Anda di halaman 1dari 3

‫ َو َج َعَل ِفى‬، ‫ َو اَّلِذ ى َج َعَل ُك َّل َشْيٍئ ِإْع ِتَباًر ا ِّلْلُم َّتِقْيَن‬،‫ َاَّلِذ ى َخ َلَق ْاِإل ْنَس اَن

َخ ِلْيَفًة ِفي ْاَألْر ِض‬، ‫َاْلَح ْم ُدِ ِهلل َر ِّب اْلَعاَلِم ْيَن‬ firman-Nya :
‫ َلُه اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَح ْم ُد ُيْح ِيى َو ُيِم ْيُت‬،‫ َأْش َهُد َاْن َال ِالَه ِإَّال ُهللا َو حْـَدُه َالشَـِر ْيَك َلُه‬.‫ُقُلْو ِب اْلُم ْسِلِم ْيَن َبْهَج ًة َّوُسُرْو ًر ا‬ ‫ُل‬ ‫ْف‬ ‫ُل‬ ‫ُق‬ ‫َأ‬ ‫ًت‬ ‫ْق‬ ‫ُل‬ ‫ْف‬ ‫ُل‬ ‫ُق‬ ‫ُن‬ ‫َآ‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬
‫َي ا ُّيَه ا ا ِذ يَن َم وا ِلَم َت و وَن َم ا اَل َت َع وَن َك ُب َر َم ا ِع نَد ِهَّللا ن َت و وا َم ا اَل َت َع وَن‬
‫َو ُهَو َع َلى ُك ِّل َشْيئٍ َقِدْيٌر‬. “ Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َسِّيِد َنا ُم َح مَّـٍد َسِّيِد اْلُم ْر َسِلْيَن َو َأْفضِل ْاَألْنِبَياِء َو َع َلى‬.‫َو َاْش َهُد َاَّن ُم َح َّم ًداَعْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َالَنِبَّي َبْعَدُه‬ yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
‫ ِاَّتُقْو اَهللا َح َّق ُتَقاِته َو َالَتُم ْو ُتَّن ِإَّالَو َأنْـُتْم ُم ْسِلُم ْو َن‬، ‫ َفَياَاُّيَها اْلُم ْسِلُم ْو َن‬،‫آِلِه َو أْص َح ِابه َاْج َم ِع ْيَن َاَّم ا َبْع ُد‬ mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. “ ( Qs Ash Shof : 2-3 )
Ma’asyiral Muslimin…Jama’ah Sholat Jum’at Rahimakumullah… Mengatakan sesuatu yang tidak dikerjakan, artinya seseorang hanya berkutat
Marilah pertama-tama, kita mengucapkan syukur kepada Allah atas segala pada teori belaka dan berjalan di atas konsep yang kosong. Dia menjadikan
nikmat yang telah diberikan kepada kita, nikmat Iman, nikmat Islam dan ajaran Islam hanya sebagai islamologi, ilmu pengetahuan tentang Islam yang
nikmat kesehatan, sehingga kita bisa hadir untuk melaksanakan sholat hanya dibicarakan, didiskusikan dan diseminarkan tanpa ada prkteknya
Jum’at di masjid yang dimuliakan Allah ini. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ironisnya lagi, amalan sehari-harinya
Yang kedua, marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah justru bertentangan dengan ajaran Islam yang biasa ia bicarakan di berbagai
swt, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala tempat.
larangan-Nya. Ini adalah sifat orang-orang Yahudi, dimana mereka dikarunia oleh Allah ilmu
Ma’asyiral muslimin rahimakumullahu… yang sangat banyak, tetapi perbuatan mereka tidak mencerminkan ilmu yang
Allah telah memberikan predikat kepada umat Islam sebagai umat yang mereka miliki, bahkan justru ilmu karunia Allah tersebut, mereka gunakan
pertengahan, yaitu umat yang berada di tengah-tengah antara umat-umat untuk membuat kerusakan di muka bumi ini dengan menipu dan membodohi
lainnya. Umat yang berada di tengah karena mampu menyeimbangkan dan orang lain demi kepentingan dunia mereka. Orang-orang Yahudi inilah yang
meratakan amal dalam seluruh aspek kehidupan ini. Allah swt berfirman : dimurkai Allah di banyak tempat dalam Al Qur’an.
‫َو َك َذ ِلَك َجَع ْلَن اُك ْم ُأَّم ًة َو َس ًطا ِّلَتُك وُن وْا ُش َهَداء َع َلى الَّن اِس َو َيُك وَن الَّرُس وُل َع َلْيُك ْم َش ِهيًدا‬
“ Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
pertengahan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” ( Qs Al Baqarah :
143 )
Umat Islam menjadi umat yang pertengahan dan mampu menjadi saksi bagi Di sisi lain, umat Islam juga tidak boleh hanya menekankan amal ibadah saja,
umat-umat yang lainnya, karena mempunyai beberapa kelebihan, tanpa diimbangi dengan ilmu yang cukup. Sebelum beramal harus diketahui
diantaranya adalah : dulu teori dan ilmunya, sehingga diharapkan amal yang dilakukan tersebut
benar dan tidak menyeleweng, sehingga dia akan berjalan pada jalan yang
Pertama : seimbang antara imu dan amal. lurus dan benar yang akan mengantarkannya pada tujuan. Beramal tanpa
Umat Islam dalam hidupnya harus bisa menyeimbangkan antara ilmu dan disertai ilmu yang cukup akan menyebabkan seseorang tersesat di jalan,
amal. Tidak boleh – umpamanya – hanya menekankan pada ilmu saja, tanpa sehingga tujuannyapun tidak akan tercapai. Inilah yang dilakukan oleh orang-
diimbangi dengan amal perbuatan yang nyata dalam kehidupan ini. orang Nashrani yang bersemangat di dalam beribadah, tetapi malas menuntu
Sifat seperti ini adalah sifat yang dimurkai oleh Allah swt, sebagaimana ilmu sehingga dicap oleh Allah semoga umat yang sesat.
Allah swt telah menggambarkan ketiga umat ini dengan cirri-cirinya masing- “ Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada
masing di dalam surat Al Fatihah : Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
‫اهِد َنا الِّص َر اَط الُم سَتِقيَم ِصَر اَط اَّلِذ يَن َأنَع مَت َع َليِه ْم َغيِر الَم غُضوِب َع َليِه ْم َو َال الَّض اِّليَن‬ mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” ( Qs Al Isra’ : 57 )
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…
bukan (pula jalan) mereka yang sesat. “ ( Qs Al Fatihah : 6-7 ) Ketiga : Seimbang di dalam menjalankan ajaran agama, sehingga tidak
Jalan yang lurus adalah jalannya umat Islam, yaitu umat yang bersikap berlebihan ( Ifrath ) dan juga tidak bersikap meremehkan ( Tafrith ).
menggabungkan antara ilmu dan amal secara bersamaan. Sedang jalan Seorang muslim di dalam hidupnya tidak boleh terlalu berlebih-lebihan dalam
orang-orang yang dimurkai oleh Allah adalah jalannya umat Yahudi yang menjalankan ajaran Islam,
hanya menekankan keilmuan tapi kosong dari pengamalan. Sedang jalan yaitu melampaui batas dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-
orang-orang yang sesat adalah jalannya umat Nashara yang hanya Nya. Tidak boleh – umpamnya – dia berlebih-lebihan di dalam melaksanakan
semangat di dalam beribadah, tapi tidak punya bekal ilmu yang cukup. sholat tahajud sehingga tidak ada waktu tidur sama sekali, akhirnya pagi hari
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…. dia dalam keadaan lemah dan kusut, serta tidak semangat menjalani
Kedua : Seimbang antara rasa takut dan harapan. kehidupan sehari-hari karena belum istirahat semalam penuh. Begitu juga
Seorang muslim di dalam hidupnya tidak boleh selalu diliputi rasa takut seorang muslim tidak boleh – umpamanya- melakukan puasa ngebleng
terhadap dosa-dosa yang selama ini dikerjakannya secara berlebihan, ( puasa tiap hari ) tanpa berbuka sedikitpun, atau membujang selamanya,
sehingga menimbulkan rasa putus asa terhadap rahmat dan ampunan dari tidak mau menikah dengan seorang perempuan dengan dalih bahwa
Allah swt. Sebaliknya pula, dia juga tidak boleh berlebihan di dalam menikah itu akan melalaikan ibadahnya.
mengharap rahmat dan ampunan Allah sehingga meremahkan dosa-dosa
yang selama ini dia kerjakan, bahkan menganggap enteng dosa besar
dengan dalih bahwa Allah Maha Pengampun.
