Anda di halaman 1dari 20

FKUI 2015 SOLID

KOMUNIKASI KESEHATAN

KOMUNIKASI

Indriana Hikmatul
Trienty Batari Gunadi G. P.
Tentir

Henny Zidny Robby Rodhiya


Nagita Gianty Annisa
Quality Control

“If you want to go fast, go alone. If you want to go far,


go together.”
–African Proverb.
KOMUNIKASI KESEHATAN

1. KONSEP DASAR DAN PRINSIP


KOMUNIKASI
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang melibatkan
seseorang untuk menggunakan simbol verbal maupun non-verbal yang
bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain.

KOMUNIKASI ADALAH:
1. Pernyataan diri yang efektif;
2. Pertukaran pesan yang tertulis, dalam percakapan, bahkan melalui
imajinasi;
3. Pertukaran informasi melalui kata-kata melalui percakapan atau
metode lain;
4. Pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain;
5. Pertukaran makna antar pribadi dengan sistem simbol;
6. Proses pengalihan informasi melalui saluran tertentu terhadap orang
lain.
(walhstrom,1992;Liliweri 2003)

B. KONSEP DASAR KOMUNIKASI:


1. KOMUNIKASI MERUPAKAN PROSES SIMBOLIS
Komunikasi melibatkan simbol-simbol, baik simbol verbal berupa
kata-kata maupun simbol nonverbal seperti gestur tubuh, intonasi
suara, dan sebagainya dalam proses penyampaian makna

2. KOMUNIKASI MERUPAKAN PROSES SOSIALISASI


Komunikasi adalah proses menyampaikansuatu informasi dan
menyosialisasikannya kepada masyarakat banyak.

FKUI 2015 SOLID 2


KOMUNIKASI KESEHATAN

3. KOMUNIKASI MERUPAKAN PROSES SATU ARAH ATAU DUA ARAH


Komunikasi dapat berupa proses satu arah, dimana pemberi pesan
tidak menerima umpan balik dari penerima pesan, atau proses dua
arah di mana pemberi pesan memberi umpan balik dari penerima
pesan.
4. KOMUNIKASI BERSIFAT KOORIENTASI
Komunikasi melibatkan dua pihak yang memiliki tujuan yang sama.
5. KOMUNIKASI BERSIFAT PURPOSIF DAN PERSUASIF
Komunikasi dilakukan dengan tujuan tertentu dan berfungsi untuk
mengajak seseorang untuk mempercayai suatu hal atau untuk
melakukan suatu kegiatan.
6. KOMUNIKASI MENDORONG INTERPRETASI INDIVIDU
Dalam komunikasi dibutuhkan interpretasi individu dalam mencerna
makna yang diberikan dalam pesan yang disampaikan.
7. KOMUNIKASI MERUPAKAN AKTIVITAS PERTUKARAN MAKNA
Dalam komunikasi terjadi pertukaran pesan yang mengandung
makna-makna tertentu antara pengirim dan penerima pesan
8. KOMUNIKASI MENCAKUP BERBAGAI KONTEKS
Komunikasi terjadi dalam konteks baik dalam lingkungan fisik,
antarbudaya, psikologi, personal, kelompok, organisasi maupun
massa

C. KONSEP DASAR KOMUNIKASI:


1. KOMUNIKASI ADALAH PROSES SIMBOLIK
Komunikasi melibatkan simbol-simbol verbal maupun nonverbal.

2. SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI


Setiap perilaku yang dilakukan oleh manusia memiliki pesan atau
makna tertentu yang dapat diinterpretasikan oleh orang lain,
sehingga secara tidak langsung dapat menjadi sarana komunikasi

FKUI 2015 SOLID 3


KOMUNIKASI KESEHATAN

dengan orang lain. Misalnya, perilaku menopang dagu menunjukkan


rasa malas atau bosan.

3. KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN


Komunikasi mempunyai isi yang ingin disampaikan dalam suatu pesan
dan terkait dengan hubungan antarmanusia.

