GAR FGS HAN YAITU SEC FISIK, • LAKS UPY EVALUASI & KOORD DG
PEMDA TTG P’SUNAN RANC • LAKS UPY EVALUASI THDP
ADMIN & HUKUM KPD JJR
PERDA RTRW UTK JAMIN KWS
KMENHAN, TNI & GUN WILHAN UTK
STRAT HAN SDH DIAKOMODIR.
MASYARAKAT MEMASTIKAN TDK TERJADI
• LAKS UPY EVALUASI & KOORD PELANGGARAN, MENGAMBIL
PERENC, P’MFAATAN & DAL TINDAKAN UTK KEPASTIAN
P’MFAATAN UTK ATASI HUKUM.
P’MASALAHAN & KONFLIK TATA RU
UTK KEPENT KESEJAHT & HAN.
34
34
UPAYA BERDASARKAN STRATEGI

PANGLIMA TNI

UPAYA PD STRATEGI-1 UPAYA PD STRATEGI-2 UPAYA PD STRATEGI-3

• LAKS UPY REGULASI DG SUSUN • LAKS UPY EVALUASI, MONITOR, • LAKS UPY EVALUASI &
KEBIJAKAN : PANTAU & AWASI JAK PENATAAN MEMANTAUPENGGUNAAN
−KEP P5 TNI PENATAAN WILHAN DI JAJARAN TNI. RAHMIL BAGI LAT SAT TNI.
WILHAN. • LAKS UPY EVALUASI THDP HASIL • LAKS UPY KOORD DG
−JUKLAK UTK SUSUN RRWP. TIM PENYUSUNAN RRWP, BERI KEMHAN UTK PENINGKATAN
−BENTUK TIM PENYUSUNAN ARAHAN, JUK & JAK. PEMBARDAYAAN WILHAN.
RRWP. • LAKS UPY EVALUASI & KOORD • LAKS UPY EVALUASI THDP
−KETENTUAN GUN RAHMIL & PERENC, PEMANFAATAN & DAL PELAKS PERATURAN &
PAM. PEMANFAATAN UTK ATASI KEBIJAKAN MENHAN & P5 TNI
• LAKS UPY SOSIALISASI ATURAN PERMASALAHAN & KONFLIK DALAM PENGGUNAAN
& JAK P’NATAAN WILHAN. KE TATA RU UTK KEPENT KESEJAHT RUANG UTK FUNGSI
SAT BWH. & HAN. PERTAHANAN.
• LAKS UPY REGULASI &
SOSIALISASI BIN WILHAN
TERKAIT PAM WIL/ASET UTK
GAR FGS HAN.

35
35
UPAYA BERDASARKAN STRATEGI

KASTAF ANGKATAN

UPAYA PD STRATEGI-1 UPAYA PD STRATEGI-2 UPAYA PD STRATEGI-3

• LAKS UPY REGULASI DG SUSUN • LAKS UPY REGULASI & KOORD • LAKS UPY KOORD & KERSAM
RRWP : DG PEMDA, BUAT JUKLAKS DG GUB, BUP/WLKOT
−KEP KASTAF TNI PENATAAN PENYEDIAAN DATA DI WIL KERJA KETERLIBATAN DLM SUN TATA
WILHAN. SAT WIL. RU MULAI PERENC,
PEMANFAATAN & DAL
−JUKLAK UTK SUSUN RRWP. • LAKS UPY KOORD DLM RGK PEMANFAATAN.
−BENTUK TIM PENYUSUNAN KAWAL PENGGUNAAN RUANG
RRWP. DI WIL KERJA SSI DG ATURAN. • LAKS UPY KOORD DG
KEMHAN UTK PENINGKATAN
• LAKS UPY SOSIALISASI ATURAN • LAKS UPY KOORD DG PEMDA PEMBARDAYAAN WILHAN.
& JAK P’NATAAN WILHAN. KE DALAM SELESAIKAN
SAT BWH. PERMASALAHAN/ KONFLIK TATA • LAKS UPY EVALUASI THDP
• LAKS UPY REGULASI & RU MULAI PERENC, GUN WILHAN UTK
SOSIALISASI BIN WILHAN PEMANFAATAN & DAL MEMASTIKAN TDK TERJADI
TERKAIT PAM WIL/ASET UTK PEMANFAATAN. PELANGGARAN, MENGAMBIL
GAR FGS HAN. TINDAKAN UTK KEPASTIAN
HUKUM.

