Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam pembelajaran kimia, tentunya juga kita
berkecimprung dalam teori asam dan basa. Dimana asam dan basa ini selalu
berhubungan dengan kehidupan sehari-sehari. Asam merupakan suatu zat yang
penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian disekitar kita, bahkan di dalam
tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan. Proses
pencernaan, dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan
basa.
Dalam praktikum yang telah kita lakukan, kita meneliti kandungan asam
dan basa yang ada dalam zat-zat kimia yang diperkirakan mengandung asam dan
basa menggunakan Indikator Universal.
Zat asam adalah suatu zat yang mempunyai indikator pH < 7 dan
mempunyai rasa masam. Sedangkan zat basa adalah suatu zat yang mempunyai
indikator pH > 7 dan mempunyai rasa yang pahit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan indikator asam basa dari ekstrat bahan alam?
2. Bagaimana cara mengetahui sifat bahan larutan dengan indikator alami?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan indikator asam basa dari ekstrat bahan
alam?
2. Untuk mengetahui sifat bahan larutan dengan indikator alami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan
dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan
basa memiliki sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu
larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa adalah dengan
menggunakan indikator universal. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur pH nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiiki pH kurang dari 7,
larutan basa memiliki pH lebih dari 7. Sedagkan larutan netral memiliki Ph 7. pH
suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator (Ralph.H. Petrucci. 1987:11)
Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Dengan kata lain,
pembawa sifat asam adalahion H+. dan dirumuskan dengan HxZ(aq) → xH+(aq) +
Zx-(aq). Basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). Dengan
kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). Dan dirumuskan dengan M(OH)x(aq)→
Mx+(aq) + xOH-(aq). (Hiskia, Ahmad. 1998:15)
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Istilah asam berasal dari bahasa latin”Acetum” yang berarti cuka.. karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Secara umum, asam yaitu zat
yang berasa asam. Sedangkan basa (Alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum
dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa adalah lawan dari asam yang ditujukan untuk unsur atau
senyawakimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kaustik ialah istilah yang kuat untuk
digunakan pada basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut
(Priscilla, 2006:2).
Indikator universal penggunaannya hampir sama dengan indikator universal
kertas. Indikator ini tinggal diteteskan pada larutan yang akan diuji kemudian
dibandingkan dengan pita warna indikator. Indikator asam basa lainnya biasanya
tersedia dalam bentuk serbuk, kita tinggal melarutkan ke dalam alkohol. Contohnya,
metil merah, metil biru, bromtimol biru, dan fenolpthalein. Selain itu, ada juga pH
meter yang dapat menentukan derajat keasaman suatu larutan dengan menampilkan
nlai pH secara langsung dengan ketelitian tinggi. pH meter ini bekerja berdasarkan
prinsip elekrolit atau konduktivitas suatu larutan (E.Winarni, 2007:3).
Cara lain mengidentifikasi asam dan basa dalam suatu zat dapat menggunakan
indikator alami. Sebagai contohnya, ambillah kulit manggis, tumbuk sampai halus
dan campurkan dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu dalam keadaan
netral. Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan
asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
coklat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan ekstrak kulit manggis akan berubah
warnanya dari ungu menjadi kehitaman (Wakasyah, 2012:5).
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal: Selasa, 08 Oktober 2019
Waktu : 08:00 WITA-Selesai
Tempat : Laboratorium SMA Muhammadiyah Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mortal
b. Silet
c. Botol semprot
d. Gelas arloji
e. Batang pengaduk
f. Pipet tetes
g. Plat tetes
2. Bahan
a. Daun Alpukat
b. Bunga kertas (bunga bugenfil)
c. Ubi ungu
d. Jeruk
e. Teh kantong
f. Aquades
g. Alkohol
C. Cara Kerja
1. Daun Alpukat
a. Memotong kecil-kecil daun alpukat dengan menggunakan silet
b. Memasukkan potongan daun alpukat kedalam mortal
c. Menumbuk daun alpukat sampai halus
d. Menambahkan alkohol secukupnya
e. Mengambil ekstraknya dengan menggunakan pipet tetes
f. Memasukkan ekstraknya kedalam plat tetes
g. Menentukan pH daun alpukat dengan menggunakan indikator universal
2. Bunga kertas (bunga bugenfil)
a. Memasukkan bunga kertas kedalam mortal
b. Menumbuk bunga kertas sampai halus
c. Menambahkan alkohol secukupnya
d. Mengambil ekstraknya dengan menggunakan pipet tetes
e. Memasukkan ekstraknya kedalam plat tetes
f. Menentukan pH bunga kertas dengan menggunakan indikator universal
3. Ubi ungu
a. Mengupas ubi ungu menggunakan silet
b. Memotong kecil-kecil ubi ungu
c. Memasukkan potongan ubi ungu kedalam mortal
d. Menumbuk ubi ungu dengan menggunakan mortal
e. Menambahkan alkohol secukupnya
f. Mengambil ekstraknya dengan menggunakan pipet tetes
g. Memasukkan ekstraknya kedalam plat tetes
h. Menentukan pH ubi ungu dengan menggunakan indikator universal
4. Jeruk
a. Mengupas jeruk terlebih dahulu
b. Memeras jeruk
c. Mengambil ekstraknya dengan menggunakan pipet tetes
d. Memasukkan ekstraknya ke dalam plat tetes
e. Menentukan pH jeruk dengan menggunakan iindikator universal
5. Teh kantong
a. Mengambil Teh kantong dan memasukkannya ke dalam mortal
b. Menambahkan alkohol secukupnya
c. Menumbuk Teh kantong dengan menggunakan mortal
d. Mengambil ekstraknya dengan menggunakan pipet tetes
e. Memasukkan ekstraknya kedalam plat tetes
f. Menentukan pH Teh dengan menggunakan indikator universal
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1 Sebelum ditetesi dengan larutan
lain

