Anda di halaman 1dari 2

Hidup seperti Pohon Badam

webmaster | 8:00:00 AM | 
Ayat bacaan: Bilangan 17:8
=====================
"Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari
keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah
badam."

Mari kita lanjutkan renungan kemarin mengenai tongkat Harun yang mengeluarkan kuntum,
mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam seperti ayat bacaan di atas. Jika kemarin kita
memfokuskan ayat ini sebagai pengingat bahwa Tuhan punya kuasa lebih dari cukup untuk
mengembalikan kehidupan yang penuh pengharapan dari apa yang sudah mati, hari ini mari kita lihat
yang tumbuh di tongkat Harun, yaitu buah badam. Kita bisa menemukan pohon badam dalam beberapa
kesempatan berbeda di Alkitab. Ini adalah pohon yang mungkin jarang sekali disebut namanya, sehingga
kita akan mengetahui lebih jauh mengenai makna buah badam yang tumbuh di tongkat Harun ini jika
mengenal karakteristik pohon tersebut.

Pohon Badam adalah jenis pohon yang berbeda dari kebanyakan pohon karena mampu tumbuh pada
keempat musim. Bahkan ketika musim salju saat pohon-pohon lainnya kebanyakan meranggas, pohon
badam malah berbunga dengan indahnya. Bunganya berwarna putih, sehingga serasi dan menambah
keindahan ketika dipandang pada musim salju. Selain mampu berbunga pada keempat musim, pohon
badam ini juga seringkali diasosiasikan dengan pohon yang berbunga lebih awal, karena kemampuannya
untuk berbunga disaat pohon-pohon lain masih "tidur" pada musim ini. Tidak banyak pohon yang bisa
bertahan selama empat musim penuh dan terus berbunga, tetapi pohon badam bisa. Itulah sebabnya
sangat menarik melihat pohon badam ini berulang kali disebutkan di dalam Alkitab, dan tentu ada
tujuannya mengapa pohon ini diangkat untuk menyampaikan dan mengajarkan sesuatu bagi kita.

Selain dalam kisah Harun di atas, pohon badam juga disebutkan dalam kitab Yeremia. Pada suatu hari
saat Yeremia mendapatkan tugas dari Tuhan, Tuhan memberikannya dua buah penglihatan. Yang
pertama ia lihat adalah sebatang dahan pohon badam. Ayatnya berbunyi demikian:"Sesudah itu firman
TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Apakah yang kaulihat, hai Yeremia?" Jawabku: "Aku melihat
sebatang dahan pohon badam." (Yeremia 1:11). Apa yang dilihat oleh Yeremia merupakan visi dari
Tuhan. Dan Tuhan pun membenarkan apa yang ia lihat (ay 12). Setelah itu datanglah penglihatan
kedua. "Firman TUHAN datang kepadaku untuk kedua kalinya, bunyinya: "Apakah yang kaulihat?"
Jawabku: "Aku melihat sebuah periuk yang mendidih; datangnya dari sebelah utara." (ay 13). Kontras
dengan penglihatan pertama, penglihatan kedua menunjukkan datangnya periuk yang mendidih dari
utara. Ini menunjukkan bahwa akan ada malapetaka yang menimpa penduduk yang jahat di mata Tuhan
berasal dari utara. Bahkan Tuhan sendiri memberi penjelasan tentang penglihatan ini. "Lalu firman
TUHAN kepadaku: "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk negeri ini. Sebab
sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara, demikianlah firman TUHAN, dan
mereka akan datang dan mendirikan takhtanya masing-masing di mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem,
dekat segala tembok di sekelilingnya dan dekat segala kota Yehuda." (ay 14-15). Ini bentuk hukuman
Tuhan atas segala kejahatan bangsa Yehuda yang sudah sangat keterlaluan pada masa itu. Keterlaluan
seperti apa? Ayat berikutnya kesalahan mereka pun disebutkan. "Maka Aku akan menjatuhkan hukuman-
Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan
membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri." (ay 16).
Lihatlah kesalahan mereka yang berani menduakan Allah. Dan itu membawa akibat serius dan fatal. Bagi
mereka yang jahat ini Tuhan menghukum dengan kemurkaanNya seperti periuk mendidih. Sebaliknya di
sisi lain, dahan pohon badam yang berbunga indah tersedia bagi Yeremia dan siapapun yang tetap
teguh, taat dan setia kepada Tuhan.

