Anda di halaman 1dari 3

ANATOMI SYSTEM IMUNITAS

1. Pengertian
Sistem imun adalah sistem yang membentuk kemampuan tubuh untuk melawan
bibit penyakit dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh agar
terhindar dari penyakit (Irianto, 2012).

sistem imun non spesifik (natural/innate) dan spesifik (adaptive/acquired). Sistem


imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan
berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum
memberikan responnya. Sistem tersebut disebut non spesifik, karena tidak ditujukan
terhadap mikroorganisme tertentu (Sudoyo et al., 2009).

Menurut Fox (2008), sistem imun mencakupi semua struktur dan proses yang
menyediakan pertahanan tubuh untuk melawan bibit penyakit dan dapat di
kelompokkan menjadi dua kategori yaitu; sistem imun bawaan (innate) yang bersifat
non-spesifik dan sistem imun adaptif yang bersifat spesifik.

2. Fungsi
Menurut Irianto (2012), secara umum sistem imun memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembentuk kekebalan tubuh.
b. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
c. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
d. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

3. Macam - macam sistem imun


A. Imunitas Bawaan
Imunitas bawaan adalah resistansi yang tidak didapat melalui kontak langsung dengan
entitas nonself (asing) yang dikenal sebagai antigen. Imunitas ini bersifat tidak
spesifik dan mencakup berbagai sawar terhadap agen-agen infeksi-misal, kulit dan
selaput lendir, sel-sel fagositik, mediator inflamasi, dan komponen komplemen.
Imunitas bawaan dapat bervariasi sesuai dengan usia dan aktivitas hormonal atau
metabolik.
 
B. Imunitas Adaptif
Imunitas adaptif, yang terjadi setelah pajanan terhadap suatu antigen (misal,agen
infeksi) bersifat spesifik dan diperantarai oleh antibodi maupun sel limfoid. Imunitas
ini dapat bersifat aktif atau pasif.
 
1. Imunitas Pasif
Imunitas pasif dibawa oleh antibodi atau limfosit yang sudah terbentuk dalam pejamu
lain. Pemberian antibodi secara pasif (dalam antiserum) melawan virus tertentu
(misal, hepatitis B) bermanfaat selama periode inkubasi untuk membatasi multiplikasi
virus, misalnya, setelah cedera tertusuk  jarum pada orang yang belum pernah
divaksinasi. Manfaat utama imunisasi pasif dengan antibodi semacam ini adalah
tersedianya sejumlah besar antibodi dalam waktu cepat, kerugiannya adalah masa
hidup antibodiyang singkat dan kemungkinan terjadi reaksi hipersensitivitas jika
diberikan antibodi (imunoglobulin) dari spesies lain.
 
2. Imunitas Aktif
Imunitas aktif dihasilkan setelah kontak dengan antigen asing (misal,mikroorganisme
atau produk-produknya). Kontak tersebut dapat berupa infeksi klinis atau subklinis,
imunisasi dengan agen infeksius hidup atau dimatikan atau antigen-antigennya,
pajanan terhadap produk mikroba (misal, toksin, toksoid), atau transplantasi sel-sel
asing. Pada semua keadaan ini, pejamu secara aktif menghasilkan antibodi, dan sel
limfoid mendapatkan kemampuan untuk berespon terhadap antigen. Keuntungan
imunitas aktif adalah pertahanan tubuh jangka panjang (berdasarkan memori kontak
dengan antigen sebelumnya serta kemampuan berespon lebih cepat dan hebat setelah
kontak dengan antigen yang sama). Kerugiannya adalah awitan resistansi yang lambat
dan kontak harus lamaatau berulang-ulang dengan antigen tersebut. (Geo F. Brooks,
dkk. 2007)

4. Sistem kerja imun


Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan
berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum
memberikan responnya. Sistem tersebut disebut non spesifik, karena tidak ditujukan terhadap
mikroorganisme tertentu (Sudoyo et al., 2009).
Sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang
berbahaya bagi tubuh, tetapi pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara
antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel T-makrofag. Komplemen turut diaktifkan
dan ikut berperan dalam menimbulkan inflamasi yang terjadi pada respon imun
(Sudoyo et al., 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.


Fox, S.I. (2008). Human Physiology Tenth Edition. New York: McGraw-Hill
Geo F. Brooks, dkk. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Halaman 121

Anda mungkin juga menyukai