Tari adalah seni gerak tubuh, yaitu gerak yang sudah distilir, yang diiringi
dengan musik. Pada zaman modern gerak tari minang sudah mulai
mendapat perubahan-perubahan namun tidak meninggal asal geraknya,
gerak yang sudah distilir (diperhalus) mendapat modifikasi dari gerak-gerak
yang lebih modern.
1. Pitungguah Tangah
2. Pitungguah kanan
3. Pitungguah kiri
4. Pitungguah depan
5. Pitungguah belakang
6. Lapieh Jerami
7. Simpie
8. Anak main
9. Cabiek kain
•Pitungguah adalah gerak untuk ketahan tubuh yang berasal dari kaki
yang ditekukkan (kuda-kuda), kudo-kudo dalam gerak tari minang sangat
menentukan akan gerak-gerak yang lainnya, maka kunci gerak tari
tradisional minang terletak pada kekuatan pitungguan, baik tengah, kanan,
kiri, depan, atau belakang.
•Anak main adalah gerak tari yang diamabil dari permainan anak-anak
seperti melompat
. •Cabiek kain adalah gerak tari bagaimana seseorang merobek kain (cabiek
kain), sperti cabiek kain yang dilkukan oleh pedagang kain dipasar.
•Tuduang aie adalah gerak tari yang diambil dari cara menutup air, gerak
tari Minang berkembang dari gerak menutup air
.• Pijak baro (Injak api) adalah gerak seperti orang menginjak bara api
(jinjik).
•dan gerak penutup adalah gerak sebagai penutup rangkaian gerak. Gerak
dasar tari tradisional minang kabau berasal dari gerak-gerak yang
menggambarkan tentang kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dalam
kehidupannya sehari-hari.
1. Tari Payung.
Sehingga arti dari tarian ini ialah sepasang kekasih yang sedang membina
rumah tangga. Biasanya gerakan dari penari laki-laki seolah-olah sedang
melindungi kepala dari si penari wanita. Sedangkan kain selendang dari
penari wanita merupakan sebuah ikatan cinta suci yang sedang terjalin.
2. Tari Piring.
Penari Tari Piring biasanya berjumlah ganjil yaitu 3 sampai 7 orang penari,
bisa laki-laki maupun perempuan dan juga bisa berpasang-pasangan.
Tarian ini awalnya diciptakan sebagai ucapan terima kasih karena hasil
panen yang melimpah.
Ritual dilakukan dengan membawa sesajen, akan tetapi saat Islam masuk
ritual ini dijadikan sebuah tarian untuk menghibur saja. Gerakan Tari
Piring bersifat dinamis dan memiliki ciri khas yaitu penarinya membawa
satu piring di setiap telapak tangan sambil diayunkan. Tarian ini diiringi
dengan alat musik seperti sarunai, bansi, talempong, dan saluang.
3. Tari Indang.
Tarian ketiga dari 10 kebudayaan Sumatera Barat ialah Tari Indang. Tarian
ini ditarikan 7 orang pria, akan tetapi seiring berkembangnya zaman, tarian
Indang juga dilakukan oleh wanita. Tarian ini diciptakan untuk menyebar
dakwah Islam oleh Syekh Burhanudin.
Tetapi saat ini hanya diadakan jika ada seminar budaya atau untuk
hiburan saja. Makna yang ada di dalam Tari Indang mengajarkan kepada
Anda untuk bisa kerja sama dengan orang lain. Dan lagu pengiring berjudul
Dindin Badindin memiliki arti untuk mengajak orang-orang saling bertegur
sapa.
Tarian ini dapat ditarikan oleh pria maupun wanita. Alat musik yang
dipakai untuk mengiringi tarian ini antara lain telempong, bansi, serunai,
gandang tambui, dan tassa. Sedangkan kostum yang dipakai dipilih dari
warna-warna seperti hitam, merah, dan hijau.
5. Tari Lilin.
Tari Lilin asal mulanya diambil dari cerita rakyat saat seorang gadis yang
ditinggal tunangannya untuk berdagang. Selama ditinggal itu si gadis
kehilangan cincin pertunangan dan berusaha mencarinya di tengah malam.
Ia mencarinya menggunakan membawa lilin sebagai penerangan. Akhirnya
gerakan dari gadis itu dijadikan tarian hingga terciptalah Tari Lilin.
6. Tari Rantak.
Tari Rantak berasal dari Kabupaten Kerinci. Tari Rantak mempunyai ciri
ketegasan dalam setiap gerakannya dan disertai dengan hentakan kaki yang
menimbulkan bunyi serta gerakan pencak silat. Kostum yang dipakai penari
adalah kostum dengan warna tegas, yaitu merah dan pakaian adat
Minangkabau
Tarian ini terinspirasi dari aktivitas anak-anak yang sedang bermain dengan
teman-temannya. Gerakan dari tarian ini ada yang duduk, berjalan-jalan,
berkeliling, berhadapan, sedikit gerakan pencak silat dan gerakan lainnya
seolah anak yang sedang bermain.
Tari Alang Babega memiliki jumlah penari yang tidak disyaratkan tetapi
seringnya tariannya dilakukan oleh 2 sampai 6 orang. Penarinya boleh laki-
laki maupun perempuan, atau juga bisa dilakukan secara berpasangan laki-
laki dan juga perempuan. Tarian Alang Babega cukup sederhana tetapi
telah mampu merambat hingga ke luar negeri untuk acara-acara
kebudayaan.
Sejarah dari tarian ini yaitu diambil dari Elang yang mencari mangsa dan
kemudian terciptalah sebuah tarian Alang Babega. Gerakan dari tarian ini
sangat sederhana, atraktif, dan juga dinamis. Para penari akan
melentangkan tangannya saat menari seolah sedang mencari mangsa
seperti Burung Elang.
9. Tari Randai.
Jumlah penarinya tidak disyaratkan sebab tergantung dari cerita rakyat apa
yang dibawakan. Sejarah dari Tari Randai yaitu dulunya merupakan media
penyampaian mengenai cerita rakyat lewat syair yang dilantunkan serta
beberapa gerakan dari tarian tersebut.
TUGAS SENI-BUDAYA
Disusun
Tahun 2020/2021