¹ ² ³
2 Sesudah ditetesi dengan larutan lain

¹ ² ³
3 Sesudah ditetesi dengan larutan lain

¹ ²
2. Tabel Hasil Pengamatan
a. Tabel Perubahan Warna
Larutan Warna Warna Warna Warna Ubi Warna
jeruk Alpukat Bunga Ungu Teh
Bugenfil Kantong
NaCl Orange Hijau Merah Ungu Coklat
Kekunin Muda Muda
gan
HCl Orange Coklat Merah Merah Coklat
Muda Pekat Muda Muda
CH₃COOH Orange Hijau Merah Merah Tua Coklat
Muda Muda
b. Tabel pH Larutan
Larutan Jeruk Alpukat Bunga Ubi Teh
Bugenfil Ungu Kantong
NaCl 4 4 6 6 5
NaOH 13 12 13 12 12
HCl 1 0 2 1 2
CH₃COOH 3 3 3 3 3
B. Analisis Prosedur
Pertama-tama siapkan alat dan bahan terlebih dahulu seperti, daun alpukat,
ubi ungu, bunga bugenfil, Teh kantong, dan jeruk. Masing-masing bahan dipotong
kecil-kecil dengan menggunakan silet, kemudian bahan yang sudah dipotong
dimasukkan ke dalam mortal, kemudian menambahkan alkohol secukupnya pada
masing-masing larutan, setelah itu menumbuk masing-masing bahan dengan
menggunakan mortal sampai halus kecuali jeruk, karena jeruk hanya diperas
namun tidak ditumbuk seperti bahan yang lain.
Selanjutnya, setelah semua bahan-bahan sudah ditumbuk sampai halus,
kemudian mengambil ekstrak yang ada pada bahan-bahan dengan menggunakan
pipet tetes. Kemudian ekstrak dari masing-masing bahan tersebut ditaruh kedalam
plat tetes.
Kemudian amati warna awal pada masing-masing bahan tersebut. Setelah
itu campurkan bahan-bahan baku dengan larutan NaCl, NaOH, HCl, CH₃COOH.
Lalu amati kembali warna yang terjadi pada setiap larutan tersebut. Kemudian
menentukan pH pada masing-masing larutan dengan menggunakan indikator
universal.
C. Analisis Hasil
Pertama, pembuatan ekstrak pada tumbuh-tumbuhan. Mengumpulkan
bagian-bagian dari tumbuhan yang akan diuji ekstraknya. Setelah itu memotong
kecil-kecil bagian dari tumbuhan trsebut dan memasukkan kedalam masing-
masing mortal, Bahan baku yang disiapkan di tumbuk dengan menggunakan
mortal, kemudian ditambahkan alkohol supaya lebih mudah untuk mendapatkan
ekstrak yang ada pada bahan baku tersebut.
Kedua, penentuan trayek perubahan warna. Yaitu dengan meneteskan
semua ekstrak yang telah dibuat kedalam plat tetes, dua tetes larutan baku yang
mempunyai pH tertentu. Pada tetes ini kemudian menambahkan satu tetes cairan
zat warna. Kemudian menyatat nilai pH yang memberikan perubahan warna dari
tetesan cairan yang diuji. Perubahan menunjukkan bahwa ekstrak pada tumbuhan
tersebut dapat digunakan sebagai indikator asam atau basa suatu larutan.
Kemudian yang ketiga, pemakaian ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai
indikator, yaitu dengan menyiapkan larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 M..
Setelah itu mencampurkan larutan asam kedalam tabung reaksi seperti larutan
HCl, NaOH, CH3COOH, dan NaCI ke masing-masing larutan baku. Kemudian
menetesi larutan basa kedalamnya tetes demi tetes hingga warna larutan berubah.
