Anda di halaman 1dari 8

LATIHAN SOAL

PERBANDINGAN HUKUM PIDANA

1. Uraikan pengertian "perbandingan hukum" dalam arti luas dan dalam arti sempit.

2. Jelaskan secara singkat, apa yang dimaksud dengan :


a. inchoate offences ; i. recklessness;
b. felony dan misdemeanour; j. ordinary punishment;
c. duress; k. suspended sentence;
d. complicity; l. life imprisonment;
e. necessity; m. fine;
f. incitement; n. capital punishment;
g. aiding and abetting o. admonition.
h. attempt; p. manslaughter;
i. irresistable impulse;

3. Bandingkan Pasal 1 ayat (2) KUHP Indonesia (yang memuat ketentuan tentang
“aturan peralihan” atau tentang “retro aktif”), dengan ketentuan yang serupa di KUHP
negara lain, dilihat dari :
a. UU mana yang berlaku dalam hal terjadi perubahan UU; dan
b. Ruang berlaku surutnya UU baru.

4. Di Indonesia, ketentuan mengenai dapat dipidananya “percobaan” melakukan tindak


pidana diatur secara umum dalam Pasal 53 Buku I KUHP. Bandingkan ketentuan
demikian dengan ketentuan dalam KUHP Korea.

5. Dibandingkan dengan KUHP negara lain, alasan-alasan penghapus pidana apa saja
yang tidak tercantum secara tegas dalam KUHP Indonesia?

6. Bandingkan jenis-jenis “mens rea” di Inggris dengan “kesalahan” (“schuld”) di Indo-


nesia.

7. Pasal 15 (2) KUHP Korea berbunyi :


"Where a more severe punishment is imposed upon a crime because of certain
results, such higher punishment shall not be applied if these results were not
foreseeable".
Pertanyaan :
a. Jelaskan apa yang dimaksud dari ketentuan di atas.
b. Bandingkan ketentuan dalam KUHP Korea di atas dengan ketentuan dalam
KUHP Indonesia yang berlaku saat ini.

8. Pasal 2 (1) KUHP Polandia berbunyi sbb. :


"If at the time of adjudication the law in force is other than in force at the time of
the commission of the offence, the new shall apply, however, the former law
should be applied if it is more lenient in the perpetrator".

C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 1
2/18/2021 2:09 AM
Pertanyaan :
Jelaskan ketentuan di atas dan berikan uraian perbandingan dengan KUHP Indonesia

9. Dalam Pasal 59 KUHP Thailand disebutkan antara lain sbb. :


"A person shall be criminally liable only when he commits an act intentionally,
except in the case where the law provides that he must be liable when he commits
an act by negligence, or except in the case where the law clearly provides that he
must be liable even though he commits an act unintentionally".
Pertanyaan :
Apakah aturan umum seperti ketentuan KUHP Thailand di atas ada di Indonesia.
Jelaskan.

10. Pasal 8 KUHP Polandia berbunyi sbb. :


"The perpetrator of an intentional offence shall be subject to a more severe
liability which the law makes dependent on a specified consequence of an act at
least if he should and should have foreseen that consequence".
Pertanyaan :
Apakah ketentuan seperti di atas ada di Indonesia? Jelaskan.

11. Dalam Pasal 20 KUHP Yugoslavia dinyatakan :


“Whoever is intentionally aiding another in the commission of a criminal offence
shall be punished as if he himself committed it, and he may also receive a reduced
punishment”.
Pertanyaan :
Bandingkan ketentuan di atas dengan KUHP Indonesia.

12. Pasal 22 (1) KUHP Yugoslavia berbunyi sbb. :


“The instigator and the abettor shall be criminally liable within limits of their
intention”.
Pertanyaan :
Bandingkan ketentuan di atas dengan di Indonesia.

13. Uraikan beberapa ketentuan mengenai “percobaan” di berbagai KUHP asing yang
berbeda dengan atau yang tidak terdapat di dalam KUHP Indonesia saat ini.

14. Dari kajian perbandingan hukum pidana dapat diketahui, bahwa formulasi hukum
pidana (KUHP) berkaitan erat dengan “ide-ide dasar” yang melatar belakanginya,
antara lain ide dasar mengenai “the ultimo- ratio character of the prison sentence”;
ide dasar “alternative to imprisonment or custodial sentences”; ide dasar
“elasticity/flexibility of sentencing”; ide dasar "judicial corrective to the legality
principle” untuk menembus kekakuan; ide dasar “keseimbangan”; ide dasar
“individualisasi pidana”; ide dasar “modifikasi pidana”; dan ide dasar “pidana yang
berorientasi pada korban”.
Berikan penjelasan mengenai implementasi berbagai ide dasar itu (minimal tiga ide-
dasar) di berbagai KUHP asing.

