Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN TENTANG MATERI NEOPLASMA

Mata Kuliah : Patofisiologi


Dosen : Hasyim As’ari S.Kep.Ns,M.Ked

Disusun oleh :

Nama: Hebrina Cellia


Kelas: Tingkat 1/Regular B
Semester: II
NIM :P27820320071

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN SUTOPO


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
NEOPLASMA
A. Definisi, Jenis, dan Sifat Neoplasma
 Definisi neoplasma adalah pertumbuhan sel baru secara berlebihan, abnormal,
otonom, dan progresif.
Oleh masyarakat sering disebut kanker atau tumor. Dibentuk dari bahasa Yunani yaitu
‘neo’ yang berarti ‘baru’, dan ‘plasma’ yang berarti cairan sel.
 Jenis neoplasma :
- Berdasarkan komponennya : mesenkimal neoplasma, epithelial neoplasma, dan
mixed tumor (mesenkimal + epithelial)
- Berdasarkan tingkat keganasannya : benign dan malignant tumor
B. Komponen Dasar Neoplasma dan Penamaannya

Jinak + ‘oma’ (digabung)


Mesenkim
Ganas + ‘sarkoma’ (digabung)

Pada mikroskop membentuk proyeksi mirip jari


+ ‘papilloma’ (dipisah)
Parenkim Berhubungan dengan kelenjar + ‘adenoma’ (dipisah)

Mengandung kista + ‘cystadenoma’ (dipisah)


Jinak
Mengandung kista dan berbentuk seperti papila
+ ‘pappilary cystadenoma’ (dipisah)

Epitel Permukaannya terdapat mukosa + ‘polip’(dipisah)

Komponen dasar

Ganas + ‘karsinoma’ (dipisah)

Jaringan ikat

Stroma penyangga Pembuluh


darah
Pembuluh limfe

Beberapa pengecualian dalam penamaan, antara lain :


 Melanoma : tumor ganas pada melanin
 Lymphoma : tumor ganas pada jaringan limfoid
 Mesothelioma : tumor ganas pada plasenta
 Seminoma : tumor ganas pada sel germinal di testis
 Hepatoma : tumor ganas pada hepar
 Nefroblastoma : tumor ganas pada ginjal
 Cillindroma : tumor ganas pada kelenjar saliva
 Dysgerminoma : tumor ganas pada sel ovum
 Retinoblastoma : tumor ganas pada retina anak-anak
 Basallioma : tumor ganas pd basal lamina yg menginfiltrasi jaringan bawahnya
banayk menyerang bagian wajah.
 Astrocytoma : tumor ganas pada astrosit (salah satu jenis sel saraf)
 Plasmacytoma : tumor ganas pada sel plasma
C. Perkembangan tumor ganas dari transformasi hingga metastasis
 Fase transformasi:
Perubahan spesifik pada DNA sel target yang menuntun pada proliferasi sel
yang mengalamu perubahan morfologi. Pada tahap ini, sel masih dapat
kembali ke tingkat normal secara spontan.
 Growth:
Instabilitas genetik yang menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang memiliki
aktivitas proliferasi, bersifat invasif, dan potensi metastatik meningkat
 Invasi lokal:
Sel hanya tumbuh dan menyerang satu tempat. Perkembangan tumor jinak
(benign) berakhir pada tahap ini.Tahap ini terbagi menjadi 4 sub tahap, yaitu :
Detachment  tidak terpengaruh sel tumor lain
Adhesion  berikatan dengan matrix extracellular
Proteolytic degradation  penurunan sampai dengan lysis protein matrix
extracelullar
Motility and migration  perpindahan ke matrix extracellular
 Metastasis:
Perpindahan ke jaringan-jaringan lain yang jauh. Terbagi menjadi 3 sub tahap,
yaitu :
 Seeding body cavities  sel tumor mengeluarkan enzim-enzim
protease untuk menghancukan lamina basalis
 Lymphatic spread  sel tumor menyebar ke pembuluh limfe
 Hematogenous spread  sel tumor menyebar ke pembuluh darah
D. Kondisi Induk Semang yang Memengaruhi Pertumbuhan Sel Tumor
1. Suplai darah  semakin banyak suplai darah, semakin cepat pertumbuhan sel
tumor
2. Hormon  semakin banyak hormon yang dihasilkan tubuh, semakin cepat
pertumbuhan sel tumor
3. Respon imun  semakin tinggi respon imun tubuh, semakin sulit sel tumor tumbuh
E. Penentuan Stadium Tumor
Stadium tumor ditentukan berdasarkan ukuran, diferensiasi, dan metastase sel tumor,
sehingga bisa dikatakan semi-subyektif
F. Angiogenesis/neovaskularisasi – Nekrosis – Perdarahan
Angiogenesis/neovaskularisasi adalah pembentukan pembuluh darah baru di daerah
terjadi tumor pada tahap perkembangan ’invasi lokal’. Pembentukan ini bertujuan
mengambil nutrisi dari darah, yang seharusnya diperuntukkan sel/jaringan sekitar.
Sel/jaringan yang tidak tersuplai nutrisi dari darah ini lama-kelamaan akan mengalami
nekrosis/mati. Dengan kata lain, nekrosis merupakan kematian sel sebelum waktunya
(tidak sama dengan apoptosis). Pembuluh darah pada sel/jaringan yang mengalami
nekrosis bersipat rapuh dan mudah pecah. Saat pembuluh darah ini pecah, maka
terjadilah perdarahan.
G. Perbandingan Tumor Jinak dan Ganas

Sifat Tumor jinak (Benign) Tumor ganas (Malignant)


Differensiasi- Berdiferensiasi baik (struktur Berdiferensiasi buruk
Anaplasi dan bentuk mirip dengan (struktur dan bentuk berbeda
sel/jaringan normal) dengan sel/jaringan normal),
disertai anaplasi / displasia
Progresif, lambat, dapat
Kecepatan regresi, mitosis jarang dan Tidak dapat ditentukan
pertumbuhan normal

Biasanya membentuk simpai, Tanpa membentuk simpai,


Pembentukan simpai kohesif, tidak adhesif, umumnya invasif
(kapsul) – invasi invansif(Ca.Insitu) (Ca.Invasive)

Metastasis Tidak ada Seringkali ada dan bersifat


residif

H. Perbedaan Makroskopik dan Mikroskopik Tumor Jinak dan Ganas

Tumor jinak (Benign) Tumor ganas (Malignant)


* Makroskopik * Makroskopik
Permukaan licin Permukaan tidak beraturan
Punya kapsul fibrotik Tanpa kapsul fibrotik
Menekan jaringan sekitar Merusak jaringan sekitar
* Mikroskopik * Mikroskopik
Berdiferensiasi baik Berdiferensiasi buruk (ada anaplasia &
Menyerupai sel normal / mirip satu sama displasia)
lain Sel mengalami kelainan sitologik,
meliputi : hiperkromatik dan
Sedikit melakukan mitosis pleomorfisme
Jarang terjadi nekrosis Mitosis banyak dan abnormal
Pembuluh darah terbentuk baik Nekrosis dan pendarahan sering terjadi
Pembuluh darah terbentuk buruk, dan
Tidak terjadi metastasis denyutnya tidak teratur
Bermetastasis ke tempat yang jauh
I. Manifestasi klinis penyakit neoplasma
1. Efek lokal : ulceration (jaringan fibrosis pada daerah yg ditinggalkan sel nekrosis
untuk membentuk pus), infeksi, bahkan infark/rupture (kerusakan atau pemecahan
sel maupun kapiler darah)
2. Kanker cachexia : ditandai berkurangnya syndroma wasting (bahan-bahan yang
berguna dalam tubuh dibuang  metabolisme tubuh tidak teratur  Akibatnya
tubuh menjadi lemah. Ex: anemia, loss of body fat). Kemungkinan disebabkan
adanya TNF-α yang dihasilkan oleh makrofag.
3. Sindrom paraneoplastik
J. Sindrom paraneoplastik
Adalah kompleks gejala yang terjadi pada penderita tumor dan tidak dapat dijelaskan
hubungannya dengan keberadaan tumor tersebut.
Sindrom ini terjadi pada 10-15% kasus kanker, kadang-kadang bahkan sebelum tumor
ditemukan.
Sindrom ini terbagi menjadi 6 macam:
1. Endocrinophaties 
- Hypercalcemia : kelebihan kalsium dalam darah
- Cushing : sekresi hormon adenokortikotropik hipofisis anterior yang berlebihan,
baik dengan/ tanpa adenoma hipofisis
- Endokarditis : peradangan endokardium yang ditandai adanya vegetasi di
endokardium/permukaannya
- Hipoglikemia : tubuh kekurangan glukosa, karena tumor menghasilkan hormon
yang mirip insulin
2. Neuromyophaties
3. Osteochondral disorder
4. Vascular phenomena
5. Demam  karena nekrosis sel
6. Nephrotic syndrome  kemungkinan karena kompleksitas antigen-antibodi
terhadap glomerulus
K. Tahap Pemeriksaan Keberadaan Tumor
1. Pap smear  pemeriksaan rutin
 Tujuan : mempelajari sel / jaringan yang mengalami mutasi, melalui
pengambilan mucosa jaringan
 Bahan : spatula, alcohol, speculum (khusus untuk kanker serviks)
2. Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
 Tujuan : mengetahui keberadaan tumor pada stadium awal, dengan resiko
seminimal mungkin
 Bahan : jarum halus, semprit plasma 10 ml, sediaan jaringan yang diambil
 Keuntungan : Relatif tidak sakit, cepat, murah, akurasi tinggi
3. Surgical biopsy(histopathology) dilakukan apabila sudah dipastikan ada
tumor yang harus diangkat
Untuk menentukan tingkat keganasan tumor dan bagian tubuh yang
dikorbankan, harus dilakukan pengkajian lebih lanjut dengan mengambil sel
tumor pada saat operasi.
 Frozen section : teknik pembekuan cepat / pembuatan sediaan sel tumor
saat operasi
 Prinsip : stabilisasi protein (denaturasi tanpa degradasi)
 Tujuan : mempertahankan morfologi unsur dalam jaringan, supaya
mendekati keadaan pada waktu jaringan masih hidup, tanpa bereaksi
dengan unsur itu sendiri
 Bahan : formaldehid, etanol, aseton, asam asetat, dll.
L. Alasan Tumor Dianggap Berbahaya
 Karena dapat bermetastase
 Memecahkan pembuluh darah  menyebabkan perdarahan
 Menekan organ vital  organ tidak dapat menjalankan fungsinya
 Menyebabkan infeksi
M. Proses Terjadinya Neoplasma

