Afasia
Afasia merupakan gangguan bahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada
korteks. Afasia adalah suatu penyakit yang diperoleh apabila seseorang yang telah
memiliki suatu sistem linguistik. Artinya, seseorang penderita afasia adalah
seseorang yang telah mempunyai kemampuan dan penguasaan tehadap suatu
bahasa. Afasia hanya dikhususkan untuk gngguan berbahasa saja.
Ada beberapa jenis afasia yang dikenali secara umum dalam penelitian
neurologi, yaitu Afasia Broca, Afasia Wernicke, Afasia Konduksi. Sedangkan
beberapa jenis lain berdasarkan penelitian neurologi dalam hubungan dengan
bahasa dikenal sebagai afasia semantic, anomia, dan kepekaan kata. Berikut adalah
penjelasan satu persatu jenis afasia tersebut.
Afasia Broca
Afasia broca merupakan gangguan motoric atau bisa disebut afasia
ekspresif. Afasia ini melibatkan kerusakan pada bagian ketiga lingkaran depan
hamister dominan kiri. Kerusakan ini terjadi pada bagian korteks motoric yang
mengawal otot pertuturan.
Pengguguran morfem tata bahasa terjadi dalam kalimat tersebut, yang seharusnya
“The girl is….is rose…The girl is rosing. The women and the girl was rosed”
Pada kalimat tersebut terdapat penggunaan kata nama rose menjadi suatu bentuk
kata kerja.
Afasia Wernicke
Afasia Wernicke dikenal juga dengan afasia reseptif yang merupakan
gangguan atau kerusakan yang terjadi pada bagian lingkaran suatu hemister yang
dominan bahasa. Carl Wernicke (neurolog Jerman), merawat penderita stroke
yang dapat berbicara meskipun dengan kesalahan tetapi daya atau kemampuan
memahami bicara orang lain terganggu. Setelah diotopsi, ditemukan kerusakan di
lobus temporalis kiri belakang atas, kemudian disebut area Wernicke (Markam,
1991:22).
Kerusakan ini terjadi berdekatan dengan korteks auditori. Pada umum nya
penderita Afasia Wernicke mempunyai lebih kurang dari 30 sampai 80 persen
dalam istilah neologistik. Istilah tersebut merujuk pada kata-kata baru dan ujaran
yang berpadanan dengan struktur fonologi bahasa penderita dan tidak mempunyai
maksud bebas.
Afasia Wernicke bisa disebut juga dengan afasia neologistik jargon (afasia
jargon). Terkadang output tuturan diiringi dengan teka teki parafasia fonemik yang
megandung pengulangan dan pembalikan fonem. Afasia fonemik disebut juga
dengan parafasia literal, yang terjadi di karenakan keliru terhadap isi neurologi
yang suda tersimpan antara fonem dengan huruf dalam abjad. Penderita bisa
dikatakan keliru dengan huruf-huruf sehingga ia disebut mengalami parafasia
literal. Brown (1972) mencontohkan jawaban yang diberikan oleh seorang
penderita afasia wernicke :
“Because no one gotta scotta gowan thwa, thirst, gell, gerst, derund,
gystrol, that’s all”.
KESIMPULAN
Crystal, David. 1992. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge University Press.
Fernandez, Eva M dan Helen Smith Cairns. 2011. Fundamentals of Psycholinguistics. Blackwell
Publishing
Fromkin, Victoria; Robert Rodman dan Nina Hyams. 2003. An Introduction to Language 7th
edition.
Thomson Wadsworth.
Markam, Soemarmo. 1991. “Hubungan Fungsi Ptak dan Kemampuan Berbahasa pada Orang
Dewasa” dalam Linguistik Neurologi PELLBA 4, penyunting Soenjono Dardjowidjojo.
Yogyakarta:Kanisius.