4. KOMUNIKASI BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT


KESENGAJAAN
Komunikasi dapat dilakukan dengan sengaja ataupun tidak

5. KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU


Makna yang disampaikan dalam pesan pada suatu komunikasi dapat
berbeda jika disampaikan pada ruang dan waktu yang berbeda.

6. KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI


Peserta komunikasi harus dapat memprediksi teknik komunikasi yang
sebaiknya digunakan dalam menghadapi lawan bicara

7. KOMUNIKASI BERSIFAT SISTEMIK


Komunikasi terdiri dari unsur-unsur tertentu yang membentuk sistem.

8. SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN


EFEKTIF KOMUNIKASI
Kemiripan latar belakang sosial budaya menghasilkan ketertarikan
pada hal yang sama dan pengalaman yang serupa antara pemberi
dan penerima pesan sehingga pesan dapat disampaikan lebih baik
oleh pemberi pesan dan dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat
oleh penerima pesan.

9. KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL


Dalam komunikasi, pemberi dan penerima pesan dapat bertukar
peran.

FKUI 2015 SOLID 4


KOMUNIKASI KESEHATAN

10. KOMUNIKASI BERSIFAT PROSESUAL, DINAMIS, DAN


TRANSAKSIONAL
Peserta komunikasi selalu berkembang.

11. KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE


Pesan yang sudah diberikan dalam suatu proses komunikasi tidak
dapat sepenuhnya dihilangkan atau ditarik kembali.

12. KOMUNIKASI BUKAN PANASEA (OBAT MUJARAB) untuk


menyelesaikan berbagai masalah.

D. RPINSIP DASAR KOMUNIKASI:


1. Adanya proses komunikasi
2. Pesan yang disampaikan mengandung makna
3. Terdapat feedback dari receiver (mengubah sikap penerima informasi
sesuai dengan kehendak pengirim informasi

E. FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KOMUNIKASI:


• Perkembangan • Peran dan Hubungan
• Persepsi • Latar Belakang Sosial Budaya
• Nilai • Emosi
• Jenis Kelamin • Lingkungan
• Pengetahuan • Jarak

F. FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KOMUNIKASI:


Proses komunikasi membutuhkan unsur-unsur berikut ini untuk dapat
terjadi, yaitu:

1. Komunikator, yaitu pemberi pesan


2. Pesan yang disampaikan

FKUI 2015 SOLID 5


KOMUNIKASI KESEHATAN

3. Saluran (channel), yaitu media yang digunakan dalam menyampaikan


pesan
4. Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan
5. Efek atau respons yang diberikan penerima pesan terhadap pesan
tersebut, juga meliputi tindakan dan perubahan yang dilakukan oleh
penerima pesan

G. FUNGSI KOMUNIKASI:
1. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat
diketahui penerima.
2. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik
penerima
3. Sumber memberikan instruksi untuk dilaksanakan penerima
4. Sumber menyebarluaskan informasi agar menghimbur sambil
mempengaruhi penerima
5. Sumber mempengaruhi konsumen dengan informasi yang persuasif
untuk mengubah perilaku penerima.

H. KONTEKS KOMUNIKASI:
1. INTERPERSONAL
Komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau 3 orang dengan jarak fisik di
antara mereka yang sangat dekat dengan sifat umpan balik yang
berlangsung cepat, serta memiliki tujuan/ maksud komunikasi tidak
berstruktur
2. KELOMPOK
Komunikasi dalam konteks kelompok adalah komunikasi yang terjai
diantara sejumlah orang
3. ORGANISASI
Berlangsung dalam organisasi (vertikal, horizontal, diagonal)
4. PUBLIK
Aktivitas komunikasi yang melibatkan publik

FKUI 2015 SOLID 6


KOMUNIKASI KESEHATAN

5. MASSA
Komunikasi manusia dengan menggunakan media massa seperti media
cetak (buku, folder, pamflet, leaflet, dan lain-lain)

I. BENTUK KOMUNIKASI:
Komunikasi terdiri dari berbagai macam bentuk. Tabel di bawah ini
menunjukkan pembagian bentuk-bentuk komunikasi oleh Ronald B. Adler
dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication :
second edition.

