Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN BISNIS BUSANA MUSLIM

“Shaula Muslim Couture”

Oleh:

Balqis Al Humairah Nabila Wijaya


015201705013

Tugas akhir ini diajukan kepada


Fakultas Bisnis President University
dalam memenuhi syarat kelulusan untuk
Program Sarjana Fakultas Bisnis Jurusan Administrasi Bisnis

Februari 2021

1
2
DAFTAR ISI
Daftar Gambar............................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................9

1.1. Latar Belakang..............................................................................................10

1.2. Profil Perusahaan..........................................................................................14

1.2.1. Struktur Organisasi................................................................................15

1.2.2. Alur Kerja Proses Bisnis........................................................................16

1.3. Identifikasi Masalah......................................................................................18

1.4. Pertanyaan Penelitian....................................................................................20

1.5. Tujuan Tugas Akhir......................................................................................20

1.6. Batasan Materi..............................................................................................21

1.7. Sistematika Penulisan...................................................................................21

BAB II EKSPLORASI MASALAH BISNIS.........................................................23

2.1. Kerangka Konseptual....................................................................................23

2.2. Metodologi Penelitian...................................................................................24

2.2.1. Desain penelitian...................................................................................24

2.2.2. Koleksi Data..........................................................................................24

2.3. Analisis Eksternal.........................................................................................25

2.3.1. Analisis PEST........................................................................................25

2.3.2. Porter 5 Forces.......................................................................................31

2.4. Analisis Eksternal.........................................................................................39

2.4.1. Segmentasi, Diferensiasi, Target , Posisi..............................................39

2.4.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 7P................................................43

3
2.4.3. SWOT Analisis......................................................................................56

2.4.4. Business Model Canvas.........................................................................58

2.4.5. Analisi Tampilan Berbasis Sumber Daya..............................................60

BAB III SOLUSI BISNIS........................................................................................63

3.1. Formulasi Strategi Bisnis..............................................................................63

3.2. Analisa Faktor Eksternal dan Internal...........................................................63

3.3. TOWS Matriks..............................................................................................73

3.3.1. S-O Strategies........................................................................................73

3.3.2. S-T Strategies........................................................................................74

3.3.3. W-O Strategies......................................................................................75

3.3.4. W-T Strategies.......................................................................................75

3.4. Strategi Bisnis...............................................................................................80

3.5. Pembaharuan Business Model Canvas.........................................................83

BAB IV KESIMPULAN.........................................................................................92

4.1. Kesimpulan...................................................................................................92

4.2. Rencana Implementasi..................................................................................93

4.2.1. Strategi Pemasaran................................................................................93

4.2.2. Strategi Produk......................................................................................94

4.2.3. Strategi Operasi.....................................................................................95

4.3. Rencana Tindakan.........................................................................................95

Daftar Pustaka...........................................................................................................99

4
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Shaula Muslim Couture Struktur Organisasi.....................................12
Gambar 2.1 Alur Kerja Proses Bisnis Shaula Musim Couture....................................12

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan berkembangnya era modern, hal ini berdampak pada


aktivitas perekonomian dunia. Ide-ide baru dapat dilihat dalam
perkembangan barang, jasa dan aktivitas sehari-hari. Perkembangan ini
juga berdampak signifikan terhadap industri fashion yang diminati
banyak orang dan menjadi sumber perekonomian masyarakat. Dalam
industri fashion, berbagai perubahan seperti pakaian biasa, jubah (gamis)
dan kerudung telah menjadi arus utama, dan perubahan tersebut telah
menjadi makna budaya yang melekat pada masyarakat.

Budaya hijab telah menyebabkan perempuan muslim beralih dari


pakaian terbuka atau pakaian biasa ke pakaian syar'i atau pakaian yang
lebih tertutup dan sopan di masyarakat. Pakaian yang menutupi seluruh
tubuh, kecuali yang dikecualikan oleh hukum Islam, tidak menonjolkan
lekuk tubuh. Busana yang sesuai syari’at islam (syar’i) adalah tidak tipis
dan harus longgar (tidak ketat), itulah definisi dari kata syar’i. Banyak
orang yang tidak memahami hakikat pakaian syar'i dah inilah yang
menyebabkan banyak wanita muslimah memilih pakaian yang sesuai
untuk kenyamanannya.

Kenyamanan mengenakan busana muslim berarti memilih bahan yang


sesuai dan menjamin kualitas. Oleh karena itu, mengenakan busana
muslim (jubah atau gamis) akan membuat pemakainya terlihat anggun
dan menawan. Karena bahan yang digunakan sudah pas, serta desain dan
berbagai varian motif unik yang digunakan memang didesain untuk
pakaian wanita. Dengan menggunakan gamis, wanita muslimah tetap bisa
tampil modis melalui gaya dan design gamis yang semakin modern.

6
Selain itu gamis juga sangat cocok untuk wanita muslimah. Dengan
berbagai keunggulan jubah dan latar belakang negara Indonesia itu
sendiri, ternyata banyak sekali ragam ras, suku, dan agama yang dikenal
luas di luar negeri. Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, berdasarkan Sumber:
globalreligiousfutures, 2019[CITATION glo19 \l 1033 ] jumlah umat
muslim di Indonesia mencapai 256,820,000. Sedangkan jumlah penduduk
yang beragama islam berdasarkan Sumber: Kantor Kementerian Agama
Kota Bekasi[ CITATION kan19 \l 1033 ] adalah 2,141,407. Dengan
banyaknya umat muslim di Indonesia terkhusus Kota Bekasi tentunya hal
ini dapat mempermudah Perkembangan trend fashion muslim, seperti
hijab, gamis dan busana muslim lainnya.

Dengan semakin banyaknya wanita muslim yang memakai busana


muslimah di indonesia, perkembangan busana muslim indonesia menjadi
sangat pesat. Hal ini juga didukung dengan semakin mudahnya untuk
membeli baju tersebut secara online, misalnya di website milik seorang
penjual, e-commerce yang saat ini sedang banyak diminati masyarakat,
serta aplikasi media sosial seperti facebook page dan instagram, ataupun
yang ingin berbelanja secara offline seperti di mall, toko, pasar dan butik.
Sebagai salah satu contohnya designer tanah air yang sudah tidak asing
lagi dikalangan para penikmat fashion adalah Ivan Gunawan dengan
beberapa brand fashion yang ia miliki salah satu contohnya adalah
MANDJAH dimana pasarnya itu lebih kepada pakaian muslim. Brand
MANDJAH memiliki beberapa produk unggulan seperti hijab,gamis dan
lain-lain, yang dapat menunjang penampilan seorang muslimah untuk
lebih fashionable. Dalam mengembangkan pemasarannya, MANDJAH
telah melakukan beberapa langkah untuk mengembangkan pemasarannya
dalam dunia industri fashion baik lokal maupun international, penjualan
melalu sistem online maupun offline. Contohnya dalam penjual online,

7
brand ini memanfaat era digital yang ada pada saat ini seperti media
sosial Instagram, website dan lain nya. Sedangkan dalam penjual offline,
brand ini memanfaatkan event-event yang diselenggarakan di beberapa
pameran dengan mendirikan tenant,membuka outlet di beberapa cabang
yang dianggap berkompeten dalam pengembangan industri fashion
Terlepas dari itu semua bagi masyarakat luas, masih banyak
anggapan dan pendapat bahwa mereka yang mengenakan busana muslim
(seperti jubah atau gamis) terkesan tidak mengikuti mode. Anggapan
semua itu tentu tidak benar, bahwasanya salah satu busana muslim yang
dulu di anggap kuno, sekarang malah diminati oleh para gadis di zaman
modern ini salah satunya adalah gamis. Gamis mulai banyak diminati
sejak tahun 2008 oleh kalangan muda dengan model, gaya serta motif
yang lebih modern. Baju gamis adalah salah satu busana muslim yang
banyak disukai dan cukup laku di pasaran. Dalam
perkembangannya,gamis tidak hanya digemari dari beberapa pihak
tertentu saja melainkan semua kalangan baik itu dari anak-
anak,remaja,dewasa hingga orang tua telah melirik dan mempunyai
tempat di hati para peminatnya.
Seiring berjalannya waktu industri di dunia fashion pun
mengalami banyak perkembangan, salah satunya adalah busana
muslimah, sehingga membuat beberapa designer-designer berlomba
melakukan inovasi. Salah satu contoh designer muda berbakat tanah air
adalah Dian Pelangi. Dian Pelangi sampai saat ini konsisten dalam
pengembangan busana muslimah yang ia dirikan. Berbagai macam
produk fashionnya telah di akui dan di terima, baik itu di tingkat nasional
maupun internasional. Salah satu event fashion terbesar yang ada di
Indonesia adalah Jakarta Fashion Weeks Festival, dimana event ini
menghadirkan beberapa fashion designer berbakat tanah air untuk
mempromosikan produk yang mereka miliki. Dikutip dari sumber

8
hijab.dream.co.id[CITATION hij19 \l 1033 ] pada Jakarta Fashion Week
2019, Dian Pelangi menghadirkan inspirasi bagi hijabers yang ingin
tampil sporty dan tetap dalam aturan syar’i. Inovasi ini menggambarkan
bahwa busana muslimah mengalami perkembangan dalam dunia fashion
dengan mengikuti perputaran mode pada saat ini.

Hal itu tentu menjadi salah satu langkah yang baik bagi para
penikmat dunia fashion khususnya di busana muslimah. Dengan adanya
inovasi-inovasi tersebut membuat para wanita muslim lebih percaya diri
dalam menggunakan pakaian syar’i tanpa harus merasa tidak fashionable.
Oleh karena itu, saat ini di Indonesia tidak ada kekurangan wanita
muslimah yang bertekad hijrah untuk menggunakan pakaian yang lebih
sopan dan tertutup (syar'i) namun tetap berpenampilan seperti
menggunakan busana muslim yang modern. Kestabilan wanita muslim
memakai busana muslimah yang lebih sopan dan tertutup (syar'i) hal ini
tentu sangat mendukung produsen pakaian yang saat ini mulai menjual
atau memproduksi pakaian muslimah sesuai syari’at islam namun tetap
modern.

Desain produsen busana muslimah satu dengan yang lainnya


tentunya berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan persaingan yang
semakin ketat antar produsen untuk desain, desain dan corak pakaian
syar'i untuk memuaskan konsumen. Kegiatan membuat produk juga harus
memperhatikan kebutuhan dan kebutuhan konsumen, dan dapat dikatakan
perilaku membeli seseorang itu unik karena preferensi dan sikap setiap
orang terhadap barang pasti berbeda-beda. Selain itu konsumen berasal
dari berbagai segmen pasar sehingga kebutuhannya juga akan berbeda-
beda.

Perbedaan permintaan dan permintaan konsumen membuat


produsen tidak hanya bersaing dalam desain dan corak pakaian, tetapi

9
juga dalam pemasaran produk. Secara umum, pemasaran dapat dikatakan
sebagai state of mind, percaya bahwa produsen tidak dapat bertahan tanpa
transaksi pembelian. Produsen harus mampu menjual barang atau jasa
yang mereka hasilkan kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing
dengan perusahaan lain. Meskipun produk tersebut bermanfaat tetapi
tidak diketahui konsumen, manfaatnya tidak akan diketahui, dan
konsumen mungkin tidak dapat membelinya. Oleh karena itu, produsen
harus bekerja keras untuk memperkenalkan produk dan mempengaruhi
konsumen untuk memutuskan produk mana yang akan ditawarkan, dan
hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan promosi yang menjadi salah satu
acuan bauran pemasaran. Selain itu, kegiatan promosi juga diharapkan
dapat menjaga reputasi brand perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, tugas akhir ini akan membahas secara


mendalam mengenai bisnis fashion muslim yang memberikan kemudahan
dalam melakukan aktivitas untuk para muslimah yang ingin
berpenampilan syar'i namun tetap trendy.

1.2. Profil Perusahaan


Shaula Muslim Couture berdiri pada tanggal 13 Januari 2020,
nama Shaula memiliki arti artistic, harapannya brand ini dapat menjadi
brand fashion muslim yang memiliki konsep artistic, dengan tetap
mengikuti perkembangan fashion terbaru namun juga terkesan syar’i look.
Shaula Muslim Couture hadir menawarkan produk ready to wear dan juga
menyediakan layanan pembuatan busana couture atau dapat dipesan
berdasarkan permintaan dari klien.
Shaula Muslim Couture adalah brand yang dikelola Bersama oleh
designer dan juga tim dari Shaula Muslim Couture. Semua prosesnya
sangat diperhatikan dengan baik dari awal meriset trend fashion sampai

10
proses produksi, packing, serta pengiriman. Semuanya dikontrol dan
dikerjakan sendiri oleh team Shaula Muslim Couture agar mendapatkan
produk yang berkualitas demi kepuasan konsumen.
Hal tersebut berkaitan dengan Visi (Vision) yang dimiliki oleh
Shaula Muslim Couture, yaitu “Menjadi brand muslim fashion yang
menyediakan produk berkualitas dan membantu memenuhi kebutuhan
pasar serta dapat berkembang dan bersaing di pasar.” Yang juga sejalan
dengan Misi (Mission) nya yaitu, Menjalankan bisnis dengan
mengutamakan pelayanan yang baik dalam penjualan dan mengusahakan
untuk memberikan produk yang berkualitas serta membangun networking
yang luas untuk mengembangkan bisnis ini.
Produk Shaula Dibuat menggunakan bahan yang nyaman dan
motif yang masih relative tak banyak orang gunakan serta desain yang
dirancang untuk memudahkan para Muslimah saat menggunakan produk
dari kami. Dan kami juga memastikan bahwa semua pelanggan dapat
dengan nyaman berpenampilan syar’i, namun tetap up to date dengan
design flexible yang dapat digunakan di berbagai kesempatan hanya
dengan 1 busana. Terlebih kebutuhan fashion per individu saat ini terus
bertambah, terutama muslimah (perempuan) yang sangat amat
mementingkan penampilan sehingga membuka peluang untuk
menciptakan usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Design dan
motif baju muslimah punberbeda setiap tahunnya, memacu Shaula
Muslim Couture untuk terus berinovasi dan berfikir kreatif untuk terus
menciptakan produk yang berkualitas.

1.2.1. Struktur Organisasi

Shaula Muslim Couture dikelola bersama oleh tim yang ada di


dalam nya. Setiap anggota masing-masing memiliki dua jabatan sekaligus.
Yang Pertama yaitu Direktur Produksi (Directors of Productions) atau

11
Desainer (Designer) sekaligus menjabat sebagai manager produksi (Manager
of Production) yang mendesain berbagai kebutuhan dan produk nya Shaula.
Desainer produk bekerja mendesain barang secara keseluruhan mulai dari
bentuk, bahan, dan sebagainya. Desainer produk dan manager produksi
bertanggung jawab atas serangkaian rencana inovasi dalam menciptakan
produk yang diinginkan dan sejalan dengan brand atau strategi yang dimiliki
oleh Shaula Muslim Couture.
Yang Kedua yaitu Wakil Direktur yang juga menjabat sebagai
Manager Keuangan nya Shaula bertugas mengawasi semua aktivitas
keuangan, pelaporan pendapatan, penganggaran, pencairan dana, mengelola
risiko, menerapkan kebijakan, dan meningkatkan proses keuangan Shaula
Muslim Couture.
Yang ketiga yaitu Pemasaran dan Penjualan (Manager of
Marketing and Sales) yang juga menjabat sebagai Manager Showroom
(Store Manager). Tugas nya merencanakan, mengatur, dan mengarahkan
riset pasar serta merumuskan dan menerapkan kebijakan pemasaran dan
penjualan Shaula Muslim Couture baik penjualan online maupun offline.

