Untuk membantu Anda dalam memahami isi Bab 11 ini Anda dapat mengadakan studi literatur pada
berbagai kit insert pemeriksaan imunoserologi di tempat Anda bekerja. PMI dibidang imunoserologi
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil di dalam dan antar laboratorium sehingga dapat dibuat
interpretasi klinik yang sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan imunserologi di laboratorium.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda cermati dan lakukan agar Anda dapat lebih
mudah memahami materi bab ini, yaitu:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan ajar atau pendahuluan setiap Bab sehingga dapat
dipahami dengan tuntas tentang apa, bagaimana, serta untuk apa mempelajari bahan ajar ini.
2. Baca dengan cermat tiap bagian dari suatu Bab atau topik serta temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang dianggap baru. Kemudian carilah dan baca pengertian kata kunci tersebut dalam kamus yang Anda
miliki atau dari Google.
3. Sebelum membaca keseluruhan Bab atau topik, Anda disarankan untuk membaca glosarium (jika ada)
yang dicantumkan setelah pemaparan setiap topik. Hal ini akan membantu Anda mendapatkan makna
beberapa istilah yang akan dituliskan pada setiap topik.
4. Cermatilah konsep-konsep yang dibahas dalam bahan ajari dengan pemahaman Anda sendiri, namjun jika
Anda masih belum paham akan isi topik yang Anda baca maka diskusikanlah dengan teman lain, atau
diskusikanlah dengan dosen Anda.
5. Apabila materi yang dibahas dalam bahan ajar ini menurut Anda masih kurang cari lah sumber atau
referensi lain yang relevan dan terkait materi atau konsep yang Anda baca dari setiap topik yang sedang
Anda pelajari.
6. Anda juga perlu membaca ringkasan yang disajikan dalam tiap akhir topik untuk membantu Anda
mengingat kembali pokok-pokok pembahasan pada topik tersebut. Mantapkan pemahaman yang telah
Anda kuasai dengan mengerjakan latihan yang tersedia dalam setiap topik bahan ajar. Oleh sebab itu,
kerjakanlah semua latihan yang disediakan untuk membuat Anda lebih memahami isi setiap topik.
7. Kerjakanlah pula semua soal dari tes yang disediakan pada setiap akhir topik. Hal ini penting untuk Anda
lakukan agar Anda dapat mengukur sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang telah Anda
pelajari dari setiap topik yang ada dalam bahan ajarini. Dengan mengerjakan latihan dan tes yang telah
disiapkan, pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Setelah mengerjakan tes, samakan jawaban Anda
dengan kunci jawaban yang tersedia diakhir bab dan ukurlah tingkat penguasaan Anda terhadap suatu
topik.
Selamat belajar. Sukses untuk Anda
Topik 1
Pengenalan Pemantapan Mutu Internal Bidang
Imunoserologi
alam Topik 1 ini Anda diharapkan mampu menjelaskan PMI dibidang imunoserologi. Pemeriksaan
imunoserologis merupakan pengujian untuk mendeteksi antigen atau antibodi spesifik pada serum
spesimen. Pentingnya pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya antibodi atau antigen spesifik
dalam satu spesimen yang dapat mengindikasikan adanya infeksi atau penyakit dan peningkatan titer
antibodi menunjukkan adanya infeksi progresif. Selain itu pemeriksaan ini penting dilakukan dalam studi
epidemiologi untuk memastikan respon penduduk terhadap vaksinasi.
Reaksi serologis dapat mendeteksi antigen spesifik dari mikroorganisme atau respon imun spesifik tubuh
manusia terhadap infeksi mikroorganisme. Pemeriksaan imunoserologis dapat mendeteksi antigen saja,
antibodi saja atau antigen dan antibodi secara bersamaan.