C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 2
2/18/2021 2:09 AM
15. Article 113-7 KUHP Perancis berbunyi :
“French Criminal law is applicable to any felony, as well as to any misdemeanour
punished by imprisonment, committed by a French or foreign national outside the
territory of the French Republic, where the victim is a French national at the time the
offence took place”
Bandingkan dengan KUHP Indonesia.

16. Pasal 1 (3) KUHP Korea berbunyi :


“Where a statute is changed after a sentence imposed under it upon a criminal conduct
has become final, with the effect that such conduct no longer constitutes a crime, the
execution of the punishment shall be remitted”.
Bandingkan ketentuan di atas dengan KUHP Indonesia.

17. Buat uraian perbandingan mengenai ketentuan "Erfolgshaftung" di beberapa KUHP


asing.

18. Jelaskan berbagai istilah sbb. :


a. criminal act; criminal offence; offences; crime;
b. felony; misdemeanour;
c. serious offences; less serious offences (petty/summary offences);
d. zbrodnia, wijstepek;
e. inchoate offences (incitement/solicitation attempt; conspiracy;);
f. preparation;
g. complicity (principal; accessory; actual offender; aiding and abetting;
counseling or procuring);
h. homicide; murder; manslaughter; infanticide; parenticide;

19. Jelaskan berbagai istilah sbb. :


a. guilt; fault;
b. criminal responsibility;
c. mens rea (guilty/wicked mind): intention/deliberate/voluntary; recklessness;
negligence;
d. insanity: diminished responsibility (diminished capacity);
e. irresistible impulse;
f. malice aforethought;
g. malice : express malice (dolus directus); transferred malice (dolus indirectus);

20. Jelaskan berbagai istilah sbb. :


a. principal penalties (ordinary punishment; basic penalties; main penalty);
b. supplementary punishment /penalties (additional punishment; collateral pu-
nishment);
c. sentence : fixed sentence; determinate sentence; definite sentence; indefinite
sentece; indeterminate sentence;
d. punishment : capital punishment; death penalty; life imprisonment;
imprisonment; deprivation of liberty; penal servitude; penal detention;

C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 3
2/18/2021 2:09 AM
suspended sentence; conditional sentence; probation; parole; corporal pu-
nishment; caning/whipping; “stoning”; strokes (di Fiji);
e. verbal sanction : admonition; reprimand; warning;

21. Jelaskan berbagai istilah sbb. :


a. criminal defence (exemption from liability);
b. defence : general/special defence ; formal/informal defence;
c. insanity; diminished responsibility;
d. intoxication;
e. infancy;
f. compulsion : duress; necessity; obedience to order; marital coercion;
g. self defence;
h. automatism;
i. consent of the victim;
j. mistake (of fact; of law);
k. provocation;

22. Apakah persamaan istilah asingnya (istilah Inggris) untuk :


a. percobaan; f. kesengajaan;
b. penganjuran; g. daya paksa;
c. penyertaan; h. pidana denda;
d. permufakatan jahat; i. pidana tambahan;
e. pelaku/pembuat; j. tindak pidana.

23. Menurut Saudara, hal-hal apa yang dapat diambil sebagai masukan/pelajaran dari
bahan kajian perbandingan untuk pembaharuan hukum pidana di Indonesia?

24. Dari bahan kajian perbandingan/komparasi, terlihat adanya beberapa model/pola pe-
rumusan sistem pemidanaan, yaitu model kepastian dan model elastis/fleksibel.
Jelaskan yang dimaksud dan beri contoh.

25. Bahan kajian perbandingan hukum pidana, tidak hanya dapat diperoleh dari KUHP
atau bahan-bahan hukum pidana positif lainnya di berbagai negara, tetapi juga dari
bahan-bahan dokumen internasional (hasil-hasil Kongres/Resolusi PBB dan perte-
muan internasional lainnya). Dokumen-dokumen internasional apa saja yang dapat
Saudara gunakan, sekiranya Sdr. bermaksud melakukan kajian perbandingan menge-
nai :
a. Pidana penjara.
b. Alternative to imprisonment (non-custodial measures)?
c. Pidana mati.
d. Tindak pidana Korupsi
e. Tindak pidana mayantara (cyber crime)
f.

