Anda di halaman 1dari 2

Khutbah I pertanggungjawaban, bukan hanya di dunia melainkan di akhirat pula.

Orang yang berbicara


sembrono, tanpa mempertimbangkan dampak buruknya, mengindikasikan pengabaian
‫ص َرهُ َعلَى‬ َ ‫اع َش ِر ْي َع ِت ِه َقرَّ َب ُه َوأَ ْد َناهُ َو َم ِن اسْ َت ْن‬ َّ
ِ ‫اَل َحمْ ُد هلِل ِ الذِيْ َمنْ َت َو َّك َل َع َل ْي ِه ِبصِ ْد ِق ِن َّي ٍة َك َفاهُ َو َمنْ َت َو َّس َل إِلَ ْي ِه ِبا ِّت َب‬
ْ terhadap keyakinan bahwa Allah selalu hadir menyaksikan dan hari pembalasan pasti akan
َ َ
َ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوأصْ َح ِاب ِه َو َمنْ َحا َفظ ِد ْي َن ُه َو َجا َهد‬ َّ
َّ ‫ص َرهُ َو َت َوالهُ َوال‬ َ ‫أَعْ دَ ا ِئ ِه َو َح َسدَ ِت ِه َن‬ datang. Allah juga mengutus malaikat khusus untuk mengawasi setiap ucapan kita.
‫الى فِي‬َ ‫ ِا َّتقُ ْواهللاَ َح َّق ُت َقاتِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ إِالَّ َوأَنـْ ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن َف َق ْد َقا َل هللاُ َت َع‬،‫هللا أَمَّا َبعْ ُد َف َياأَ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن‬ ِ ‫فِيْ َس ِبي ِْل‬
‫ك اأْل َ ْك َر ُم‬َ ‫ ا ْق َر ْأ َو َر ُّب‬،‫ان مِنْ َعلَ ٍق‬ َ ‫ َخلَقَ اإْل ِن َس‬، َ‫ك الَّذِي َخلَق‬ َ ‫ ا ْق َر ْأ ِباسْ ِم َر ِّب‬:‫ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم‬

Tak ada yang sia-sia seluruh yang diciptakan Allah. Kata-kata ini benar karena
seluruh keberadaan di jagat ini memiliki maksud dan tujuan, entah diketahui manusia
maupun tidak. Termasuk dalam hal ini seluruh anggota badan manusia, seperti mata, hidung,
telinga, lisan, kaki, tangan, dan organ-organ luar dan dalam, serta sel-sel yang tak terhitung Banyak hal kotor yang dapat muncul dari lisan. Seperti ghibah atau membicarakan
jumlahnya. keburukan orang lain. Ghibah mungkin bagi sebagian orang asyik sebagai kembang obrolan,
namun ia mempertaruhkan reputasi orang lain, memupuk kebencian, serta merusak
Semua itu merupakan nikmat besar. Nikmat yang tak mungkin bisa dibalas secara kepercayaan dan kehormatan orang lain. Contoh lain adalah fitnah. Yakni, senagaja menebar
sepadan, kecuali sekadar mensyukurinya, baik melalui kata-kata maupun perbuatan. berita tak benar dengan maksud merugikan pihak yang difitnah. Fitnah umumnya berujung
Bersyukur lewat perkataan bisa dilakukan dengan mengucapkan hamdalah atau kalimat puji- adu domba, hingga pertengkaran bahkan pembunuhan. Sifat ini sangat dibenci Islam. Fitnah
pujian lainnya; sementara bersyukur lewat tindakan akan tercermin dari kualitas perbuatan: masuk dalam kategori kebohongan namun dalam level yang lebih menyakitkan. Inilah
apakah sudah baik, bermanfaat, atau sebaliknya? relevansi manusia dikarunia akal sehat, agar ia berpikir terhadap setiap yang ia lakukan atau
ucapkan. Berpikir tentang nilai kebaikan dalam kata-kata yang akan kita ucapkan, juga
Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,
dampak yang bakal timbul setelah ucapan itu dilontarkan. Ini penting dicatat supaya
Di antara semua anggota badan itu yang paling krusial adalah lisan. Lisan kesalahan tak berlipat ganda karena lisan manusia yang tak terjaga. Politisi yang sering
merupakan perangkat di dalam tubuh manusia yang bisa menimbulkan manfaat, namun mengingkari janji itu buruk, tapi akan lebih buruk lagi bila ia juga tak pandai menjaga
sekaligus mudarat yang besar bila tak benar penggunaannya. Karena itu ada pepatah Arab lisannya. Pejabat yang gemar berbohong itu buruk namun akan lebih buruk lagi bila ia juga
mengatakan, salâmatul insan fî hifdhil lisân (keselamatan seseorang tergantung pada pintar berbicara. Dan seterusnya.
lisannya). Melalui kata-kata, seseorang bisa menolong orang lain. Dan lewat kata-kata pula
Rasulullah bersabda:
seseorang bisa menimbulkan kerugian tak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang
lain. Karena saking krusialnya, Islam bahkan hanya memberi dua pilihan terkait fungsi lisan:
untuk berkata yang baik atau diam saja. Seperti bunyi hadits riwayat Imam al-Bukhari:

Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,


Rasulullah mendahuluinya dengan mengungkapkan keimanan sebelum
memperingatkan tentang bagaimana sebaiknya lisan digunakan. Keimanan adalah hal Di zaman modern ini, ucapan atau ujaran tak semata muncul dari mulut tapi juga
mendasar bagi umat Islam. Ini menunjukkan bahwa urusan lisan bukan urusan main-main. bisa dari status Facebook, cuitan di Twitter, meme di Instagram, konten video, dan lain
Hadits di atas bisa dipahami sebaliknya (mafhum mukhalafah) bahwa orang-orang tak bisa sebagainya. Media sosial juga menjadi ajang ramai-ramai berbuat ghibah, fitnah, tebar
berkata baik maka patut dipertanyakan kualitas keimanannya kepada Allah dan hari akhir. Ini kebohongan, provokasi kebencian, bahkan sampai ancaman fisik yang membahayakan.
menarik karena lisan ternyata berkaitan dengan teologi. Kenapa dihubungkan dengan Makna lisan pun meluas, mencakup pula perangkat-perangkat di dunia maya yang secara
keimanan kepada Allah dan hari akhirat? Hal ini tentang pesan bahwa segala ucapan yang nyata juga mewakili lisan kita. Dampak yang ditimbulkannya pun sama, mulai dari adu
keluarkan manusia sejatinya selalu dalam pengawasan Allah. Ucapan itu juga mengandung domba, tercorengnya martabat orang lain, sampai bisa perang saudara.
‫‪Karena itu, kita seyogianya hati-hati berucap atau menulis sesuatu di media sosial.‬‬
‫‪Berpikir dan ber-tabayyun (klarifikasi) menjadi sikap yang wajib dilakukan untuk menjamin‬‬
‫‪bahwa apa yang kita lakukan bernilai maslahat, atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan‬‬
‫‪mudarat. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi‬‬
‫‪ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى إِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ اِلَهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫إلى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى َ‬ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد َّ‬ ‫َش ِر ْي َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا أ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى‬
‫صلوْ نَ‬ ‫ُّ‬ ‫ال تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬‫عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ‬ ‫ك َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِ َ‬
‫ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍ‬ ‫أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ال َّ‬
‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‬ ‫َّاح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك يَا اَرْ َح َم الر ِ‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫َوارْ َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت اللهُ َّم أ ِع َّز ا ِإل ْسالَ َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوأ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َوال ُمش ِر ِك ْينَ َوانصُرْ ِعبَادَكَ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫اَالَحْ يآ ُء ِمنهُ ْم َواالَ ْم َوا ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َر ال ِّد ْينَ َواخذلْ َم ْن َخ َذ َل ال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ أ ْعدَا َءال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِكَ إِلَى يَوْ َم‬‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬
‫ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى‬ ‫صةً َو َسائِ ِر ْالب ُْلد ِ‬ ‫بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫َاس ِر ْينَ ‪.‬‬ ‫ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫بى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َسا ِن َوإِيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَرْ‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

Anda mungkin juga menyukai