Gambar 1.1 Shaula Muslim Couture Struktur Organisasi

1.2.2. Alur Kerja Proses Bisnis

Shaula Muslim Couture memiliki alur kerja umum untuk

12
menjalankan bisnis sebagai berikut :

Gambar 2.1 Alur Kerja Proses Bisnis Shaula Musim Couture

KETERANGAN:
1. Pattern making
a. Membuat desain baru sekaligus menentukan color pallette
sesuai dengan trend yang ada
b. Menerjemahkan dalam bentuk pola atau desain yang sudah
di gambar di sketchbook

2. Making Sample
a. Making top sample: Membuat contoh awal
b. QC sample: pengendalian kualitas dari suatu produk
3. Cutting
a. Marker: Penandaan
b. Spreading: Penggelaran atau pembentangan kain
c. Bundling: Pengikatan
13
d. Numbering: Penomoran
e. QC Cutting: Pengendalian mutu potong

4. Sewing
a. Checking Component: Pemeriksaan bagian-bagian yang
akan di jahit
b. Checking Bundling: Pemeriksaan ikatan
c. Layout Process: Penempatan alur proses saat menjahit
d. Trimming: Pemotongan sisa jahitan
e. QC Sewing: Pengendalian mutu jahitan

5. Finishing
a. Ironing: Penyetrikaan
b. QC Finishing: Pengendalian mutu akhir
c. Packing: Pengemasan
d. Ready for sale: Siap untuk dijual

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah di bahas di awal dan berdasarkan


penjelasan yang di miliki oleh Shaula Muslim Couture, maka dapat di buat
Identifikasi bahwa Pemilik menyadari Shuala Muslim Couture mangalami
beberapa masalah dalam menjalankan usaha retail tersebut, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan hasil penjualan dalam 1 tahun belakangan.
Pemilik menyadari bahwa kurangnya jangkauan pemasaran produk
dikarekan masih rendahnya customer yang mengetahui tentang Shaula
Muslim Couture.
Jangkauan yang tersebar sampai saat ini hanya sebatas social media seperti
Instagram dengan jumlah pengikut yang masih tergolong sedikit

14
dibandingkan dengan competitor lainnya yang memiliki bisnis serupa
dengan Shaula Muslim Couture. Hal ini menyebabkan kurangnya media
promosi untuk pengembangan brand dan penjualan sehingga berdampak
pada laju perkembangan perputaran ekonomi produk Shaula Muslim
Couture yang belum dapat dikatakan maksimal. Jumlah penjualan rata-rata
sebulan dalam setahun pun tidak memenuhi ekspektasi yang diharapkan
karena tidak semua stock dari series yang Shaula Muslim Couture keluarkan
dapat terjual habis semua, Hal ini pun dapat dilihat dari seberapa banyaknya
user yang melakukan pembelian dan produk yang terjual hanya berkisar
diantara 5-10 item di setiap series nya , dan itu tidak secara konsisten.

Gambar 1.3 Profile Instagram Shaula Muslim Couture

15
Gambar Gambar 1.4 Insight (30 hari) Instagram Shaula Muslim Couture

1.4. Pertanyaan Penelitian

Untuk menciptakan Kesadaran Merek (Brand Awareness) pada pelanggan


atas merek di industri fashion muslim, Shaula Muslim Couture harus
merumuskan
strategi bisnis yang benar dan efektif untuk diterapkan. Tugas akhir ini
adalah untuk menganalisa strategi bisnis apa yang terbaik dan mengusulkan
rencana tindakan untuk bersaing di Shaula Muslim Couture bisnis fashion
muslim selanjutnya, pertanyaan penelitian dibagi menjadi dua pokok
pertanyaan sebgai berikut:
1. Strategi Apa yg cocok untuk Shaula Muslim Couture dalam rangka
meningkatkan kualitas pemasaran nya dan menjadi lebih kompetitif
dalam bisnis fashion muslim?

1.5. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk Shaula Muslim Couture
dalam menjawab persoalan bisnis dan tantangan dalam situasi persaingan
industri fashion muslim;

1. Menganalisis situasi bisnis saat ini dan situasi internal Shaula


Muslim Couture yang akan datang digunakan sebagai dasar
perumusan strategi.

2. Mengidentifikasi peluang dalam hal pemasaran untuk


menyelesaikan masalah bisnis Shaula Muslim Couture

3. Merumuskan strategi pemasaran pada bisnis Shaula Muslim


Couture berdasarkan analisis internal dan eksternal terhadap

16
pasar dan Shaula Muslim Couture.
1.6. Batasan Materi

Tugas akhir ini hanya akan membahas tentang alat perumusan strategi dari
strategi perusahaan dan strategi bisnis yang bijak untuk menciptakan
keunggulan kompetitif Shaula Muslim Couture sebagai merek fashion muslim.
Data Keuangan kecuali pendapatan tidak akan diungkapkan dalam tugas akhir
ini karena merupakan kerahasiaan dokumen yang di miliki oleh Shaula
Muslim Couture.

1.7. Sistematika Penulisan

Proyek akhir ini terdiri dari empat bab utama:

 Bab 1: Pendahuluan dan deskripsi masalah

Bab pertama juga akan membahas tentang pengenalan bisnis fashion muslim
sebagai penjelasan dari Shaula Muslim Couture dan Masalah Bisnis

 Bab 2: Eksplorasi Masalah Bisnis.

Bab kedua akan mendefinisikan kerangka konseptual sebagai pedoman


penelitian. External Analysis akan dianalisis menggunakan PEST analisis,
Porter five forces analisis. Sedangkan Internal Analysis akan dianalisis
menggunakan STP analisis, Marketing mix 7P , analisis berbasis sumber
daya (Resource Based Analysis) dan Bisnis Model Kanvas saat ini dari
Shaula Muslim Couture. Untuk meringkas bab SWOT analisis ini akan
ditentukan berdasarkan analisis eksternal dan internal.

 Bab 3: Solusi Bisnis

Bab ketiga akan membahas tentang rumusan strategi yang dihasilkan


berdasarkan hasil eksplorasi masalah bisnis di bab dua.

17
 Bab 4: Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab keempat akan meringkas dan menyimpulkan tahap perumusan strategi


dan konstruk rencana pelaksanaan berupa rencana kegiatan.

BAB II

EKSPLORASI MASALAH BISNIS

2.1. Kerangka Konseptual


Menurut Miles dan Huberman (1994)[CITATION mil94 \l 1033 ], kerangka
kerja konseptual memungkinkan variabel utama terhubung Variabel utama
lainnya dengan panah menunjuk arah yang menjelaskan hubungan antar variabel
akan membantu peneliti untuk meningkatkan pemahaman tentang situasi saat

18
ini. Secara teknis, konseptual framework akan menjelaskan hal-hal pokok yang
akan dipelajari dalam penelitian dengan menentukan siapa dan apa yang akan
dan tidak akan dipelajari. Lebih jauh, kerangka konseptual akan mengasumsikan
hubungan antara utama hal atau variabel dan ditunjukkan oleh panah untuk
menjelaskan hubungannya. Dalam tugas akhir ini, Kerangka konseptual
digunakan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor kunci yang
diperlakukan sebagai variabel mengembangkan perencanaan strategi bisnis
Shaula Muslim Couture.
Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Shaula Muslim Couture

2.2. Metodologi Penelitian

2.2.1. Desain penelitian

Dalam proyek akhir ini, penulis menggunakan penelitian bisnis kualitatif yang
digunakan untuk membahas tujuan bisnis melalui teknik yang memungkinkan
peneliti untuk memberikan interpretasi yang rumit atas fenomena situasi

19
pasar yang tidak bergantung pada pengukuran numerik sebagai fokus
penelitian menumbuhkan esensi praktik bisnis dan wawasan baru yang
mendukung operasi bisnis perusahaan. Selanjutnya seiring dengan tujuan
penelitian dari tugas akhir ini, perlu dikembangkan pemahaman tentang
beberapa fenomena yang terjadi dalam operasi bisnis suatu perusahaan
dengan sangat rinci dan banyak kedalaman [ CITATION Zik131 \l 1033 ].
Selain itu, data kualitatif yang terkumpul dengan baik memungkinkan peneliti
untuk melakukannya fokus pada peristiwa yang terjadi secara alami dalam
pengaturan alam yang memungkinkan peneliti untuk mendekatinya
interpretasi tentang bagaimana situasi kehidupan nyata seperti
[ CITATION mil94 \l 1033 ].

2.2.2. Koleksi Data

Pengumpulan data untuk kepentingan evaluasi dan analisis dalam tugas


akhir ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dengan beberapa cara;

a. Data Primer

Data primer mengacu pada informasi variabel minat yang langsung


diperoleh peneliti untuk tujuan penelitian tertentu. Individu memberikan
informasi selama wawancara, survei atau observasi [CITATION Sek10 \l
1033 ] Data primer dikumpulkan oleh penulis dengan melakukan
wawancara dengan anggota internal Shaula Muslim Couture dan juga
untuk mengumpulkan informasi dari beberapa sampel klien atau
Customer Shaula Muslim Couture secara berurutan dengan cara
wawancara secara langsung ataupun melalui media online (whatsapp,
Direct Message Instagram) untuk mendukung analisis data pada tugas
akhir ini.

20
b. Data Sekunder

Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh pihak


atau lembaga selain peneliti yang melakukan penelitian ini [ CITATION
Sek10 \l 1033 ].
Data pembantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari data
jurnal yang berkaitan dengan analisis tugas akhir.

2.3. Analisis Eksternal

2.3.1. Analisis PEST

Dalam menganalisis faktor lingkungan umum atau faktor eksternal yang


berhubungan dengan bisnis Shaula Muslim Couture Dalam pengoperasiannya,
penulis menggunakan analisis PEST. PEST mengacu pada Politik, Ekonomi, Sosial
dan teknologi faktor. PEST berguna untuk menangkap tren apa pun yang terjadi di
lingkungan eksternal yang terkait dengan lingkungan kompetitif [CITATION
Sim04 \l 1033 ].

21
Gambar 2.2 PEST Analysis

a. Faktor Politik

Faktor politik berkaitan dengan pengaruh kebijakan pemerintah. Banyak


aspek seperti; pemerintah stabilitas, kebijakan perpajakan, dan peraturan
pemerintah lainnya berdampak pada bisnis Praktik dianalisis melalui
faktor politik PEST [ CITATION Sim04 \l 1033 ]

Faktor politik akan mempengaruhi kebijakan pemerintah terhadap


pelaku usaha Indonesia. Situasi politik yang kondusif akan
menciptakan suasana bisnis yang baik dan terus berkembang,
sebaliknya pada saat suasana politik sedang kacau maka otomatis
pelaku usaha akan menurun. Dan sampai saat ini Shaula Muslim
Couture masih dapat bertahan dalam kedua kondisi politik diatas.
Namun berbeda dengan kodisi politik Indonesia di masa pandemic
COVID 19 ini yang sedang tidak kondusif, membuat Shaula Muslim
Couture cukup berdampak tidak baik. Karena adanya anjuran social
distancing, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Tujuan utama
PSBB adalah mencegah penyebaran virus corona covid-19 dengan
membatasi aktivitas masyarakat dalam aktivitas yang menimbulkan

22
keramaian atau melibatkan banyak orang. Dan di tahun 2021 ini juga
diberlakukan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) Tujuan nya hampir sama dengan PSBB yaitu salah satu
upaya untuk menekan penyebaran COVID-19 di masyarakat di setiap
daerah, serta banyak nya pengurangan ataupun pemotongan gaji
karyawan di Indonesia terutama di sekitar lokasi gudang Shaula
Muslim Couture yang dekat sekali dengan kawasan Industri, dan
masalah-masalah lainnya yang terjadi semenjak pandemic ini
membuat banyak hambatan yang di alami seperti hal nya pada proses
produksi yang sempat terhambat , meeting anggota yang tidak bisa
dilakukan secara tatap muka, penjualan offline yang tidak bisa
bertatap muka dengan konsumen dan kurangnya minat pembeli di
masa pandemic karena banyak hal yang mungkin lebih penting yang
lebih diutamakan saat masa pandemic ini. Karena memang membeli
pakaian bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang wajib untuk di
beli. Tidak seperti membeli makanan ataupun keperluan sehari-hari
lainnya yang lebih penting dan harus diutamakan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan


saat ini merupakan masa yang sulit bagi semua pihak. Ini termasuk
pelaku industri pakaian muslim kecil dan menengah. Ia mengatakan
dalam jumpa pers virtual di Jakarta: "Biasanya di bawah momentum
Ramadhan, permintaan produk busana muslim tinggi. Namun,
pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan penjualan IKM
busana muslim," Jumat 8 Mei 2020.

b. Faktor Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah umumnya akan


menguntungkan industri yang ada di dalamnya dan sebaliknya

23
Beberapa indikator seperti suku bunga, inflasi, produk domestik
bruto dan nilai tukar bisa menjadi landasan untuk menganalisis faktor
ekonomi pada industri tertentu secara umum [ CITATION Sim04 \l
1033 ].

Faktor ekonomi adalah sejauh mana perusahaan berpartisipasi dalam


pembangunan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang baik
akan berdampak positif pada produksi produk berkualitas oleh pelaku
komersial. Busana muslim Shaula telah memberikan kontribusi
positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Apalagi dimasa pandemic COVID 19 ini adanya usaha seperti Shaula


Muslim Couture ataupun usaha-usaha lainnya yang serupa dan masih
tetap memilih untuk bertahan tentunya sedikit dapat membantu
pemerintah guna membangun Kembali kegiatan ekonomi di
Indonesia yang sedang kacau semenjak adanya pandemic ini. Dengan
Shaula Muslim Couture tetap bertahan dan beroperasi di pandemic ini
tentunya memberikan dampak baik pula bagi para pengusaha tekstil
di Indonesia. Jika kegiatan ekonomi pengusaha tekstil di Indonesia
Kembali membaik, tentu kebaikan lain nya juga pasti dapat di
rasakan oleh pemerintah. Karena pengusaha tekstil dan fashion
termasuk salah satu usaha yang cukup berpengaruh terhadap
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini tentu berpengaruh
baik juga untuk Shaula Muslim Couture karena kembali lagi ke
penjelasan sebelumnya bahwa “Pertumbuhan ekonomi yang baik
akan berdampak positif pada produksi produk berkualitas oleh pelaku
komersial. "

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2016, nilai ekspor


industri fashion tercatat sebesar $ 11,7 miliar. Dalam rangka
memenuhi Perkembangan Industri 4.0 serta memenuhi permintaan

24
pasar dalam negeri dan permintaan ekspor, Kementerian
Perindustrian bertekad untuk terus meningkatkan produktivitas
industri manufaktur, salah satunya mendorong pengembangan
industri kecil dan menengah yang terdiri dari orang-orang muda dan
berbakat. Pengusaha. Dengan perkembangan zaman, para
wirausahawan kini disebut dengan Creativepreneur yang artinya
pelaku usaha kreatif.

"Industri fashion telah memberikan kontribusi besar terhadap devisa


negara, produk nasional bruto, dan lapangan kerja. Melihat besarnya
peran tersebut, kami akan terus melakukan berbagai upaya strategis
untuk mengembangkan industri fashion dalam negeri." ujar Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto,Rabu(1/2/2017).

c. Faktor Sosial

Faktor sosial sering disebut sebagai faktor sosial budaya karena


termasuk didalamnya perubahan budaya lingkungan [ CITATION Sim04 \l
1033 ]. Menarik untuk dianalisis bagaimana faktor sosial budaya
mempengaruhi bisnis fashion Muslim.
Fenomena perempuan berjilbab saat ini sedang menjadi trend di
kalangan anak muda, hingga terbentuknya komunitas hijabers di
Indonesia baru menjadi cara sosial untuk menyelesaikan masalah
kepercayaan sosial.
Shaula Muslim Couture juga berkontribusi pada acara dakwah
melalui peningkatan produk unggulan secara terus menerus. Kegiatan
dakwah disini maksudnya Shaula selalu berusaha menghasilkan
produk pakaian muslimah yang sesuai dengan syariat islam. Baik
untuk muslimah yang sudah hijrah ataupun yang masih belajar
menjadi muslimah sejati. Dengan produk-produk nya, Shaula
berharap agar wanita muslim tidak lagi berfikir bahwa tampil syar’i

25
itu kaku, tampil syar’i itu ribet, karena dengan mengenakan produk
dari Shaula para wanita yang ingin tampil syar’i pun tetap bisa
dengan mudah melakukan segala aktifitas nya karena sudah
dilengkapi dengan aksen wudhu friendly serta busui friendly, dan
tetap bisa tampil modis dengan berbagai pilihan model dan motif dari
berbagai series nya. Karena bisnis busana muslim Shaula tidak hanya
mencari keuntungan, tapi juga tempat berbagi dan berbagi hal-hal
baik

d. Faktor Teknologi

Tidak ada keraguan bahwa faktor teknologi di lingkungan umum dapat


mempengaruhi lingkungan yang kompetitif. Dinamika industri berubah
seiring teknologi berubah dengan cepat [ CITATION Sim04 \l 1033 ].