26. Berdasarkan kajian komparatif, ketentuan-ketentuan mengenai hal apa saja yang
tidak ada (tidak diatur) dalam Aturan Umum Buku I KUHP Indonesia?

C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 4
2/18/2021 2:09 AM
27. Dalam KUHP Belanda ada pasal yang berbunyi sbb. :
"The judge may determine in the judgment that no punishment or measure shall
be imposed, where he deems this advisable, by reason of the lack of gravity of the
offense, the character of the offender, or the circumstances attendant upon the
commission of the offense or thereafter".
a. Jelaskan yang dimaksud dengan bunyi pasal tersebut.
b. Bandingkan materi yang diatur itu dengan KUHP Asing lainnya dan dengan
KUHP Indonesia.

28. Psl. 9 (2) KUHP Belanda : Where a penalty of imprisonment or a penalty of


detention, other than detention as a substitute penalty, is imposed, the judge may in
addition impose a fine.
Pertanyaan :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan bunyi pasal tersebut.
b. Bandingkan materi yang diatur itu dengan KUHP Indonesia.

29. Pasal 9 KUHP BULGARIA berbunyi :

(1) Crime shall be an act dangerous to society (action or inaction), which has been
culpably committed and which has been declared punishable by law.
(2) Criminal shall not be an act which, although formally containing the elements
of crime provided by law, because of its insignificance is not dangerous to
society or its danger to society is obviously insignificant.

Pertanyaan :
a. Jelaskan yang dimaksud dengan bunyi pasal tersebut (intinya saja).
b. Bandingkan materi yang diatur itu dengan KUHP Indonesia.

30. Dilihat dari kajian perbandingan :


a. Jelaskan beberapa model ATPER (aturan peralihan) di berbagai negara;
b. Jelaskan keunikan ketentuan “retro-aktif” yang diatur dalam KUHP Latvia.

31. Dilihat dari kajian perbandingan, jelaskan berbagai bentuk alternatif pidana
penjara (”alternative to imprisonment”) yang ada di berbagai negara.
Bandingkan dengan di Indonesia.

32. Dalam mengimplementasikan ide ”alternative to imprisonment”, ada negara


yang membuat ketentuan tentang :
a. semi-liberte/semi-detention;
b. Weekend-detention;
c. Goodtime allowance;
d. Fragmentary execution of the sentence (fragmentation of imprisonment).
e. Parole (conditional release);
f. Suspended sentence.
Jelaskan yang dimaksud dengan ketentuan-ketentuan di atas.

C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 5
2/18/2021 2:09 AM
33. Article 58 KUHP Albania mengatur masalah “Fragmentation of
imprisonment” sebagai berikut :

 For punishments up to one year of imprisonment, if the court notices


grave family, medical, professional, or social circumstances, it may decide
the fragmentary execution of the sentence for not less than two days per
week.
         
 In any case, the execution of the sentence must be completed within three
years.

 The court revokes the fragmentary sentence when these circumstances


cease to exist, or when the convicted violates the obligations defined in
the sentence.

Jelaskan yang dimaksud dengan ketentuan di atas dan bandingkan dengan


di Indonesia.

34. Jelaskan :
a. hal-hal yang tidak diatur sebagai Aturan Umum Buku I KUHP, sementara di berbagai
KUHP Asing ada (diatur dalam Aturan Umum);
b. asas-asas (prinsip umum) hukum pidana yang diatur dalam KUHP Armenia. Bandingkan
dengan yang terdapat dalam KUHP Indonesia.

35. Dalam Konsep RUU-KUHP, hukum kebiasaan/hukum tidak tertulis/hukum yang hidup dalam
masyarakat dapat menjadi sumber hukum pidana. Jelaskan berbagai ketentuan/bahan
komparasi dalam KUHP Asing atau dari dokumen internasional yang menunjukkan, bahwa
hukum kebiasaan/ hukum tidak tertulis/hukum yang hidup dalam masyarakat juga dapat
menjadi sumber hukum pidana.

36. Dalam perkembangan perundang-undangan di Indonesia, banyak UU yang mencantumkan


ancaman pidana minimal khusus. Bagaimana analisis Sdr. dilihat dari kajian perbandingan
negara lain yang juga menganut sistem pidana minimal khusus?

