Sumbawa
Sumbawa
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
b.Tau samawa.....................
BAB II ISI
Pengobatan tradisonal..................
Diagnosa........................
Kesimpulan
Daftar pusataka
BAB 1 PENDAHULUAN
. Letak Geografis dan Kependudukan
1. Letak Wilayah dan Geografis
Pulau Sumbawa, berada pada posisi 116" 42' sampai dengan 118" 22' Bujur Timur
dan 8" 8' sampai dengan 9" 7' Lintang Selatan serta memiliki luas wilayah 6.643,98
banyak gunung yang tersebar di sepanjang pulau. Sumbawa juga terkenal akan
keindahan alam dan tanah yang berbukit-bukit. Daerah beriklim tropis serta hamparan
padang sabana yang membentang luas menjadi ciri khas dari tanah Sumbawa.
(Sumber: http://www.mataram.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/02/peta.jpg)
2. Tau Samawa
Tau samawa adalah orang asli penduduk dari Pulau Sumbawa.Secara etimologi
Tau samawa berasal kata dari Tau yang berarti orang, Tana yang berarti tanah,
Samawa berasal dari kata sammava ( bahasa sanksekerta ) artinya dari berbagai
BAB II ISI
PENGOBATAN TRADISIONAL
Kata Pengobatan dalam konteks ini mempunyai arti luas, tidak seperti makna kata pengobatan di dalam
dunia medis. Kata Pengobatan dalam konteks luas yaitu segala upaya yang dapat dilakukan untuk
memulihkan kesehatan dari gangguan penyakit. Pengobatan dalam konteks ini jangan dipertentangkan
dengan kata pengobatan dalam kontek medis yang mempunyai arti Medikasi atau medication.
Etnis Sumbawa di Pulau Sumbawa menamakan pengobatan dengan satu nama yaitu Medobura. Tradisi
pengobatan dibagi dalam dua tahapan penting yaitu tahap diagnosa, dan tahap penanganan.
TAHAP DIAGNOSA
Diagnosa terdiri dari dua bentuk yaitu NILIK dan TILIK RODA.
NILIK
Nilik mempunyai arti bahwa seseorang yang sedang sakit datang kepada praktisi pengobatan tradisional
Sumbawa (Sandro) untuk menanyakan tentang penyakitnya. Kemudian Sandro akan mengatakan hal-hal
tentang penyakit tersebut baik dengan menggunakan alat-alat tertentu sebagai media diagnosa
ataupun tidak sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang Sandro.
TILIK RODA
Tilik Roda - yaitu tata cara mendiagnosa penyakit dengan menggunakan tampi bundar (alat yang dipakai
untuk menampi beras). Tampi dipegang oleh dua orang perempuan dewasa, kemudian diputar-putar di
atas perapian kecil sambil menyebutkan nama dari tempat-tempat tertentu. Ketika suatu tempat sudah
disebutkan namanya, kemudian tiba-tiba tampi bundar tersebut terbang dan mengamuk, maka kedua
perempuan tersebut akan mengatakan bahwa penyakit si fulan disebabkan oleh gangguan makhluk
halus dari tempat yang disebutkan tadi.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ilmu-ilmu kedokteran maka metode
diagnosa seperti tersebut di atas sudah tidak lagi dipergunakan secara meluas terutama oleh generasi
muda Sumbawa, walaupun masih ada sebagian kecil masyarakat yang masih menggunakannya karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kondisi geografis daerah. Metode diagnosa tradisional seperti di
atas tidak dgunakan oleh Terapi Medoras karena bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan Syariat
Islam.
PENANGANAN PENYAKIT
Ada berbagai bentuk penanganan penyakit yang digunakan di dalam pengobatan tradisional Sumbawa,
dan ada beberapa metode yang dapat diangkat dan dikembangkan menjadi tradisi pengobatan untuk
dipergunakan secara luas di Indonesia, dan ada metode yang harus diperbaiki bahkan harus
ditinggalkan. Tata cara penanganan penyakit tersebut terdiri dari:
Orang sakit akan mengasingkan diri di suatau tempat untuk mendapatkan ketenangan batin - Napa
(dalam bahasa Sumbawa). Metode ini merupakan metode yang sejalan dengan metode mengasingkan
diri (retreats) guna mendapatkan kebugaran dan kesehatan optimal, dan terapi psikologi guna
membangun keserasian antra badan, tubuh dan jiwa. Ini merupakan dasar pembentukan pendekatan
psikologis di dalam Terapi Medoras.