Tuhan mengatakan kepada Yeremia: "Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan
sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!" (ay 17). Inilah tugas Yeremia yang jelas
sangat tidak gampang, menyampaikan bahwa saatnya sudah tiba bagi hukuman Tuhan untuk jatuh
kepada bangsa itu atas kejahatan mereka. pesan Tuhan agar mereka segera berbalik dari kejahatan
mereka, kembali kepada Bapa yang telah begitu banyak menunjukkan kasih dan kebaikanNya kepada
mereka. Mereka harus segera bertobat agar jangan sampai periuk mendidih ini jatuh atas mereka.
Janganlah periuk mendidih yang menjadi bagian mereka, tetapi hendaknya pohon badam, pohon yang
terus tumbuh, berbunga dan berbuah empat musim penuhlah yang terjadi atas mereka.

Kalau kita lihat, janji lewat pohon badam ini sejalan dengan apa yang tertulis pada awal kitab
Mazmur. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di
jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah
Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di
tepi Kaliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja
yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Pohon badam memiliki karakteristik tepat seperti itu.
Pohon ini tidak layu dan terus berhasil tumbuh meski dalam iklim atau musim yang berbeda. Dan kitab
Mazmur ini memberikan kunci bagi kita agar bisa memiliki karakteristik yang sama, sama seperti seruan
dari Tuhan yang diberikan kepada Yeremia untuk mengingatkan bangsa Yehuda pada saat itu agar
bertobat, berbalik dari jalan-jalan yang salah dan kembali kepada jalan Tuhan.

Orang percaya seharusnya hidup seperti pohon badam. Di tengah badai apapun, ditengah kesulitan atau
lingkungan yang tidak kondusif sekalipun bisa tetap mengeluarkan tunas, berbunga dan berbuah. Itulah
gambaran umat Tuhan yang ideal seperti rencana Tuhan atas kita. Tuhan sendiri telah menyediakan
segala yang dibutuhkan agar kita bisa seperti itu. Kita bisa lelah dalam menghadapi masalah, tapi Tuhan
siap untuk terus gendong kita sampai tua, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih
rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku
mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4), Bukan itu saja, Tuhan bahkan siap untuk
berperang bagi kita. "Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang
untukmu." (Ulangan 3:22). Atau lihat pula apa yang dikatakan Yahaziel ketika ia dihinggapi Roh Tuhan
dalam kitab 2 Tawarikh: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja
Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang
besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." (2 Tawarikh 20:15). TAda banyak
lagi janji-janji Tuhan lainnya yang akan memampukan kita untuk terus tumbuh berbunga dan berbuah
subur sepanjang musim, baik pada musim yang tenang maupun sulit. Semua itu akan luput apabila kita
tidak tertarik untuk mencari tahu, merenungkan dan melakukan ribuan janji Tuhan yang terdapat di
dalam Alkitab. Bagian mana yang akan hadir pada kita dari penglihatan Yeremia, apakah pohon badam
atau periuk yang mendidih, semua tergantung dari keputusan kita sendiri. Oleh karena itu mari kita
perhatikan baik-baik cara hidup kita.  Sudah sejauh mana kita mengaplikasikan Firman Tuhan dalam
hidup, sudah seberapa jauh kita taat dan setia kepadaNya. Itu akan sangat menentukan apa yang akan
menjadi bagian kita, apakah periuk mendidik atau pohon badam yang mampu bertunas, berbunga indah
dan berbuah subur pada segala keadaan.

Tuhan ingin kita hidup kuat dan subur bagai pohon badam

Anda mungkin juga menyukai