37. Di beberapa negara ada ketentuan tegas dalam KUHP, bahwa suatu perbuatan dapat
dinyatakan sebagai bukan”tindak pidana” walaupun telah memenuhi rumusan delik dalam
UU.
Pertanyaan :
a. Menurut ketentuan berbagai negara itu, kapan atau dalam hal bagaimana perbuatan itu
tidak merupakan suatu tindak pidana walaupun telah memenuhi rumusan delik?
b. Bandingkan ketentuan di berbagai negara itu dengan KUHP Indonesia.

38. Dalam Konsep RUU-KUHP, direncanakan akan ada ketentuan mengenai ”pertanggung-
jawaban terhadap akibat” (Erfolgshaftung). Jelaskan berbagai ketentuan Erfolgshaftung
dilihat dari perspektif kajian perbandingan hukum pidana.
C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 6
2/18/2021 2:09 AM
39. Jelaskan secara singkat :
a. Yang dimaksud dengan tindak pidana : ” murder”; ”manslaughter”; ”cohabitation” dan
”blasphemy”;
b. Pengaturan ”penal mediation” di beberapa negara;
c. Pengertian ”the principle of insignificance” dan ”the principle of criminal irrelevance of the
fact”.
40. Apakah yang dimaksud dengan ” verbal sanction” dan ”corporal punishment”? Jelaskan dari
perspektif kajian perbandingan.

41. RUU Tipikor bermaksud memasukkan perumusan delik korupsi yang diambil dari UNCAC
(United Nations Convention Against Corruption ). Sewaktu menterjemahkan bahan UNCAC
dan merumuskannya dalam RUU, digunakan terjemahan istilah-istilah sbb. :
a. kata ”public official” dalam UNCAC, diterjemahkan menjadi ”pejabat publik”;
b. kata “Conspiracy” diterjemahkan menjadi “konspirasi”;
c. kata “abetting” diterjemahkan “bersekongkol”.
Berikan komentar Sdr. terhadap perumusan RUU Tipikor yang bertolak dari terjemahan
demikian. Beri alasan.

42. Dalam kajian ”perbandingan hukum (pidana)”, tidak hanya dapat dilakukan kajian
perbandingan normanya, tetapi juga perbandingan ide dasarnya ( basic ideas/basic
phylosophies atau ”intelectual conceptions”). Dalam sistematika dan beberapa ketentuan
KUHP Greenland terlihat hal yang unik atau berbeda dengan di Indonesia, antara lain :
a. Tidak digunakan istilah “pidana” ( punishment), tetapi “sanksi” (sanctions);
b. Perumusan delik tidak disertai dengan ancaman sanksi. Jenis dan lamanya sanksi
ditempatkan dalam bagian umum (ada 9 jenis) dan berlaku untuk semua jenis tindak
pidana.
c. Hakim bebas memilih satu atau beberapa sanksi, dan juga bisa tidak memberikan sanksi
apapun.
Pertanyaan :
Menurut Saudara keunikan KUHP Greenland itu dilatarbelakangi oleh atau mengandung ide
dasar apa? Jelaskan.

43. Buat analisis mengenai posisi hukum yang hidup di masyarakat ( the rule of community;
common law; social cohabitation) dilihat dari perspektif kajian perbandingan.

44. Sehubungan banyaknya kasus-kasus di Indonesia yang menimbulkan berbagai masalah,


baik dilihat dari aspek kebijakan formulasi/perumusan maupun kebijakan aplikasi/penerapan
hukumnya, bagaimanakah analisis saudara untuk membenahinya bila dilihat dari perspektif
kajian perbandingan?

45. BUAT ANALISIS PERBANDINGAN ttg:


a. Perumusan Asas Legalitas :
(1) sbg asas ttg “sumber hk”;
(2) sbg asas ttg “ruang berlakunya hkm pidana”
b. Perumusan Asas Kesalahan
c. Perumusan “pengertian Tindak Pidana”
d. Perumusan sistem pemidanaan yang elastis/fleksibel.
C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 7
2/18/2021 2:09 AM
e. Kebijakan formulasi pidana minimal khusus.
f. Kebijakan formulasi “alternative to imprisonment”.

C:\Barda\Perb.HP\510385433.doc 8
2/18/2021 2:09 AM

Anda mungkin juga menyukai