Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1 Geologi Geotermal

Morfologi Gunung Api, Tipe Magma, dan Batuan Pembentuknya


Extivonus Kiki Fransiskus (12012060)

Gunung api memiliki bentuk yang berbeda-beda tergantung pada komposisi magma pembentuk
gunung api itu sendiri. Komposisi magma dapat berbeda antara satu gunung api dan lain, bergantung
pada tempat terjadinya pembentukan magma. Misalkan karakteristik magma pada zona konvergen akan
berbeda pada zona divergen. Selain itu jenis kerak pada batas lempeng juga akan menentukan tipe
magma pada gunung api. Terdapat beberapa bentuk gunung api berdasarkan USGS 1988.
1. Bentuk Kaldera
Gunung api dengan tipe kaldera berasal dari letusan yang sangat dahsyat, kemudian
terjadilah keruntuhan permukaan akibat kosongnya dapur magma pasca erupsi. Kaldera
merupakan kawah yang luas dengan dasar yang hampir datar berdiameter 1,5-10 km
(Sumintadiredja, 2005). Komposisi magma bentuk kaldera bisa bervariasi, namun umumnya
berupa magma intermidier hingga asam yang menghasilkan letusan eksplosif besar yang
mengakibatkan runtuhan.
2. Bentuk Perisai
Gunung api tipe perisai dapat terbentuk di pematang tengah samudera (mid oceanic ridge),
intraplate, bahkan busur vulkanik benua. Gunung api perisai memiliki kemiringan landai ±
15º yang terbentuk akibat perlapisan lava encer yang terus berulang sehingga membentuk
kubah landai. Gunung api terbesar merupakan gunung api tipe perisai yang terbentuk di mid
oceanic hot spot. Komposisi magma berkisar antara low viscosity alkali rich riolit dan trakit
hingga basaltik. Namun umumnya berupa magma basaltik dengan batuan dominan adalah
basalt.

Gambar 1. Morfologi gunung api tipe perisai( Loocwood, 2010 )


3. Bentuk Stratovulkano
Gunung api dengan tipe stratovulkano disebut juga dengan “grey” volcano. Terbentuk akibat
adanya perlapisan antara aliran lava dengan lapisan piroklastik. Bentukan umum
Tugas 1 Geologi Geotermal

stratovulkano adalah kerucut dengan kemiringan berkisar ± 35º. Karakteristik magma adalah
magma dengan viskositas yang tinggi dengan koposisi intermidiet hingga kaya silika
(andesitik- riolitik magma). Batuan yang dihasilkan berupa andesit atau riolit.

Gambar 1. Morfologi gunung api stratovulkano atau kerucut ( Loocwood, 2010 )

4. Bentuk Volcanic Dome


Dome atau kubah lava adalah bentukan akibat erupsi lava dengan viskositas tinggi yang
membentuk bukit curam diatas dan disekitar vent. Erupsi eksplosif mampu menghancurkan
dome dan menghasilkan material piroklastik berupa blok yang memiliki dimensi 64mm-
puluhan meter dengan bentuk meyudut. Umumnya dome memiliki komposisi kaya silika
dengan batuan riolit, dasit, dan trakit. Dome dengan komposisi andesit jarang untuk
ditemukan, sedangkan dome basal sangat langka.

Gambar 3. Dome dari gunung St. Hellens yang terus tumbuh pada tahun 1986 ( Loocwood, 2010 )

Referensi :
Loockwood, John dan Hazlett Richard. 2010. Volcanoes Global Perspective. Oxford, UK.
Willey-Blackwell inc.
Sumintadiredja, Prihadi. 2005. Vulkanologi dan Geotermal. Bandung. Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai