Alhamdulillah hirabbi allamin kami ucapkan kepada allah SWT yang telah memberikan
nikmatnya kepada kami dan seijin-nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada bapak / ibu guru dan teman-teman memberikan
saran dan bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI) tahun pelajaran 2020/2021
Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya,
dan kami sangat berbesar hati dan berlapang dada sekali apabila bapak/ibu, teman –teman serta
para pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya
Gorontalo,oktober 2020
Penulis
Daftar isi
Kata Pengantar................................................................................................................................1
Daftar isi..........................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................3
C. Tujuan ...........................................................................................................................3
Bab II Pembahasan..........................................................................................................................4
A. Simpulan......................................................................................................................13
B. Penutup........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 30 hijriah atau 651 masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari
wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman Bin Affan RA mengirim delegasi ke cina
untuk memperkenalkan daulah islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang
memakan waktu 4 tahun ini, para ratusan utsman ternyata sempat singgah di kepulauan
nusantara. Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 674 M, dinasti umayyah telah
mendirikan pangkalan dagang di pantai barat sumatra. Inilah perkenalan penduduk
indonesia dengan islam.sejak itu para pelaut dan pedagang muslim terus
berdatangan,abad demi abad. Mereka memberi hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil
berdakwah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejarah masuknya islam di indonesia
2. Perkembangan islam di indonesia
3. Kerajaan- kerajaan di indonesia
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui sejarah masuknya islam di indonesia
2. Mengetahui perkembangan islam di indonesia
3. Mengetahui pekerjaan-pekerjaan islam di indoesia
BAB II
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan islam ke indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke -7 H atau abad ke -13 M.Gujarat ini terletak di India bagain barat,
berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan
adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J.
Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab
bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke7
Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari
orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan
berdagang ke dunia timur, termasuk Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, teori
Pijnapel ini diamini dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck
Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak
Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan
Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan
orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan
adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan gelar “sayid” atau “syarif ” di di
depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang
memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada
tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan
makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki
bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya
berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat
oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan
lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan
Indonesia.
1. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih
menitikberatkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Parsi dan Indonesia.
Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari
suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang
berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda)
diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran
mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah
dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati dihukum oleh
penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketauhidan Islam
(murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang dikemukakan
Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi pahat
pada batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain
adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyak
muslim di Iran.
A. Perkembangan Islam di Indonesia
Meskipun Islam baru bisa dikatakan berkembang setelah berdirinya kerajaan Islam, atau
setidaknya ketika ada jalinan hubungan dagang antara saudaga rmuslim dengan pribumi,
namun cara kedatangan Islam dan penyebarannya di Indonesia tidak dilakukan dari saluran
politik atau perdagangan semata.Setidaknya ada enam saluran berkembangnya Islam di
Indonesia(Yatim:201-203). Saluran perkembangan tersebut meliputi saluran perdagangan,
saluran politik, saluran perkawinan, saluran pendidikan,saluran kesenian dan saluran tasawuf.
1. Pendekatan perdagangan
Para pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab tinggal selama berbulan-bulan di
Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Mereka menunggu angin musim yang
baik untuk kembali berlayar. Maka terjadilah interaksi atau pergaualan antara para
pedagang tersebut dengan raja-raja, para bangsawan dan masyarakat setempat.
Kesempatan ini digunakan oleh para pedagang untuk menyebarkan agama Islam.
2. Pendekatan politik
Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika Samudera Pasai menjadi
kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama Islam.Proses seperti ini terjadi
pula di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah raja
mereka memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula bahwa kemenangan
kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan muslim
untuk memeluk agama Islam.
3. Pendekatan perkawinan
Tak dapat dipungkiri, dari sisi ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial
yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama
puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri para pedagang itu. Sebelum prosesi
pernikahan, mereka telah diIslamkan terlebih dahulu, dan setelah mereka memiliki
keturunan, lingkungan kaum muslim semakin luas. Oleh karenanya tidak heran banyak
sekali bermunculan kampung-kampung muslim.
Awalnya kampung ini berkembang di pesisir pantai, biasanya mereka disebut dengan
kampung arab —dan masih terkenal hingga saat ini. Dalam perkembangan berikutnya,
karena ada wanita yang keturunan bangsawan yang dinikahi oleh pedagang itu, tentu saja
kemudian dapat mempercepat proses islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden
Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri
Kawunganten, Brawijayadengan puteri Campa yang menurunkan Raden Patah, raja
pertama kerajaan Demak, dan lain-lain.
4. Pendekatan pendidikan
Pada proses ini, biasanya dilakukan melalui pendidikan-pendidikan yang dilakukan
oleh para wali, ulama, kiai, atau guru agama yang mendidik muridmurid mereka. Tempat
yang paling pesat untuk mengembangkan ajaran Islam adalah di pondok pesantren. Di
tempat itu para santri dididik dan diajarkan pendidikan agama Islam secara mendalam,
sehingga mereka betul-betul menguasai ilmu agama. Setelah lulus dari pesantren, para
santri kembali ke daerah asal untuk kemudian menyebarkan kepada masyarakat umum
pelajaran yang telah mereka peroleh di pesantren.
5. Pendekatan kesenian
Kesenian merupakan wahana untuk berdakwah bagi para pemuka agama di
Indonesia. Pada proses ini yang paling terkenal menggunakannya adalah para wali yang
menyebarkan agama Islam di Jawa. Salah satu media pertunjukan yang paling terkenal
melalui pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga, penyebar Islam di daerah Jawa Tengah
adalah sosok yang sangat mahir dalam memainkan wayang. Cerita wayang yang
dimainkan berasal dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang memang sudah
sangat Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam.
Para tokoh tasawuf ini biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik
penduduk untuk memeluk ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam
bentuk penyembuhan bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada
juga yang termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang sudah sangat
akrab dengan penduduk pribumi saat itu terkenal dan digemari oleh masyarakat. Dalam
memainkan wayang, selalu disisipkan ajaran-ajaran Islam sehingga penduduk pribumi
mulai akrab dengan ajaran Islam melalui media ini. Yang paling manarik dalam
pertunjukan ini adalah para penduduk tidak dipungut biaya ketika mereka menyaksikan
pertunjukan wayang, mereka hanya diminta untuk melantunkan kalimat syahadat,
sehingga mereka akhirnya masuk Islam dan ikut mendalami ajarannya.
6. Pendekatan tasawuf
Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam. Para tokoh tasawuf ini
biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik penduduk untuk memeluk
ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam bentuk penyembuhan bagi
orang-orang yang terkena penyakit, lalu disembuhkan. Ada juga yang termanifestasi
sebagai kekuatan-kekuatan magic yang memang sudah sangat akrab dengan penduduk
pribumi saat itu.