Dari praktikum ini, kami dapat mengetahui bahwa dengan mengumpulkan
ekstrak pada masing-masing tumbuhan dan mencampurkan alkohol ke dalam nya.
Kita dapat mengetahui pH dari masing-masing larutan tersebut yaitu dengan
mencelupkan indikator universal ke dalam ekstrak tersebut. Setelah mendapatkan
pH dari masing-masing larutan, kita dapat menyatat nilai pH yang yang
memberikan perubahan warna pada cairan yang sudah diuji. Sehingga perubahan
tersebut dapat menunjukkan bahwa ekstrak pada masing-masing tumbuhan
tersebut dapat digunakan sebagai asam dan basa pada suatu larutan.
Selanjutnya, setelah kita menentukan nilai pH larutan tersebut, kemudian
mendokumentasikan setiap langkah-langkah pada masing-masing percobaan dan
membuat tabel hasil pengamatan pada massing-masing larutan yang telah diuji.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kami pada pratikum kali ini yang membahas
tentang asam dan basa, dapat disimpulkan bahwa indikator asam dan basa
merupakan suatu senyawa yang warnanya dapat berubah-ubah tergantung pada
keasaman larutan yang melarutkannya. Apabila pH larutan yang di uji
menggunakan indikator universal kurang dari 7, maka sifat larutan tersebut asam,
apabila pH nya lebih dari 7, maka larutan tersebut bersifat basa dan apabila pH
larutannya 7,maka sifat dari larutan tersebut netral.
Untuk mendapatkan pH dari masing-masing larutan, maka kita celupkan
indikator universal kedalam masing-masing larutan. Setelah mengetahui pH dari
masing-masing larutan tersebut, maka kita dapat membedakan antara larutan
Asam dan larutan Basa. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keasaman dari
bahan baku ialah tergantung pada jenis bahan baku dan senyawa yang
dicampurkan ke dalam bahan baku tersebut.
bahan baku yang digunakan untuk mengamati Ph adalah bunga bugenfil,
daun alpukat, teh, ubi ungu, jeruk. Ph pada larutan tergantung pada tingkat
keasaman bahan baku dan juga larutan yang digunakan untuk mencampurnya.
Yang digunakan untuk mengetahui ph adalah indikator universal.
B. Saran
Kepada praktikan diharapkan lebih serius dan berhati-hati dalam
melakukan percobaan agar diperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Riyadhi A, Inayati YD, Nurbayti SN. (2004). Pembuatan Indikator Asam dan Basa

Dari Sari Bunga. Laporan Penelitian. Jakarta: Jurusan MIPA FST.

Afandy, M. A., S. Nuryanti & A.W.M. Diah. (2017). Ekstrak Ubi Ungu (Ipomoea

Batatas L.) Menggunakan Variasi Pelarut Serta Pemanfaatannya Sebagai

Indikator Asam Basa. Jurnal Akasemika Kimia. 6(2) : 79-85.

Kuswandi, B., T.S. Larasati, A. Abdullah & L. Y. Heng. (2012). Real-time monitoring

of shrimp spoilage using on-package sticker sensor based on natural dye of

curcumin. Food Analitycal Methods. 5(4) :881-889.

Petrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Maulana, Puri. 2013. Cara Menentukan pH Larutan. Yogyakarta: Planet I

Anda mungkin juga menyukai