Anda di halaman 1dari 11

MK DASAR MANAJEMEN

KMK Ir. Purana Indrawan, MP


 Tim (team) adalah sekumpulan dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi ke arah tujuan bersama
 Tim dapat berbentuk organisasi formal
maupun informal
 Tim formal dibentuk secara sengaja oleh
manajer dan diberi tanggung jawab melakukan
tugas tertentu untuk membantu organisasi
mencapai sasarannya.
 Tipe tim formal :
1. Tim komando (command team)  sebuah tim
yg terdiri dari seorang manajer dan karyawan
yg melapor kepada manajer tersebut. Bagian
dari struktur organisasi lini.
Contoh: Divisi Panen, Bagian Perbengkelan,
dll
2. Komite (committee)  sebuah organisasi formal
yang dibuat untuk menangani masalah terjadi
berulang. Anggota komite bisa berganti-ganti,
namum komite tetap ada sepanjang waktu.
Contoh : Komisi Pemilihan Umum, Komisi
Pemberantasan Korupsi, Panitia Penerimaan
Mahasiswa Baru, Panitia MPKMB, dll
3. Gugus tugas (task force)  tim sementara yang
dibentuk untuk menangani masalah spesifik.
Contoh : Gugus Tugas Percepatan Penaggulangan
Pandemi Covid-19, Panitia Khusus (Pansus) di DPR,
dll.
 Tim/kelompok informal muncul karena orang
berkumpul dan berinteraksi secara teratur
 Kelompok ini bisa berkembang di dalam struktur
organisasi formal.
 Fungsi kelompok informal :
1. Mempertahankan dan memperkuat norma
(tingkah laku yg diharapkan) dan nilai2 yg
dimiliki oleh anggotanya.
2. Memberi kepuasan, status dan keamanan
sosial kepada anggotanya.
3. Membantu para anggotanya berkomunikasi
4. Membantu menyelesaikan masalah
 Pemimpin formal sebuah tim ditunjuk atau
dipilih.
 Pemimpin informal muncul perlahan ketika
kelompok berinteraksi, misalkan ada orang
yang lebih banyak yang berbicara, lebih
banyak mengajukan usul, dan lebih banyak
mengarahkan aktivitas.
 Orang yg penuh keyakinan dan asertif bisa
berkembang menjadi pesaing pemimpin yg
dipilih secara formal.
1. Pembentukan  kelompok membentuk dan belajar
tingkah laku yg dapat diterima oleh kelompok
2. Konflik  setelah nyaman dalam pergaulan,
mereka mungkin menentang apa yg sudah
disepakati dan mulai membuka kepribadian
individual
3. Pemantapan norma  konflik sdh dapat ditangani
dan diselesaikan, kesatuan kelompok memantapkan
sasaran umum, norma dan peraturan dasar.
4. Berprestasi  struktur kelompok mendukung dan
mempermudah dinamika kelompok dan prestasi
5. Pembubaran  fokus kelompok bergeser dari
menangani tugas yang sulit menjadi penutupan
 Semakin kompak kelompok – semakin kuat individu
merasakan menjadi bagian kelompok – semakin besar
pengaruh kelompok terhadap anggotanya.
 Cara meningkatkan kekompokan kelompok
 Memperkenalkan persaingan  konflik dengan
individu luar atau kelompok lain dapt
meningkatkan kekompakan kelompok
 Meningkatkan ketertarikan antar pribadi  orang
cenderung bergabung dgn tim yang anggotanya
mereka kenal atau mereka kagumi
 Meningkatkan interaksi  meningkatkan interaksi
dapat memperbaiki persahabatan dan komunikasi
 Menciptakan tujuan bersama dan rasa senasib
terdapat 3 variabel efekivitas suatu kelompok
1. Interdependensi tugas  sejauh mana
pekerjaan kelompok menuntut para
anggotanya untuk saling berinteraksi
2. Potensi kelompok  merupakan hasil
interdependensi tugas, yaitu keyakinan
bersama dari kelompok, bahwa kelompok
dapat menjadi efektif
3. Interdependensi hasil suatu tingkat
dimana konsekuensi kerja kelompok
dirasakan oleh semua anggota kelompok
 Sasaran tim harus ditentukan secara jelas,
sebaiknya dalam bentuk tertulis.
 Wewewang tim harus terinci
 Jumlah anggota optimum tim harus ditentukan
 Ketua harus dipilih berdasarkan pd
kemampuannya memimpin rapat dgn efisien
 Agenda dan semua bahan rapat harus dibagikan
sebelum rapat dimulai
 Rapat dimulai dan selesai tepat waktu. Waktu
penutupan rapat diumumkan pada permulaan
rapat.

Anda mungkin juga menyukai