Aliran Fluida Dalam Sistem Perpipaan
Aliran Fluida Dalam Sistem Perpipaan
DISUSUN OLEH :
Kelompok IX
CRISVAN HARDINATA(1307035684)
SELA ANGGITA(1307036536)
TITU AWLIYA (1307035870)
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL
DASAR PROSES & OPERASI PABRIK
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
2014
Abstrak
Headloss adalah suatu nilai untuk mengetahui seberapa besarnya reduksi tekanan
total (total head) yang diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran. Total
head, seperti ini merupakan kombinasi dari elevation head (tekanan karena ketinggian
suatu fluida), Velocity head, (tekanan karena kecepatan alir suatu fluida) dan pressure
head (tekanan normal dari fluida itu sendiri) . Percobaan bertujuan untuk mempelajari
head loss dan friction loss aliran fluida pada pipa no.2 dan 4, elbow 900 dan 450,
enlargement dan contraction. Percobaan ini menggunakan serangkaian alat yang secara
skematik yaitu ‘’general Arrangement of Apparatus” dan “Manometer Connection
Diagram”. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan bukaan yaitu pada bukaan 75%
dan 100% dan volume 10, 15, dan 20 liter. Head loss terbesar cenderung pada bukaan
100% yaitu pada pipa no.2 sebesar 11,218 inHg; pipa no.4 sebesar 1,58; pipa elbow 900
sebesar 0,196 inHg; pipa elbow 450 sebesar 0,184; pipa enlargemant sebesar 0,223 inHg
sedangkan pipa contraction penurunan tekanan terbesar pada bukaan 75% sebesar 0,14
inHg. Friction loss terbesar pada bukaan 100% pada pipa no.2 adalah 100,09 ft/lbm;
pada pipa no.4 sebesar 2,18 ft/lbm; elbow 900 sebesar 2,173 ft/lbm; elbow 450 sebesar
2,20 ft/lbm; pipa enlargement adalah 99,2 ft/lbm;namun pada pipa contraction friction
loss terbesar pada bukaan 75% sebesar 34,02 ft/lbm. Dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi aliran turbulen pada setiap pipa yang diuji, karena bilangan
reynold nya >4000.
Kata kunci : aliran fluida, head loss, friction loss, enlargement, contraction.
BAB I
PENDAHULUAN
f L. V 2
F= .
2 gc . D ……………………………...(1)
Untuk aliran turbulen dengan N Re > 4000, berlaku persamaan:
2
32. μ L .V
F= .
g c D2 ρ …………………………..(2)
ΔV 2 Δp
−F= +
2 gc ρ ……………………….(3)
∆p ∆ v2
Jika sangat kecil,dan bisa diabaikan terhadap harga dari , maka :
ρ 2 gc
∆ v2
=−F....................................................(4)
2 gc
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Head Loss & Friction Loss pada Pipa No.2 dan Pipa No.4
Pipa no.2 dan pipa no.4 yang dilakukan pengukuran head loss dan friction lossnya
pada percobaan ini dalam keadaan horizontal/lurus, dimana keadaan diameter dari pipa
sama ukurannya mulai dari awal hingga ujung. Head loss biasanya dinyatakan dengan
satuan panjang. Sehingga nilai head loss adalah harga H yang dinyatakan dengan satuan
panjang mmHg atau inchHg menggunakan persamaan H = ha - hb. Data percobaan pada
pipa no.2 dan pipa no.4 yang dilakukan dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
12
10
6
Pipa
4 No.2
0
5 10 15 20 25 30
Grafik 3.1 Hubungan kecepatan (V) terhadap Head Loss (H) pipa no.2 dan
pipa pada bukaan valve 75%, 100% pipa no.2
1.2
0.8
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Grafik 3.2 Hubungan Log V terhadap Log H pipa no.2 dan pipa no.4 pada
bukaan valve 75%, 100%
60000
50000
40000
30000
pipa no.2
20000 pipa no.4
10000
0
0 20 40 60 80 100 120
Grafik 3.3 Hubungan Friction Loss terhadap NRe pipa no.2 dan pipa no.4
pada bukaan valve 75%, 100%
Pengukuran head loss pada pipa nomor 2 dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (H = ha – hb), nilai head loss yang diperoleh dari percobaan berdasarkan grafik
3.1 pipa no.2 ,dapat diketahui head loss terkecil terjadi pada saat kecepatan fluida 16,7113
ft/detik dengan nilai head loss 10,9956 inHg dan yang terbesar yaitu pada kecepatan 25.23
ft/detik dengan head loss 11,218 inHg. Pengukuran head loss pada pipa nomor 4 juga
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (H = ha – hb), dari grafik 3.1 pipa
nomor 4 dapat dilihat hubungan antara kecepatan fluida dengan head loss nya. Puncak
head loss terjadi pada V= 10,21 ft/s dan H= 1,58 inHg. Pada V= 8,80 ft/s dan H= 1,413
inHg terjadi penurunan head loss. Dari percobaan ini dapat diketahui semakin besar
kecepatan aliran fluida semakin besar pula head loss yang terjadi pada aliran pipa, ini
disebabkan karena aliran dengan kecepatan tinggi maka gesekan fluida dengan dinding
pipa semakin besar sehingga energy yang hilang(head loss) juga semakin banyak. Bukaan
valve 100% mempunyai kecepatan dan head loss yang lebih besar dari pada bukaan 75%.