Kemajuan zaman membuat perubahan teknologi tidak bisa dihindari.


Jika inovasi teknologi terus berlanjut, pasti akan mempengaruhi
kinerja industri tekstil dan fashion Indonesia. Selain itu, teknologi
membuat aksesibilitas informasi semakin terbuka. Penggunaan situs
web dan media sosial hanyalah sebagian dari dampak faktor
teknologi terhadap kemajuan industri.

Dalam hal ini adanya faktor teknologi memberikan pengaruh baik


bagi Shaula Muslim Couture dalam memasarkan produknya melalui
Social Media, E- Commerce. Dalam hal mencari informasi ataupun
referensi faktor teknologi sangat amat membantu dan memberikan
banyak kemudahan. Karena cukup dengan mengakses informasi yang
di perlukan internet, Shaula Muslim Couture sudah dapat
mendapatkan banyak informasi dan referensi yang dibutuhkan dalam
menjalankan bisnisnya.

Faktor lainnya yaitu adanya teknologi yang berkembang memberikan


26
kemudahan kepada Shaula Muslim Couture di bidang distribusi
produk kepada konsumen yaitu dengan menggunakan layanan
pengiriman cepat (express) atau bisa juga untuk yang saat ini pesan
saat ini juga sampai , yaitu dengan menggunakan layanan pengiriman
nya GOJEK (GO-SEND) , GRAB (GRAB-SEND), ataupun layanan
pengiriman lainnya yang saat ini sudah bisa diakses dengan mudah
dan cepat berkat teknologi yang semakin berkembang. Terlebih
dengan adanya fitur atau layanan COD (Cash On Delivery) pada
pilihan pembayaran di e-commerce saat ini tentu
sangatberdampak baik untuk Shaula Muslim Couture.

Menurut data dari Bank Indonesia, Indonesia masuk dalam 10 besar


negara yang memiliki pasar  fashion muslim terbesar di dunia.
Indonesia sendiri berada di posisi ketiga, di bawah Turki dan Uni
Emirat Arab.

Sementara menurut Badan Pusat Statistik dan The State of Global


Islamic Economic Report, konsumsi produk fashion muslim domestik
per September 2019 menyentuh nilai US$ 9,2 miliar atau sekira Rp
126 triliun.

2.3.2. Porter 5 Forces

Alat ini digunakan untuk menganalisis daya tarik industri saat ini dari
industri tertentu. Tujuan Porter model tidak hanya untuk
memungkinkan para manajer untuk memahami lingkungan industri
mereka tetapi juga untuk membantu mereka membentuk strategi
perusahaan dalam menghadapi persaingan antar industri [ CITATION
Rot13 \l 1033 ]. Lima kekuatan kerangka adalah pendekatan untuk
melihat industri pada umumnya di mana perusahaan bersaing dan

27
hubungannya dengan industrinya [ CITATION Sim04 \l 1033 ].
Selanjutnya, Untuk memahami dan menyadari lima kekuatan mungkin
membantu perusahaan untuk mengetahui dengan baik struktur industri
mereka dan membuat mereka lebih menguntungkan dan juga kurang
rentan terhadap serangan pesaing [ CITATION Por08 \l 1033 ]. Menurut
(Nurcahyono, et al; 2013) Model lima kekuatan Porter digunakan
untuk menganalisis struktur industri untuk menentukan daya tarik
seluruh pasar (Kotler; 2000). Porter (1980) membagi kompetisi
menjadi lima bagian sebagai berikut:

Gambar 2.3 Analisa Porter’s Five Force

1) Ancaman Pemain Baru (Threat of new entrants) Tinggi


Pendatang baru di industri tertentu pasti memiliki keinginan untuk mendapatkan
pangsa pasar perusahaan incumbent yang sudah ada di industri ini dan dapat
berdampak pada profitabilitas industri pemain saat ini Selain itu, tingkat intensitas
pendatang baru ditentukan oleh ketinggian entry barrier untuk memasuki industri
(Porter, 2008). Pemula yang baru saja memasuki industri ini akan menjadi
pesaing baru dalam industri pakaian muslim. Jika hambatan untuk masuk
tinggi dan pendatang baru dapat bersaing dengan pesaing, maka ini dianggap

28
tidak berbahaya [CITATION Rob11 \l 1033 ]. Setiap perusahaan atau penjual
dapat dengan bebas keluar masuk industri, tidak heran jika industri tersebut
menjadi incaran banyak pengusaha tekstil dan fashion.
Menurut Shaula Muslim Couture, elemen utama yang dibutuhkan untuk
memasuki industri adalah modal, dan pemilihan lokasi juga dianggap penting.
Lokasi showroom atau gudang sendiri bisa dikatakan sangat strategis, karena
berada di kawasan industri dimana banyak pendatang baru dari kota lain
dimana-mana. Kendala utama yang dihadapi Shuaula Islamic Couture adalah
desain produk. Pesaing baru bisa dijual dengan model pakaian yang sama
dengan Shaula Muslim Couture, dan harganya bisa lebih murah tergantung
merk dan kualitas. Terutama di masa pandemic COVID 19 ini banyak pesaing
baru yang mulai membuka bisnis di bidang yang sama karena mereka sudah
tidak bekerja di tempat kerja mereka sebelumnya (efek pengurangan
karyawan) hal ini tentu menambah jumlah pesaing Shaula Muslim Couture.
Namun saluran distribusi tidak ada gangguan meskipun banyak pesaing
baru.Untuk penjelasan itu semua Ancaman Pemain Baru bagi Shaula Muslim
termasuk kategori Tinggi.

2) Ancaman Produk Pengganti (Threat of substitute products or service)


Sedang

Produk pengganti adalah produk yang diproduksi oleh perusahaan lain yang
memberikan manfaat yang sama kepada pelanggan (Wilkinson, 2013).
Semakin tinggi harga barang substitusi maka potensi keuntungan industri
semakin tinggi [ CITATION Rob11 \l 1033 ]. Ancaman produk pengganti
dapat dikatakan Sedang karena sudah banyak brand fashion muslim lainya
yang sudah lebih dulu hadir dan di kenal. Namun ada pula pembeda dari
produk Shaula Muslim Couture yang dirancang untuk berbagai kalangan
wanita muslim , mulai dari remaja muslimah yang masih suka dengan corak
dan warna, Wanita Muslim dewasa yang sedang hijrah (menjadi Muslim,
terutama secara penampilan) dan Shaula Muslim Couture juga selalu
29
memberikan aksen busui friendly dan wudhu friendly pada desain pakaian
nya guna memudahkan para busui (ibu menyusui) dan para muslimah yang
ingin berwudhu (beribadah) dengan mudah dan nyaman. Aksen busui dan
wudhu friendly saat ini masih belum terlalu banyak di perhatikan oleh para
pengusaha di bidang fashion, karena itu hal ini menjadi keuntungan tersendiri
bagi Shaula Muslim Couture.

Produk pengganti pakaian wanita hanya bisa diganti dengan pakaian wanita,
namun modelnya sama, namun kualitas dan mereknya berbeda. Harga produk
pengganti juga berpengaruh pada bisnis Shaula Muslim Couture, karena
sebagian pembeli lebih memilih untuk membeli pakaian yang biasa mereka
beli, yang tentunya akan berpengaruh pada penjualan Shaula Muslim Couture.
Kualitas produk biasanya dievaluasi oleh harga dan kualitas, tetapi evaluasi
tersebut tergantung pada penilaian pembeli. Produk substitusi disini bisa
dikatakan memiliki fungsi yang sama, namun fungsi atau kualitasnya
mungkin lebih baik atau lebih buruk dari produk yang sudah ada. Adanya
alternatif produk akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis Shaula Muslim
Couture. Apalagi di masa pandemic COVID 19 seperti sekarang ini banyak
orang beralih mencari produk yang harganya jauh lebih murah tanpa melihat
kuaitas yang di berikan oleh merek baju yang mereka beli. Hal ini tentu
sangat berdampak akan penjualan Shaula Muslim Couture yang tetap
memperhatikan kualitas nya di banding toko atau merek baju yang relative
lebih murah lainnya. Untuk itu Acaman Produk Pengganti bagi Shaula
Muslim Couture termasuk kategori sedang.

3) Ancaman Tawar-Menawar Pembeli (Bargaining power of buyers) Tinggi

Kekuatan setiap pembeli produk industri bergantung pada karakteristik


pasarnya masing-masing (Porter, 1980). Dalam hal ini konsumen akan lebih
sensitif terhadap harga. Ketika produk serupa dijual dengan harga lebih tinggi
dengan harga yang sama [ CITATION Rob11 \l 1033 ].

30
Daya tawar konsumen cukup tinggi karena Shaula Muslim Couture memiliki
beberapa pesaing yang menjual produk serupa dengan yang dimiliki oleh
Shaula Islamic Fashion. Oleh karena itu, harga juga harus disesuaikan dengan
kompetitor tersebut, karena konsumen masih menjadi faktor penting di Shaula
Muslim Couture. Shaula Muslim Couture dapat menjaga loyalitas konsumen
dengan memberikan layanan khusus seperti diskon, jika produk cacat masih
tersedia akan diganti dengan yang baru. Dan menyediakan layanan “made by
request” bagi pelanggan setia Shaula Muslim Couture. Terutama di masa
pandemic COVID 19 ini konsumen lebih tertarik dengan promo yang di
berikan oleh pemilik usaha di banding terus memperhatikan kualitas produk
yang tentunya makin bagus kualitasnya kemungkinan harga yang di berikan
pun akan lebih mahal di karena kan memang harga menyesuaikan kualitas
yang di berikan untuk konsumen. Hal ini tentu membuat Shaula Muslim
Couture harus lebih aktif memberikan promo-promo menarik atau potongan
harga (diskon) untuk para konsumen nya di masa pandemic seperti sekarang
ini. Untuk itu Ancaman Tawar Menawar pembeli pada kasus yang di rasakan
oleh Shaula Muslim Couture termasuk kategori Tinggi.
4) Ancaman Tawar-Menawar Supplier (Bargaining power of suppliers)
Rendah

Pemasok bahan baku dapat mengancam tawar menawar dengan cara


menaikkan harga dan menurunkan kualitas produk untuk memperoleh
keuntungan lebih banyak [ CITATION Rob11 \l 1033 ]. dan pemasok yang
lemah akan memperlemah persaingan pembeli (Wilkinson, 2013). Shaula
Muslim Couture telah bekerja sama dengan pemasok bahan baku yang berani
menjamin kualitasnya.

Pemasok busana muslim shaula memiliki daya tawar yang rendah, karena
busana muslim shaula memiliki banyak pemasok. Melalui banyaknya supplier
tersebut, Shaula Muslim Couture bisa lebih selektif dalam memilih produk

31
yang dibutuhkan. Selain itu, bagi banyak pemasok, pemasok tidak dapat
memonopoli harga produk. Dengan adanya supplier yang dimiliki oleh Shaula
Muslim Couture maka persaingan antar supplier menjadi semakin sengit, hal
ini menguntungkan Shaula Muslim Couture, misalnya jika membeli produk
dalam jumlah banyak bisa mendapatkan potongan harga dari supplier. Di
tambah karena adanya pandemic COVID 19 membuat keuntungan yang lebih
bagi Shaula Muslim Couture karena banyak pemasok yang menurunkan
harganya guna mempertahan kan pelanggan mereka. Hal ini tentu menjadi
keuntungan yang baik untuk Shaula Muslim Couture karena Ancaman Tawar
Menawar Supplier termasuk kategori Rendah.
5) Persaingan Antar Kompetitor (Rivalry among existing competitors) Tinggi

Dalam industri pakaian muslim, pesaing dapat dengan cepat menduduki


pasar. Misalnya, produk Elzatta menjadi salah satu pesaing Shaula. Hanya
dengan menjaga kualitas produk dan memberikan layanan berkualitas tinggi
dengan harga murah, kesempurnaan dapat dicapai. Ketika jumlah pesaing
meningkat, konsumen dapat dengan mudah berganti merek, model produk
pakaian berubah dengan cepat, dan pesaing memiliki strategi, maka intensitas
persaingan antar perusahaan pesaing cenderung meningkat. Pesaing baru
terkadang masuk dengan skala dan kekuatan yang sama.

Letak lokasi toko salah satu pesaing Shaula Muslim Couture juga cukup dekat
dengan lokasi gudang Shaula Muslim Couture yang Menimbulkan persaingan
yang semakin ketat. Jumlah pesaing meningkat setiap tahun. Namun, meski
ada banyak pesaing di industri yang sama dengan Shaula Musilim Couture,
permintaan pelanggan tidak turun secara signifikan. Selama ini usaha busana
muslim shaula diatribusikan kepada para pesaingnya yaitu selalu menjaga
kualitas dan menetapkan harga yang lebih terjangkau untuk produknya, agar
pelanggan setia berbelanja di toko busana muslim shaula, kemudian busana
muslim shaula juga menawarkan diskon untuk para reseller dan customernya
jika pengambilan barang dengan jumlah yang besar atau pada acara-acara
32
tertentu yang sedang diadakan oleh Shaula Muslim Couture. Hambatan
semakin terasa disaat masuk masa pandemic COVID 19 yang membuat
banyak pengusaha di bidang yang sama berusaha keras menjual produk-
produknya dengan menjual produk yang lebih murah dari biasanya kalau
tidak dimasa pandemic seperti sekarang ini karena nya Persaingan Kompetitor
yang di rasakan oleh Shaula Muslim Couture termasuk dalam kategori Tinggi.

Gambar 2.4 Tabel kesimpulan dari Analisa Porter’s Five Force Shaula Muslim Couture

Indikator Analisis Kesimpulan


Setiap perusahaan atau penjual
1. Ancaman Pemain Kategori Tinggi
bisa bebas keluar masuk industri
Baru
ini, tak heran jika industri ini
dijadikan target oleh banyak para
pengusaha tekstil dan fashion.
Terutama di masa pandemic
COVID 19 ini banyak pesaing
baru yang mulai membuka bisnis
di bidang yang sama karena
mereka sudah tidak bekerja di
tempat kerja mereka sebelumnya
(efek pengurangan karyawan) hal
ini tentu menambah jumlah
pesaing Shaula Muslim Couture
2. Ancaman produk Ancaman produk pengganti dapat Kategoti
pengganti dikatakan Sedang karena sudah Se
banyak brand fashion muslim da
lainya yang sudah lebih dulu hadir
ng
dan di kenal. Namun ada pula
pembeda dari produk Shaula
Muslim Couture yang dirancang

33
untuk berbagai kalangan wanita
muslim , mulai dari remaja
muslimah yang masih suka
dengan corak dan warna, wanita
muslimah dewasa yang sedang
hijrah (menjadi muslimah
khususnya dari segi penampilan)
dan Shaula Muslim Couture juga
selalu memberikan aksen busui
friendly dan wudhu friendly pada
desain pakaian nya guna
memudahkan para busui (ibu
menyusui) dan para muslimah
yang ingin berwudhu (beribadah)
dengan mudah dan nyaman.
Aksen busui dan wudhu friendly
saat ini masih belum terlalu
banyak di perhatikan oleh para
pengusaha di bidang fashion,
karena itu hal ini menjadi
keuntungan tersendiri bagi Shaula
Muslim Couture.
3. Ancaman Tawar- Kekuatan daya tawar menawar Kategori
Menawar konsumen tergolong tinggi karena Ti
Pembeli Shaula Muslim Couture memiliki ng
beberapa pesaing yang menjual
gi
produk yang mirip dengan produk
yang dimiliki oleh Shaula Muslim
Couture. Sehingga harga pun
harus bisa di sesuaikan dengan
para pesaing tersebut, karena
konsumen tetap menjadi faktor

34
penting bagi Shaula Muslim
Couture
4. Ancaman Tawar- Daya tawar pemasok yang Kategori
Menawar dimiliki Shaula Muslim Couture R
Supplier termasuk rendah karena Shaula en
Muslim Couture memiliki lebih
da
dari satu pemasok. Dengan adanya
h
banyak pemasok tersebut, Shaula
Muslim Couture dapat lebih
selektif memilih produk
yangdibutuhkan. Selain itu,
dengan banyak pemasok tersebut
para pemasok tidak bisa
memonopoli harga suatu produk
5. Persaingan Antar Intensitas persaingan di antara Kategori
Kompetitor perusahaan yang saling bersaing Ti
cenderung meningkat ketika ng
jumlah pesaing bertambah, ketika
gi
konsumen dapat dengan mudah
berganti merk, jika model produk
pakaian sangat cepat berubah
modelnya, dan jika pesaing
memiliki strategi. Pesaing baru
terkadang juga masuk dengan
ukuran dan kekuatan yang sama.
Letak lokasi toko salah satu
pesaing Shaula Muslim Couture
juga cukup dekat dengan lokasi
gudang Shaula Muslim Couture
yang mengakibatkan persaingan
menjadi semakin ketat. Jumlah
pesaing tersebut selalu bertambah

35
setiap tahunnya.