36
36
PENUTUP

KESIMPULAN :
a. PENATAAN WILHAN SANGAT DIPERLUKAN UTK KEPENTINGAN PERTAHANAN YG HARUS DISIAPKAN
SECARA DINI DAN DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH GUNA MENJAGA KEDAULATAN NEGARA,
KEUTUHAN WILAYAH NKRI DAN DALAM RANGKA MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA. UTK
MENGHINDARI TERJADINYA BENTURAN DGN FUNGSI PEMB NAS LAINNYA. PEMERINTAH TELAH
MENGELUARKAN PERATURAN TTG PENATAAN WILHAN YG MENGAMANATKAN PENYUSUNAN RWP
&RRWP.
b. PERLU PERATURAN PELAKSANAAN MULAI DARI MENHAN, P5 TNI DAN KAS ANGKATAN SBG
PEDOMAN DLM SUSUN RENCANA TATA RUANG PERTAHANAN. RENCANA TATA RUANG PERTAHANAN
MERUPAKAN BAGIAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DIGUN SBG SALAH SATU MASUKAN DLM
PENYUSUNAN RTRW. KAWASAN STRATEGIS PERTAHANAN BELUM SEMUA DIAKOMODIR DLM RTRW,
PERENC PEMBANGUNAN BLM TAAT PD KETENTUAN TATA RUANG & MASIH PERLU KETERPOADUAN
DLM PERENC, PEMANFAATAN & PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG UTK FUNGSI
KESEJAHTERAAN & FUNGSI PERTAHANAN.
c. UPAYA KOORDINASI, SOSIALISASI, EVALUASI & PENATAAN REGULASI PERLU DILAKSANAKAN TERKAIT
PENATAAN RUANG DIANTARA PEMANGKU KEPENTINGAN DI DAERAH DLM HAL INI YANG BERKAITAN
DENGAN RUANG YANG DIGUNAKAN UTK PENYELENGGARAAN FUNGSI PERTAHANAN AGAR TIDAK
MENIMBULKAN PERMASALAHAN ATAU KONFLIK DENGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UNTUK
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN. KETERLIBATAN MENHAN, GUB, BUP/WLKOT, TNI & RAKYAT
SANGAT DIPERLUKAN DALAM KETERPADUAN & SINERGITAS PENATAAN RUANG MULAI DARI PERENC,
PEMANFAATAN & PENGENDALIAN PEMANFAATAN (PANTAU, WAS & PENERTIBAN). 37
SARAN :
a. PERLU MEMBERIKAN PERHATIAN YANG LEBIH TERHADAP PERMASALAHAN PENATAAN RUANG
WILAYAH PERTAHANAN DAN PEMANFAATAN WILAYAH PERTAHANAN. HAL INI DIKARENAKAN
PENATAAN RUANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN STRATEGI PERTAHANAN NEGARA, BAHKAN
BERPENGARUH TERHADAP GELAR SATUAN TNI & KEBERHASILAN PENYELENGGARAAN FUNGSI
PERTAHANAN.
b. PERUBAHAN THDP KEPPRES NO. 4 TH 2009 TGL 18 MARET 2009 TTG BADAN KOORDINASI
PENATAAN RUANG NASIONAL (BKPRN) YG PERLU DISESUAIKAN LAGI STRUKTUR ORGANISASINYA
SSI DG PERUBAHAN PENANGANAN DARI KEMENTERIAN PU KPD KEMENTERIAN AGRARIA &
MEMASUKKAN TNI DALAM KEANGGOTAANNYA.
c. TUGAS DAN TG JWB SEC JELAS DALAM PENYUSUNAN RRW DIBAWAH KOORD ASISTEN
PERENCANAAN DIBANTU DENGAN SELURUH ASISTEN YG TERKAIT, DINAS TERKAIT (BADAN
PELAKSANA PUSAT TINGKAT ANGKATAN) DAN SELURUH KOMANDO KEWILAYAHAN MASING-
MASING ANGKATAN YANG MEMILIKI TANGGUNG JAWAB SESUAI DENGAN WILAYAH KERJANYA.

38

Anda mungkin juga menyukai