Anda di halaman 1dari 14

TUGAS – TUGAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
HENNI ANASTASIA SIHOMBING 1203113043

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpah rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan PLS serta memberi
informasi mengenai Latarbelakang PLS ke khalayak ramai.
Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya. Namun, saya menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Pendidikan PLS yang saya
harapkan sebagai bahan koreksi untuk saya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………….……i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………….………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………..………1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………….………………………..1
C. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………..……….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….………………………………5
A. PERBEDAAN TUGAS PLS DI NEGARA MAJU
DAN NEGARA BERKEMBANG…………………………………………………………………………………………5
B.BIDANG TUGAS PLS …………………………………………………………………………………………………………..10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………..……14
A. KESIMPULAN……………….………………………………………………………………………………………………14
B. SARAN………………………………………………………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….………………15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami
pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan terjadi pembinaan
terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk memenuhi kelangsungan hidupnya secara
pribadi dankesejahteraan kolektif di masyarakat. Sebagai usaha sadar, pendidikan diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
mengisi peranan tertentu dimasyarakat pada masa yang akan datang. Dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945, tercantum butir kalimat
mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimattersebut sangat erat kaitannya dengan
pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk mewujudkanmasyarakat dan bangsa yang
cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan diimplementasikan secara baik. Salah satu
faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan yang maju adalahterciptanya
budaya baca di dalam masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang maju dan budaya bacayang
telah mengakar pada masyarakat maka akan muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas
dalamkehidupannya.UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 13,
memuat jalur pendidikanyang terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang
dapat saling melengkapi danmemperkaya. Ketiga jalur pendidikan tersebut satu kesatuan sub
sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada
tujuan utama pendidikan nasional, yaitumencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuandan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasatanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis membuat
makalah tentang Pendidikan Luar Sekolah(PLS) yang merupakan bagian dari pendidikan non
formal
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan luar sekolah?
2. Apa peran Pendidikan Luar Sekolah di negara maju ?
3.Apa saja upaya-upaya Pendidikan Luar Sekolah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa?
4. Apa saja tugas Pendidikan Luar Sekolah dalam bidang nya ?

C.TUJUAN
1. Memahami pengertian pendidikan luar sekolah.
2.Mengetahui peran pendidikan luar sekolah.
3. Memahami pendidikan luar sekolah di negara maju dan berkembang
4. Memahami tugas Pendidikan Luar Sekolah dalam bidang tugas
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERBEDAAN TUGAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
Tugas PLS adalah :
1. Melakukan pengkajian atau analisis kebutuhan belajar
2. Merencanakan program pembelajaran
3. Mengorganisis pelatihan , menentukan target dan melaksanakan
4. Menilai dan mempersiapkan program pendampingan pasca Latihan.
1. Tugas Pendidikan Luar Sekolah Di Negara Maju
Pendidikan Luar Sekolah memberikan kemampuan seseorang untuk menguatkan harga
dirinya dan menolong mereka untuk menemukan jalan dan memberikan kontrubusi
untuk masyarakat.
Adapun bentuk – bentuk pendidikan formal di negara maju diarahkan pada berbagai hal
sebagai berikut :
 Keterampilan dasar untuk semua
 Investasi lebih dalam sumber daya manusia
 Inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran
 Pembelajaran bernilai
 Pemikiran kembali bimbingan dan konseling
 Membawa pembelajaran lebih dekat ke rumah

Dukungan finansial sangat banyak sehingga program pendidikan non formal dapat dilaksanakan
, disamping itu penwenangan dana korupsi di instansi pemerintahan maupun Lembaga
penyelenggaraan pendidikan non formal sangat sedikit bahkan dapat dikatakan tidak ada.
Adanya kesinambungan antara departemen pemerintah ddalam melaksanakn program
pendidikan non formal, sehingga tidak terjadi tumpeng tindih diantara program- program
tersebut. Disamping itu pemerintah juga melakukan Kerjasama dengan dunia industri dengan
memberikan kesempatan magagang pada peserta didik.
Contohnya di negara Jepang
2. Tugas Pendidikan Luar Sekolah Di Negara Berkembang
Faktor kemiskinan adlah salah satu maslah dalam negara- negara berkembang yang tentunya
menyebabkan masalah dalam pembangunan Indonesia, maka dari itu pendidikan luar sekolah
adalah sebagai pengganti ataupun pelengkap bila mana seseorang tidak bisa masuk pada
pendidikan formal bertujuan untuk meningkatkan keterampilan seseorang yang nantinya bisa
digunakan di masyarakat.
Bentuk – bentuk Oendidikan Luar Sekolah di Negara Berkembang
1. Program pemberantasan buta huruf
2. Program Kesetaraan contohnya paket A, Paket B
3. Program Pendidikan Usia Dini
4. Program Keterampilan Hidup
5. Program Kependidikan Kepemudaan
6. Program Penyuluhan Pertanian
7. Bengkel Kerja Pembangunan Desa dan Pemuda