Karsinogen : Aktivasi proto-oncogen


- Bahan kimia.Co :asbestos
inisiasi Mutasi gen Perubahan pada gen pengatur apoptosi
- Radiasi.Co : sinar UV
promosi
- Physical agent
Inaktivasi gen supresor tumor
- Oncogen virus

Notes :
1. Progresif : perkembangan menuju perubahan yang lebih buruk
2. Jaringan ikat : tidak hanya terdapat pada stroma penyangga, tapi juga di jaringan
mesenkim, sehingga juga dapat mengalami neoplasma
3. Perubahan morfologi, disebut juga pleomorfisme Perubahan ini bersifat reversible.
Merupakan ciri-ciri displasia. Namun tidak semua displasia mengindikasikan
neoplasma.
4. Proliferasi : pertambahan jumlah
5. Invasif : infiltrasi (penimbunan dalam jumlah berlebih) dan destruksi jaringan sekitar
6. Potensi metastatik meningkat disebabkan terjadinya hiperkromatin (pembesaran
ukuran kromatin). Peningkatan ini merupakan ciri-ciri anaplasia
7. Regresi : pengembalian ke keadaan semula, pengurangan gejala
8. Kohesif : lebih kuat berikatan dengan sesama tumor, daripada dengan jaringan
sekitarnya. Hal ini juga disebabkan adanya kapsul, sehingga sel tumor tidak langsung
berhubungan dengan jaringan di luarnya. Kohesif >< adhesif
9. Residif : meninggalkan sisa, yang mampu berkembang menjadi tumor baru. Sifat ini
disebabkan bentuk tumor ganas yang seperti cancer/crab/kepiting (bagian tengah
besar, memiliki banyak kaki kecil). Dalam suatu operasi, biasanya yang diambil
hanya bagian tengah saja.
10. Inisiasi : karsinogen berikatan dengan DNA pada bagian microfili, dan menghasilkan
bentukan covalent adduct.
11. Promosi : Bentukan covalent adduct menghasilkan senyawa yang memengaruhi
aktivasi dan proliferasi sel (promotor). Efek promosi adalah reversible  apa yang
menyebabkan sel bisa kembali tidak aktif/ kehilangan daya proliferasinya?
Promotor tidak dapat melakukan tugasnya bila :
- Sendiri / hanya ada dalam jumlah kecil
- Ada sebelum proses inisiasi
- Tidak segera dipergunakan (apa yg memungkinkan promotor tidak langsung
digunakan?)
12. Apoptosis : program sel untuk penghancuran diri sendiri. Merupakan mekanisme
natural pada tubuh untuk membuang sel yang sudah mati atau tidak berfungsi.
Cara membedakan sel neoplasma dengan sel epithelial transisional normal?

Displasia ≠ Anaplasia ≠ Hiperplasia

- sel lain yg tumbuh disitu - perubahan struktur sel - perubahan morfologi /


- penambahan jumlah (hiperkromatik) yang mengarah bentuk luar (pleomorfisme)
- susunan kacau pada perubahan morfologi - penambahan jumlah
- tidak ada perubahan jumlah - susunan rapi
- susunan kacau

Teratoma adalah istilah bagi neoplassma yang terjadi pada daerah totipoten / germ cell (sel
yang aktif membelah)

Anda mungkin juga menyukai