Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Nyoman Andhika Candra

NIM : 1804551172

KELAS : Kelas D Reguler Pagi

MATA KULIAH : Penalaran &


Argumentasi Hukum

Tugas
ANALISIS JURNAL
“URGENSI PENALARAN DALAM ARGUMENTASI HUKUM
GUNA MEMBANGUNKAN PEMIKIRAN HUKUM YANG
KOMPREHENSIF”

A. Pendahuluan
Penelitian ini berjudul “Urgensi Penalaran Dalam Argumentasi Hukum
Guna Mengembangkan Pemikiran Hukum Yang Komprehensif”, yang ditulis
oleh Tri Rahayu Utami dan Aditya Yuli Sulistyawan. Dengan Jurnal, Volume,
Nomor, Terbitnya dan Halaman yaitu Jurnal Crepido,Volume 01, Nomor 01, Juli
2019, Halaman 32-39, memiliki rumusan masalah :

1. Bagaimanakah yang disebut dengan penalaran itu dan apa kaitannya dengan
argumentasi hukum ?

2. Bagaimanakah urgensi penalaran dalam argumentasi hukum sebagai


pendorong meningkatnya pemahaman hukum guna pengembangan pemikiran
yang lebih komprehensif ?
B. Analisis Pembahasan

1. Hubungan Penalaran Dengan Ilmu Hukum

Dalam Pembahasan pertama membahas mengenai Penalaran dan


Kaitannya dengan Ilmu Hukum, manusia disebutkan memiliki kemampuan
menalar yaitu mampu untuk berpikir secara logis, analistis, dan diakhiri dengan
kesimpulan. Namun seiring berkembangnya waktu terjadi ketidakpuasan
sehingga terbentuk filsafat. setiap individu merujuk pada filsatat yang sama, yaitu
penggunaan metode Ilmiah dalam menyelesaikan sebuah problematika keilmuan,
dari hal tersebut lahirlah sebuah asumsi bahwa dalam pengetahuan ilmiah semua
kebenaran dapat dipertanggung jawabkan, meskipun hanya atas nama logika.

Ilmu sering diartikan sebagai suatu alat untuk mengetahui segala hal yang
belum diketahui, baik ia bersifar riil, ataupun abstrak, dengan keyakinan yang
berdasar, entah ia sesuai dengan kenyataan ataupun tidak. Adapun logika sering
diartikan sebagai suatu cara bernalar secara sistematis, atau tepatnya cara untuk
mencari jalan, guna tercapainya ilmu yang benar. Rumusan aturan hukum tidak
lain dari usaha mengeksplisitasi gagasan atau prinsip hidup yang abstrak dalam
norma kehidupan nyata.. Tak dapat disangkal bahwa logika murni (pure logic),
logika formal, atau logika simbolik, sangat bolehjadi cukup “abstrak-ideal” dan
mungkin memiliki peran terbatas dalam merumuskan atau menganalisis putusan-
putusan pengadilan, mencermati aturan-aturan hukum, memetakan opini dan
pendapat hukum.

2. Urgensi Penalaran dalam Argumentasi Hukum sebagai Pendorong


Meningkatnya Pemahaman Hukum
Pembahasan kedua ini menjelaskan bahwa penalaran dalam fungsinya
sebagai kegiatan berfikir memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu yaitu adanya
pola berfikir yang secara luas (logis) hal inilah yang sering disebut sebagai logika
dan penalaran harus bersifat analistik secara sederhananya poin kedua ini
merupakan sebuah proses menganalisa dengan logika ilmiah sebagai pijakannya.
Berfikir secara logis dapat dimaknai sebagai suatu pola, dan ketentuan
tertentu yang digunakan dalam proses berfikir. Kedua, penalaran harus bersifat
analistik, dengan maksud ia merupakan pencerminan dari suatu proses berfikir
yang bersandar pada suatu analisa dan kerangka berfikir tertentu, dengan logika
sebagai pijakannya. Secara sederhananya poin kedua ini merupakan sebuah
proses menganalisa dengan logika ilmiah sebagai pijakannya. Pengetahuan selalu
berkembang dengan ukuran-ukuran yang konkrit, model, dan metodologi, serta
observasi. Hingga dalam perkembangannya model dan cara berfikir yang
dianggap kuno telah memperoleh gugatan. Adapun tujuan dari penggunaan kedua
metode ilmiah ini tiada lain adalah agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan
mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan
- Didalam penelitian ini, penulis menggunakan bahasa yang baku, sehingga
pembaca dengan mudah dapat memahaminya
- Penulis menjelaskan dengan jelas mengenai pembahasan materi yang dibahas
2. Kekurangan
- Didalam penelitian ini, penulis tidak mencantumkan sebuah metode penelitian
- Penulisan footnote tidak rapi
-Tidak adanya saran yang diberikan oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai