Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

VITAMIN DAN MINERAL

DISUSUN OLEH :

RAHMAWATI RIRIN ARDILLA ; 102081803

SEKOLAH TIMGGI ILMU KESEHATAN JEMBRANA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “VITAMIN DAN MINERAL”. Makalah
ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jumat, 26 April 2019

(Rahmawati Ririn Ardilla)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi.............................................................................................3

2.1.1 Definisi Vitamin.....................................................................3

2.1.2 Definisi Mineral.....................................................................3

2.2 Klasifikasi.........................................................................................4

2.2.1 Klasifikasi Vitamin................................................................4

2.2.2 Klasifikasi Mineral.................................................................8

2.3 Kontra Indikasi, Indikasi dan Efek Samping...................................9

2.3.1 Kontra Indikasi, Indikasi dan Efek Samping pada Vitamin...9

2.3.2 Kontra Indikasi, Indikasi dan Efek Samping pada Mineral. .10

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

.2 Latar Belakang
Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis
oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali
ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam
lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang
lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut
dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.
Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks
kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan
diberi simbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K). Vitamin yang larut dalam air
tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan
vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral. Mineral
memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada
tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
juga berperan dalam berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim-enzim. Kekurangan mineral dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti anemia, gondok, osteoporosis dan osteomalasia.
Pemenuhan kebutuhan mineral pada manusia dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi bahan pangan baik yang berasal dari tumbuhan (mineral nabati)
maupun hewan (mineral hewani) (Almatsier, 2006).
.2 Rumusan Masalah
1. Definisi vitamin dan mineral
2. Cara kerja vitamin dan mineral
3. Klasifikasi vitamin dan mineral
4. Indikasi dan kontra indikasi vitamin dan mineral
5. Efek samping dan gejala toksis pada vitamin dan mineral

1
2

.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu vitamin dan mineral
2. Untuk mengetahui cara kerja vitamin dan mineral
3. Unruk mengetahui klasifikasi vitamin dan mineral
4. Untuk mengetahui indikasi dank intra indikasi vitamin dan mineral
5. Untuk mengetahui efek samping dan toksis oada vitamin dan mineral
BAB II

PEMBAHASAN

.1 Definisi
.1.1 Definisi Vitamin
Vitamin (bahasa inggris: vital amine, vitamin) adalah
sekelompok senyawa organic amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organic
yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan
pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh
tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus
diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat
dibuthkan oleh tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur
metabolisme tubuh. Setiap vitamin memiliki peranan dan fungsinya
masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat melakukan
aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi
vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika kelebihan,
maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh,
tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut (Jupri Malino, 2013).
.1.2 Definisi Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk). Pada tahun 1995 the International Mineralogical
Assosiation telah mengajukan definisi baru tentang dedinisi material :
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memilili unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik

3
4

kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh


Dana dan Strun. (Dodi, 2012)
.2 Klasifikasi
.2.1 Klasifikasi Vitamin
Ada beberapa klasifikasi vitamin yang larut dalam air dan yang larut
dalam lemak.
1) Vitamin Larut dalam Air
a) Vitamin C
Smirnoft (1996) menyatakan bahwa selain sebagai pigmen,
sayuran juga merupakan sumber vitamin C utama disamping
buahbuahan. Salah satu fungsi vitamin C adalah sebagai
antioksidan. Vitamin C sering ditambahkan pada makanan untuk
mencegah perubahan oksidatif, karena vitamin C memiliki daya
antioksidan.
b) Vitamin B Kompleks
Vitamin B dapat dibedakan antara lain menjadi vitamin B1 yang
ditemukan oleh R.J. Williams (1936), vitamin B2 (vitamin G)
yang ditemukan oleh P.Gyorgy dan R. Khun (1993), vitamin B3,
vitamin B6, vitamin B7, vitamin B11, dan vitamin B12 (Koes
Irianto, 2009).
(1) Vitamin B1 (Tiamin) merupakan salah satu bagian dari
vitamin B yang mempunyai peranan utama dalam oksidasi
lemak, karbohidrat, dan asam amino, terutama karbohidrat.
Vitamin B1 juga penting untuk sel-sel saraf agar berfungsi
dengan baik. Sumber utama vitamin B1 adalah padi-padian
utuh atau bekatul (bagian luar dari beras yang terlebas
menjadi serbuk halus pada proses penggilingan beras), hati,
limpa, ragi. Kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit
beri-beri, dengan tanda-tanda bengkak di kaki dan tangan,
dan kelumpuhan kaki dan lengan.
(2) Vitamin B2 disebut juga riboflavin, merupakan salah satu
bagian dari vitamin B kompleks yang mempunyai peranan
5

