Anda di halaman 1dari 5

Bab 11

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU


INTERNAL BIDANG IMUNOSEROLOGI
Doni Setiawan, S.Si., M.Biotek
Pendahuluan
ada bab Bab 11 ini Anda akan diajak untuk mempelajari tentang PMI bidang imunoseologi. Materi dalam
Bab 11 ini penting untuk Anda kuasai agar Anda dapat melakukan tugas PMI pada pemeriksaan
imunoserologi di tempat Anda bekerja.
Salah satu bidang pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium kesehatan adalah pemeriksaan
imunoserologi. Pemerisaan ini berbeda dari pemeriksaan laboratorium lainnya, karena pemeriksaan
imunserologi menggunakan kompleks antibodi-antigen untuk menghasilkan signal yang terukur, sedangkan
sebagian besar pemeriksaan rutin kimia klinik menggunakan reaksi kimia.
Sebagai petugas laboratorium kesehatan, Anda tentu sudah mengetahui berbagai jenis parameter
pemeriksaan imunoserologi, seperti pemeriksaan VDRL, TPHA, HBsAg, Anti HCV dan Anti HIV. Penting untuk
diwaspadai adalah bahwa semua tes laboratorium yang menggunakan imunoserolgi lebih rentan terhadap
ganguan oleh konstituen serum seperti antibodi heterofil. Data klinis dan informasi hasil laboratorium lain
sering dibutuhkan untuk medeteksi adanya gangguan tersebut dan memvalidasi hasil pemeriksaan metode
imunoserologi. Maka dari itu penting buat Anda untuk mengguasai materi di Bab 11 ini.
Kompetensi yang Anda harus capai setelah mempelajari Bab 11 ini adalah Anda diharapkan dapat
melakukan PMI bidang imunoserologi. Secara lebih rinci kompetensi yang Anda dapatkan setelah
mempelajari Bab 11 ini adalah Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan PMI dibidang imunoserologi
2. Melakukan uji kualitas antigen-antibodi
3. Melakukan PMI pemeriksaan imunoserologi kualitatif
4. Melakukan PMI pemeriksaan imunoserologi kuantitatif
membantu Anda dalam mempelajari Bab ini, maka isi bab dibagi menjadi 2 topik berikut.
1. Topik 1: Pengenalan PMI bidang imunoserologi
2. Topik 2: Penerapan PMI bidang imunoserologi

Untuk membantu Anda dalam memahami isi Bab 11 ini Anda dapat mengadakan studi literatur pada
berbagai kit insert pemeriksaan imunoserologi di tempat Anda bekerja. PMI dibidang imunoserologi
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil di dalam dan antar laboratorium sehingga dapat dibuat
interpretasi klinik yang sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan imunserologi di laboratorium.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda cermati dan lakukan agar Anda dapat lebih
mudah memahami materi bab ini, yaitu:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan ajar atau pendahuluan setiap Bab sehingga dapat
dipahami dengan tuntas tentang apa, bagaimana, serta untuk apa mempelajari bahan ajar ini.
2. Baca dengan cermat tiap bagian dari suatu Bab atau topik serta temukan kata-kata kunci dan kata-kata
yang dianggap baru. Kemudian carilah dan baca pengertian kata kunci tersebut dalam kamus yang Anda
miliki atau dari Google.
3. Sebelum membaca keseluruhan Bab atau topik, Anda disarankan untuk membaca glosarium (jika ada)
yang dicantumkan setelah pemaparan setiap topik. Hal ini akan membantu Anda mendapatkan makna
beberapa istilah yang akan dituliskan pada setiap topik.
4. Cermatilah konsep-konsep yang dibahas dalam bahan ajari dengan pemahaman Anda sendiri, namjun jika
Anda masih belum paham akan isi topik yang Anda baca maka diskusikanlah dengan teman lain, atau
diskusikanlah dengan dosen Anda.
5. Apabila materi yang dibahas dalam bahan ajar ini menurut Anda masih kurang cari lah sumber atau
referensi lain yang relevan dan terkait materi atau konsep yang Anda baca dari setiap topik yang sedang
Anda pelajari.
6. Anda juga perlu membaca ringkasan yang disajikan dalam tiap akhir topik untuk membantu Anda
mengingat kembali pokok-pokok pembahasan pada topik tersebut. Mantapkan pemahaman yang telah
Anda kuasai dengan mengerjakan latihan yang tersedia dalam setiap topik bahan ajar. Oleh sebab itu,
kerjakanlah semua latihan yang disediakan untuk membuat Anda lebih memahami isi setiap topik.
7. Kerjakanlah pula semua soal dari tes yang disediakan pada setiap akhir topik. Hal ini penting untuk Anda
lakukan agar Anda dapat mengukur sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang telah Anda
pelajari dari setiap topik yang ada dalam bahan ajarini. Dengan mengerjakan latihan dan tes yang telah
disiapkan, pemahaman Anda akan lebih komprehensif. Setelah mengerjakan tes, samakan jawaban Anda
dengan kunci jawaban yang tersedia diakhir bab dan ukurlah tingkat penguasaan Anda terhadap suatu
topik.
Selamat belajar. Sukses untuk Anda

