8514 15893 3 PB
8514 15893 3 PB
Volume 14 Nomor 1 33
Abstrak
Indonesia merupakan eksportir kayu lapis terbesar di dunia. Namun, kondisinya yang tropis justru
meningkatkan potensi jamur untuk tumbuh dan kayu pun mudah mengalami pelapukan. Hal ini
dicegah dengan penggunaan antimikroba sintesis, yang kemudian timbul masalah karena bersifat
toksik. Berdasarkan penelitian, cengkeh memiliki aktivitas antifungi spektrum luas, dan ekstraknya
terbukti memberikan aktivitas terhadap cendawan kayu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
membuat emulsi minyak atsiri cengkeh dan menguji aktivitas antifungi emulsi minyak atsiri cengkeh
terhadap jamur kayu. Penelitian dimulai dengan melakukan determinasi tanaman cengkeh, skrining
fitokimia, destilasi minyak atsiri cengkeh, isolasi jamur kayu, uji konsentrasi hambat minimum
minyak atsiri cengkeh, formulasi sediaan emulsi minyak atsiri cengkeh dengan variasi emulgator, uji
aktivitas sediaan, dan evaluasi fisik sediaan meliputi pengamatan organoleptis, pH, viskositas, uji tipe
emulsi, dan uji homogenitas. Hasil menunjukkan bahwa minyak atsiri cengkeh dengan konsentrasi 1%
memberikan aktivitas antijamur dengan zona hambat sebesar 1,12 cm. Formula A, dengan emulgator
CMC 0,5%, merupakan formula paling baik dan memberikan aktivitas terhadap jamur kayu dengan
diameter zona hambat sebesar 3 cm. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sediaan emulsi minyak
atsiri memiliki aktivitas terhadap jamur kayu.
cadangan hutan alami terbesar di Asia dan negara setelah sektor tekstil[1].
kedua terbesar di dunia. Pada tahun 2004, Kondisi tropis di Indonesia merupakan
Indonesia menjadi eksportir kayu lapis surga bagi jamur atau cendawan sehingga
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 34
kayu akan sangat mudah terserang jamur Aspergillus, bahkan jamur patogen
itu, kayu harus dilindungi dengan bahan Dengan demikian, penelitian ini
chrome arsenat, asam-asam ter.[2] Namun, aktivitas sediaan terhadap jamur kayu.
bahan tersebut diketahui bersifat toksik Bentuk sediaan yang dipilih adalah emulsi
sehingga untuk mengurangi tipe minyak dalam air (m/a), karena zat aktif
menggunakan bahan alami yang berfungsi yang digunakan adalah air. Selain itu,
Minyak atsiri berbagai tumbuhan mudah dibilas dengan air. Hasil penelitian
dan antifungi.[3] Salah satu tumbuhan emulsi minyak atsiri cengkeh yang baik,
banyak ditanam di Indonesia, Sri Lanka, Alat yang digunakan pada penelitian ini
aktivitas antiseptik, analgesik, dan alat pendingin (LG), otoklaf, cawan uap dan
anastetik. Selain itu, penelitian lain alat-alat lainnya yang umum digunakan di
patogen manusia, seperti Candida dan Bahan yang digunakan pada peneltian
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 35
ini adalah Bunga Cengkeh, Pulvis Gummi Hasil kondensasi yang terdiri dari
akuades, jamur kayu, Media SDA pemisahan minyak dan air dengan
kuat dan cepat sampai terbentuk corpus viskositas. Pemeriksaan dilakukan pada
jamur kayu. Jamur uji diambil sebanyak 1 Universitas Padjadjaran menunjukan bahwa
SDA dalam cawan petri, homogenkan. tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L)
Setelah media mengeras, dibuat lubang Merr. & L.M. Perry). Sedangkan hasil
minyak atsiri hasil pengenceran. Inkubasi Berdasarkan uji KHM minyak atsiri
pada suhu ruangan selama 72 – 168 jam. cengkeh, pada konsentrasi 1% dihasilkan zona
sebanyak 1%.
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 37
Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Evaluasi fisik yang dilakukan pada emulsi
Cengkeh
Serbuk simplisia minyak atsiri cengkeh ini di antaranya
No Golongan Senyawa
bunga cengkeh
1 Alkaloid -
2 Flavonoid + pengamatan organoleptis (Tabel 3), pH (Tabel
3 Polifenolat +
4 Tanin - 4), dan viskositas (Tabel 5).
5 Saponin -
6 Kuinon + Uji aktivitas sediaan emulsi minyak atsiri
7 Steroid +
8 Monoterpen/sesquiterpen +
cengkeh (Tabel 6) terhadap jamur kayu
Hasil formulasi sediaan emulsi minyak
dengan menggunakan formula A memberikan
atsiri cengkeh dengan emulgator PGA
zona hambat sebesar 2,8 cm dan 3,0 cm,
(Formula C dan D) menghasilkan sediaan
sedangkan pembanding yang digunakan,
dengan konsistensi cair, berwarna coklat
Klorpirifos, memberikan zona hambat sebesar
dan bau khas cengkeh. Sedangkan sediaan
1,45 cm.
dengan emulgator CMC (Formula A dan B)
lipofilik, eugenol mampu melakukan kesemua formula relatif stabil karena standar
penetrasi terhadap membran lipid bilayer deviasi tidak lebih dari 6. Hal ini dapat
yang tersusun dari rantai asam lemak dilihat pada Gambar 1 dan 2. Dengan
Emulsi merupakan sistem dispersi yang dan CMC sebesar 0,25-1%. Hal ini sesuai
terdiri dari dua fase tidak tercampurkan, dengan pengamatan, dimana emulsi yang
biasanya fase minyak dan fase air. PGA dan terbentuk berada pada emulgator dengan
polar berada pada fase air dan gugus memberikan aktivitas antijamur dengan
nonpolar berada pada fase minyak. Saat zona hambat sebesar 1,12 cm. Emulsi
tegangan permukaan di antara dua fase formula paling baik dan memberikan
menurun. Penurunan ini bergantung pada aktivitas terhadap jamur kayu dengan zona
konsentrasi surfaktan berdasarkan hukum hambat sebesar 2,9 cm. Dengan demikian,
Stabilisasi sterik timbul dari barrier fisik 1. Williams, Felicity. Profil industri kayu
essential oils. Curr Med Chem. 2003; Dutta. Recent Trends in Indian
4. Chaieb, K., Hajlaoui, H., Zmantar, T., and its Health Benefits. Journal of
chemical composition and biological 8. Pelczar, ML. Chan ECS, and Krieg NR.
POLJOPRIVREDA. 2010; 16 (2): 25- 10. DeOliveira Pereira, F., JM Mendes, and
clove essential oil from Syzygium Medical Mycology. 2013; 51: 507-513.
aromaticum on Candida, Aspergillus 11. Braga PC, Sasso MD, Culici M, and
2006.