B. BIDANG TUGAS PLS


1. KUALITAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM BIDANG PARIWISATA
Di dalam pengembangan Pendidikan Luar Sekolah, yang perlu menjadi perhatian bahwa,
dalam usaha memberdayakan masyarakat kiranya dapat membaca dan merebut
peluang dari otonomi daerah, pendidikan luar sekolah pada era otonomi daerah
sebenarnya diberi kesempatan untuk berbuat, karena mustahil peningkatan dan
pemberdayaan masyarakat menjadi beban pendidikan formal saja, akan tetapi
pendidikan formal juga memiliki tanggungjawab yang sama. Oleh sebab itu sasaran
Pendidikan Luar Sekolah lebih memusatkan pada pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan berkelanjutan, dan perempuan. Selanjutnya Pendidikan
Luar Sekolah harus mampu membentuk SDM berdaya saing tinggi, dan sangat
ditentukan oleh SDM muda (dini), dan tepatlah Pendidikan Luar sekolah sebagai
alternative di dalam peningkatan SDM ke depan. PLS menjadi tanggungjawab
masyarakat dan pemerintah sejalan dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat,
penyelenggaraan PLS lebih memberdayakan masyarakat sebagai perencana,
pelaksanaan serta pengendali, PLS perlu mempertahankan falsafah lebih baik
mendengar dari pada didengar, Pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota
secara terus menerus memberi perhatian terhadap PLS sebagai upaya peningkatan
SDM, dan PLS sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan masyarakat,
terutama anak usia sekolah yang tidak mampu melanjutkan pendidikan, dan anak usia
putus sekolah. pariwisata dengan mendatangkan tenaga ahli dalam bidang ini untuk
mendidik dan mencetak output yang dapat diharapkan khususnya bagi negara yang
berkembang hal ini tidak sekedar bagai mana mendapatkan tenaga pengajar yang
ahli dalam bidang pariwisata ? lebih dari itu adalah instrumen-instrumen yang
nantinya dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana menunjang terhadap
pembekalan Sumber daya Manusia dalam bidang Pariwisata Usaha setiap negara
dalam mengembangkan industri pariwisata yang pesat dan mewujutkan angan –
angan menjadi negara terbesar dalam jumlah kunjungan wisatawan, hampir setiap
negara ini selalu berpacu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersebut di atas
tidak lain adalah melalui peningkatan efektifitas sistem pendidikan dan latihan dalam
bidang pariwisata. Di Indonesia khususnya kalau dibandingkan dengan negara-
negara tetangga tentang prosentase jumlah kunjungan wisman memiliki peringkat
yang tinggi , sehingga bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar
dalam mencapai jumlah kunjungan wisman di tingkat ASEAN , dengan bukti kurun
waktu tiga tahun dari tahun 1994 – 1996 arus kunjungan wisatawan ke Indonesia
mengalami peningkatan rata-rata 14 % per tahun ini suatu rekor pertumbuhan
tertinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya pada periode yang sama. Sangat
menggembirakan bagi bangsa Indonesia melihat hasil kenyataan perhitungan
statistik di atas, akan tetapi kalau kita meneliti lebih dalam dengan keberadaan
Sumber Daya Manusia dalam bidang pariwisata ini di Indonesia, bagai mana ? karena
sekian banyak industri pariwisata di Indonesia seperti hotel, restoran, travel agent dan
Airlins dan lain-lain. Masih banyak menggunakan tenaga kerja asing terutama pada
level midel menejer ke atas. Ini sebuah tantangan yang harus dicari jawabannya.
Indonesia memang masih mudah kalau berbicara tentang SDM bidang pariwisata ini
karena melihat dari sejarah pariwisata, Indonesia baru tahun 1958 muali aktif
bergerak dalam bidang ini bersamaan dengan ditemukan istilah baru yaitu ;
“PARIWISATA” sebagai pengganti istilah “TOURISM”. Kondisi semacam ini tidak boleh
mematahkan semangat justru seharusnya akan menjadikan suatu tantangan yang harus
di hadapi dengan kerja keras untuk menyusul negara-negara maju lainnya. Oleh karena
itu yang perlu pertama diperhatikan dan perlu dikerjakan adalah peningkatan Sumber
Daya Manusia yang profesional dalam menangani berbagai aktifitas dalam bidang
pariwisata. Sumber Daya Manusia yang profesional tersebut dapat dicapai salah
satunya dengan jalan mengadakan pendidikan dan pelatihan yang ber kualitas
keterampilan dan pengetahuannya, inilah saat yang sangat dibutuhkan oleh Negara
Indonesia dalam membina dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam
bidang pariwisata selaras dengan perkembangan jumlah wisatawan mancanegara
semakin tinggi. Dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ini, diharapkan
mereka memiliki ketrampilan yang memadahi dan pengetahuan yang luas sehingga
dapat diterima bekerja di industri-industri pariwista secara profesional dan
competitif dengan tenaga kerja asing Sesuai dengan Kepres No. 15 ( 9 Maret 1993)
dalam Bab V pasal 11 disebutkan : “ Indonesia memerlukan tenaga kerja yang
berpengetahuan luas, terampil dan ahli, hal ini bisa dilaksanakan melalui pendidikan
dan latihan dengan cara meningkatkan dan memperluas lembaga-lembaga pendidikan”.
Dengan kata lain tumbuhnya industri-industri pariwisata yang semakin pesat maka
konsekwesinya harus diikuti dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
yang spesifik, sehingga untuk merealisasi kepres atau harapan-harapan tersebut
adalah diadakannya pemantapan dan pengembangan kepada lembaga-lembaga
pariwisata secara terpadu dan sistematis berdasar standar kebutuhan lapangan.
Lembaga-lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang pariwisata dan banyak
dibutuhkan oleh kalangan industri-industri pariwisata ini, khususnya adalah : lembaga-
lembaga Pendidikan Nonformal (PLS) dalam bidang pariwisata, yang sekarang ini
mulai bermunculan hampir di setiap kota-kota besar di Indonesia, dengan lama
program satu tahun . Lembaga Pendidikan Nonformal ini membutuhkan perhatian
terhadap kualitas penyelenggaraannya artinya perlu pemantapan efisiensi sistem
pendidikan, sehingga sistem yang di pakai harus memiliki standar dan betul-betul
berorentasi terhadap lapangan kerja. Mengingat Pendidikan Nonformal ini jangka
waktunya pendek dan selalu mejanjikan masyarakat cepat untuk mendapat kerja, dan
industri pariwisata sendiri juga sangat membutuhkan, akibatnya kalau tidak ada
pemantapan terhadap kualitas sistem pendidikan yang ada akan merugikan negara dan
khususnya diri sediri, untuk menjalin hubungan yang baik antara lembaga pendidikan
dan industri pariwisata , maka lembaga Pendidikan Nonformal ini harus dapat memberi
bekal keterampilan yang sangat relevan dan memadahi . Sambutan Dirjen Pariwisata
Depparpostel, Andi Mappisameng, dalam munas Hildiktipari (Himpunan lembaga
pendidikan tinggi pariwisata Indonesia) di Nusa Dua Denpasar Bali, 1995,
mengatakan bahwa : “ Saat ini industri pariwisata di indonesia masih
membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan tenaga kerja yang memiliki kualitas
ketrampilan, tentunya harus melalui sistem pendidikan yang efektif “. Sekaligus
dengan pendapatnya J. Spillane (1994 : 94) ; Karena jumlah perjalanan
internasional oleh wisatawan manca negara semakin lama semakin bertambah,
sehingga Indonesia lebih dikenal oleh wisatawan manca negara. Oleh karena itu
kalau tidak ada perencanaan akan pentingnya persediaan pelayanan khususnya
dalam bidang pariwisata akan timbul banyak kesulitan dalam hal komunikasi
antara/dengan wisatawan manca negara, sehingga program pendidikan pariwisata
harus diperluas sampai sebagaian besar daerah/wilayah wisata . Melihat kondisi
Pendidikan Nonformal dalam bidang pariwisata tersebut , satu sisi menyenangkan dan
di sisi lain memperhatinkan, mengapa harus demikian ?. karena Pendidikan
Nonformal dalam bidang pariwisata ini masih belum memiliki standar sistem
pendidikan terutama kurikulum dan materi perkuliahannya, buktinya antara Pendidikan
Nonformal satu dengan yang lainnya masih memiliki pola kurikulum sendidiri-sendiri
salah satunya adalah jumlah dan bentuk materi yang diberikan pada siswa, atau
dengan kata lain kurikulum yang sudah tersedia tersedia atau dibakukan masih belum
bisa berorentasi pada lapangan kerja. Akibat yang ditimbulkan dengan lemahnya
standarisasi sistem pendidikan ini adalah outputnya tidak bisa siap kerja seperti yang
diharapkan oleh lapangan kerja yaitu industri-industri yang bergerak dalam bidang
pariwisata , baik industri hotel dan restoran , industri biro perjalanan dan industri
lainnya, misalnya kasus yang terjadi di Pendidikan Nonformal ini yaitu tidak
memberikan nama jurusan berdasar spesialisasinya, artinya ada nama untuk dua
jurusan jurusan perhotelan dan jurusan pariwisata keduanya disatukan dalam satu
jurusan yaitu “ jurusan perhotelan.

2. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM BIDANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT


Pendidikan luar sekolah adalah usaha sadar yang diarahkan untuk menyiapkanr
meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia, agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang.
dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di lingkungannya. Pendidikan
luar sekolah juga merupakan satu proses pendidikan yang sasaran, pendekatan, dan
keluarannya berbeda dengan pendidikan sekolah, dan bukan merupakan pendidikan sekolah
yang dilakukan di luar waktu sekolah. Pendidikan luar sekolah sudah ada sebelum pendidikan
persekolahan tumbuh di bumi ini. Pendidikan luar sekolah dimulai sejak manusia lahir di bumi
dan berakhir setelah manusia masuk liang kubur. Sedangkan pendidikan sekolah dimulai
setelah manusia memenuhi usia tertentu dan diakhiri pada usia tertentu. Pendidikan luar
sekolah bertugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kebisaan yang siap
menghadapi perubahan sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang pesat yang dihasilkan oleh manusia-manusia terdidik. Serta Pendidikan luar
sekolah dapat juga dikatakan sebagai proses memanusiakan manusia untuk meningkatkan
kualitas berpikir, moral dan mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan,
membebaskan. dan menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang melingkupinya.
Peran Pendidikan Luar Sekolah dalam pembangunan
Pendidikan Luar Sekolah mempunyai peranan sebagai sub sistem dalam sistem pendidikan
nasional Indonesia yang harus memainkan peran ganda baik mendidik maupun mengajar. Dan
untuk dapat berperan secara maksimal baik sebagai pengajaran maupun pendidikan diperlukan
kesiapan sikap mental dan pengetahuan yang dalam dan luas di bidang kemasyarakatan supaya
dapat mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat. Dan hal ini akan dapat diwujudkan apabila
ditemukan cara pengelolaan yang tepat, strategis yang memadai, sumber daya pengelola yang
mumpuni dan kelembagaan yang mapan.
1. Peran PLS sebagai pendidikan dasar
Yang merupakan pendidikan dasar adalah Program keaksaraan paket A dan B masih perlu
diteruskan, karena sangat penting bagi kelanjutan hidup masyarakat setelah dewasa nantinya.
Apabila seseorang sudah melek huruf tentu akan dapat mandiri tanpa harus selalu tergantung
dengan orang lain. PLS disini sebagai pengganti pendidikan formal. Dengan adanya PLS ini maka
masyarakat yang dulunya belum pernah mengenyam pendidikan dan juga yang putus sekolah
dapat melanjutkan pendidikannya lagi.

2 Peran PLS Sebagai Program Pelatihan


Kelompok program PLS seperti ini dimaksudkan untuk memperbaiki ke-
cakapan, keterampilan, dan kinerja individu agar dapat memperbaiki kualitas
hidupnya. Program keterampilan kerja dapat diperuntukkan bagi mereka yang
belum bekerja atau yang sudah bekerja tetapi ingin memperbaikinya, atau kepada
mereka yang keterampilannya tidak lagi laku karena tidak mampu bersaing de-
ngan yang lebih kuat.
Tugas tenaga PLS adalah:
• melakukan pengkajian atau analisis kebutuhan belajar
• merencanakan program pembelajaran
• mengorganisir pelatihan
• menyiapkan pelatih
• menentukan target
• melaksanakan
• menilai dan
• mempersiapkan program pendampingan pasca latihan.
Strategi dalam pembangunan masyarakat ini adalah melalui pemberdayaan. Pemberdayaan itu
adalah upaya untuk membuat orang memperoleh pema-
haman pengendalian tentang kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi, dan politik guna
memperbaiki kedudukannya di masyarakat.