Menggunakan tanaman-tanaman obat tertentu (Lolo Kayu dalam bahasa Sumbawa) untuk direbus dan
kemudian air rebusannya (Ai'Angat dalam bahasa Sumbawa) diminum. Ini merupakan dasar
pembentukan penggunaan tanaman-tanaman obat dalam Terapi Medoras.
Makanan dan minuman tertentu (Me Ai' dalam bahasa Sumbawa). Ini merupakan dasar penataan pola
makan minum sehat dalam Terapi Medoras.
Menjalankan pantangan-pantangan tentang sikap dan pola hidup tertentu (Mali' dalam bahasa
Sumbawa). Ini merupakan dasar penggunaan pendekatan pola hidup sehat dalam Terapi Pedoras.
Penggunaan minyak oles (Minyak Sumbawa) yang dibuat dari tanaman-tanaman obat tertentu untuk
pemijatan otot dan tulang, luka luar, koreng, psoriasis, dan ulkus. Kadang-kadang ada juga minyak
Sumbawa yang disiapkan untuk diminum.
Penggunaan lulur (Pegal dalam bahasa Sumbawa) untuk dilulurkan di seluruh tubuh.
Penggunaan bedak wajah terbuat dari tanaman-tanaman obat yang berfungsi sebagai penahan terik
matahari (sun cream) untuk perempuan.
Penggunaan Temar - yaitu obat luar dan obat dalam yang dibuat dari tanaman-tanaman obat yang
digiling halus, lalu dikonsumsi dengan cara dilulur di tubuh atau diminum).
Pengguaan Apis - yaitu obat luar yang terbuat dari tanaman-tanaman obat yang digiling halus yang
biasanya dilulurkan di kepala bayi atau anak-anak.
Pemijatan tulang khusus untuk kseleo dan patah tulang (Chiropractic). Sumbawa memiliki banyak ahli
chiropractic patah tulang dan kseleo seperti Bapak Syafaruddin - pendiri Terapi Medoras dan NagaVit di
Desa Simu Sumbawa (HP: 081237755187).
Paning Semalik, - yaitu memandikan si sakit dengan air biasa atau air kelapa muda untuk memulihkan
penyakit karena pengaruh ilmu hitam atau santet. Penyakit dikembalikan kepada pemiliknya melalui
Paning Semalik. Aktivitas paning semalik biasanya dilakukan oleh orang dengan kemampuan khusus dan
benteng tubuh yang berada di atas kemampuan sasaran.
Pedang Pekir, - yaitu upaya pemulihan penyakit pada seseorang dengan dugaan bahwa penyakit
tersebut terjadi karena ilmu jahat atau santet. Tindakan ini biasanya merupakan upaya terakhir yang
dapat dilakukan dimana pelaku pedang pekir (Sandro dengan kemampuan khusus) akan melakukan
upaya pemusnahan terhadap terduga pemilik ilmu jahat secara supra natural dari jarak jauh. Aktivitas
pedang pekir hanya dapat dilakukan oleh orang dengan kemampuan khusus dan benteng tubuh yang
berada di atas kemampuan sasaran.
Penggunaan sesajen (Mama' Pekok) pada-pada tempat-tempat tertentu yang dianggap dihuni makhluk
halus yang telah menyebabkan si fulan sakit. Ini merupakan warisan budaya pra Islam yang kadang-
kadang masih ada yang menggunakannya.
Secara tradisional tempo dulu jika ada seseorang yang meninggal dunia mendadak padahal tidak ada
tanda-tanda penyakit, biasanya kematian tersebut dihubungkan dengan korban Pedang Pekir. Sekarang
baru kita tahu bahwa sebenarnya kematian itu terjadi karena serangan jantung atau gagal jantung.
Nare' Basa, - yaitu gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit-penyakit genikologi awal dan
sedang dengan komplikasi pada kesehatan ginjal dimana tubuh mengalami pembengkakan.