Topik 1
Pengenalan Pemantapan Mutu Internal Bidang
Imunoserologi
alam Topik 1 ini Anda diharapkan mampu menjelaskan PMI dibidang imunoserologi. Pemeriksaan
imunoserologis merupakan pengujian untuk mendeteksi antigen atau antibodi spesifik pada serum
spesimen. Pentingnya pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya antibodi atau antigen spesifik
dalam satu spesimen yang dapat mengindikasikan adanya infeksi atau penyakit dan peningkatan titer
antibodi menunjukkan adanya infeksi progresif. Selain itu pemeriksaan ini penting dilakukan dalam studi
epidemiologi untuk memastikan respon penduduk terhadap vaksinasi.
Reaksi serologis dapat mendeteksi antigen spesifik dari mikroorganisme atau respon imun spesifik tubuh
manusia terhadap infeksi mikroorganisme. Pemeriksaan imunoserologis dapat mendeteksi antigen saja,
antibodi saja atau antigen dan antibodi secara bersamaan.
Berbagai metode imunoserologi telah dikembangkan, sehingga antibodi yang telah diketahui identitasnya
dapat digunakan untuk mendeteksi keberdaan antigen. Begitupula, antigen yang telah diketahui
identitasnya dapat digunakan untuk mendeteksi titer antibodi di dalam serum. Manfaat yang diperoleh dari
imunoserologi yaitu:
1. Dapat menentukan jenis mikroorgaisme yang diisolasi dari penderita penyakit infeksi.
2. Menentukan golongan darah
3. Memilih donor yang tepat pada transplatasi jaringan
4. Medeteksi organisme pada jaringan tubuh
5. Menentukan status kekebalan tubuh

Banyak keuntungan dengan metode imunoserologis, yaitu cepat mengidentifikasi agen penyakit, spesifisitas
deteksi antigen yang tinggi, dan kesederhanaan kinerja prosedur yang aman. Saat ini pemeriksaan
imunoserologi banyak tersedia dalam bentuk rapid tes. Berikut adala beberapa parameter imunoserologi di
laboratorium:
Tabel 11.1 Parameter Jenis Spesimen Tes
pemeriksaan Imunoserologi
Penyakit
Deteksi Antigen
Sakit tengorokan Swab tengorokan Aglutinasi Latex, koaglitinasi,
(Streptococcus A) ELISA
dipstick
Meningitis (H.influenzae b, CSF Koaglutinasi dan Aglutinasi
S.pneumoniae, Neisseria Latex
meningitidis,
Group B streptococci)
Gonorrhoea Exudat/pus Koaglutinasi
Cholera Feses Coagglutination
Salmonellosis Darah Dipstick ELISA
Chlamydia Infeksi Urethral exudate Dipstick ELISA
genital swab
Deteksi Antibodi
Demam Typhoid Serum Aglutinasi silde
Syphilis Serum RPR
Rheumatik Serum ASO, latex agglutination