Perbaikan kedudukan ini dapat diperoleh dengan :


1) Akses, yang meliputi kesempatan lebih besar dalam memperoleh sumber (resources); (2)
Daya tawar, berupa peningkatan daya tawar yang lebih kuat
(3) Pilihan, yakni kecakapan dan peluang untuk memilih berbagai pilihan
(4) Status, yakni memperbaiki image pribadi, harga diri, dan sikap-sikap positif terhadap
budayanya
(5) Kecakapan kritis, yakni memakai pengalamannya secara tepat, menilai manfaat
yang potensial dari pemecahan-pemecahan masalah
(6) Legitimasi, atau memperoleh pengakuan selayaknya
(7) Disiplin, yakni menentukan sendiri standar untuk bekerja dengan orang lain secara
produktif; dan
(8) Persepsi kreatif, yakni pandangan yang lebih positif dan inovatif terhadap hubungan dengan
orang lain dan lingkungannya.
Melalui pendidika luar sekolah ini sangat membantu juga dalam menunjang kesejahteraan
masyarakat. Karena melalui pendidikan luar sekolah juga masyarakat dapat memperoleh
banyak keterampilan, karena banyak jenis pendidikan luar sekolah yaitu:
• pendidikan kesetaraan
• pendidikan keaksaraan fungsional
• pendidikan pelatihan
• pendidikan kepemudaan
• pemberdayaan wanita
• kursus
• majelis taqlim
Itu sebabnya banyak manfaat yang diberikan pendidikan luar sekolah dalam pembangunan
masyarakat. Dimana fungsi pendidikan luar sekolah itu adalah sebagai pengganti dari
pendidikan formal yaitu pendidikan kesetaraan. Baik paket A,B, dan paket C. sebagai penambah
dan pelengkap pendidikan yang diperoleh dari pendidikan formal seperti kursus keterampilan
maupun kursus untuk mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan fungsi pendidikan luar sekolah dalam pembangunan maka program-program
pendidikan ini dapat diklasifikasi ke dalam lima kategori:
1. pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan pendidikan ideologi negara dan moral bangsa
bagi masyarakat
2. pendidikan dasar, yaitu Kelompok Belajar Paket A, untukmemberantas buta aksara dan
angka, buta pengetahuan dasar dan buta bahasa Indonesia
3. pendidikan mata pencaharian yang mencakup antara lain Kelompok Belajar Usaha yang
menyelenggarakan kegiatan belajar dalam bidang industri makanan, alat-¬alat olah raga,
perkakas rumah tangga, tata busana, dan pertanian
4. pendidikan kejuruan/ketrampilan yang berkaitan dengan latihan kerja, meliputi program
kegiatan belajar dalam rumpun kesehatan, pertanian, kerajinan dan industri teknologi, kesenian
niaga dan bahasa
5. pendidikan lainnya yang meliputi penyuluhan melalui media elektronika dan media cetak,
motivasi, pelatihan kepemudaan, kepramukaan.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat
kumpulankomponen (unsur-unsur) yang saling berhubungan dan diorganisir untuk mencapai
tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan
oleh suatu sistem seperti anakdidik, pendidik, waktu, materi dan tujuanDengan sistem
pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan/fungsi
yakni mendidik, pekerjaan/fungsi mana berbeda dengan perjalanan/fungsi sistem pendidikan
formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan pelajaran yang berupafaktor-
faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem
tertutup.Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk
memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-
anak
B.Saran
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke
waktusesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari
perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen
sistem pendidikan sepertikurikulum strategi belajarmengajar, alat bantu mengajar, sara dan
prasarana, sumber-sumber dansebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi
kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadiOleh karena itu para
siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang
terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal Sanapiah, 1981.Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.2.
Joesoef Soelaiman, 2004,Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.3.
Kurdie Syuaeb, 2002,Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah
Deparpostel, Standar Kualifikasi Ketrampilan (SKS) Tingkat Dasar Bidang Pariwisata, Jakarta,
1992 Dirjen Pendidikan Tingi Depdikbud, Pedoman Kurikulum, Silabus Dan Kepustakaan
Minimal Akademi Pariwisata, Jakarta, 1982 Hartono Hari, Perkembangan Pariwisata,
Kesempatan kerja dan permasalahannya , Prisma, Vol.III, No.2(Februari 1997) Holker Helmut,
Pendidikan kejuruan, Pengajaran, Kurikulum Perencanaan, Gramedia , Jakarta

Anda mungkin juga menyukai