VOKAL NONVOKAL
KOMUNIKASI Bahasa Lisan Bahasa Tertulis
VERBAL (spoken words) (written words)
 Nada suara (tone  Isyarat (gesture)
of voice)  Gerakan (movement)
KOMUNIKASI  Desah (sighs)  Penampilan
NONVERBAL  Jeritan (screams) (appearance)
 Kualitas vokal  Ekspresi wajah (facial
(vocal quality) expression)

Sumber: Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Communication, Second


Edition, hal. 96

Komunikasi vokal adalah komunikasi yang melibatkan ucapan atau lisan,


sedangkan komunikasi non-vokal tidak melibatkan ucapan atau lisan.
Komunikasi verbal menggunakan kata-kata yang jelas maknanya,
sedangkan komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata, tetapi
simbol-simbol lainnya yang juga mengandung makna tertentu secara
implisit.

Selain pembagian di atas, terdapat juga pembagian bentuk-bentuk


komunikasi oleh Nasir, yaitu:

FKUI 2015 SOLID 7


KOMUNIKASI KESEHATAN

1. KOMUNIKASI AGRESIF
Komunikasi agresif adalah komunikasi yang menonjolkan dominansi.
Pelaku komunikasi ini berusaha memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain dan merendahkan lawan bicara. Bentuk komunikasi ini
cenderung menimbulkan permusuhan. Pelaku komunikais agresif dapat
terlihat dari sikap tubuh yang condong ke depan, kepala mendongak,
mata melotot, nada bicara tegas, dan tubuh tegang.

2. KOMUNIKASI PASIF
Komunikasi pasif atau submisif adalah bentuk komunikasi yang
berkebalikan dari komunikasi agresif. Pelaku komunikasi pasif
cenderung pasrah dalam menerima pendapat dan tidak dapat
mempertahankan pendapatnya sendiri. Bahasa tubuh yang ditunjukkan
pelaku komunikasi pasif adalah cenderung diam, nada suara ragu-ragu
dan pelan, tubuh membungkuk, serta menjauhi dan menghindari
kontak mata dengan lawan bicara.

3. KOMUNIKASI ASERTIF
Komunikasi asertif adalah bentuk komunikasi yang paling baik. Dalam
bentuk komunikasi ini, pelakunya berkomunikasi secara aktif dan
mampu mengeluarkan pendapatnya, namun juga mampu menerima
dan menghargai pendapat orang lain. Pelaku komunikasi asertif
bersikap terbuka. Bentuk komunikasi ini cenderung terhindar dari
konflik.

2. SIKAP, PERILAKU, DAN HAMBATAN


DALAM KOMUNIKASI
A. SIKAP DAN PERILAKU DALAM KOMUNIKASI:
1. EMPATI
Sikap yang diperlukan dalam komunikasi kesehatan yang efektif terdiri
dari beberapa hal berikut:

FKUI 2015 SOLID 8


KOMUNIKASI KESEHATAN

Empati adalah kemampuan seseorang dalam menempatkan diri pada


posisi tertentu yang dihadapi oleh orang lain. Dengan empati ini kita
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang tersebut. Empati
merupakan hal yang mendasar dan kompleks dalam komunikasi.