A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IMUNOSEROLOGI


Unsur penting dalam menjaga keseragaman dalam hasil laboratorium adalah standar opersional prosedur
(SOP) yang merinci semua tahap prosedur laboratorium (termasuk tindakan pencegahan keselamatan) dan
digunakan oleh semua petugas dilaboratorium. SOP ini harus mencakup instruksi untuk mengumpulan,
trasport dan penyimpanan spesimen. Selain itu untuk menyiapkan, menyimpanan reagen dan melakukan
tes. Bahan kontrol dan kalibrator yang digunakan harus terdaftar. Selain itu SOP bersisi petunjuk untuk
penggunaan bahan kontrol atau kalibrator dan intruksi perbaikan jika terjadi hasil out of control.
458 Kendali Mutu ◼
B. PEMILIHAN PROSEDUR IMUNOSEROLOGI
Tujuan dari PMI imunoserologi adalah untuk meningkatkan kualitas hasil pada pemeriksaan laboratorium
bidang imunoserologi, sehingga dapat dibuat interpretasi klinik yang sesuai berdasarkan hasil laboratorium
tersebut. PMI dalam bidang imunserologi memilki tantangan karena kompleksitas dari setiap metode
imunoserologi. Variabilitas ini ditimbulkan dari berbagai tahapan, termasuk sumber antigen, antibodi yang
dideteksi, sistem deteksi antibodi, konjugasi dan variasi metodologi. Akurasi dan presisi sangat penting,
akurasi berarti bahwa suatu pemeriksaan memberikan hasil yang benar, menggambarkan konsentrasi analit
yang sesungguhnya. Sedangkan presisi berarti bahwa kombinasi dari reagen, alat dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh bisa memberikan hasil yang reproducible.
Dalam pemeilihan metode imunoserologi setiap laboratorium harus memperhatikan beberapa faktor
diantaranya akurasi, spesifisitas, sensitivitas, presisi, biaya dan kemudahan prosedur. Akurasi, spesifisitas
dan sensitivitas, sering kali lebih sensitif tapi kurang spesifik. Bisa jadi akurasi baik tapi hasil spesifisitas atau
sensitivitas rendah. Oleh karena itu, metode baru harus dibandingkan dengan metode lain yang dapat
diandalkan, sebaiknya dengan metode standar atau data klinis. Spesimen yang sama harus diujikan dengan
kedua metode di laboratorium yang sama dan hasilnya dibandingkan.
Hal lain yang penting untuk diwaspadai adalah bahwa semua pemerikaan laboratorium yang menggunakan
antigen-antibodi lebih rentan terhadap gangguan oleh konstituen serum seperti antibodi heterofil. Data
klinis dan informasi hasil laboratorium lainnya dibutuhkan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
gangguan tersebut dan untuk memvalidasi hasil pemeriksaan metode imunoserologi.
Spesifisitas klinis metode imunoserologi dapat dievaluasi dengan menguji sampel negatif dan sampel yang
mengandung zat yang mungkin menyebabkan gangguan. Sensitivitas klinis metode imunoserologi dievaluasi
dengan membandingkan dengan metode lain atau metode gold standar. Dimana hasil pemeriksaan harus
dapat membedakan antara normal dan abnormal.
Akurasi pemeriksaan imunoserologi kuantitatif atau semikuantitatif harus dievaluasi berdasarkan akurasi
yang dibutuhkan untuk aplikasi klinis. Banyak faktor yang mempengaruhi presisi, yang sering diabaikan pada
pemeriksaan imunoserologi adalah penambahan pengenceran. Jika semua variabel lainnya konstan, uji ini
cenderung menjadi kurang tepat karena ukuran kenaikan pengenceran meningkat. Misalnya, pengenceran
empat kali lipat akan kurang tepat apabila dibandingkan dengan pengenceran dua kali lipat.
C. PENGUMPULAN SPESIMEN
Darah yang lisis tidak cocok untuk pemeriksaan imunoserologi. Selalu dianjurkan untuk menghindari faktor-
faktor yang menyebabkan hemolisis. Spesimen mengandung yang presipitat harus disentrifugasi sebelum
pengujian. Penyebab hemolisis yang dapat dihindari :
1. Pengambilan sampel darah melalui jarum suntik yang terlalu kecil
2. Memaksakan pengisapan darah di spuit selama pengumpulan darah
3. Guncangan darah yang kuat dari spuit, terutama melalui jarum
4. Sentrifugasi spesimen darah dengan kecepatan tinggi sebelum pembekuan
5. Pembekuan dan pencairan darah
6. Tabung kotor mengandung sisa deterjen
7. Air dalam semprit atau tabung