utama dalam oksidasi lemak, karbohidrat, dan asam amino.


Vitamin B2 terdapat dimana-mana dalam alam. Daging,
hati, ragi, susu, keju, telur, kacang-kacangan, dan sayur
mayur yang berupa daun merupakan sumber vitamin B2
yang baik. Susu sapi mengandung kira-kira 5 kali lebih
banyak vitamin B2 dibandingkan dengan air susu ibu.
Kekurangan vitamin B2 menyebabkan angular stomatitis
(luka diujung bibir), sariawan, radang lidah. (Koes Irianto,
2009).
(3) Vitamin B3 disebut juga dengan niasin merupakan salah
satu bagian dari vitamin B kompleks yang berperan untuk
membantu melepas energi dalam karbohidrat, lemak, dan
protein. Selain itu juga berperan dalam kesehatan kulit,
membantu sistem fungsi sistem saraf. Sumber utama
vitamin B3 adalah semua bahan makanan sumber protein,
sereal, kopi, teh. Kekurangan vitamin B3 dapat
menyebabkan penyakit pellagra. Salah satu gejala pellagra
adalah keretakan kulit yang mirip dengan terbakar sinar
matahari, retak, berkerak dan bersisik. Selain itu
kekurangan vitamin B3 dapat menimbulkan gejala seperti
luka sariwawan, depresi, diare, pening, kelelahan, sakit
kepala, gangguan pencernaan, insomnia, dan nyeri anggota
badan.
(4) Vitamin B5 atau asam pantotenat sebagai ko-enzim
merupakan factor yang penting dalam memajukan
pertumbuhan ragi, tumbuhan hijau dan jasad renik
(mikroorganisme). Dalam proses kimia pun banyak
pengaruhnya sebagai pengankut pecahan-pecahan 2 atom
karbon (gugus asentil) dalam metabolisme tubuh. Begitu
juga perannya dalam perombakan karbohidrat dan dalam
pembentukan asam amino tertentu bagi sintesis protein.
Vitamin B5 merupakan komponen struktur koenzim-A yang
6

berperan dalam proses oksidasi sel dan memilhara tingkat


gula darah yang normal. Kekurangan vitamin B5
menyebabkan radang kulit, nafsu makan menurun, dan
insomnia (sulit tidur). Sumber vitamin B5 adalah ragi, hati,
kuning telur, daging, buahbuahan, dan sayur-sayuran.
Gejala defisiensi asam pantotenat pada manusia belum
dikemukakan, tetapi baru dicobakan pada tikus (Koes
Irianto, 2009).
(5) Vitamin B6 (Piridoksin) tergolong dalam vitamin B6 adalah
salah satu vitamin yang larut dalam air dan merupakan salah
satu bagian dari vitamin B komplek yang berfungsi penting
membantu mempertahankan fungsi saraf dan juga berperan
dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin B6 terdapat
dalam berbagai bahan makanan seperti daging, telur, hati,
ikan, sayuran hijau, beras, susu. Karena vitamin B6 terdapat
banyak dalam bahan makanan, maka keadaan defisiensi
tidak mudah terjadi. Cengeng, mudah kaget dan kejang
merupakan gejala klinis defisiensi vitamin B6 (Koes Irianto,
2009).
(6) Vitamin B9 (Floasin) asam folat berupa kristal berwarna
kuning dan dapat dilarutkan dalam air. Hati, ginjal, daging,
telur, daging ayam, ragi, ikan, roti, nasi, tepung, ragi dan
jamur merupakan sumber asam folat akan tetapi terdapat
juga pada sayuran hijau. Kadar asam folat dalam susu
kambung rendah hingga bayi yang hanya dapat susu
kambing sebagai makanannya akan menderita defisiensi.
Asam folat untuk sebagian akan hilang jika bahan makanan
dimasak atau oleh pengaruh sinar. Tanda-tanda defisiensi
asam folat dapat terjadi pada bayi yang hanya dapat susu
kambing sebagai makanan tunggal, dan adakalanya pada
ibu yang sedang mengandung. Bayi yang baru dilahirkan
mempunyai persediaan asam folat untuk 3-6 bulan.
7