Karena itu empati melibatkan:


• Proses keterlibatan
• Kepekaan terhadap emosi
• Kemampuan untuk memahami
• Intuisi

Sedangkan simpati adalah proses melibatkan perasaan dan menyelami


apa yang dirasakan oleh orang lain bahkan mewujudkan kesedihan
yang sama terhadap penderitaan tersebut. Menurut Rogers, empati ini
meliputi beberapa aspek, yaitu:
• Kognitif, adalah menyelidiki tingkah laku dan kehidupan sehari-
hari si pasien/klien dan memproses segala informasi yang
berhasil dikumpulkan.
• Afektif, adalah memahami perasaan pasien/klien tersebut.
• Komponen komunikasi, adalah bahasa dan respon-respon yang
kita berikan kepada pasien/klien

Dengan memahami orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun


keterbukaan yang kita perlukan dalam membangun komunikasi yang
sinegi dengan orang lain.

2. KONTROL
Kontrol berperan dalam pusat kendali manusia dalam menentukan
apakah dirinya akan berperan menjadi individu yang mengendalikan
atau dikendalikan. Kontrol dibagi menjadi 2 garis besar yaitu:
A. PERSONAL CONTROL
Personal control adalah sebuah persepsi masing masing individu yang
meyakinkan dirinya mampu mempengaruhi diri sendiri.

FKUI 2015 SOLID 9


KOMUNIKASI KESEHATAN

Thompson (1981) membagi personal control ke dalam 4 bagian, yaitu:


1. Behavioral control, yaitu seseorang yang meyakini dirinya dapat
menjadikan perilaku seseorang sebagai acuan dalam mewujudkan
suatu intensitas,kemugkinan dan mengurangi ancaman.
2. Cognitive control, yaitu keyakinan seseorang dalam menggunakan
strategi kognitif nya (mental) dalam memepengaruhi orang lain.
3. Informational control, yaitu keyakinan seseorang bahwa dirinya
memiliki informasi dan pengetahuan yang mampu mempengaruhi
tindakan dan pola pikir orang lain.
4. Retrospective control, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan
untuk menjadikan pengalaman dimasa lalu nya sebagai refleksi
dalam bertindak pada masa mendatang.

Berdasarkan tempatnya, personal control ini dapat dibagi menjadi 2,


yaitu:
1. Internal, Keyakinan bahwa segala sesuatu yang menimpanya saat
ini adalah cerminan terhadap perilaku yang dirinya lakukan
sebelumnya.
2. Eksternal, keyakinan bahwa hal hal yang menimpa mereka saat ini
disebabkan oleh berbagai faktor eksternal

B. RATIONAL CONTROL
Rational control adalah persepsi seseorang dalam berkomunikasi
dengan orang lain dan mempengaruhi orang lain dan lingkungan
dengan opini mereka.

3. TRUST/KEPERCAYAAN
Trust atau kepercayaan adalah perilaku seseorang dalam menerima
orang lain tanpa menilai atau menguji orang tersebut. Trust dapat
didapatkan dari first impression yang baik terhadap orang lain. Dari
kepecayaan ini akan terbangun rasa mengandalkan, mendukung dan
meyakini pasien atau klien kita agar percaya kepada kita. Trust ini dapat
dibedakan menjadi dua level, yaitu general trust (di mana seseorang

FKUI 2015 SOLID 10


KOMUNIKASI KESEHATAN

dapat mempercayai orang lain dalam keadaan umum) dan specific trust
(seseorang yang mempercaya orang lain dalam hubungan yang spesial).

4. SELF DISCLOSURE/KETERBUKAAN
Adalah perilaku dalam berkomunikasi seseorang yang dapat
mengutarakan pemikiran informasi pribadi bahkan perasaan terhadap
orang lain. Terdapat 5 aspek yang dapat menunjang self disclosure:
1. The intention, yaitu seseorang yang memperlihatkan keinginan
dan usahanya kepada orang lain.
2. The amount, yaitu jumlah informasi yang dapat disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain.
3. The valence, yaitu positif dan negatifnya informasi yang diberikan
oleh seseorang. Apabila isi informasi tersebut bersifat positif,
maka valence akan disimbolkan (+) dan apabila isi informasi
tersebut bersifat negative, maka valence akan disimbolkan (-).
4. The honesty, yaitu kejujuran dan ketepatan informasi yang
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.
5. The depth, yaitu seberapa dalam informasi yang disampaikan oleh
orang tersebut. Informasi yang bersifat personal nature bersifat
lebih dalam dibandingkan less personal information.