2.4.Analisis Eksternal

2.4.1. Segmentasi, Diferensiasi, Target , Posisi


Strategi bisnis ini mencapai langkah-langkah penciptaan nilai bagi pelanggan
melalui empat langkah berikut, yaitu segmentasi, diferensiasi, target, dan
posisi [CITATION Kot12 \t \l 1033 ]. Dengan gambar sebagai berikut:

Sumber: Kotler. P, et al; 2012, Principle of Marketing, p.215.


Gambar 2.5 Langkah Strategi Bisnis Berbasis Pelanggan

Menentukan proposisi
Memilih konsumen yang
nilai
akan dilayani

Diferensiasi
Segmentasi bertujuan untuk
membagi menciptakan
market menjadi Mencipta
konsumen utama
kelompok kecil kan nilai untuk
target
konsumen

Target Posisi
Menciptakan
Memilih target posisi pasar di
konsumen ingatan target
yang konsumen
tersegmen

36
 Segmentasi
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok sasaran
pembeli yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda
dan mungkin memerlukan produk atau rencana pemasaran terpisah
[ CITATION Kot12 \l 1033 ]
Pasar busana Muslim Shaula adalah wanita Muslim, dari remaja hingga
wanita dewasa, dari mulai kalangan ekonomi kelas bawah menengah hinggah
atas. Jubah (gamis) yang dijual sudah cukup panjang dan menutupi
pergelangan tangan. Produknya dijual di seluruh Indonesia khususnya di
Jabodetabek. Untuk penjelasan lengkap segmentasi pasar Shaula Muslim
Couture adalah sebagai berikut:

2.2.1.1. Geografi Wilayah Jabodetabek


 Demografi Remaja Muslimah hingga Wanita Muslimah
usia mulai dari 13-55 tahun, berpenghasilan
Middle-Up
 Psikografi Orang yang suka bermain dengan warna,
motif, suka berpenampilan simple dan
elegant namun tetap syar’i
 Perilaku Penggemar fashion dan Muslim Fashion ,
Konsumen retailer, muslimwear.
Gambar 2.6 Tabel Segmentasi Pasar Shaula Muslim Couture

 Target
Terdapat tiga target pasar menurut Kotler.P :

37
Strategi Strategi pemasaran
pemasaran tanpa dengan pembeda
pembeda (Differentiated)

Strategi pemasaran
terkonsentrasi
(Concentrated)

Gambar 2.7 Strategi Target Pasar

Sumber: Kotler. P, et al; 2012, Principle of Marketing, p.225


Shaula Muslim Couture memiliki dua target pasar:

1. wanita muslimah dewasa sebagai contoh ibu rumah tangga,wanita


karir rentang usia 22-45 tahun

2. Wanita muslimah remaja sebagai contoh mahasiswi atau pelajar


lainnya rentang usia 15-21 tahun
Kedua target tersebut ditujukan untuk wanita muslimah yang cenderung
menggunakan pakaian longgar (bukan membentuk tubuh) dan memiliki bentuk
yang sederhana, namun tetap berpenampilan menarik dan elegan. Hijabers
(kerudung) menyukai pakaian yang modis sesuai trend yang ada, namun tetap
tetap fashionable.
 Diferensiasi

Pemasaran diferensial (pemasaran diferensial) adalah strategi pemasaran yang


dapat menentukan tujuan berbeda dari beberapa segmen pasar yang ada, dan
kemudian memberikan kutipan individual [ CITATION Kot12 \l 1033 ].
Shaula Muslim Couture Menyediakan produk khusus untuk wanita muslimah
yang sedang hijrah dengan memakai baju syar'i.
Diferensiasi produk mengacu pada tindakan merancang serangkaian
perbedaan, yang berarti dalam bentuk, fungsi, kualitas, ukuran, daya tahan,

38
dan jaminan. Dalam hal ini Shaula Muslim Couture berani memberikan
fasilitas atau penawaran khusus bagi para pelanggan setia nya yang ingin
pesan (request) model ataupun ukuran yang sesuai dengan keinginan (Made
by request).
 Posisi
Shaula Muslim Couture Menurut hukum Islam, prioritas diberikan pada
kualitas produk. Dengan bahan yang tebal, warna yang tidak mencolok,
desain yang simple namun stylist dan spesifikasi lainnya, desain ini tetap
menarik perhatian dan selalu memudahkan ibu menyusui (busui friendly) dan
para wanita muslim yang ingin berwudhu (beribadah) dapat melakukan nya
dengan mudah (wudhu friendly). Dengan itu, Shaula Muslim Couture akan
mendapatkan posisi di hati pelanggannya [ CITATION Dun08 \l 1033 ]
Kompetitor analisis Shaula Muslim Couture adalah dengan banyaknya
pengusahan retail di bidang fashion muslimah, Shaula Muslim Couture dapat
bersaing dengan mengutamakan kualitas produk yang sesuai dengan syariat
Islam, tidak hanya dari pemilihan bahan, warna dan design yang berkualitas.
Shaula Muslim Couture juga mengutamakan kenyamanan para penggunanya
dengan tetap mengandalkan perkembangan fashion di tengah masyarakat.
Dengan banyaknya persaingan di industri fashion Muslim ,Shaula Muslim
Couture selalu yakin untuk tetap memberikan yang terbaik dan akan selalu
berinovasi terhadap perkembangan jaman .

2.4.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 7P


Bauran pemasaran adalah perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi,
dan lokasi yang akan menentukan derajat keberhasilan pemasaran yang
kesemuanya dirancang untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar
sasaran. (Kotler,P et al; 2007). Untuk pemasaran jasa, bauran pemasaran juga
memiliki perlengkapan tambahan lainnya yaitu personalia, proses, dan bukti
fisik. [ CITATION Kot08 \l 1033 ]. Persaingan ketat dan persaingan pasar

39
memaksa perusahaan untuk cepat beradaptasi dan meningkatkan keunggulan
produknya (Christian; 2013), yang sejalan dengan banyaknya alternatif
produk yang dapat dengan mudah diperoleh konsumen saat mengambil
keputusan berbelanja. Keunggulan kompetitif suatu produk bergantung pada
keberhasilannya, dan keberhasilan bergantung pada jumlah parameter
penjualan [ CITATION Tji08 \l 1033 ].

Gambar 2.8 Marketing Mix 7P


(https://www.brandwellgr.com/blog/marketing/2017/12/24/what-is-marketing-mix-the-4ps-7ps-and-4cs-of-
marketing/)

A. Produk
Shaula Muslim Couture diciptakan dengan model pakaian muslimah
syar’i yang bisa digunakan baik oleh remaja maupun wanita dewasa.

40
Berikut contoh produk dari Shaula Muslim Couture:

Gambar 2.9 Maharani Dress Series By.Shaula Muslim Couture.

Gambar 2.10 Rayon Series By.Shaula Muslim Couture

Dimasa pandemic COVID 19 ini Shaula Muslim Couture sempat


menghadirkan koleksi (series) masker yang matching dengan koleksi
Maharani Dress seperti berikut:

41
Gambar 2.11 Masker Kain By.Shaula Muslim Couture

Adapun Hijab yang dijual dengan sistem paket (bundling) per 3-4pcs
berdasarkan kualitas dari bahan masing-masing hijab nya:

Gambar 2.12 Berbagai Jenis Produk Hijab


By Shaula Muslim Couture

B. Harga

Harga dapat disebut nilai yang dibebankan untuk produk atau layanan apa
pun [CITATION Nei59 \l 1033 ]. Menentukan harga suatu produk adalah
tugas yang sulit. Pemasar harus memperhatikan bahwa ketika menetapkan
harga, ada banyak faktor, seperti permintaan produk, biaya yang terlibat,
kemampuan konsumen untuk membayar, batasan pemerintah, dan harga
yang dikenakan oleh pesaing untuk produk serupa. Dapat mengontrol
proses ini. Faktanya, penetapan harga merupakan bidang pengambilan

42
keputusan yang sangat penting, karena mempengaruhi permintaan produk
dan profitabilitas organisasi [ CITATION Sin12 \l 1057 ].

Gambar 2.13 Katalog Harga Shaula Muslim Couture

Harga yang ditawarkan untuk produk Shaula Muslim Couture cukup


terjangkau dan kompetitif. Shaula Muslim Couture membandrol harga
harga gamis dan tunik nya dengan harga rata-rata Rp.125.000 - Rp.
200.000,- untuk yang paling mahal. Harga yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas yang didapat.

Sedangkan untuk koleksi hijab nya Shaula Muslim Couture memberikan


layanan “bundling” Rp 100.000,-/3-4pcs tergantung kualitas bahan dari
masing-masing hijab yang di tawarkan. karena tentunya akan lebih hemat
untuk para konsumen saat membeli produk hijab dari Shaula Muslim

43
Couture.

C.Lokasi
Selain harga, faktor lokasi atau lokasi juga mempengaruhi kesuksesan
bisnis. Keputusan untuk memilih lokasi terkait dengan komitmen jangka
panjang pada aspek padat modal, sehingga perusahaan harus benar-benar
mempertimbangkan dan memilih lokasi yang sensitif terhadap kondisi
ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan masa depan [ CITATION
Tji08 \l 1033 ]. Produk Shaula Muslim Couture dijual di toko offline dan
online. Selain dijual melalui reseller, produk Shaula juga memiliki layanan
media sosial seperti Instagram (@shaulamuslimcouture) dan halaman
Facebook (Shaula Muslim Couture). Shaula juga baru-baru ini dijual
melalui e-commerce Tokopedia (shaulamuslimcouture). Media promosi
sangat mudah diakses, dan informasi produk tersebar dengan cepat. Untuk
pembelian secara online shaula memiliki inventori sementara di salah satu
rumah yang di tempati oleh anggota Shaula Muslim Couture.

Gambar 2.14 Instagram Shaula Muslim Couture

44
Gambar 2.15 Facebook Page Shaula Muslim Couture

Gambar 2.16 Tokopedia Shaula Muslim Couture

D. Promosi
Shaula Muslim Couture juga memberikan diskon khusus untuk para reseller
yang bergabung, dan mengadakan diskon produk pada waktu tertentu. Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, Shaula Muslim Fashion memilih
substrat kain khusus dan mendesainnya dengan gaya yang modern dan

45
modis. Promosi dilakukan secara online maupun offline untuk menarik minat
konsumen dalam membeli produk Shaula Muslim Couture.Khusus untuk
online shaula Muslim Couture juga melakukan promosi discount (potongan
harga) melalui Iklan di Instagram ataupun Facebook. Berikut beberapa
contoh promosi yang pernah di tawarkan oleh Shaula Muslim Couture :

Gambar 2.17 Promo 9.9 Shopping Day Shaula Muslim Couture

Potongan harga untuk pembelian produk Maharani Dress Series dari harga
semula Rp 125.000,- menjadi Rp 100.000,- melalui Instagram dan Facebook
dalam rangka memperingati 9.9 Shopping Day Sale. Berkat promo ini stock
Maharani Dress langsung SOLD OUT.

Gambar 2.18 Promo Rayon Series Shaula Muslim Couture

Diskon 11% untuk semua produk Rayon Series dan subsidi ongkos kirim
46
sampai Rp 11.000,- melalui Instagram dan Facebook dalam rangka
memperingati 11.11 Shopping Day Sale.

E. Proses
Berikut merupakan proses produksi sampai penjualan produk :

produksi penerapan desain Pemilihan


pakaian desain model bahan baku

distribusi
kontrol daftar total pemberian produkke online
kualitas produksi harga dan offline store

Gambar 2.19 Proses Produksi Sampai Penjualan

Untuk menunjang proses tersebut diperlukan space yang cukup besar, dan
gudang serta kantor pemasaran masih tetap menjadi space karena distribusi
dan penjualan produk masih dilakukan secara online dan oleh distributor.

F. Sumber Daya Manusia


Dalam menjalankan keseharaian bisnis nya, Shaula Muslim Couture
memiliki tiga anggota:

1)

47
Gambar 2.20 Valeda Tyas Justiani

Sebagai Direktur Produksi (Directors of Productions) atau Desainer


(Designer) sekaligus menjabat sebagai manager produksi (Manager of
Production).

2)

Gambar 2.21 Lina Marlina

Sebagai Wakil Direktur yang juga menjabat sebagai Manager Keuangan


nya Shaula.

3)

Gambar 2.22 Balqis Al Humairah

Sebagai Manager Pemasaran dan Penjualan (Manager of Marketing and


Sales) yang juga menjabat sebagai Manager Showroom (Store Manager).

48
G. Bukti Fisik

49
Shaula Muslim Couture dalam hal ini berkomitmen memberikan produk
dengan kualitas terbaik, yang tentunya nyaman serta terjangkau dan juga
selalu memberikan kemudahan bagi para ibu yang sedang menyusui “busui
friendly” dan para wanita muslim yang ingin berwudhu (beribadah) “wudhu
friendly” . Walaupun saat ini Shaula Muslim Couture belum memiliki toko
offline berupa bangunan atau ruko namun lokasi gudang (inventory) di salah
satu rumah anggota dari tim Shaula Muslim Couture sudah cukup rapih dan
tersusun. Jadi apabila ada pelanggan yang ingin datang untuk membeli

50
langsung, mengecek atau sekedar melihat secara langsung produk yang di
jual Shaula Muslim Couture tentu sangat di perbolehkan selama situasi
kondisinya sedang tidak ada masalah. Berikut ini beberapa testimoni dari
pelanggan yang sudah membeli produk Shaula Muslim Couture :

Gambar 2.23 Testimoni Pelanggan Shaula Muslim Couture (1)

51
Gambar 2.24 Testimoni Pelanggan Shaula Muslim Couture (2)

Gambar 2.25 Testimoni Pelanggan Shaula Muslim Couture (3)

52
2.4.3. SWOT Analisis

Analysis Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT)

Pada tahap ini Shaula Muslim Couture menggunakan analisis SWOT untuk
mengetahui faktor Eksternal & Internal dalam bisnis, Analisis SWOT adalah teknik
perencanaan strategis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan perusahaan, peluang dan ancaman dalam rencana yang sedang
berlangsung dan rencana baru.
Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey dalam sebuah
proyek penelitian yang dipimpin oleh Stanford Research Institute pada tahun 1960-
an, yang menggunakan data dari perusahaan Fortune 500.
(https://www.jojonomic.com/blog/analisis-swot/).
Shaula Muslim Couture Company menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui
apa saja keuntungan, kerugian, peluang dan ancaman dari Shaula Muslim Fashion
Couture. Adapun analisis SWOT pada Shaula Muslim Couture sebagai berikut :
 Kekuatan (Strength) Ciri khas busana muslim shaula adalah selalu
menitikberatkan pada barang-barang yang berkualitas, dan tentunya
pakaian yang nyaman, selalu memberikan dubbing busui yang ramah
dan hand sanitizer yang ramah, sehingga para ibu menyusui dan
muslim lainnya yang ingin cuci tangan (ibadah) wanita lebih mudah.
Kualitas layanan pelanggan cukup baik untuk mengimbangi laju
perkembangan teknologi dalam perkembangan bisnis, dan organisasi
inventaris Shaula Muslim Couture terorganisir dengan baik.
 Kelemahan (Weakness) yang dimiliki oleh Shaula Muslim Couture
adalah Brand Image yang belum terbentuk, kegiatan promosi yg
masih kurang, belum bisa membuat produk atau desain yang sekaligus
banyak dan beragam (bervariasi), Laporan keuangan yang sempat
berantakan sehingga banyak data yang tidak tercatatat ataupun hilang,

53
dan Belum memiliki toko offline yang tetap untuk berjualan offline.
 Peluang (Opportunities) Shaula Muslim Couture memiliki tradisi Idul
Fitri, Permintaan konsumen akan produk meningkat drastis, yang
dapat memberikan keuntungan lebih besar, berubahnya gaya hidup
masyarakat dalam menggunakan pakaian muslim dan hijab yang
semakin meningkat, Memberikan efisiensi waktu bagi para pelanggan
yang ingin berbelanja di platform online bisnis Shaula Muslim
Couture dengan cepat dan mudag untuk di jangkau (akses), dan lokasi
gudang yang cukup strategis terletak di perumahan padat penduduk
serta dekat dengan kawasan industri yang tentunya banyak pendatang
dari banyak kota.
 Ancaman (Threats) yang dimiliki oleh Shaula Muslim Couture adalah
adanya pesaing lama yang sudah lebih dulu di kenal masyarakat dan
pesaing baru yang terus bertambah di bidang bisnis fashion muslim
dan pasar konsumen yang sama, Penjualan menurun karena adanya
pandemic COVID-19 banyak pelanggan yang mengeluhkan sudah
tidak bekerja lagi, dan ada pula yang hanya mendapatkan gaji 50%
selama PSBB berlangsung , serta Daya tawar konsumen yang tinggi

Gambar 2.26 Tabel SWOT Shaula Muslim Couture

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


 Kualitas bahan yang bagus dan  Brand image belum terbentuk
nyaman.  Kurangnya strategi marketing produk di
 Selalu memberikan aksen busui friendly social media
dan wudhu friendly  Proses produksi yang masih belum
 Fasilitas made by request maksimal dan kurang bervariasi
 Kualitas layanan pelanggan yang baik  Laporan keuangan yang sempat berantakan
dan cukup mengikuti perkembangan  Belum memiliki toko offline tetap untuk
teknologi. berjualan offline.
 Pengorganisasian inventori sudah
tersusun dengan cukup rapi.