Persediaan tersebut lambat-laun menurun karena dari susu,


apalagi jika diberikan susu kambing tambahannya, tidak
mencukup kebutuhan. Tanda-tanda defisiensi timbul lebih
cepat pada bayi yang bertumbuh cepat, pada prematur, dan
pada bayi dengan gangguan resorpsi (Koes Irianto, 2009).
(7) Vitamin B12 (Sianokobalamin) Vitamin B12 merupakan
salah satu vitamin larut dalam air yang berfungsi dalam
menjaga aktivitas sistem saraf pusat, metabolisme sel dalam
pelepasan energi, dan pembentukan darah. 9 Vitamin B12
terdapat hanya dalam bahan makanan berasal hewan.
Sumber vitamin B12 adalah makanan hewani seperti produk
susu, daging, ikan, unggas, dan telur. Akan tetapi walaupun
kacang kedelai tidak mengandungnya, pada tempe terdapat
vitamin B12. Defisiensi vitamin B12 dapat timbul pada
mereka yang pantang makan daging (vegetarian), karena
makanannya tidak mengandung vitamin tersebut.
2) Vitamin Larut dalam Lemak
a) Vitamin A ialah vitamin yang mempunyai berperan penting untuk
sebagai menjaga dan juga merawat kecantikan kulit agar tetap
licin serta juga halus. Fungsi lain yang sangat penting ialah
sebagai pertumbuhan tubuh dan juga untuk menjaga kesehatan
mata. Vitamin A tersebut banyak terdapat  pada wortel, ubi jalar,
labu siam, sayuran hijau,  avokad, dan juga semangka. Sumber
vitamin A dari makanan tersebut masih berupa provitamin A.
Selanjutnya, pada organ hati, provitamin A tersebut diubah
menjadi vitamin A. Apabila tubuh Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan rabun senja dan juga Xeroftalma Penyakit
xeroftalmia yang menyebabkan mata mengering sehingga dapat
mengakitbatkan kebutaan pada mata.
b) Vitamin D ini sangat diperlukan didalam suatu proses
pembentukan tulang dan juga memperkuat rangka. Sumber
vitamin D, antara lain ialah  minyak ikan, kuning telur, susu,
8