5. KONFIRMASI
Konfirmasi adalah penggabungan dari keempat variabel komunikasi
diatas. Dalam konfirmasi terjalin keterkaitan antara variabel empati,
control, kepercayaan dan keterbukaan. Peranan konfirmasi dalam
komunikasi kesehatan adalah untuk memfokuskan cara cara
komunikasi yang baik dan efektif.

B. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI:


1. HAMBATAN FISIK DAN PSIKOLOGIS
Contoh hambatan fisik yaitu adanya gangguan kesehatan. Gangguan
kesehatan misalnya tuli. Keadaan psikologi juga merupakan faktor
penting yang mendukung keberhasilan komunikasi. Antara pemberi
FKUI 2015 SOLID 11
KOMUNIKASI KESEHATAN

informasi dan penerima informasi harus dalam kondisi mental yang siap
untuk menerima dan memberi bahan komunikasi. Contohnya si
komunikan sedang dalam keadaan depresi sehingga apa yang si
komunikator sampaikan tidak ditangkap olehnya.
2. HAMBATAN TEKNIS
Hambatan teknis merupakan hambatan yang disebabkan oleh
lingkungan yang memberi dampak pencegahan terhadap kelancaran
proses komunikasi.
3. HAMBATAN PSIKOLOGIS
Pada saat komunikan sedang sedih, marah, bingung, kesal,komunikasi
lebih sulit berhasil. Oleh karena itu, untuk mencegah hambatan
tersebut, komunikator diharap mengkaji diri komunikan sebelum
melakukan komunikasi
4. HAMBATAN SOSIOLOGIS
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai golongan dan lapisan
dengan perbedaan yang banyak. Perbedaan tersebut dapat berupa
yang menimbulkan perbedaan dalam statu sosial, agama, ideologi,
tingkat pendidikan, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat menjadi
hambatan sosioliogis.
5. HAMBATAN ANTROPOLOGIS
Komunikasi akan terhambat jika komunikator tidak mengetahui siapa
lawan bicaranya, komunikan. siapa yang dimaksud bukanlah sekedar
nama, tetapi mencakup kebiasaan dan asal-usul komunikan. Hambatan
yang ditimbulkan jika tidak mengetahuinya disebut hambatan
antropologis. Hambatan ini dapat dicegah jika komunikator mengetahui
budaya, suku, norma, gaya hidup, dan kebiasaan dari komunikan
6. HAMBATAN BAHASA
Alat utama yang digunakan untuk menyalurkan kepercayaan, nilai, dan
norma adalah bahasa. Dalam komunikasi, bahasa yang digunakan
merupakan bahasa yang dimengerti oleh komunikator dan komunikan.

FKUI 2015 SOLID 12


KOMUNIKASI KESEHATAN

7. HAMBATAN PERSEPSI
Masalah berkomunikasi dengan orang lain adalah bahwa kita semua
melihat dunia adakalanya berbeda pikiran, asumsi dan persepsi kita
akan membentuk realitas kita sendiri. Hambatan perspektif ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini :
a. Pendidikan
b. Tingkat pengetahuan kesehatan
Sesorang yang memiliki tingkat pengetahuan kesehatannya luas
akan lebih nyambung untuk diajak berkomunikasi dan berbicara
tentang kesehatan, sehingga akan sedikit kemungkinan untuk
terjadinya miss communication.
c. Bahasa
d. Budaya dan Etnik
e. Umur
Umur merupakan sesuatu yang dapat membatasi kita dalam
berkomunikasi khususnya di Indonesia yang sangat menjunjung
rasa hormat kepada orang yang lebih tua, sehingga terkadang ini
membatasi kita untuk berkomunikasi.