54
Oportunity (Peluang) Threat (Ancaman)
 Adanya tradisi lebaran membeli baju  Pesaing baru dan pesaing lama
baru  Penjualan menurun karena regulasi
 Berubahnya gaya hidup masyarakat pemerintah mengenai PSBB karena
 Memberikan efisiensi waktu untuk pandemi COVID-19
pelanggan dalam belanja melalui  Daya tawar konsumen yang tinggi
platform online bisnis Shaula Muslim
Couture.
 Lokasi gudang yang cukup strategis
Sumber: Data primer, diolah (2021)

2.4.4. Business Model Canvas

Gambar 2.27 Bisnis Model Canvas Shaula Muslim Couture

Berdasarkan Gambar 2.27 Tabel Bisnis Model Shaula Muslim Couture


memiliki penjelasan sebagai berikut :

55
 Customer Segmentation (Segmetasi Pelanggan) Shaula Muslim
Couture dibagi menjadi 4, yang pertama bedasarkan geografi
pelanggan yang belokasi di wilayah jabodetabek adalah pelanggan
yang menjadi tujuan (target) utama Shaula Muslim Couture. Yang
kedua Demografi pelanggan yang menjadi tujuan Shaula Muslim
Couture adalah Pelanggan yang berusia 13-55 tahun mulai dari remaja
hinggan wanita dewasa yang berpenghasilan middle-up. Yang ketiga
adalah Psikografi pelanggan Shaula Muslim Couture adalah wanita
yang suka bermain dengan warna, motif, suka berpenampilan simple
dan elegant namun tetap syar’i. Yang keempat Perilaku konsumen
yang menjadi tujuan utama Shaula Muslim Couture adalah para
penggemar fashion dan fashion muslim khususnya , retailier , dan para
pengguna muslim wear.
 Value Proposition (proposisi nilai) Shaula Muslim Couture adalah
motif yang limited edition, Design yang flexible, motif yang unik,
Pemilihan bahan yang berkualitas dan nyaman, Selfmanufacture.
 Channels (saluran) Shaula Muslim Couture adalah E-commerce
(Tokopedia), Social Media (Instagram, Facebook), After sales,
Muslim Event (Kajian Muslimah), Bazaar, Exhibition.
 Customer Relationship (hubungan pelanggan) Shaula Muslim
Couture adalah Membership, Standard Personel, Service, Customer
Personal, dan Service Made by Request.
 Revenue Streams (aliran pendapatan) Shaula Muslim Couture
adalah Hijab dan Muslim wear sales, delivery fee, Retailer dan
Wholesale fee, ads.
 Key Resources (Sumber utama) Shaula Muslim Couture adalah
Brand Images, Point of sale, Competitive price.
 Key Activities (kegiatan utama) Shaula Muslim Couture adalah
sebagai berikut:

56
- R&D
- Proses Design
- Pemilihan Bahan
- Pemilihan Bahan Baku lainnya
- Proses Cutting Bahan
- Proses Produksi (Konveksi atau Penjahit)
- Stocking (inventory)
- Finishing
- Quality Control
- Foto Produk
- Proses pengemasan
- Distribusi ke pelanggan
- Local Marketing
- Delivery Management
 Key Partner (mitra utama) Shaula Muslim Couture adalah Toko
textile atau perusahaan textile, Penjahit, Jasa fabric printing.
 Cost Structure (struktur biaya) Shaula Muslim Couture meliputi
Biaya Produksi ,Biaya Operasional, ,Labour Salary (Gaji pegawai),
Marketing (ads, endorse), Storage, Mannecuin statue (Patung).

2.4.5. Analisi Tampilan Berbasis Sumber Daya

Analisis tampilan berbasis sumber daya digunakan untuk menyoroti kemampuan


internal dalam pandangan organisasi di hal merumuskan strategi untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan baik di pasar maupun
industri. Dengan kata lain, untuk bersaing di lingkungan atau industri
eksternal, perusahaan harus memahami dan mampu memanfaatkan kapabilitas
internalnya untuk memperoleh daya saing yang berkelanjutan keuntungan
[ CITATION Sim04 \l 1033 ]. Ada beberapa faktor yang dianalisis dalam analisis
tampilan.

57
a. Sumber Daya
Menurut [ CITATION Whe12 \l 1033 ], sumber daya digambarkan sebagai
aset, yang menjadi blok bangunan dasar sebuah organisasi. Aset dalam
organisasi dibagi menjadi dua kategori; aset berwujud dan tidak berwujud.
Aset berwujud terdiri dari beberapa item seperti gedung kantor, eralatan,
keuangan dan lokasi, serta sumber daya manusia dibagi menjadi
keterampilan dan keahlian sesuai dengan jumlah karyawan. Pada saat yang
sama, aset tidak berwujud mencakup beberapa item seperti reputasi, budaya
perusahaan, dan hak cipta yang dimiliki oleh perusahaan. Busana muslim
Shaula juga memiliki dua jenis aset berwujud dan aset tidak berwujud
dijelaskan pada gambar berikut

Gambar 2.28 Aset Berwujud dan Aset Tidak Berwujud

b. Kapabilitas

Kapabilitas didefinisikan sebagai Kemampuan perusahaan untuk


mengembangkan sumber daya. Fungsi terdiri dari proses bisnis dan rutinitas

58
yang menangani interaksi antara sumber daya yang mengubah masukan
menjadi keluaran. Aspek-aspek proses bisnis dan rutinitas tersebut dibagi
menjadi beberapa kategori seperti kapabilitas pemasaran, kapabilitas
produksi, dan kemampuan manajemen sumber daya manusia. Jika
kapabilitas perusahaan terus-menerus diubah dan disesuaikan beradaptasi
dengan situasi yang tidak pasti di lingkungan, mereka disebut
kemampuan dinamis.

1. Kapabilitas Pemasaran dan Kapabilitas Produksi serta Kinerja


Perusahaan terhadap sumber daya manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dari kedua fungsi


tersebut telah memberikan kontribusi yang positif terhadap
penampilan busana muslim Shaula. Kontribusi ini terutama
digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan apa yang akan
diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan menyampaikan produk
kepada konsumen. Dalam hal ini kompetensi merupakan sumber
daya yang penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan
kinerja yang prima, sehingga kontribusi kompetensi pada kedua
fungsi tersebut dapat menunjang hasil kinerja sumber daya manusia
Shaula Muslim Couture, sehingga selalu menghasilkan produk yang
berkualitas.
c. Kompetensi Inti

Menurut [ CITATION Whe12 \l 1033 ], kompetensi inti itu melewati divisi


batas dan itu menyebar luas di dalam organisasi dan itu adalah sesuatu
organisasi itu bisa tampil luar biasa.

Dalam hal ini Shaula Muslim Couture selalu berusaha menghasilkan produk
Muslim Wear yang berkualitas dengan selalu memberikan aksen busui
friendly dan wudhu friendly di setiap series pakaian nya serta memberikan
keleluasaan bagi pelanggan yang ingin menyalurkan keinginan nya dalam

59
memilih model, motif, warna serta ukuran yang sesuai dengan keinginan
nya (made by request).

BAB III

SOLUSI BISNIS

3.1. Formulasi Strategi Bisnis

Berdasarkan analisis yang dibangun pada bab sebelumnya mengenai eksplorasi


masalah bisnis yang meliputi analisis internal dan eksternal Shaula Muslim Couture.
Kami mendapatkan kesimpulan berdasarkan analisis SWOT. Dimana analisis bisnis
Shaula Muslim Couture masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi.
Maka dari itu strategi bisnis diperlukan dengan tujuan untuk mengembangkan
segmentasi yang efektif dan penargetan dari pelanggan Shaula Muslim Couture dan
untuk menentukan faktor apa yang paling signifikan untuk Shaula Muslim Couture
agar menjadi lebih kompetitif dalam bisnis kuliner. Solusi bisnis yang ditawarkan
dalam hal ini antara lain tercantum pada bab 1 dan bab 2.

Bab ini memuat perumusan strategi untuk mengidentifikasi faktor signifikan yang
dihasilkan dari analisis SWOT pada bisnis.

Bab 2 menghasilkan alternatif strategi yang juga didasarkan pada faktor signifikan
yang ditentukan dari analisis SWOT. Perumusan strategi sering disebut sebagai
perencanaan strategis yang fokus pada pengembangan misi dan tujuan perusahaan
serta strategi dan kebijakan. Proses perumusan strategi diawali dengan proses
menemukan kesesuaian strategi antara peluang eksternal dan keunggulan internal
yang sudah dimiliki perusahaan ketika menghadapi ancaman dari faktor eksternal dan
kelemahan faktor internal [ CITATION Whe12 \l 1033 ].

60
3.2. Analisa Faktor Eksternal dan Internal

Dalam menghasilkan ringkasan analisis faktor eksternal (EFAS) dan ringkasan


analisis faktor internal (IFAS),strategis dari analisis SWOT akan digunakan untuk
menyusun tabel EFAS dan IFAS dengan mendaftarkan semua faktor strategis baik
dalam tabel EFAS maupun tabel IFAS dimana dapat diukur berdasarkan karekteristik
sebagai berikut:

 Bobot

Dalam kategori bobot, faktor-faktor strategis baik dari eksternal maupun internal
diberi bobot berdasarkan pentingnya bagi bisnis perusahaan. Semakin tinggi angka di
setiap faktor menunjukkan semakin banyak faktor penting dalam bisnis Shaula
Muslim Couture. Selanjutnya jumlah total untuk berat masing-masing faktor strategis
baik dari faktor eksternal maupun internal harus maksimal 1,00

• Peringkat

Peringkat dari tabel EFAS dan IFAS dapat dihasilkan berdasarkan respon spesifik
perusahaan terhadap faktor strategis yang terdaftar. Peringkat faktor strategis
menunjukkan seberapa baik manajemen Shaula Muslim Couture dalam
memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk menanggapi faktor-faktor strategis
yang dikemukakan dari analisis SWOT. Penilaian untuk menetapkan peringkat setiap
faktor berdasarkan seberapa baik manajemen menangani masing-masing faktor
strategis ditetapkan dengan memberi peringkat 5.00 untuk luar biasa baik dan
peringkat 1.00 untuk kurang baik.

• Nilai Tertimbang

Nilai tertimbang dari setiap faktor strategis dapat diperoleh dengan mengalikan bobot
dan peringkat masing-masing faktor. Nilai tertimbang mewakili nilai total untuk
setiap faktor berdasarkan kepentingan masing-masing faktor strategis yang mewakili
bobot dan dikombinasikan dengan tanggapan situasi manajemen saat ini terhadap
faktor-faktor tertentu yang diwakili oleh peringkat.

61
• Komentar

Bagian komentar akan diisi untuk menjelaskan situasi terkini dari faktor-faktor
tertentu sebagaimana hasil dari nilai tertimbang.

• Total Skor Tertimbang

Tambahkan untuk skor tertimbang dari tabel EFAS dan IFAS secara terpisah untuk
mendapatkan bobot nilai total perusahaan dari aspek eksternal dan internal. Total
skor tertimbang dari masing-masing tabel EFAS dan IFAS mencerminkan bagaimana
perusahaan menanggapi faktor-faktor strategis saat ini di dalam lingkungan eksternal
dan internal. Ringkasan analisis faktor internal (IFAS) dari Shaula Muslim Couture
ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.
Gambar 3.1 Tabel IFAS Shaula Muslim Couture

Faktor Internal Bobot Rating Skor Keterangan


Pembobotan
Strength (Kekuatan)
Kualitas bahan yang bagus 0,20 4,0 0,80 Produk yang
dan nyaman dihasilkan lebih
berkualitas
Selalu memberikan aksen 0,10 3,0 0,30 Memudahkan
busui friendly dan wudhu para busui dan
friendly para muslimah
dalam
beraktifitas dan
beribadah
Fasilitas made by request 0,10 4,0 0,40 Memfasilitasi
pelanggan yang
ingin
mendapatkan
produk sesuai
dengan
keinginan.
Kualitas layanan 0,05 3,0 0,15 Lebih mudah
pelanggan yang baik dan dalam
cukup mengikuti menjangkau
perkembangan teknologi pelanggan
Pengorganisasian 0,05 3,0 0.15 Kualitas
inventori sudah tersusun penyimpanan
62
dengan cukup rapi produk dan
bahan baku
menjadi lebih
terjamin
Subtotal 0,50 1,80
Weakness (Kelemahan)
Brand image 0,20 2,5 0,50 Brand image
belum
terbentuk
Strategi marketing 0,20 2,5 0,50 Kurangnya
strategi
marketing
Proses produksi 0,10 3,0 0,30 Proses produksi
yang masih
belum
maksimal.
Laporan keuangan 0,10 2,0 0,20 Laporan
keuangan yang
sempat
berantakan
Toko offline tetap untuk 0,05 3,0 0,15 Belum
penunjang penjualan memiliki Toko
offline offline tetap
untuk berjualan
offline
Subtotal 0,50 1,65
Total 1,00 3,450
Sumber: Data primer, diolah (2021)

Berdasarkan Gambar Tabel 3.1 diatas dalam rangka memberi bobot pada strategi
internal perusahaan, dapat dilihat bahwa faktor kekuatan Shaula Muslim Couture
yang memiliki skor tertinggi ada pada faktor kualitas bahan yang bagus dan nyaman
sebagai faktor kekuatan terbesar untuk keberlangsungan bisnis Shaula Muslim
Couture dengan skor pembobotan 0,80 karena kualitas bahan yang bagus dan nyaman
pada produk-produk yang dihasilkan oleh Shaula Muslim Couture dapat bersaing
dengan para kompetitor lain seperti yang sudah disebutkan pada bab sebelumnya.
Faktor kekuatan bisnis Shaula Muslim Couture yang kedua yaitu faktor fasilitas
made by request dengan skor pembobotan sebesar 0,40 hal ini dinilai kekuatan