Nare' Towar, - yaitu gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit-penyakit genikologi awal dan
sedang tetapi tidak disertai dengan adanya pembengkakan tubuh.
Tima Bela' - atau timba pecah. Ini berhubungan dengan kondisi perdarahan via vagina yang diasosiasikan
dengan endometriosis, kanker rahim, kanker mulut rahim, dan mioma.
Brong, - lepra.
Repok, - lumpuh, yang diasosiasikan dengan gangguan syaraf pusat otak atau tulang belakang.
Ai'Angat (dalam Bahasa Etnis Samawa Sumbawa) atau Ai'Anget (dalam Bahasa Etnis Sasak Lombok)
adalah hasil rebusan tanaman-tanaman khusus yang bersifat obat yang merupakan hasil ektraksi
sederhana melalui perebusan dengan menggunakan air biasa, bukan menggunakan alkohol. Ai'Angat
tidak dicampur dengan bahan-bahan kimia selama proses perebusan, atau setelah perebusan untuk
membuatnya tahan lama dan tahan disimpan di dalam kemasan. Secara kebahasaan AiAngat berarti Air
Hangat. Dalam bahasa Samawa kata AiAngat biasanya digandeng dengan kata “lolo kayu” sehingga
menjadi Lolo Kayu Ai'Angat, yang mempunyai arti ramuan racikan rebus untuk menghasilakan Ai'Angat.
Ai'Angat diabetes
Ai'Angat stroke
Ai'Angat penyakit pembuluh darah untuk berbagai bentuk penyakit pembuluh darah
Ai'Angat penyakit jantung koroner
Ai'Angat trombositosis
Ai'Angat psoriasis
Ai'Angat cairan asam urat
Ai'Angat obesitas
Ai'Angat mioma
Dll..
Contoh-contoh Lolo Kayu Ai'Angat Medoras. Untuk mendapatkan Lolo Kayu Ai'Angat tersebut, silahkan
persiapkan data-data medis sesuai dengan keluhan penyakitnya.
Pengobatan Medis dikenal juga dengan nama pengobatan allopati (Allopathic Medicine) dan
pengobatan farmasi (Pharmaceutical Medicine) mulai muncul pada tahun 1800 an di Amerika Serikat.
Sistem pengobatan medis mulai dikembangkan oleh pengusaha minyak Rockfeller dengan tujuan agar
produk-produk sampingan minyak bumi dari perusahaan minyaknya dapat dimanfaatkan sehingga tidak
dibuang percuma. Dengan dukungan keuangan dari perusahaan minyaknya, Rockfeller membuat
Yayasan Rockfeller yang kemudian yayasan tersebut berkembang menjadi pendonor utama untuk
pendirian fakultas-fakultas kedokteran medis di Amerika Serikat dan kemudian menyebar ke berbagai
belahan dunia termasuk kita di Indonesia. Dan dengan dukungan dana yang dimilikinya, fakultas
kedokteran dan ilmu kedokteran medis berkembang sesuai dengan alur yang diinginkan.
Walaupun kedokteran medis berkembang seperti sekarang tetapi tidak semua dunia menerima
keberadaanya tanpa pembanding atas berbagai alasan, dan terutama sekali karena dunia sejak
kemunculan manusia pertama di muka bumi sudah memiliki tata cara pengobatannya masing-masing
(Ethnology Medicine). Ketidaksetujuan terhadap dominasi ini dibuktikan dengan pendirian fakultas-
fakultas kedokteran resmi non medis di berbagai negara (di Indonesia belum) untuk mencetak dokter-
dokter non medis yang tidak selalu menggunakan obat-obatan sintetis kimia. Sebagai bentuk
pertentangan dunia terhadap keinginan kedokteran medis untuk mendominasi pelayanan kesehatan
masyarakat, maka berdirilah secara fakultas kedokteran naturopati (N.D), fakultas kedokteran
ayurveda, fakultas kedokteran oriental (DOM), dan fakultas kedokteran chiropractic (DC), fakultas-
fakultas kedokteran yang menjadi tempat penerusan tradisi-tradisi pengobatan dunia terutama
pengobatan yang berbasis tanaman-tanaman obat dengan memanfaatkan ramuan murni yang dibuat
sesuai hasil analisa secara keseluruhan atau Cut-and-Sifted Herbalism Medicines atau Botanical
Medicine, sehingga tradisi-tradisi ini dapat memiliki latar belakang ilmiah dan dukungan dalam bentuk
pembuktian-pembuktian (evidence-based).