HAMBATAN KOMUNIKASI DITINJAU DARI KOMPONEN


KOMUNIKASI:
1. HAMBATAN YANG BERASAL DARI SOURCE (PENGIRIM)
a. Kurang kepercayaan diri
Tidak adanya percaya diri menimbulkan keraguan dan terkadang
menyebabkan sesorang menjadi kehilangan ide pesan yang ingin
disampaikannya. Jika pemberi pesan ragu dalam menyampaikan
komunikasinya, maka si penerima informasi juga tentunya akan
menjadi lebih ragu lagi dalam menerima informasi tersebut.

b. Tidak terampil menyampaikan pesan


Dalam menyampaikan komunikasi sesorang harus pandai dalam
menyampaikan pesannya secara logis, sistematis dan tidak
FKUI 2015 SOLID 13
KOMUNIKASI KESEHATAN

membingungkan. Pembicara juga harus pandai memilih kata-kata


yang mudah dipahami dalam berkomunikasi. Selain itu, pemberi
informasi juga harus menyampaikan informasinya dengan cara
yang menarik dan tidak membosankan.

c. Komunikator cenderung menyampaikan pesan untuk satu orang


Dalam berkomunikasi dengan banyak orang, perlu diperhatikan
bahwa komunikator tidak boleh terlihat hanya meyampaikan
pesan untuk satu orang. Hal ini bisa terlihat dari gestur, tatapan
mata dan bahasa tubuh komunikator. Apabila hal ini terjadi, akan
menyebabkan penerima komunikasi tidak akan mau
memperhatikan pemberi informasi.

2. HAMBATAN YANG BERASAL DARI RECEIVER (PENERIMA)


a. Selective attention
Selective attention merupakan fenomena di mana seseorang
menempatkan perhatiannya bukan pada yang seharusnya dia
perhatikan saat itu. Hal ini karena biasanya manusia menaruh
perhatian atau mau mendengar apa yang disukainya atau
dikehendakinya saja

b. Selective perception
Selective perception merupakan tindakan sesorang yang
cenderung selalu memandang masalah atau informasi seperti
prakonsepsi yang dimilikinya. Seseorang cenderung menafsirkan
sesuatu sesuai dengan pengalaman pribadi yang mungkin pernah
dihadapinya. Artinya orang tersebut dalam menerima informasi
cenderung untuk memahami informasi yang diterminya dangat
dipengaruhi oleh konsepsi terdahulu yang sudah lebih dulu
tertanam di pikirannya.

FKUI 2015 SOLID 14


KOMUNIKASI KESEHATAN

c. Selective Retention
Selective retention maksunya adalah bahwa komunikan tidak
mengingat informasi yang telah diberikan kepadanya, padahal
sebenarnya ia telah mengerti dan memahami apa isi dari informasi
yang diberikan kepadanya. Pendengar cenderung mengingat apa
yang memang mereka inginkan untuk diingat, walaupun
sebenarnya ia memahami isi pesan yang diterimanya.

3. HAMBATAN YANG BERASAL DARI MESSAGE (PESAN)

a. Isi pesan yang sangat kompleks


Informasi yang sifatnya kompleks susah untuk diutarakan dengan
kata-kata. Bukan hanya memahaminya yang susah, namun
menyampaikannya juga tidak mudah. Dalam menyampaikan
komunikasi yang kompleks, sebaiknya tidak dilakukan hanya
dengan berbicara, tapi harus juga disampaikan melalui
penyampaian visual, seperti gambar atau rekaman.

b. Isi pesan yang berisi berita duka atau mengecewaka


Dalam kasus ini, komunikator harusnya tetap menyampaikan
informasi yang dimilikinya dengan penyampaian yang
menunjukkan rasa empati.