63
terbesar kedua di karena kan belum banyaknya bisnis yang serupa dengan Shaula
Muslim Couture yang memberikan fasilitas made by request kepada pelanggan nya.
Kekuatan yang ketiga dengan skor pembobotan 0,30 adalah selalu memberikan aksen
busui friendly dan wudhu friendly pada produk-produk pakaian Shaula Muslim
Couture hal ini dinilai menjadi kekuatan bagi Shaula Muslim Couture karena aksen
pada produk yang mungkin tidak di anggap penting bagi sebagian pesaing
(competitor) membuat produk pakaian Shaula Muslim Couture sangat diminati
pelanggan nya. Kualitas layanan yang baik dan cukup mengikuti perkembangan
teknologi serta Pengorganisasian inventori yang sudah tersusun dengan cukup rapi
adalah Kedua factor yang juga termasuk kekuatan pada bisnis Shaula Muslim
Couture untuk keberlangsungan usaha dan juga pengembangan usaha di masa
mendatan dengan skor pembobotan keduanya sama-sama 0,15.
Pada matriks IFAS bisnis Shaula Muslim Couture juga menunjukkan berbagai
kelemahan yang dimiliki oleh bisnis Shaula Muslim Couture. Faktor terlemah pada
bisnis Shaula Muslim Couture antara lain Brand Image Shaula Muslim Couture yang
belum terbentuk dan Strategi Marketing yang masih kurang dengan kedua faktor
memiliki skor pembobotan sebesar 0,50. Selanjutnya yang menjadi kelemahan
Shaula Muslim Couture dengan skor pembobotan 0,30 adalah Laporan keuangan.
Laporan Keuangan merupakan hal yang tidak kalah penting dalam melihat
perkembangan perusahaan, sehingga laporan keuangan Shaula Muslim Couture yang
sempat berantakan menyebabkan pencatatan dana masuk dan dana keluar perusahaan
tidak tersusun dengan baik dan dampak lain yang di hasilkan adalah apabila pada saat
itu Shaula Muslim Couture ada kerugian maka laporan nya menjadi tidak jelas (tidak
terdeteksi) pada perusahaan. Dalam hal ini Shaula Muslim Couture sudah bisa
mengatasinya dengan cara menambah personil yang dapat meng-handle laporan
keuangan terbaru Shaula Muslim Couture saat ini. Namun bukan berarti laporan yang
sudah berantakan sebelumnya dapat di perbaiki. Sementara itu yang dinilai sebagai
kelemahan Shaula Muslim Couture yang terakhir adalah Toko offline tetap untuk
penunjang penjualan offline yang belum dimiliki oleh Shaula Muslim Couture dengan

64
skor pembobotan terendah 0,15 dinilai terendah karena factor ini tidak terlalu
memberikan dampak , karena dalam hal ini Shaula Muslim Couture masih dapat
berjualan di platform online yang dimiliki oleh Shaula Muslim Couture seperti di
media social (Instagram, Facebook) dan E-commerce (Tokopedia). Namun semua
factor yang di sebutkan tentu tetap menjadikan kendala yang di rasakan oleh Shaula
Muslim Couture dalam menjalankan bisnis nya.
Gambar 3.2 Tabel EFAS Shaula Muslim Couture

Faktor Internal Bobot Rating Skor Keterangan


Pembobotan
Opportunity (Peluang)
Adanya tradisi lebaran 0,20 4,5 0,90 Penjualan dan
membeli baju baru minat
pelanggan
untuk
berbelanja
meningkat
drastic
Berubahnya gaya Hidup 0,10 4,5 0,45 Meningkatnya
Masyarakat minat
masyarakat
terhadap
pakaian muslim
Memberikan efisiensi 0,10 4,0 0,40 Pemasaran
waktu dalam berbelanja produk melalui
platform online
yang mudah
dan cepat untuk
di jangkau
(akses) oleh
pelanggan
Lokasi gudang yang 0,05 3,5 0,175 Terletak di
cukup strategis perumahan
padat penduduk
dan dekat
dengan
Kawasan
Industri
Subtotal 0,45 1,925
Threat (Ancaman)

65
Pesaing baru dan Pesaing 0,20 3,5 0,70 Sudah banyak
lama nya pesaing
lama dan
bertambahnya
pendatang baru
dalam bisnis
dan pasar
konsumen yang
sama.
Regulasi pemerintah 0,20 4,0 0,80 Penjualan
menurun karena
adanya
pandemic
COVID-19
banyak
pelanggan yang
mengeluhkan
sudah tidak
bekerja lagi,
dan ada pula
yang hanya
mendapat-kan
gaji 50%
selama PSBB
Daya tawar konsumen 0,15 3,0 0,45 Kualitas , harga,
yang tinggi dan keunikan
produk yang di
tawarkan
sangat
berpengaruh
Subtotal 0,55 1,95
Total 1,00 3,875
Sumber: Data primer, diolah (2021)

Dalam memberikan pembobotan faktor-faktor strategis pada faktor-faktor eksternal


bisnis Shaula Muslim Couture, penulis memperhatikan bahwa faktor adanya tradisi
lebaran membeli baju baru sebagai peluang terbesar karena factor ini sangat
berpengaruh pada penjualan Shaula Muslim Couture yang cukup meningkat di saat
seperti itu dibandingkan hari-hari lainnya. Dengan itu Adanya Tradisi Lebaran
Membeli Baju Baru tersebut mendapatkan skor pembobotan 0,90. Hal ini ditunjang

66
dengan produk yang di tawarkan oleh Shaula Muslim Couture adalah Fashion untuk
para Muslimah yang tentunya sangat cocok di kenakan saat perayaan-perayaan umat
muslim seperti salah satunya “Lebaran”. Maka dari itu peluang yang lebih besar
dapat diciptakan dengan menawarkan fasilitas made by request, menambah pilihan
variasi model dan motif untuk Raya Series (Series Lebaran), promosi dan branding
lewat media sosial, sehingga hal itu yang dapat membuat bisnis Shaula Muslim
Couture ini tetap bisa bertahan dan bahkan bisa meningkatkan kualitas layanan serta
pendapatan nya. Selain itu berubahnya gaya hidup masyarakat dengan skor
pembobotan 0,45 menjadi peluang terbesar kedua bagi Shaula Muslim Couture dalam
menjalankan bisnisnya. Dikarenakan saat ini makin banyak masyarakat yang
merubah gaya hidup nya dengan beralih menggunakan pakaian muslim atau pakaian
yang lebih sopan dan tertutup serta makin banyaknya wanita muslim yang
menggunakan hijab tentu menjadi peluang yang baik untuk Shaula Muslim Couture.
Efisiensi waktu dalam berbelanja tentu nya juga menjadi peluang bagi Shaula
Muslim Couture dengan skor pembobotan 0,40. Efisiensi waktu dalam berbelanja
disini karena adanya plat form belanja online Shaula Muslim Couture membuat para
Muslimah menjadi terbantu , dan banyak pelanggan dari Shaula Muslim Couture
yang lebih memilih belanja di platform online nya Shaula Muslim Couture di banding
harus datang langsung karena lokasi mereka yang mungkin terlalu jauh , hal ini tentu
akan sangat menghemat waktu mereka dan menjadi peluang yang baik untuk
kelangsungan bisnis Shaula Muslim Couture di tambah lagi semua plat form online
yang di miliki oleh Shaula Muslim Couture dapat di akses dengan mudah dan cepat
untuk di jangkau (akses) oleh pelanggan dimana pun mereka berada. Fktor peluang
yang terakhir dengan skor pembobotan 0,175 yaitu lokasi Gudang Shaula Muslim
Couture yang terletak di salah satu rumah anggota Shaula Muslim Couture juga
dikatakan peluang di karenakan lokasi nya yang cukup strategis terletak di
perumahan padat penduduk dan dekat sekali dengan Kawasan industry yang tentunya
banyak pendatang dari kota-kota lain. Hal ini membuat banyak pelanggan yang

67
memilih berbelanja di Shaula Muslim Couture karena mereka bisa datang dan lihat
langsung ke Gudang penyimpanan produk-produk nya Shaula Muslim Couture.
Adapun ancaman bagi bisnis Shaula Muslim Couture saat ini yang sangat dirasakan
sekali di masa pandemic COVID-19 yaitu karena adanya berbagai regulasi dari
pemerintah hal ini menjadi ancaman terbesar bagi Shaula Muslim Couture dengan
skor pembobotan 0,80. Adanya ancaman seperti ini tentu memberikan dampak tidak
baik pada penjualan dan penurunan pelanggan, banyak pelanggan yang mengeluhkan
sudah tidak bekerja lagi selama pandemic ini sehingga sudah tidak mendapatkan gaji
dari perusahaan tempat mereka bekerja, adapula yang hanya mendapatkan setengah
dari gajinya (50%) selama kebijakan PSBB dari pemerintah di terapkan di
perusahaan tempat pelanggan tersebut bekerja. hal ini dirasa sangat mempengaruhi
bisnis apalagi saat ini pandemi COVID-19 belum dinyatakan berhenti atau hilang
sehingga kemungkinan regulasi pemerintah dapat terus berlanjut dan terus
memberikan dampak pada pelaku bisnis khususnya bisnis fashion seperti Shaula
Muslim Couture karena disaat seperti ini para pelanggan (masyarakat) tentunya lebih
memilih untuk membeli kebutuhan pokok mereka di banding harus membeli pakaian
baru. Selanjutnya terdapat faktor ancaman terbesar kedua dengan skor pembobotan
0,70 yaitu bertambahnya pesaing baru dan banyak nya pesaing lama dalam bisnis dan
pasar konsumen yang sama. dimana pesaing baru Shaula Muslim Couture selalu
bermunculan dengan produk-produk pakain ataupun hijab yang serupa dan masih
harus berhadapan dengan pesaing bisnis yang lama yang Namanya (Brand) sudah
lebih dulu dikenal dan disukai oleh masyarakat.. Adapun ancaman lainnya yang
diraskan oleh Shaula Muslim Couture dalam menjalankan bisnisnya dengan skor
pembobotan 0,45 yaitu daya tawar konsumen yang tinggi. Dalam hal ini pelanggan
akan sangat selektif dalam menentukan pilihan nya untuk membeli barang mulai dari
kualitas, harga dan keunikan dari produk yang di tawarkan sangat berpengaruh , hal
ini juga yang akhirnya membuat Shaula Muslim Couture memberikan fasilitas made
by request supaya pelanggan dapat menyesuaikan keinginan serta keunikan dan
budget yang mereka ingin kan dan butuhkan.

68
3.3. TOWS Matriks
Berdasarkan hasil perhitungan tabel IFAS dan EFAS, perusahaan fashion
muslim Shaula dapat menggunakan matriks TOWS yang dikembangkan oleh
Weihrich untuk membuat dan merumuskan rumus arah strategis [ CITATION Whe12
\l 1033 ][ CITATION Sol12 \l 1033 ]. Matriks TOWS merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan alternatif strategi dengan menggabungkan masing-masing faktor
yaitu strategi SO (Strength-Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities),
strategi ST (Strength-Threat), dan strategi WT (Weakness-Threats).

3.3.1. S-O Strategies


Terdapat strategi SO yang diturunkan dari sudut pandang bahwa
perusahaan atau unit bisnis tertentu dapat memanfaatkan keunggulannya
untuk memanfaatkan berbagai peluang (opportunities) [ CITATION Sol12 \l
1057 ]. Strategi SO bagi bisnis Shaula Muslim Couture terdiri dari:
1. Mempertahankan kepercayaan pelanggan dengan menjaga kualitas yang
bagus dan nyaman pada semua produk Shaula Muslim Couture.
2. Memberikan fasilitas made by request untuk kenyamanan pelanggan yang
memiliki keinginan ataupun keunikan tersendiri dengan budget yang dapat di
sesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan Shaula
Muslim Couture
3. Mempertahankan nilai tambah pada semua produk pakaian Shaula Muslim
Couture dengan selalu memberikan aksen Busui Friendly dan Wudhu
Friendly untuk memudahkan para ibu yang sedang menyusui dan para wanita
muslim yang ingin beribadah (berwudhu) dimanapun mereka berada.
4. Menjaga kualitas layanan pelanggan yang baik dan cukup mengikuti
perkembangan teknologi menjadi salah satu kekuatan dari Shaula Muslim
Couture.

69
5. Memiliki pengorganisasian inventori yang sudah cukup baik dan rapih hal ini
menjadi kekuatan dari Shaula Muslim Couture karena semua bahan baku dan
bahan jadi yang sudah siap di jual semuanya sudah tersusun dengan baik dan
rapih sehingga terjaga selalu kualitas nya.

3.3.2. S-T Strategies


Strategi ST, yaitu berbagai strategi yang diturunkan dari sudut
pandang perusahaan atau unit bisnis tertentu dengan menggunakan
keunggulan (strenghts) masing-masing untuk menghindari berbagai
ancaman. (threats) [ CITATION Sol12 \l 1033 ]. Strategi ST bagi bisnis
Shaula Muslim Couture antara lain:
1. Meningkatkan inovasi dan diferensiasi produk, sehingga pesaing baru dan
lama memiliki fitur yang lebih unik dan khas sehingga pelanggan dapat
belajar darinya Shaula Muslim Couture.
2. Dalam kondisi pandemic COVID-19 serta anjuran pemerintah seperti PSBB
yang menyebabkan beberapa pihak di rugikan. Shaula Muslim Couture
bertahan memberikan penawaran menarik untuk para pelanggan setia nya.
Dengan menawarkan promosi yang menarik dan harga yang terjangkau serta
produk yang disesuaikan.
3. Memberikan fasilitas made by request untuk para pelanggan yang ingin
menyesuaikan produk dari Shaula Muslim Couture dengan keunikan yang
mereka milliki serta dapat menyesuaikan bentuk, ukuran, kualitas dan harga
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nya untuk tetap berlangsungnya
bisnis ini dari dampak daya tawar yang tinggi.

3.3.3. W-O Strategies


Strategi WO mengacu pada berbagai strategi yang diturunkan dari
sudut pandang bahwa suatu perusahaan atau departemen bisnis tertentu dapat
mengatasi segala kelemahan sumber daya internal perusahaan saat ini dan

70
memanfaatkan berbagai peluang yang ada di lingkungan eksternal.
[ CITATION Sol12 \l 1033 ]. Strategi WO bagi bisnis Shaula Muslim
Couture terdiri dari:
1. Meningkatkan potensi penjualan dengan adanya tradisi lebaran membeli baju
baru di setiap tahun nya dan berubahnya gaya hidup masyarakat menjadi lebih
islami . Dalam rangka meningkatkan pemasaran produk Shaula Muslim
Couture selalu memberikan layanan pelanggan dan cukup mengikuti
perkembangan teknologi serta mempersilahkan para pelanggan yang ingin
datang untuk lihat langsung ke Gudang penyimpanan produk.

3.3.4. W-T Strategies


Strategi WT yaitu Berbagai strategi pertahanan dirancang untuk
meminimalkan semua kelemahan dan ancaman [ CITATION Sol12 \l 1033 ].
Strategi WT bagi bisnis The Wings’O terdiri dari:
1. Meningkatkan brand image Shaula Muslim Couture untuk lebih cepat
diterima di kalangan masyarakat setelah banyaknya kopetitor lama dan
sebelum munculnya kompetitor baru.
2. Meningkatkan strategi marketing dengan melakukan promosi secara berkala
dan berkelanjutan demi menjaga stabilitas penjualan di media social dan e-
commerce.
3. Memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghandle produksi
agar kegiatan produksi dapat lebih maksimal dan lebih bervariasi.

Dalam menghasilkan Matriks TOWS untuk Shaula Muslim Couture, penulis


mengembangkan Matriks TOWS dengan cara mencocokan strategi dari
faktor-faktor yang dihasilkan dari analisis SWOT dan tabel EFAS dan IFAS.
Strategi alternatif Shaula Muslim Couture ditunjukkan pada tabel dibawah
ini:
Gambar 3.3 Tabel TOWS Matrix Shaula Muslim Couture

71
Internal Strengths (S) Internal Weakness (W)
1. Kualitas bahan yang bagus dan 1. Brand image belum terbentuk
nyaman.
  2. Selalu memberikan aksen busui 2. Kurangnya strategi marketing
friendly dan wudhu friendly

3. Fasilitas made by request 3. Proses produksi yang masih belum


maksimal.