D. BAHAN KONTROL
Kinerja pemeriksaan dipantau dengan bahan kontrol. Serum antigenik yang diketahui jumlah antibodinya
tersedia dan digunakan secara rutin. Beberapa bahan kontrol tersedia secara komersial. Umumnya dalam
volume kecil, dan tersedia sebagai komponen dalam kit tetapi dimaksudkan untuk digunakan hanya untuk
kit tersebut. Beberapa mungkin tersedia dalam jumlah lebih besar.
Serum yang bisa digunakan sebagai bahan kontrol harus dalam keadaan tetap steril untuk menghindari
stabilitas. Secara umum setiap prosedur pemeriksaan harus memiliki serum kontrol normal (negatif), serum
kontrol positif kuat, dan serum kontrol positif lainnya yang reaktif pada konsentrasi kritis (borderline
positive). Bahan kontrol dengan konsentrasi analit yang rendah harus disertakan. Bahan kontrol yang
direkomendasikan oleh produsen tes tertentu harus selalu digunakan. Serum yang digunakan sebagai bahan
kontrol harus distandarisasi oleh standar internasional. Bahan kontrol yang termasuk dalam kit komersial
tidak dikalibrasi satu sama lain dan seringkali tidak boleh saling dipertukarkan. Pembekuan dan pencairan
ulang bahan kontrol harus dihindari.
Beberapa pabrik memproduksi bahan kontrol dengan rentang target yang relatif lebar. Untuk menentukan
rentang nilai QC permulaan dengan reagen tersebut, rentang nilai dari pabrik harus dibagi 6 untuk
memperkirakan simpangan baku, jika tidak rentang nilai tersebut menjadi terlalu lebar.
E. REAGEN IMUNOSEROLOGI
Mutu reagen diperlukan untuk kualitas pemeriksaan. Perubahan reagen harus dicatat. Sebelum reagen baru
digunakan untuk pengujian spesimen maka harus diuji secara paralel dengan reagen sebelumnya, bahan
kontrol untuk memastikan bahwa diperoleh reaksi yang konsisten. Hasil yang didapat mencerminkan
sensitivitas dan spesifisitas reagennya dan rekomendasi penggunaan, penyimpanan, dan preparasi dan
tanggal kedaluwarsa dicatat. Kualitas reagen yang benar ditunjukan dengan adanya reaksi yang diharapkan
pada tabung. Berikut validasi prosedur dan reagen imunoserologi yang dapat dilakukan dengan :
1. Harus memiliki proses verifikasi kinerja prosedur yang tepat.
2. Harus memiliki proses verifikasi bahwa reagen akan bereaksi positif dengan zat yang diuji.
3. Harus memiliki proses verifikasi bahwa reagen tidak akan bereaksi jika tidak ada zat yang diuji.

F. ALAT GELAS DAN INSTRUMEN


Semua alat gelas yang digunakan dalam tes imunoserologi harus bersih dan bebas dari deterjen. Alat gelas
dikalibrasi harus diperiksa ketepatannya. Akurasi dan presisi harus terpenuhi saat peralatan digunakan.
Spesifikasi pabrikan harus diperiksa dan memenuhi kriteria. Instrumen dan peralatan harus dipantau secara
rutin. Seperti suhu wahterbath, inkubator, lemari es, dan freezer harus diperiksa secara berkala dan
terawat. Pemeliharaan harus dilakukan dan catatan disimpan secara teratur oleh individu yang terlatih dan
sudah familiar dengan peralatan tersebut. Instrumen yang digunakan untuk pengukuran termasuk
spektrofotometer, dilutor, dan mikropipet harus dikalibrasi secara teratur.
G. PERFORMEN PEMERIKSAAN
Bahan kontrol harus disertakan dalam semua tes yang dilakukan di laboratorium dan dapat digunakan
untuk memvalidasi prosedur, instrumen dan peralatan pemeriksaan. Kebanyakan kit serologi sekarang ini
sudah disertai bahan kontrol, pengguna harus mematuhi petunjuk dari pabriknya. Namun, penggunaan
bahan kontrol independen juga didorong dalam ISO 15189: 2012 untuk memberikan penilaian independen
terhadap kinerja sistem. Prosedur umum PMI imunoserologi dilakukan sebagai berikut:
1. Pemilihan bahan kontrol yang sesuai
2. Uji bahan kontrol dalam 20 pengujian dicoba terpisah
3. Tentukan mean (nilai target) dan standar deviasi (SD) dari bahan kontrol