Seorang muslim yang baik adalah yang menggabungkan antara kedua hal di Itu semua adalah bentuk-bentuk berlebihan di dalam menjalankan ajaran
atas, yaitu menggabungkan antara rasa takut terhadap siksaan Allah karena agama yang dilarang di dalam Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya
dosa-dosanya dan dalam waktu yang sama, dia sangat mengharap rahmat untuk selama seimbang di dalam ibadah dan amalannya. Dalam suatu hadist
dan ampunan dari-Nya. Dua hal ini merupakan dua sayap orang muslim yang yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, bahwasanya ia berkata :
baik, sehingga dengan keduanya dia mampu terbang ke angkasa dengan Ada tiga orang mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi
bebas dan penuh percaya diri. Jika salah satu dari kedua sayap itu tidak ada, wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan
maka secara otomatis dia akan terjatuh di jurang kehancuran di dunia dan di setelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih
akherat kelak. sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya
Dalam A-qur’an Allah swt telah menggambarkan dengan indah kedua hal dibanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bukankah beliau sudah
tersebut yangterdapat dalam diri seorang muslim yang baik dengan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah
firmannya seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-
lamanya.” Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, maka sungguh, aku akan
berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka.” Dan yang lain
lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-
lamanya.” Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun
aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian,
dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan
juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka
bukanlah dari golonganku.” ( HR Bukhari, no : 4675 )
Dalam hadist Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang ( mempersulit diri ( ‫ َو َاْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َدُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َاْش َهُد‬.‫َاْلَح ْم ُد ِهلل َعلَى ِاْح َس اِنِه َو الُّش ْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْم ِتَناِنِه‬
berlebih-lebihan) di dalam mengamalkan agama ini, kecuali dia akan ‫ اللُهَّم َص ِّل َع َلى َسِّيِد َنا ُم َح َّم ٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم‬.‫َاَّن َس ِّيَد َنا ُم َح َّم ًدا َعْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّداِع ى ِالَى ِر ْض َو اِنِه‬
dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, ‫َتْسِلْيًم ا ِك ثْيًر ا َاَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َاَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َاَّن ّهللا َاَم َر ُك ْم ِبَاْمٍر َبَد َأ ِفْيِه‬
mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta ‫ِبَنْفِس ِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاَلى ِاَّن َهللا َو َم آل ِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع ْيِه‬
‫َل‬
tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah ‫ اللُهَّم َص ِّل َع َلى َسِّيِد َنا ُم َح َّم ٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َسِّيِد نَا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُسِلَك‬.‫َو َس ِّلُم ْو ا َتْسِلْيًم ا‬
(berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu ‫َو َم آلِئَك ِة ْالُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخ َلَفاِء الَّر اِش ِد ْيَن َاِبى َبْك ٍرَو ُع َم رَو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َعْن َبِقَّيِة الَّصَح اَبِة‬
malam) “.( HR Bukhari, no : 38 ) ‫ْغ‬
‫ َاللُهَّم ا ِفْر‬، ‫َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلىَيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َعُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّر اِح ِم ْيَن‬
Allah swt juga melarang umat-umat terdahulu untuk tidak berlebihan di dalam ‫ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْسِلِم ْيَن َو ْالُم ْسِلَم اِت َاَالْح يآُء ِم ْنُهْم َو ْاَالْمَو اِت اللُهَّم َاِع َّز ْاِال ْس َالَم َو ْالُم ْسِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك‬
mengamalkan agama, sebagaiman larangan Allah kepada ahlul kitab di ‫َو ْالُم ْش ِر ِك ْيَن َو اْنُصْر ِع َباَدَك ْالُمَو ِّح ِدَّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالُم ْسِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َاْعَداَء الِّدْيِن َو اْع ِل‬
dalam firman-Nya : ‫ اللُهَّم اْد َفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّزَالِزَل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا‬. ‫َك ِلَم اِتَك ِاَلى َيْو َم الِّدْيِن‬
‫ َر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َناَو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر‬. ‫َبَطَن َعْن َبَلِد َنا ِاْنُدوِنْيِس َّيا خآَّص ًة َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن ْالُم ْسِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَعاَلِم ْيَن‬
‫ َر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخَرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬. ‫َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِر ْيَن‬.
‫ُقْل َيا َأْهَل اْلِكَتاِب َال َتْغ ُلوْا ِفي ِد يِنُك ْم َغْيَر اْلَح ِّق َو َال َتَّتِبُعوْا َأْهَو اء َقْو ٍم َقْد َض ُّلوْا ِم ن َقْبُل َو َأَض ُّلوْا َك ِثيًرا َو َض ُّلوْا َعن‬
‫ِع َباَد ِهللا ! ِاَّن َهللا َيْأُم ُر َنا ِبْالَعْد ِل َو ْاِال ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ى ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُك ْم َع ُك ْم‬
‫َّل‬ ‫َل‬ ‫ُظ‬
‫َس َو اء الَّسِبيِل‬ ‫َتَذ َّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُر واَهللا ْالَعِظْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َبر‬
“ Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui
batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum
kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan
(manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” ( Qs Al Maidah : 77 )
Disamping larangan untuk berlebih-lebihan di dalam melaksanakan ajaran
agama Islam ini, seorang muslim dituntut juga untuk tidak meremahkan dan
bermalas-malas di dalamnya. Jadi harus seimbang dan bersikap wajar.
‫بارك هللا لكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من اآليات و الذكر الحكيم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬

Anda mungkin juga menyukai