4. Kualitas layanan pelanggan yang 4. Laporan keuangan yang sempat


baik dan cukup mengikuti berantakan
perkembangan teknologi

5.Pengorganisasian inventori sudah 5. Belum memiliki Toko offline tetap untuk


tersusun dengan cukup rapi berjualan offline

External
Opportunities (O) SO Strategies WO Strategies
1. Adanya tradisi 1. Meningkatkan potensi penjualan dengan
lebaran membeli adanya tradisi lebaran membeli baju baru
baju baru di setiap tahun nya dan berubahnya gaya
hidup masyarakat menjadi lebih islami.
1. Mempertahankan kepercayaan Dalam rangka meningkatkan pemasaran
pelanggan dengan menjaga kualitas produk Shaula Muslim Couture selalu
yang bagus dan nyaman pada semua memberikan layanan pelanggan dan cukup
produk Shaula Muslim Couture. mengikuti perkembangan teknologi serta
mempersilahkan para pelanggan yang
ingin datang untuk lihat langsung ke
Gudang penyimpanan produk.
.
2. Berubahnya gaya 2. Memberikan fasilitas made by request
Hidup Masyarakat untuk kenyamanan pelanggan yang
memiliki keinginan ataupun keunikan
tersendiri dengan budget yang dapat di  
3. Memberikan sesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan
efisiensi waktu keinginan dari para pelanggan Shaula
dalam berbelanja Muslim Couture.
 

72
4. Lokasi gudang 3. Mempertahankan nilai tambah pada
yang cukup strategis semua produk pakaian Shaula Muslim
Couture dengan selalu memberikan
aksen Busui Friendly dan Wudhu
Friendly untuk memudahkan para ibu
yang sedang menyusui dan para wanita
muslim yang ingin beribadah
(berwudhu) dimanapun mereka berada.
 
4. Menjaga kualitas layanan pelanggan
yang baik dan cukup mengikuti
perkembangan teknologi menjadi salah
satu kekuatan dari Shaula Muslim
Couture.

5. Memiliki pengorganisasian inventori


yang sudah cukup baik dan rapih hal ini
menjadi kekuatan dari Shaula Muslim
Couture karena semua bahan baku dan
bahan jadi yang sudah siap di jual
semuanya sudah tersusun dengan baik
dan rapih sehingga terjaga selalu
kualitas nya.

External Threats
(T) ST Strategies WT Strategies
1. Banyakna pesaing 1. Meningkatkan inovasi dan 1. Meningkatkan brand image The
lama dan diferensiasi produk agar lebih Wings’O untuk lebih cepat diterima di
bertambahnya memiliki ciri khas yang unik dan kalangan masyarakat sebelum munculnya
pesaing baru pada kompetitor baru.
berbeda diantara pesaing baru dan
bidang bisnis dan
paar konsumen yang pesaing lama sehingga pelanggan
sama. bisa lebih memilih produk-produk
dari Shaula Muslim Couture.

2. Penjualan 2. Meningkatkan strategi marketing dengan


2. Dalam kondisi pandemic COVID-
menurun karena melakukan promosi secara berkala dan
regulasi pemerintah 19 serta anjuran pemerintah seperti berkelanjutan demi menjaga stabilitas
PSBB yang menyebabkan beberapa
73
mengenai PSBB, pihak di rugikan. Shaula Muslim penjualan.
pengurangan Couture bertahan memberikan
karyawan karena penawaran menarik untuk para
pandemi COVID-19
pelanggan setia nya. Dengan
menawarkan promosi yang menarik
dan harga yang terjangkau serta
produk yang disesuaikan
3. Daya tawar 3.Memberikan fasilitas made by
produk yang request untuk para pelanggan yang
semakin meingkat ingin menyesuaikan produk dari
Shaula Muslim Couture dengan
keunikan yang mereka milliki serta
dapat menyesuaikan bentuk, ukuran,
kualitas dan harga sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan nya untuk
tetap berlangsungnya bisnis ini dari
dampak daya tawar yang tinggi.

 
Sumber: Data primer, diolah (2021)

Gambar 3.4 Tabel Kombinasi Strategi Kuantitatif pada Bisnis Shaula Muslim Couture
IFAS/EFAS Kekuatan (Strengths) – Kelemahan (Weakness)
S -W
Peluang (Opportunities) Strategi SO: Strategi WO:
–O = 1,80 + 1,925 = 1,65 + 1,925
= 3,725 = 3,575
Ancaman (Threats) – T Strategi ST: Strategi WT:
= 1,80 + 1,95 = 1,65 + 1,95
= 3,75 = 3,60
Sumber: Data primer, diolah (2021)

Berdasarkan Gambar Tabel 3.4 diatas dapat dilihat nilai strategi kuantitatif pada
bisnis Shaula Muslim Coture yang dapat digunakan adalah strategi Strengths –
Threats (ST) yang menunjukkan bahwa jumlah nilai skor terbesar didapat pada
strategi ST yakni 3,75 dan strategi SO 3,725

74
Berdasarkan kombinasi strategi kuantitatif yang dikembangkan dari matriks TOWS
diatas, berikut adalah prioritas strategi ST dan SO yang disarankan untuk bisnis
Shaula Muslim Couture:
1. Meningkatkan inovasi dan diferensiasi produk agar lebih memiliki ciri khas
yang unik dan berbeda diantara pesaing baru dan pesaing lama sehingga
pelanggan bisa lebih memilih produk-produk dari Shaula Muslim Couture
2. Dalam kondisi pandemic COVID-19 serta anjuran pemerintah seperti PSBB
yang menyebabkan beberapa pihak di rugikan. Shaula Muslim Couture
bertahan memberikan penawaran menarik untuk para pelanggan setia nya.
Dengan menawarkan promosi yang menarik dan harga yang terjangkau serta
produk yang disesuaikan.
3. Memberikan fasilitas made by request untuk para pelanggan yang ingin
menyesuaikan produk dari Shaula Muslim Couture dengan keunikan yang
mereka milliki serta dapat menyesuaikan bentuk, ukuran, kualitas dan harga
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nya untuk tetap berlangsungnya
bisnis ini dari dampak daya tawar yang tinggi.
4. Mempertahankan kepercayaan pelanggan dengan menjaga kualitas yang
bagus dan nyaman pada semua produk Shaula Muslim Couture.
5. Memberikan fasilitas made by request untuk kenyamanan pelanggan yang
memiliki keinginan ataupun keunikan tersendiri dengan budget yang dapat di
sesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan
Shaula Muslim Couture
6. Mempertahankan nilai tambah pada semua produk pakaian Shaula Muslim
Couture dengan selalu memberikan aksen Busui Friendly dan Wudhu
Friendly untuk memudahkan para ibu yang sedang menyusui dan para wanita
muslim yang ingin beribadah (berwudhu) dimanapun mereka berada.
7. Menjaga kualitas layanan pelanggan yang baik dan cukup mengikuti
perkembangan teknologi menjadi salah satu kekuatan dari Shaula Muslim
Couture.

75
8. Memiliki pengorganisasian inventori yang sudah cukup baik dan rapih hal ini
menjadi kekuatan dari Shaula Muslim Couture karena semua bahan baku dan
bahan jadi yang sudah siap di jual semuanya sudah tersusun dengan baik dan
rapih sehingga terjaga selalu kualitas nya.

3.4. Strategi Bisnis


Fokus strategi bisnis dalam rangka meningkatkan posisi kompetitif
perusahaan atau unit bisnis baik produk atau jasa dalam industri tertentu atau segmen
pasar yang ditargetkan perusahaan. Strategi bisnis adalah tentang bagaimana
perusahaan atau bisnis harus bersaing dengan kompetitor. Jawaban-jawaban atau
solusi dari beberapa pertanyaan yang terkait dengan strategi bisnis menjadi keharusan
ditemukan oleh pemilik bisnis agar bisnis bisa dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Ada dua strategi bersaing yang dikemukakan oleh Michael Porter untuk
mengungguli pesaing di industri tertentu, antara lain:
1. Merancang strategi biaya rendah adalah kemampuan perusahaan atau unit
bisnis untuk lebih efisien daripada pesaing;
2. Strategi diferensiasi adalah kemampuan perusahaan untuk menyediakan dan
mengekspos ke pasar tentang keunikan dan nilai unggul produk kepada
pembeli dalam hal kualitas produk atau layanan, fitur yang istimewa, atau
layanan purna jual dalam beberapa kasus.

1. Kedua strategi berusaha mengungguli pesaing di dua cara yang berbeda.


Lebih lanjut, Porter mengusulkan ruang lingkup kompetitif sebagai penentu
keunggulan bersaing perusahaan yaitu luasnya target pasar dari perusahaan
atau unit bisnis. Ruang lingkup kompetitif dan keunggulan kompetititf itu
dijelaskan dalam gambar di bawah ini [ CITATION Whe12 \l 1057 ].

76
Gambar 3.5 Strategi Kompetitif Generik Porter
(Sumber: Strategic Management and Business Policies-Thomas L. Wheelen and David J.
Hunger 2012)

Kombinasi dua jenis ruang lingkup persaingan dan strategi bersaing menghasilkan
empat variasi strategi umum dimana biaya rendah dan strategi diferensiasi dengan
target pasar yang luas memiliki biaya kepemimpinan dan strategi diferensisasi, dan
ketika fokus pada pasar atau target yang sedikit, maka fokusnya menjadi fokus biaya
dan fokus diferensiasi [ CITATION Whe12 \l 1033 ].
Dalam merumuskan strategi bisnis untuk Shaula Muslim Couture dengan
berdasarkan pada Matriks TOWS dan pengalaman Shaula Muslim Couture dalam
berbisnis, strategi bisnis yang tepat dilaksanakan oleh Shaula Muslim Couture
berdasarkan Strategi Kompetitif Michael Porter adalah Differentiation.
Differentiation atau Differensiasi adalah Perbedaan antara pesaing dan produk inti
kami pada produk serupa. Beda bukan berarti aneh. Perbedaan tersebut agar produk
menjadi lebih unik dan menarik, serta tentunya untuk memenuhi kebutuhan

77
konsumen. Strategi Shaula Muslim Couture dalam mempertahankan Differensiasi
Produk sebagai kekuatan bisnisnya dengan cara :
- Menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan (konsumen)
Shaula Muslim Couture.
- Selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
- Selalu berusaha melakukan inovasi produk, Sekalipun tidak dapat melakukan
inovasi dan revitalisasi dalam produk, setidaknya bisa melakukan diferensiasi
dalam bentuk pelayanan yang baik dan jujur kepada pelanggan (konsumen)
Shaula Muslim Couture.
- Mengajak persepsi dengan pelanggan (konsumen) Shaula Muslim Couture
dengan cara melakukan promosi, penawaran sekaligus ajakan.

Shaula Muslim Couture

Gambar 3.6 Strategi Bisnis Shaula Muslim Couture


Sumber: Data primer, diolah (2021)

Dalam hal segmentasi, target, dan positioning produk Shaula Muslim Couture tetap
menggunakan STP analysis dan Differentiation yang sudah dianalisis sebelumnya
78
karena berdasarkan analisa pada Matriks TOWS, strategi Differentiation atau
Differensiasi merupakan strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam perusahaan.
Berdasarkan analisis STP Shaula Muslim Couture sebelumnya menggunakan pasar
konsumen, sehingga strategi bisnis ini akan cocok dengan tipe industri Shaula
Muslim Couture yaitu Differensiasi produk. Adapun keuntungan-keuntungan yang
bisa didapatkan Shaula Muslim Couture bila menerapkan strategi Differentiation atau
Differensiasi Produk,yaitu:

1. Mencegah persaingan melalui loyalitas pelanggan.


2. Hindari kebutuhan akan posisi biaya rendah dengan meningkatkan keuntungan.
3. Memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi agar perusahaan dapat
mengatasi kekuatan pemasok dan mengurangi kekuatan pembeli.
4. Perusahaan menikmati loyalitas pelanggan yang tinggi, dan ancaman pesaing
berkurang.

3.5. Pembaharuan Business Model Canvas


Model bisnis dapat membantu wirausahawan membuat keputusan yang lebih
akurat dan meningkatkan peluang keberhasilannya [CITATION Tri12 \l 1033 ].
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan metode business model canvas
(BMC). Kanvas model bisnis merupakan kerangka sederhana yang digunakan untuk
menampilkan elemen-elemen penting yang terdapat dalam model bisnis, sedangkan
dengan menggunakan kanvas model bisnis, beberapa elemen hanya dapat menjadi
strategi bisnis yang lengkap dalam sebuah tabel khusus. Dalam perkembangan
bisnis Shaula Muslim Couture, dirasa perlu untuk mendesain ulang Business
Model Canvas Shaula Muslim Couture sebagaimana yang telah dipaparkan pada
BAB 2 sebelumnya.
No. Value BMC Awal BMC Perubahan Hasil Analisa
1. Key Acvitives R&D Production: Dari hasil Analisa
Proses design Proses produksi new strategi pemasaran
Pemilihan bahan series produk Shaula Shaula Muslim
Pembelian bahan
79
Stocking Muslim Couture Couture harus lebih
(inventori) Platform/Network: fokus untuk
Finishing -Mengikuti event branding produk-
QC bazzar offline ataupun produknya terutama
Foto produk online untuk produk new
Proses pengemasan Dan event kajian series agar lebih
Distribusi ke Muslimah menarik customer.
pelanggan -Berjualan melalui Serta melakukan
Lokal marketing platform online pendekatan kepada
Delivery Instagram, Facebook, customer dengan
Management dan e-commerce cara mengikuti event
(TOKOPEDIA) bazzar offline
- Mengikuti event maupun online dan
kuliner Kajian Muslimah
- Menjadi supplier serta aktif berjualan
makan siang sebagai di Instagram,
bentuk kerjasama Facebook serta e-
dengan kantor-kantor commerce
TOKOPEDIA
2. Value -Motif yang Newness: Demi menjaga
Proposition limited edition Membuat series terbaru kepuasan pelanggan
-Design yang untuk Shaula Muslim nya Shaula Muslim
flexible Couture Couture selalu
-Keunikan motif Performance: berusaha
-Pemilihan bahan Tetap dan selalu menghadirkan
berkualitas memberikan pelayanan beberapa series
-Self manufacture pelanggan yang terbaik. terbaru di setiap
Custumization: tahun nya dengan
Pelanggan dapat selalu memberikan
request ukuran ataupun pelayanan terbaik
model yang sesuai untuk pelanggan
dengan keinginan nya nya, serta
(made by request) memberikan fasilitas
Price: pre-order untuk
Harga tetap disesuaikan pelanggan yang
dengan kualitas yang ingin request ukuran
diberikan kepada dan model yang
customer. sesuai keinginan
Accessibility: pelanggan (made by
Pembayaran bisa request) dengan
melalui ATM transfer harga yang
(Debit) dan sudah bisa disesuaiakan dengan
melalui dompet kualitas yang di

80
elektronik berikan serta
(OVO,DANA,GOPAY, kemudahan dalam
dll..) membayar dan
Convenience/Usabillit memberikan harga
y: khusus (promo) di
-Membuka layanan pre- seriap bulannya
order untuk request adalah usaha yang
model dan ukuran. dilakukan Shaula
-Memberikan harga Muslim Couture saat
khusus (promo) ini
disetiap bulan nya.

3. Customer -Membership -Selalu berkomunikasi Disini Shaula


Relationship -Standard personel dengan baik, ramah, Muslim Couture
-Service sopan dan menerima lebih fokus ke
-Customize strategi pemasaran,
tiap saran, keluhan dan
personel dimana strategi yang
-Service (by kritik apapun dari dilakukan adalah
request) pelanggan dengan memanjakan
penerimaan yang baik. pelanggan dengan
memberikan promo-
-Memberikan promo promo menarik, dan
menarik melalui social memberikan harga
media Shaula Muslim khusus kepada
reseller serta
Couture, seperti di
memberikan subsidi
Instagram. potongan ataupun
gratis ongkos
-Memberikan harga kirim .demi
khusus bagi reseller terciptanya suatu
serta potongan biaya hubungan yang baik
ongkir. antara bisnis Shaula
Muslim Couture
dengan para
-Memberikan free
konsumennya.
ongkir pada promo-
promo tertentu.