4. Buat diagram kontrol Shewart dengan mean dan ±1SD, ±2SD dan ±3SD sertakan bahan kontrol di setiap
uji coba berikutnya dan plot hasilnya pada diagram kontrol
5. Penentuan validitas masing-masing uji yang dijalankan dengan menerapkan aturan Westgard.
H. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Ketidakpastian pengukuran merupakan indikasi kuantitatif dari kualitas suatu hasil, yang dapat didefinisikan
sebagai "parameter yang terkait dengan hasil pengukuran yang dicirikan dengan dispersi nilai yang dapat
dikaitkan dengan pengukuran". Sebuah pengukuran adalah kuantitas yang ingin diukur. Penting untuk
interpretasi hasil yang benar dan menjadi penting saat hasil uji mendekati batas yang ditentukan. Baik ISO
17025: 2005 dan ISO 15189: 2012 menguraikan persyaratan khusus untuk laboratorium untuk mengevaluasi
dan melaporkan ketidakpastian pengukuran. Kuantitas ketidakpastian juga memungkinkan penilaian
reliabilitas bila membandingkan hasil dari laboratorium yang berbeda, atau dengan nilai referensi standar.
Informasi ini bisa mencegah pengulangan tes yang tidak perlu. Laboratorium didorong untuk mengukur
ketidakpastian dalam pekerjaan rutin untuk menilai kualitas hasil tes dan untuk mengetahui kapan hasilnya
mendekati batas yang ditentukan.
Proses ini menyoroti aspek pengujian atau kalibrasi yang menghasilkan ketidakpastian tertinggi dan dimana
perbaikan dapat dilakukan. Beberapa sumber ketidakpastian meliputi: sampel itu sendiri; kondisi
penyimpanannya; metode uji; pereaksi dan media yang digunakan; peralatan yang digunakan; dan staf.
Ketidakpastian ini berpotensi diminimalkan dengan pelatihan, pengawasan dan rekalibrasi peralatan.

engendalian Mutu Mikrobiologi Klinik terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.

1) Tahapan Preanalitik kegiatan: Permintaan pemeriksaan, Penulisan permintaan pemeriksaan, Persiapan


pasien, Pengambilan spesimen , Identifikasi spesimen, Transportasi specimen.

2) Tahap Analitik: Pemeriksaan spesimen ( ID /AST).

3) Tahap Pasca Analitik: Penulisan hasil, Interpretasi hasil, Penyampaian hasil, Tindakan yang diambil
berdasarkan hasil. Tercapainya hasil yang berkualitas dapat terganggu atau rusak pada tahapan mana saja
dalam proses pemeriksaan laboratorium .

Cakupan Pengendalian Mutu Mikrobiologi meliputi Pengendalian mutu spesimen, peralatan, reagensia,
media, sistem identifikasi, AST, personil.
Sedangkan Pengendalian Mutu Spesimen tergantung dari kesesuaian specimen, cara pengumpulan
spesimen, volume spesimen yang dikumpulkan, sistem pengiriman (penggunaan media transport,
penyimpanan yang tepat selama transportasi, waktu pengiriman).

Pengendalian mutu peralatan diantaranya lemari es, freezers, incubator, heating block (pencatatan suhu
setiap hari, pencatatan level CO2 inkubator setiap hari). Biological safety cabinet (BSC) Pencatatan tekanan
aliran udara setiap kali alat dijalankan, penggantian HEPA filter sesuai rekomendasi pabrik. Pipet kalibrasi
setiap tahun (in-house or out sourced). Autoclave (Indikator kimia setiap kali dijalankan (autoclave tape
3M), Indikator biologis setiap minggu (Attest 3M – Bacillus stearothermophilus), Bowie-Dick Test untuk
deteksi kebocoran udara).

Anda mungkin juga menyukai