Modul 4 - Diagram Interaksi Kolom 1
Modul 4 - Diagram Interaksi Kolom 1
MODUL PERKULIAHAN
Struktur Beton 2
Diagram Interaksi Kolom 1
04
Teknik Perencanaan Teknik Sipil W111700023 Ivan Jansen S., ST, MT
dan Desain
Abstract Kompetensi
Modul ini bertujuan untuk memberikan Mahasiswa/i mengerti kembali konsep
pemahaman dasar mengenai sifat dan dari perencanaan pada kolom dengan
juga mekanika dari material baja. menggunakan diagram interaksi kolom..
Kapasitas suatu penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk diagram
interaksi P–M, yang menunjukkan hubungan beban aksial dan momen lentur pada elemen
struktur tekan pada kondisi batas.
Gambar 1. Diagram P–M, Kategori Desain untuk Kuat Penampang Kolom dalam
Kondisi Pembebanan Aksial Tekan dan Lentur.
Setiap titik pada kurva menunjukkan satu kombinasi Pn dan Mn untuk penampang dengan
kondisi/lokasi sumbu netral yang tertentu (Gambar 1.)
Prosedur Perencanaan:
Mu
1. Untuk Pu dan Mu yang bekerja pada penampang, hitung e .
Pu
2. Asumsikan dimensi penampang dan rasio tulangannya (antara 1 – 4%).
3. Hitung Pnb untuk penampang yang diasumsikan tersebut dan tentukan tipe
keruntuhannya.
4. Check apakah penampang cukup memadai (aman dan ekonomis). Asumsikan
penampang baru jika penampang tidak memadai.
5. Desain tulangan lateral.
Kekuatan penampang yang dibebani gaya tarik aksial murni dihitung dengan menganggap
bahwa penampang telah retak dan mengalami regangan tarik seragam melebihi regangan
leleh ey. Akibat regangan leleh tersebut semua lapisan tulangan pada penampang akan
mencapai tegangan leleh, fy, sehingga:
n
Pnt f y As i
i 1
SNI 03-2847-2002 Pasal 12.9.1 membatasi rasio tulangan, g pada kolom sebesar:
0,01 0,08
Walaupun maks dapat diambil sebesar 0,08, pemasangan tulangan dengan rasio
seperti ini sangat sulit dilakukan di lapangan, terutama jika digunakan jenis sambungan
lewatan.
Berdasarkan pengalaman, rasio tulangan yang paling ekonomis untuk kolom persegi
adalah berkisar antara 1 – 2%.
Pu
Ag
0,40 f c' f y ρt
Ast
dimana ρt
Ag
Untuk tulangan spiral, SNI 03-2847-2013 Pasal 10.9.3 memberikan batasan minimum, yaitu:
A f'
ρs 0 ,45 g 1 c
Ac fy
ρs
A πD 4 A
sp c sp
dimana
πD 4 s sD
2
c c
Spasi bersih, s tulangan spiral tidak boleh melebihi 75 mm dan tidak boleh kurang dari 25 cm.
Gambar 1. Contoh hasil plotting pada diagram interaksi kolom Diagram P–M,
2. Prosedur Pembuatan Diagram Interaksi Kolom
Contoh 1.
Gambar diagram interaksi kolom persegi berukuran 400 mm x 400 mm dengan tulangan 4D25.
Dengan kuata tekan beton fc’= 30 MPa
dan fy = 400 MPa (1 = 0,85)
Tebal selimut beton dari sumbu tulangan longitudinal = 50 mm
Penyelesaian:
Titik 1 :
2
A = 4 x 500 = 2000 mm
st
2
A = 400 x 400 = 160000 mm
g
Hitung P dan P maksimum:
o n
P = 0,85 f (A - A ) + f A
0 c g st y st
P = ØP
n 0
cb 50
210 50
s1 cu 0,003 0,00228
cb 210
s2 tidak ada
s 0,002
Menghitung Gaya-gaya pada kolom :
Cc 0,85 f c b1c
182 ton
Cs1 As1 f s1 0,85 f c
37,45 ton
Ts As f s 2500 400 40 ton
Sehingga :
Pnb= Cc + Cs1-Ts
= 179,52 ton
h a h h
M Cc Cs1 d1 Ts d
2 2 2 2
0,4 0,850,21
182 t
2 2
0,4
37,45 t 0,05
2
0,4
40 t 0,35
2
31,78 tm
Titik 3 : diambil nilai c = 350 mm
c 50 350 50
s1 cu 0.003 0.00257
c 350
f s1 514 MPa 400 MPa (tekan)
s 2 tidak ada
s 0 f s 0 MPa
h a h
M Cc Cs1 d1 21,17 tm
2 2 2
Pn As f y 4 500 400
80 ton
Hasil penentuan titik pada diagram interaksi kolom :
Yang kemudian titik tersebut di plotting membentuk kurva Pn-Mn sabagai berikut :
Daftar Pustaka
1. Wight, James K. 2016. “ Reinforced Concrete Mechanics and Design ” 7 th Edition.
2. SNI 2847-2013 “ Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung “.
3. Imran, I dan Zulkifli, E. (2014). Perencanaan Dasar Struktur Beton Bertulang. Penerbit
ITB
4. McCormac, Jack C. 2014, “ Design of Reinforced Concrete ”, Ninth Edition, Wiley
5. Nawy, Edward G., 2009, “ Reinforced Concrete Fundamental Approach ” , Sixth Edition,
Pearson Prentice Hall.