mentega, dan juga ikan laut. Sumber vitamin D tersebut terdapat


dari makanan yang masih berupa provitamin D. Sinar matahari
juga akan membantu mengubah provitamin D tersebut menjadi
vitamin D pada permukaan kulit. Kekurangan vitamin D tersebut
dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, kaki bengkok, gigi
keropos, dan juga kejang otot.
c) Vitamin E atau disebut tokoferol Vitamin E tersebut berfungsi
untuk mencegah keguguran, kemandulan, dan juga perdarahan.
Sumber vitamin E tersebut berupa kecambah biji-bijian, minyak
zaitun, dan juga minyak kelapa. Kekurangan vitamin E ini dapat
menyebabkan gangguan pada otot dan juga kemandulan
d) Vitamin K atau disebut Filokuinon ini berperan pada proses
pembekuan darah pada saat terjadi luka. Vitamin K  tersebut
banyak terdapat pada sayuran hijau, kedelai, dan juga pada tomat.
Kekurangan vitamin K tersebut dapat menyebabkan darah sukar
membeku.
.2.2 Klasifikasi Mineral
Berikut klasifikasi mineral ada dua macam yaitu mineral makro dan
mineral mikro, sebagai berikut:
1) Mineral Makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah lebih dari 100mg perhari. Mineral yang termasuk dalam
mineral makro utama adalah Calsium (Ca), Magnesium (Mg),
Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (Cl) dan Natrium (Na).
unsur mineral makro berperan penting dalam aktifitas fisiologis dan
metabolisme tubuh. Mineral makro berfungsi dalam pembentukan
stuktur sel dan jaringan, keseimbangan cairan dan elektrolit
berfungsi dalam cairan tubuh baik intraceluler dan ekstraceluler
(Darmono, 1995).
2) Mineral Mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari
100mg sehari, mempunyai peranan esensial untuk kehidupan
kesehatan dan reproduksi. Kandungan mineral mikro dalam bahan
makanan sangat bergantung pada konsentrasi mental mikro tanah
9

asal bahan makanan tersebut. Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe),
Seng (Zn), Yodium (I), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Selenium
(Se), Flour (F), Cobalt (Co).
.3 Indikasi, Kontra Indikasi dan Efek Samping
.3.1 Indikasi, Kontra Indikasi dan Efek Samping pada Vitamin
1) Vitamin A diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan
defisiensi vitamin A. Minyak mineral, kolestiramin,alcohol, dan obat
anti dislipidemia karena dapat menurunkan absorpsi vitamin A.
Kontra indikasi Vitamin ini diekskresi di ginjal dan feses.
Efek samping Nyeri kepala, fatigue, drowsiness, iritabel, anorexia,
muntah, diare, kulit kering, perubahan visus, hipoprotrombinemia
2) Indikasi Pencegahan dan pengobatan defisiensi B6, diberikan
bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk
pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B kompleks.
Kontra indikasi Dihindarkan pada pasien yang mendapat levodopa,
terapi IV pada pasien jantung. Perhatian: megadosis pada kehamilan.
Efek samping Nyeri kepala, mual, somnolen; dosis tinggi
menyebabkan neuropathy sensorik (paresthesia, unstable gait,
clumsiness of hands)
3) Indikasi Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan
skorbut. Selain itu, vitamin C juga digunakan untuk berbagai
penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C
dan seringkali digunakan dengan dosis besar.
Kontra indikasi Dosis besar dapat menurunkan efek antikoagulasi
oral, kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar vitamin C dalam
tubuh; merokok menurunkan kadar serum vitamin C, digunakan
dengan perhatian pada renal calculi (batu ginjal); gout, anemia, sel
sickle, seideroblastik, thalassemia
Efek samping Nyeri kepala, fatigue, drowsiness, mual, dada
terbakar, muntah, diare.
4) Vitamin E Indikasi Pemberian vitamin E hanya diindikasikan pada
keadaan defisiensi yang dapat terlihat sari kadar serum yang rendah
10

dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hydrogen


peroksida. Hal ini dapat terjadi pada bayi premature, pada pasien
dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit dengan
gangguan absorpsi lemak. Penggunaan vitamin E untuk penyakit
yang mirip dengan keadaan yang timbul akibat defisiensi vitamin E
seperti distrofia otot, abortus habitualis, sterilitas, dan toxemia
gravidarum hasilnya mengecewakan (Dewoto 2007).
Kontra indikasi Pasien yang mengkonsumsi warfarin (antikoagulan)
harus sering memantau waktu pembekuan. Besi dan vitamin E
sebaiknya tidak diberikan bersama karena besi dapat mengganggu
absorpsi dan penggunaan vitamin E.
Vitamin E jarang menyebabkan efek samping terutama jika
dikonsumsi dalam dosis yang cukup. Jika dikonsumsi secara
berlebihan, vitamin E dapat menyebabkan diare, sakit kepala, tubuh
menjadi lemah, gangguan pada penglihatan, mual.
5) Asam Folat penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan
dan pengobatan defisiensi folat. Penggunaan secara berlebihan pada
pasien anemia pernisiosa dapat merugikan pasien karena folat dapat
memperbaiki kelainan darah pada anemia pernisiosa tanpa
memperbaiki kelainan neurologic sehingga dapat berakibat pasien
cacat seumur hidup (Dewoto, Wardhini 2007).
Kontra indikasi Anemia pernisiosa, anemia aplastik, normocytic, dan
anemia refrakter.
Efek Samping dan Bahaya Vitamin B9 (Asam Folat) yaitu mual,
bingung, gangguan tidur, hilang nafsu makan, rasa tidak enak di
mulut, mudah marah atau frustasi.
.3.2 Indikasi, Kontra Indikasi dan Efek Samping pada Mineral
1) Zinc/Seng (Zn) Indikasi Pemberian Zn secara rasional adalah pada
pasien dengan defisiensi Zn. Defisiensi ini terjadi akibat asupan yang
tidak cukup misalnya pada oang tua, alkoholisme dengan sirosis, dan
gizi buruk; absorpsi yang kurang misalnya pada sindrom
malabsorpsi, fibrosis kistik; meningkatnya ekskresi Zn pada pasien
11

anemia sickle cell, luka bakar yang luas, fistula yan mengeluarkan
cairan; atau pada pasien dengan gangguan metabolism bawaan
misalnya akrodermatitis enteropatik. Defisiensi Zn pada ibu hamil
mungkin dapat menyebabkan efek teratogenik.
Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari suplemen ini
adalah sakit perut, mual, muntah, diare, iritasi pada lambung, lelah,
sakit kepala, uring-uringan tanpa alasan yang jelas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin (bahasa inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok


senyawa organic amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi simbol anggota B
kompleks kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K). Klasifikasi
mineral ada dua macam yaitu mineral makro dan mineral mikro. Vitamin A
diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
Minyak mineral, kolestiramin,alcohol, dan obat anti dislipidemia karena dapat
menurunkan absorpsi vitamin A. Kontra indikasi Vitamin ini diekskresi di
ginjal dan feses. Defisiensi ini terjadi akibat asupan yang tidak cukup
misalnya pada oang tua, alkoholisme dengan sirosis, dan gizi buruk; absorpsi
yang kurang misalnya pada sindrom malabsorpsi, fibrosis kistik;
meningkatnya ekskresi Zn pada pasien anemia sickle cell, luka bakar yang
luas, fistula yan mengeluarkan cairan; atau pada pasien dengan gangguan
metabolism bawaan misalnya akrodermatitis enteropatik. Defisiensi Zn pada
ibu hamil mungkin dapat menyebabkan efek teratogenik. Beberapa efek
samping yang mungkin timbul dari suplemen ini adalah sakit perut, mual,
muntah, diare, iritasi pada lambung, lelah, sakit kepala, uring-uringan tanpa
alasan yang jelas.

.2 Saran
Saran yang dapat penulis ajukan melalui makalah singkat ini ialah
agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang pemahaman vitamin
dan mineral.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia


Malino, Jupri. 2012. Pengertian Ranah Penilaian Potensi Afektif.
http://juprimalino.blogspot.-com/2012/02/pengertian-ranah-
penilaianpotensi-afektif.html. (diakses pada hari Senin, tanggal 14
Januari 2013 pukul 13.10 WIB).
Irianto, Koes. 2009. Memahami Vitamin & Mineral. Bandung: PT. Sarana Ilmu
Pustaka.
Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk hidup, 111, 131-134,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Dewoto, H.R., 2007, Pengembangan Obat Tradisional Indonesia menjadi
Fitofarmaka, Majalah kedokteran indonesia, 57(7): 205-211.
Dewoto, Hedi R., S. Wardini B. P., 2007, Antianemia Defisiensi dan
Eritropoietin, dalam: Gunawan, Sulistia Gan, et.al., Farmakologi dan
Terapi Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hal 794.

13

Anda mungkin juga menyukai