Berbagai metode imunoserologi telah dikembangkan, sehingga antibodi yang telah diketahui identitasnya
dapat digunakan untuk mendeteksi keberdaan antigen. Begitupula, antigen yang telah diketahui
identitasnya dapat digunakan untuk mendeteksi titer antibodi di dalam serum. Manfaat yang diperoleh dari
imunoserologi yaitu:
1. Dapat menentukan jenis mikroorgaisme yang diisolasi dari penderita penyakit infeksi.
2. Menentukan golongan darah
3. Memilih donor yang tepat pada transplatasi jaringan
4. Medeteksi organisme pada jaringan tubuh
5. Menentukan status kekebalan tubuh
Banyak keuntungan dengan metode imunoserologis, yaitu cepat mengidentifikasi agen penyakit, spesifisitas
deteksi antigen yang tinggi, dan kesederhanaan kinerja prosedur yang aman. Saat ini pemeriksaan
imunoserologi banyak tersedia dalam bentuk rapid tes. Berikut adala beberapa parameter imunoserologi di
laboratorium:
Tabel 11.1 Parameter Jenis Spesimen Tes
pemeriksaan Imunoserologi
Penyakit
Deteksi Antigen
Sakit tengorokan Swab tengorokan Aglutinasi Latex, koaglitinasi,
(Streptococcus A) ELISA
dipstick
Meningitis (H.influenzae b, CSF Koaglutinasi dan Aglutinasi
S.pneumoniae, Neisseria Latex
meningitidis,
Group B streptococci)
Gonorrhoea Exudat/pus Koaglutinasi
Cholera Feses Coagglutination
Salmonellosis Darah Dipstick ELISA
Chlamydia Infeksi Urethral exudate Dipstick ELISA
genital swab
Deteksi Antibodi
Demam Typhoid Serum Aglutinasi silde
Syphilis Serum RPR
Rheumatik Serum ASO, latex agglutination
D. BAHAN KONTROL
Kinerja pemeriksaan dipantau dengan bahan kontrol. Serum antigenik yang diketahui jumlah antibodinya
tersedia dan digunakan secara rutin. Beberapa bahan kontrol tersedia secara komersial. Umumnya dalam
volume kecil, dan tersedia sebagai komponen dalam kit tetapi dimaksudkan untuk digunakan hanya untuk
kit tersebut. Beberapa mungkin tersedia dalam jumlah lebih besar.
Serum yang bisa digunakan sebagai bahan kontrol harus dalam keadaan tetap steril untuk menghindari
stabilitas. Secara umum setiap prosedur pemeriksaan harus memiliki serum kontrol normal (negatif), serum
kontrol positif kuat, dan serum kontrol positif lainnya yang reaktif pada konsentrasi kritis (borderline
positive). Bahan kontrol dengan konsentrasi analit yang rendah harus disertakan. Bahan kontrol yang
direkomendasikan oleh produsen tes tertentu harus selalu digunakan. Serum yang digunakan sebagai bahan
kontrol harus distandarisasi oleh standar internasional. Bahan kontrol yang termasuk dalam kit komersial
tidak dikalibrasi satu sama lain dan seringkali tidak boleh saling dipertukarkan. Pembekuan dan pencairan
ulang bahan kontrol harus dihindari.
Beberapa pabrik memproduksi bahan kontrol dengan rentang target yang relatif lebar. Untuk menentukan
rentang nilai QC permulaan dengan reagen tersebut, rentang nilai dari pabrik harus dibagi 6 untuk
memperkirakan simpangan baku, jika tidak rentang nilai tersebut menjadi terlalu lebar.