4. HAMBATAN YANG BERASAL DARI CHANNEL (MEDIA)


Hambatan-hambatan pada media ini biasanya disebabkan oleh
permasalahan-permasalahan teknis, yang merupakan hal yang di luar
kehendak para pelaku komunikasi. Hal yang bisa dilakukan oleh pelaku
komunikasi adalah meminmalisir kemungkinan terjadinya masalah
teknis dengan mematangkan persiapan dalam menentukan media
komunikasi yang dipilihnya.

Selain itu hambatan yang disebabkan media juga bisa disebabkan oleh
berkembangnya teknologi yang tidak sejalan dengan berkembangnya
FKUI 2015 SOLID 15
KOMUNIKASI KESEHATAN

kemampuan manusia dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Hal ini


membuat para komunikator dan komunikan menjadi kesulitan dalam
berkomunikasi.

3. KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA


KONSELING DAN PENYAMPAIAN BERITA
BURUK
A. KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak


lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face)
maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok
maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002)

Menurut Barlund yang dikutip oleh Alo Liliweri (1991), beberapa ciri untuk
mengenali komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:

1. Bersifat spontan
2. Tidak mempunyai struktur
3. Terjadi secara kebetulan
4. Tidak mengejar tujuan yang direncanakan
5. Identitas keanggotaannya tidak jelas
6. Dapat terjadi hanya sambil lalu
7. Dapat terjadi hanya sambil lalu

Everett M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi interpersonal


merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi
tatap muka antara beberapa pribadi. Ciri-ciri komunikasi interpersonal
menurut Rogers adalah sebagai berikut:
FKUI 2015 SOLID 16
KOMUNIKASI KESEHATAN

1. Arus pesan cenderung dua arah


2. Konteks komunikasinya dua arah
3. Tingkat umpan balik yang terjad tinggi
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas
keterpaan tinggi
5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relative
lambat

Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap (Eduard Depari dan
Colin MacAndrews, 1995: 17-18)

Konseling adalah suatu hubungan pofesional antara konselor dengan klien


untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya,
belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan
yang bermakna. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang (inter
personal)

HAL-HAL YANG SEBAIKNYA DIMILIKI OLEH KONSELOR:


1. Kesadaran akan diri dan nilai-nilai
2. Kesadaran akan adanya heterogenitas dalam masyarakat
3. Kemampuan menganalisi kemampuan diri
4. Kemapuan berperan sebagai teladan
5. Kesediaan berkorban (missal: waktu dan tenaga)
6. Berpegang kuat pada etik konseling
7. Tanggung jawab

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM KONSELING:


Tenaga kesehatan harus benar-benar paham apa yang sedang diderita
oleh pasiennya. Selain komunikasi verbal, dibutuhkan juga komunikasi
nonverbal seperti menggunakan bahasa tubuh. Dalam mendengarkan

FKUI 2015 SOLID 17


KOMUNIKASI KESEHATAN

pasien berbicara, lakukanlah kontak mata agar pasien mengerti bahwa


dia sedang didengarkan. Komunikasi yang dilakukan juga harus
interaktif sehingga benar-benar terjadi pertukaran informasi.

B. KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN BERITA BURUK


Enam langkah dalam penyampaian berita buruk kepada pasien dan
keluarganya:
1. Memastikan pengetahuan pasien atas kondisinya sendiri
2. Memberikan kalimat pembuka peringatan awal
3. Menjelaskan keadaan pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti
4. Memberikan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi
5. Memberikan penjelasan lebih lanjut apabila diperlukan
6. Merencanakan bersama penanganan lebih lanjut bagi pasien

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan bahasa, pemberian


waktu untuk pasien memahami, dan bersikap empati.

C. KOMUNIKASI KESEHATAN PADA SITUASI KHUSUS


1. PASIEN MARAH ATAU AGRESIF
Penanganan pada pasien marah dapat dilakukan dengan melakukan
hal-hal khusus yang perlu diperhatikan lebih lanjut penanganannya,
karena sesungguhnya pasien jenis ini memerlukan perhatian khusus
berupa inginnya didengarkan, dimengerti, dihormati, diberi
penjelasan lebih rinci tentunya dengan cara-cara yang lebih tenang.