Sejarah singkat ini mengajarkan kita bahwa tradisi pengobatan etnis dunia (enthnology medicine)
seperti tradisi pengobatan Medobura Sumbawa memiliki usia yang sudah lebih lama dibandingkan
dengan pengobatan medis (allopati). Jadi jangan tinggalkan tradisi pengobatan kita asalkan tradisi
pengobatan tersebut sesuai dengan ilmu pengetahuan, tidak bertentangan dengan Syariat Islam, dan
didukung oleh fakta-fakta kesembuhan. Jika tidak, maka tinggalkan atau sempurnakan tradisi
pengobatan tersebut.
Namun sayang kita di Indonesia, kita belum mampu untuk membangun fakultas-fakultas kedokteran lain
di luar fakultas kedokteran medis sehingga kita hanya masih mengenal satu alur fakultas kedokteran
dengan dokter-dokter medisnya, walaupun akhir-akhir ini sudah ada upaya secara politik ke arah
penggunaan tanaman-tanaman obat sebagai media pemulihan penyakit secara terkontrol dengan tetap
berupaya untuk selalu mempertahankan dominasi pengobatan medis. Pengobatan medis tidak
selamanya berhasil dan begitu juga dengan pengobatan cara lain (naturopati misalnya) . Mereka
menempati tempatnya masing-masing, ada kalanya suatu penyakit hanya memungkinkan ditangani
secara medis, adakalanya suatu penyakit hanya bisa ditangani dengan cara lain (naturopati, oriental,
ayurveda, chiropractic), dan ada kalanya harus dilakukan secara bersama-sama (integral) dengan
membagi porsinya masing-masing sesuai dengan kondisi real penderita suatu penyakit. Tetapi faktalah
yang berbicara bahwa kita belum dapat menerapkan pelayanan kesehatan integral (integrative
medicine) sejauh ini.
MEDORAS SPANATURO
Sebagai klimaks dari kondisi kita, maka Terapi Medoras bersama Spanaturo hadir di tengah-tengah kita
sebagai upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan medis (jika masih memungkinkan) dengan
layanan kesehatan naturopati analitik dimana sistem akan berjalan sesuai dengan alurnya masing-
masing dengan satu tujuan tunggal yaitu pemulihan kesehatan terpadu (Integrative Medicines). Terapi
Medoras berusaha untuk mewujudkan harapan Anda untuk sembuh jika masih memungkinkan, tanpa
menimbulkan effek samping terhadap pemunculan penyakit-penyakit komplikasi.
Terapi Medoras merupakan praktek-praktek terapi yang dijalankan sesuai dengan Syariat Islam sehingga
tata cara diagnosa dan ragam cara pengobatan tradisional Sumbawa yang bertentangan dengan Syariat
Islam tidak dijalankan oleh Terapi Medoras, begitu juga dengan produk-produk yang tidak sejalan
dengan prinsip-prinsip organik, ilmu pengetahuan, dan ilmu kedokteran terutama ilmu kedokteran
naturopati dan oriental bukan menjadi bagian dari Terapi Medoras.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Sumbawa atau biasa di sebut dengan Tau Samawa adalah salah satu suku di
provinsi Nusa Tenggara Barat. Sumbawa terkenal akan keindahan alam dan tanah
daerah kususnya kepulauan sunda kecil. Dari percampuran darah antara pendatang
dan penduduk asli, berdirilah beberapa kerajaan seperti Utan Kadali, Tangko dan
Taliwang.
Mayoritas tau samawa beragama islam. Daerah beriklim tropis ini mempunyai
banyak sekali keaneka ragaman budaya dan adat yang menarik dan unik. Mulai dari
upacara perkawinan tau samawa atau masyarakat Sumbawa. Dari bajajak, bakatoan,
DAFTARPUSTAKA
Skirpsi dan Jurnal :
Hidayatullah Jakarta
Soemali, 2011 : “ Perkawinan Adat Sumbawa dan Permasalahan Hak Waris bila ditinjau