E. REAGEN IMUNOSEROLOGI
Mutu reagen diperlukan untuk kualitas pemeriksaan. Perubahan reagen harus dicatat. Sebelum reagen baru
digunakan untuk pengujian spesimen maka harus diuji secara paralel dengan reagen sebelumnya, bahan
kontrol untuk memastikan bahwa diperoleh reaksi yang konsisten. Hasil yang didapat mencerminkan
sensitivitas dan spesifisitas reagennya dan rekomendasi penggunaan, penyimpanan, dan preparasi dan
tanggal kedaluwarsa dicatat. Kualitas reagen yang benar ditunjukan dengan adanya reaksi yang diharapkan
pada tabung. Berikut validasi prosedur dan reagen imunoserologi yang dapat dilakukan dengan :
1. Harus memiliki proses verifikasi kinerja prosedur yang tepat.
2. Harus memiliki proses verifikasi bahwa reagen akan bereaksi positif dengan zat yang diuji.
3. Harus memiliki proses verifikasi bahwa reagen tidak akan bereaksi jika tidak ada zat yang diuji.
4. Buat diagram kontrol Shewart dengan mean dan ±1SD, ±2SD dan ±3SD sertakan bahan kontrol di setiap
uji coba berikutnya dan plot hasilnya pada diagram kontrol
5. Penentuan validitas masing-masing uji yang dijalankan dengan menerapkan aturan Westgard.
H. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Ketidakpastian pengukuran merupakan indikasi kuantitatif dari kualitas suatu hasil, yang dapat didefinisikan
sebagai "parameter yang terkait dengan hasil pengukuran yang dicirikan dengan dispersi nilai yang dapat
dikaitkan dengan pengukuran". Sebuah pengukuran adalah kuantitas yang ingin diukur. Penting untuk
interpretasi hasil yang benar dan menjadi penting saat hasil uji mendekati batas yang ditentukan. Baik ISO
17025: 2005 dan ISO 15189: 2012 menguraikan persyaratan khusus untuk laboratorium untuk mengevaluasi
dan melaporkan ketidakpastian pengukuran. Kuantitas ketidakpastian juga memungkinkan penilaian
reliabilitas bila membandingkan hasil dari laboratorium yang berbeda, atau dengan nilai referensi standar.
Informasi ini bisa mencegah pengulangan tes yang tidak perlu. Laboratorium didorong untuk mengukur
ketidakpastian dalam pekerjaan rutin untuk menilai kualitas hasil tes dan untuk mengetahui kapan hasilnya
mendekati batas yang ditentukan.
Proses ini menyoroti aspek pengujian atau kalibrasi yang menghasilkan ketidakpastian tertinggi dan dimana
perbaikan dapat dilakukan. Beberapa sumber ketidakpastian meliputi: sampel itu sendiri; kondisi
penyimpanannya; metode uji; pereaksi dan media yang digunakan; peralatan yang digunakan; dan staf.
Ketidakpastian ini berpotensi diminimalkan dengan pelatihan, pengawasan dan rekalibrasi peralatan.
engendalian Mutu Mikrobiologi Klinik terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.
3) Tahap Pasca Analitik: Penulisan hasil, Interpretasi hasil, Penyampaian hasil, Tindakan yang diambil
berdasarkan hasil. Tercapainya hasil yang berkualitas dapat terganggu atau rusak pada tahapan mana saja
dalam proses pemeriksaan laboratorium .
Cakupan Pengendalian Mutu Mikrobiologi meliputi Pengendalian mutu spesimen, peralatan, reagensia,
media, sistem identifikasi, AST, personil.
Sedangkan Pengendalian Mutu Spesimen tergantung dari kesesuaian specimen, cara pengumpulan
spesimen, volume spesimen yang dikumpulkan, sistem pengiriman (penggunaan media transport,
penyimpanan yang tepat selama transportasi, waktu pengiriman).
Pengendalian mutu peralatan diantaranya lemari es, freezers, incubator, heating block (pencatatan suhu
setiap hari, pencatatan level CO2 inkubator setiap hari). Biological safety cabinet (BSC) Pencatatan tekanan
aliran udara setiap kali alat dijalankan, penggantian HEPA filter sesuai rekomendasi pabrik. Pipet kalibrasi
setiap tahun (in-house or out sourced). Autoclave (Indikator kimia setiap kali dijalankan (autoclave tape
3M), Indikator biologis setiap minggu (Attest 3M – Bacillus stearothermophilus), Bowie-Dick Test untuk
deteksi kebocoran udara).