FKUI 2015 SOLID 18


KOMUNIKASI KESEHATAN

Tindakan-tindakan khusus yang dimaksud dalam konteks ini adalah


seperti berikut:
1. Bersikap tenang sehingga kita tidak mudah untuk terprovokasi;
2. Posisikan diri kita untuk berada tidak terlalu dekat maupun terlalu
jauh dari pasien;
3. Urungkan niat untuk mencoba mendekatkan diri bahkan
memeluk pasien tersebut, karena pasien bisa saja melakukan
tindakan kasar;
4. Mencoba mengajak pasien untuk berbicara dengan
mengedepankan adanya privasi dengan melakukan komunikasi di
tempat yang cukup tenang dan tidak begitu ramai;
5. Usahakan untuk menjadi pendengar yang baik bagi pasien marah
itu, dengan memberikan kesempatan bagi pasien marah tersebut
untuk mengutarakan emosi dan mulailah berbicara bila pasien
ingin pertanyaannya segera dijawab oleh kita. Dilanjutkan dengan
menjawabnya dengan nada yang tidak terlalu keras, berikanlah
jawaban alternatif ataupun opsi-opsi tentang solusi untuk
menyembuhkan penyakit pasien.

Bila kita tidak dapat menangani masalah maupun penyakit yang dimiliki
oleh pasien ini, maka kita berwenang untuk merujuk pasien ini ke tenaga
kesehatan lainnya seperti dokter yang lebih profesional maupun handal
menanganinya.

HAL YANG PERLU DIHINDARI:


• Menyalahkan pasien
• Berbicara sarkastik
• Menjelekkan atau melemparkan kesalahan pada orang lain

2. PASIEN GERIATRIK ATAU LANSIA


Pasien Geriatri merupakan pasien yang berusia lanjut, di atas 60 tahun.
Biasanya pasien geriatri memiliki kemampuan pendengaran dan
penglihatan yang menurun, memiliki perasaan yang lebih sensitive

FKUI 2015 SOLID 19


KOMUNIKASI KESEHATAN

sehingga dibutuhkan kehati-hatian terhadap kata-kata yang diutarakan,


terjadinya penurunan daya ingat dini atau gangguan tingkah laku, serta
memiliki beberapa masalah kesehatan seperti osteoporosis, penyakit
parkinson, gangguan buang air, artritis dan lainnya seiring dengan
proses degenerasi kemampuan vital tubuh.

3. PASIEN DEPRESIF / PASIF


Pasien pasif merupakan pasien yang sulit untuk berkomunikasi
dikarenakan sang pasien yang menutup diri dan sulit untuk
mengungkapkan apa yang dirasakannya. . Hal ini dapat mengganggu
jalannya proses medik, dikarenakan tidak adanya keterbukaan pasien
terhadap kondisi tubuh dan fikirannya sendiri.

CARA UNTUK MENGHADAPI:


PASIEN MARAH GERIATRIK/LASNSIA DEPRESIF/PASIF
 Menunjukkan
 Mendengarkan
hormat dan  Bersifat suportif
 Berempati
keprihatinan  Pendekatan
 Repetisi fakta
 Memastikan bahwa interpersonal
 Menyetujui
pasien didengar dan  Aktif mendengarkan
pendapat pasien
dipahami dan merespons
 Tetap tenang dan
 Menghindari ageism  Posisi tubuh
menguasai diri
(membedakan  Kontak mata
 Tetap sopan dan
menggunakan kata
berdasarkan usia)  Sikap rileks dan
 Mengenal kultur dan terbuka
hormat
budaya pasien

“Obstacles don’t have to stop you. If you run into a wall, don’t turn around and
give up. Figure out how to climb it, go through it, or work around it.”
-Michael Jordan-

FKUI 2015 SOLID 20

Anda mungkin juga menyukai