4. Key Resource -Brand Images Asset Physical: Memperbaiki


-Point of sale, Perbaikan (Renovasi) Gudang agar lebih
-Competitive price. gudang agar lebih rapi, rapi dan tersusun

81
dan tersusun dari selama belum
sebelumnya. memiliki toko
offline. Menjaga
Asset Intellectual: hubungan baik
Menjaga hubungan dengan sesama
baik dengan sesama anggota serta
anggota, menyusun Menyusun strategi
strategi bersama untuk Bersama khusus nya
Shaula Muslim Couture dalam hal
yang lebih baik pengolahan data
kedepannya dan lebih keuangan yang lebih
profesional. baik dan lebih
terdata dari
Asset Financial: sebelumnya yang
Pengolahan keuangan sempat berantakan
yang lebih baik dan untuk Shaula
lebih terdata. Muslim Couture
yang lebih baik dan
lebih professional
kedepannya.

5. Channels -E-commerce -Menjalin hubungan Selain fokus


(Tokopedia), baik dengan para berjualan di platform
-Social Media reseller dalam bentuk online, Shaula
(Instagram, grup untuk update Muslim Couture
Facebook), seputar Shaula Muslim juga fokus menjalin
-After sales, Couture, sharing dan hubungan baik
-Muslim dan saling memotivasi dengan para reseller
muslimah dalam berbisnisnya. secara
Event (Kajian Bersama. bersamaan untuk
Muslimah), meningkatkan
Bazaar, Exhibition. penjualan dan profit
agar para reseller
makin giat untuk
memasarkan produk-
produk dari Shaula
Muslim Couture.
6. Cost Biaya Produksi, Mengurangi kemasan Dalam hal ini Shaula
Structure Biaya Operasional, plastic untuk packaging Muslim Couture
Labour Salary (Mengganti dengan lebih berfokus pada
(Gaji pegawai), mengurangi biaya
kertas karton)
Marketing (ads, yang di keluarkan
endorse), Storage, dengan biaya yang
Mencari bahan baku
82
Mannecuin statue (kain) alternative yang lebih murah dan
(Patung). lebih murah, lebih ramah
tanpa mengurangi lingkungan. Seperti
mengurangi
kualitas.
penggunaan plastic
untuk packaging dan
Mengganti ke konveksi menggantinya
yang lebih dekat dengan kertas karton
dan kualitas yang tetap yang lebih mudah
di perhatikan. untuk di daur ulang,
mencari bahan baku
kain alternative yang
lebih murah tanpa
mengurangi kualitas
sebelumnya, serta
mengganti konveksi
yang lebih dekat
dengan kualitas yang
tetap diperhatikan.
7. Hijab dan Muslim Menambah sumber Shaula Muslim
wear sales, pendapatan dari: Couture selain
delivery fee, -Menjalin relasi dengan menjual produk-
Retailer dan management- produknya juga
Wholesale fee, ads. management menambah sumber
Sponsorship pendapatan nya
-Konsinyasi dengan cara
(dengan cara bermitra menjalin relasi
dengan usaha yang dengan management
lain) sponsorship guna
memperkenalkan
nama Shaula
Muslim Couture
secara luas kepada
masyarakat.
Konsinyasi dengan
cara bermitra dengan
usaha yang lain
8. Customer Geografi: Fokus terhadap wanita Untuk di bagian
Segmentation Wilayah muslimah yang bekerja segmentasi customer
Jabodetabek ataupun yang tidak atau Shaula Muslim
Demografi: Couture akan lebih
belum bekerja, tinggal
Remaja muslim memfokuskan ke
hingga wanita di Jabodetabek dan konsumen wanita
sekitarnya, memiliki
83
muslim usia 13-55 kesibukan di luar Muslimah yang
tahun rumah ataupun di ingin memiliki
berpenghasilan dalam rumah, yang pakaian muslim
middle-up. yang lebih trendy
masih gadis ataupun
Psikografi: namun tetap syar’i.
Orang yang suka yang sudah memiliki
bermain dengan anak, yang suka
warna , motif, suka memakai pakaian
berpenampilan sopan, simple dan
simple dan elegant nyaman untuk
tetapi tetap syar’i. melakukan aktivitas
Pelaku
apapun dimanapun
konsumen:
Penggemar fashion dengan mudah.
dan muslim
fashion, retailer,
muslim wear.

9. Key Partner Toko textile atau Toko textile atau Dari data hasil
perusahaan textile, perusahaan textile Analisa Daya beli
Ketika packaging
Penjahit, suatu produk itu
Penjahit
bagus atau menarik
Jasa fabric akan semakin tinggi
printing. Jasa cetak sticker, daya beli nya. Maka
packaging, dan label dari itu saat ini
Shaula Muslim
Couture fokus
menjalin keja sama
dengan Jasa cetak
sticker, packaging
dan label yang
menarik bagi
konsumen.

Dalam perkembangan bisnis Shaula Muslim Couture, dirasa perlu untuk


mendesain ulang Business Model Canvas Shaula Muslim Couture sebagaimana
yang telah dipaparkan pada BAB 2 sebelumnya
Gambar 3.7 Tabel Redesain Bisnis Model Canvas Shaula Muslim Couture

84
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

85
1. Strategi yang selama ini diterapkan pada bisnis Shaula Muslim Couture
adalah differentiation
2. Berdasarkan analisa lingkungan internal Shaula Muslim Couture adalah
produk fashion muslim dengan kualitas bahan yang bagus dan nyaman.
Shaula Muslim Couture Selalu berikan harga berdasarkan kualitas produk
yang diberikan.
3. Berdasarkan analisa lingkungan eksternal Shaula Muslim Couture, adanya
tradisi lebaran membeli baju baru adalah strategis yang dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin untuk meningkatkan penjualan dalam rangka meningkatkan
pendapatan Shaula Muslim Couture.
4. Analisa SWOT berupa kekuatan yang efektif pada Shaula Muslim Couture
yakni kualitas bahan yang bagus dan nyaman serta adanya fasilitas made by
request. Kelemahan pada Shaula Muslim Couture yang perlu ditekan adalah
Brand image yang belum terbentuk dan kurangnya strategi marketing.
Peluang yang dapat diambil sebagai upaya pengembangan bisnis adalah
adanya tradisi lebaran membeli baju baru dan berubahnya gaya hidup
masyarakat yang lebih islami. Serta ancaman yang perlu diperhatikan oleh
Shaula Muslim Couture antara lain adanya regulasi pemerintah mengenai
PSBB selama pandemic COVID-19 dan banyaknya pesaing lama serta
bertambahnya pesaing baru dalam bidang bisnis dan pasar konsumen yang
sama.
5. Berdasarkan TOWS Matrix, strategi yang efektif diterapkan pada Shaula
Muslim Couture adalah ST strategies yaitu Meningkatkan kekuatan
kepemilikan untuk menghindari ancaman yang dapat merusak bisnis,
sehingga strategi SO merupakan strategi untuk memanfaatkan keunggulan
kepemilikan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
6. Strategi bisnis yang sudah diterapkan tetap digunakan yaitu differentiation
strategy dengan orientasi consumer market.

86
4.2. Rencana Implementasi
Dalam mengimplementasikan bisnis plan, terdapat analisis yang dapat
dimanfaatkan untuk Shaula Muslim Couture, Salah satunya dengan menjaga
kelangsungan bisnis. Hasil analisis dapat segera memberikan beberapa saran
bagi Shaula Muslim Couture yaitu meningkatkan kekuatan, mengurangi
kekurangan, mempertahankan peluang, dan menunjukkan potensi ancaman.
Selain itu, dapat juga digunakan untuk menentukan prioritas mana yang harus
ditentukan perusahaan. Pemilik juga dapat mengetahui seberapa besar potensi
pasar, minat dan peluang pasar yang dapat digunakan, serta tingkat persaingan
pasar yang tinggi untuk produk atau bisnis.

4.2.1. Strategi Pemasaran


Ada beberapa strategi marketing yang dapat dilakukan oleh Shaula Muslim
Couture dari hasil analisa yang telah dibuat yaitu antara lain:
 Mengoptimalkan promosi agar khalayak ramai jadi tahu bahwa terdapat brand
fashion muslim seperti Shaula Muslim Couture yang selalu memberikan
kualitas bahan yang bagus dan nyaman, dengan selalu memberikan aksen busui
friendly dan hijab friendly, serta memberikan fasilitas made by request sesuai
keinginan dan keunikan pelanggan.
 Meningkatkan aktivitas promosi, baik dari segi luring dan daring, dengan iklan
(ads) ataupun endorse beberapa influencer yang sesuai di sosial media.
 Terus melakukan promosi-promosi menarik agar masyarakat lebih tertarik
dengan produk-produk yang di tawarkan oleh Shaula Muslim Couture.
4.2.2. Strategi Produk
Dalam strategi produksi Shaula Muslim Couture dapat melakukan beberapa
langkah sebagai berikut:

87
dimakan ibu-ibu atau wanita dewasa. T-shirt dan katun mendominasi busana
muslim untuk remaja dan anak-anak, warnanya lebih cerah dan ceria,
desainnya lebih fleksibel, praktis, kasual dan simpel. Tidak hanya unsur etnik
dan budaya, tapi akhirnya berpengaruh juga pada akhirnya. Busana muslim
dalam beberapa tahun terakhir Perkembangan desain dan tren Perbaikan kain
lokal yang dipadukan dengan busana muslim dan kerudung yang serasi
menunjukkan keunikan Indonesia dalam tren busana muslim tanah air. Seperti
contohnya ada pada gambar berikut ini

Gambar 4.1 Contoh Inovasi Produk Fashion Muslim Shaula Muslim Couture
(Sumber: https://id.priceprice.com/)

Pada gambar 4.1 diatas hanyalah contoh inovasi produk yang nantinya akan
Shaula Muslim Couture luncurkan ke pasaran dengan perpaduan kain batik
nusantara dan kain katun dengan tambahan tille atau kain brokat untuk
mempercantik tampilan nya. Dalam hal ini tentu Shaula Mulim Couture tidak
akan mengikuti seperti gambar 4.1 sepenuhnya karena ciri khas Shaula
Muslim Couture adalah selalu memberikan aksen busui friendly, wudhu
friendly dan tetap akan disesuaikan dengan syari’at islam agar siapapun yang
memakai produk Shaula Muslim Couture dapat terlihat lebih anggun, sopan,
elegant, namun tetap syar’i.

88
 Menjaga kualitas produk dengan bahan yang selalu bagus dan nyaman, selalu
memberikan aksen busui friendly dan wudhu friendly, serta memberikan
fasilitas made by request bagi pelanggan yang ingin memesan produk sesuai
keinginan nya untuk mendapatkan tempat tersendiri di hati pelanggan dan
juga agar berbeda dari pesaing-pesaing lainnya.
4.2.3. Strategi Operasi
Adapun strategi operasi yang dapat diterapkan oleh The Shaula Muslim Couture
antara lain:
 Menekan biaya produksi dengan memproduksi lebih banyak di setiap
sriesnya, karena makin banyak yang di produksi biaya dari konveksi akan
lebih murah hitungan per satuan nya.
 Menekan biaya pembelian bahan baku dengan selalu membeli bahan baku
(seperti kain) langsung di toko textile yang sudah menjadi supplier-supplier
tetap Shaula Muslim Couture dalam jumlah banyak sehingga harga beli bahan
baku akan lebih murah. Atau bisa juga membeli bahan baku yang sedang
discount dengan kualitas yang sama dan tetap terjamin, namun harga jauh
lebih murah.

4.3.Rencana Tindakan
1) Pemasaran
Aktivitas:
 Mengoptimalkan promosi agar khalayak ramai jadi tahu bahwa terdapat brand
fashion muslim seperti Shaula Muslim Couture yang selalu memberikan
kualitas bahan yang bagus dan nyaman, dengan selalu memberikan aksen
busui friendly dan hijab friendly, serta memberikan fasilitas made by request
sesuai keinginan dan keunikan pelanggan.
 Meningkatkan aktivitas promosi, baik dari segi luring dan daring, dengan
iklan (ads) ataupun endorse beberapa influencer yang sesuai di sosial media.

89
 Terus melakukan promosi-promosi menarik agar masyarakat lebih tertarik
dengan produk-produk yang di tawarkan oleh Shaula Muslim Couture.
2) Kebutuhan Sumber Daya:
 Social media: Instagram Ads dan Facebook Ads
 Influencer social media (endorse)
Schedule:
Gambar 4.2 Tabel Jadwal Action Plan Bidang Pemasaran
Shaula Muslim Couture

Memunculkan inovasi produk baru mulai dari variasi model, motif, dan
warna.
Kebutuhan Sumber Daya:
 Penyususan tim untuk ide produk baru (new series)
 Biaya Sampling Produk
 Biaya produksi
 Foto produk
 Katalog produk di social media
Schedule:
Gambar 4.3 Tabel Jadwal Action Plan Bidang Produksi dan Operasi
Shaula Muslim Couture

Schedule (Minggu) Sumbe


Cost
Januari 2021 Februari 2021 Maret 2021 r Dana
Pengembangan Sumber Daya I II I I II I I II
I I I V I I I V I I I IV
Penyusunan tim untuk ide produk baru                         -

90
Sampling produk                     1.000.000 kas
Produksi Masal                         3.500.000 kas
Foto Produk                         500.000 kas
Katalog produk di social media                         -
Sumber: Data primer, diolah (2021)

4) Keuangan
Aktivitas:
Menyusun laporan keuangan perusahaan secara detail dan menyeluruh
Kebutuhan Sumber Daya:
 Sarana komunikasi dan computer
 Pelatihan penyusunan laporan keuangan
 Penyusunan laporan keuangan bulanan
 Evaluasi
Schedule:

Gambar 4.4 Tabel Jadwal Action Plan Bidang Keuangan


Shaula Muslim Couture

Schedule (Minggu) Sumber


Cost
Januari 2021 Februari 2021 Maret 2021 Dana
Pengembangan Sumber Daya
I II I I II I I II I
I I I V I I I V I I I V
Sarana training Sumber Daya Manusia                         5.000.000 kas

91
Pelatihan penyusunan laporan
keuangan bulanan                         -
Penyusunan laporan keuangan bulanan -
Evaluasi                         -
Sumber: Data primer, diolah (2021)

Daftar Pustaka

Asharini, A. M. (2019, April 2019). hijab.dream.co.id. Retrieved Februari 3, 2021,


from Mix and Match: https://hijab.dream.co.id/mix-and-match/ragam-hijab-
unik-di-panggung-indonesia-fashion-week-190401k.html
Borden, N. H., & Marshall, M. (1959). The Concept of the Marketing Mix. Journal
of Advertising Research, 2–7.

92
Duncan, T. (2008). Principles of Advertising and IMC. Boston: McGraw Hill.
globalreligiousfutures. (2021, Februari 2). global religious futures. Retrieved from
Indonesia: http://www.globalreligiousfutures.org/countries/indonesia#/?
affiliations_religion_id=0&affiliations_year=2010&region_name=All
%20Countries&restrictions_year=2016
Henry, S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN.
kantor kementerian agama kota bekasi . (2019). jumlah penduduk agama islam.
Kotler, & Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, & Keller. (2012). Marketing Management. Jakarta: Pearson Prestice Hall.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). An Expanded Sourcebook: Qualitative
Data Analysis. London: Sage Publications.
Porter, M. E. (2008). Strategi Bersaing (Competitive strategy). Tanggerang: Karisma
publishing group.
Robinson. B. R, & Pearce. (2011). Strategic Management Formulation,
Implementation, and control 12th Edition. New York: MC Grawhill.
Rothaermel, F. T. (2013). Strategic Manajement: Concepts and Cases. New York:
The McGraw-Hill Companies p.310.
Silvana, T., & Jasmina, B.-M. (2012). Business model innovation in
entrepreneurship. in Int Entrep Manag J.
Singh, P., Nadim, A., & Ezzedeen, S. R. (2012). Leadership Styles and Gender: An
Extension. Journal of Leadership Studies, 5(4), 6-19.
Solihin, I. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: ANDI.
Uma, S., & Roger, B. (2010). Research Method For Business: A Skill Building
Approach. New York: John Wiley @Sons.
Wheelen, T., & Hunger, J. (2012). Strategic Management and Business Policy
Toward Global Sustainability Thirteenth Edition. Upper Saddle River, New
Jersey: Prentice Hall.

93
Zikmund, & Babin. (2013). Menjelajahi Riset Pemasaran. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.

94

Anda mungkin juga menyukai