Hal ini dikarenakan dengan bukaan 100% maka kecepatan fluida yang mengalir semakin
cepat.
Dari percobaan yang dilakukan selain diperoleh nilai head loss yang ada serta
kecepatan dari aliran dapat juga dilihat kenaikan dan penurunan yang terjadi dengan
membandingkan nilai dari logaritma antara kecepatan dan head loss, hal ini dapat dilihat
dari grafik 3.2, untuk pipa nomor 2 terjadi kenaikan log H pada setiap peningkatan nilai
log V. Nilai Log V terendah adalah 1,22 dengan Log H sebesar 1,041 sedangkan Log V
tertinggi adalah sebesar 1,401 dengan nilai Log H sebesar 1,049. Pada pipa nomor 4
terjadi kenaikan log H pada setiap peningkatan nilai log V. Nilai Log V terendah adalah
0,945 dengan Log H sebesar 0,15 sedangkan Log V tertinggi adalah sebesar 1,01 dengan
nilai Log H sebesar 0,19. Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan Log V berbanding lurus
terhadap Log H dimana semakin besar Log V, maka semakin besar Log H.
Kecepatan,friction loss dan head loss pada pipa nomor 2 lebih besar dibandingkan pada
pipa nomor 4, hal ini dikarenakan pada pipa nomor 2 memiliki diameter yang lebih kecil
dibanding dengan diameter pipa nomor 4 yang lebih besar.Perbedaan diameter ini
memiliki hubungan dengan persamaan kontinuitas,semakin kecil luas pipa maka semakin
besar kecepatan sehingga akibatnya friction loss dan head loss juga semakin
besar(White.1988).
Q
Q=Av v= A
Percobaan ini juga terlihat bahwa jenis aliran yang digunakan adalah jenis aliran
turbulens yaitu lebih besar dari 4000 .Berdasarkan grafik 3.3 dapat dilihat bahwa semakin
besar friction loss maka bilangan Reynold semakin besar. Dari persamaan dibawah bahwa
bilangan Reynold berbanding lurus dengan nilai friction loss.
32 µ3 L ℜ2
F= gc ρ2 D 4
3.3 Head Loss & Friction Loss didalam elbow 450 dan 900
Pada percobaan ini akan ditentukan besar laju aliran dan head loss pada pipa elbow
450 dan 900. Besarnya laju aliran fluida dan head loss yang terjadi dipengaruhi oleh besar
kecilnya elbow yang diberikan. Perhitungan rata-rata pada pipa elbow 45 0 dan 900 dari
data percobaan yang dilakukan serta kecenderungan grafik yang terjadi, dapat dilihat pada
grafik dibawah :
0.25
0.2
0.15
0.1 elbow 45
elbow 90
0.05
0
8.6 8.8 9 9.2 9.4 9.6 9.8 10 10.2 10.4
Grafik 3.4 Hubungan kecepatan (V) terhadap Head Loss (H) pada bukaan
75%, 100% pipa elbow 450 dan 900
Grafik 3.4 adalah hubungan kecepatan dengan head loss, dimana nilai head loss
terbesar pada elbow 450 bernilai 0,184 inHg dan nilai dari kecepatannya sebesar 10.27 ft/s.
Sedangkan untuk elbow 900 nilai head loss terbesar senilai 0,196 inHg dan nilai dari
kecepatan sebesar 10.19 ft/s . Dari grafik 3.4 kita juga dapat membandingkan bahwa nilai
kecepatan pada elbow 45 lebih besar dari pada nilai kecepatan pada elbow 90. Hal ini
sudah sesuai dengan literature bahwa kecepatan air berbanding terbalik dengan sudut
belokan pipa,semakin besar sudut belokan pipa maka kecepatan air semakin kecil,dan
sebaliknya semakin kecil sudut sambungan pipa maka kecepatan air semakin besar (Haruo
Tahara,Sularso.2000). Dari grafik tersebut juga dapat membandingkan bahwa nilai head
loss pada elbow 900 lebih besar dari pada elbow 450.Hal ini sudah sesuai dengan literature
yang menunjukkan bahwa besar sudut belokan pipa berbanding lurus dengan head loss.
Semakin besar sudut belokan pipa maka nilai head loss semakin besar,dan sebaliknya
semakin kecil sudut belokan pipa maka semakin kecil pula head loss pipa(Haruo
Tahara,Sularso.2000).
0
0.94 0.95 0.96 0.97 0.98 0.99 1 1.01 1.02
-0.2
-0.4
-0.6 elbow
45
-0.8
-1
-1.2
Grafik 3.5 Hubungan Log V terhadap Log H pada bukaan 75%, 100% pipa
elbow 450 dan 900
Selain menentukan perhitungan nilai head loss serta nilai kecepatan aliran, dapat
juga dilihat kenaikan dan penurunan yang terjadi dengan membandingkan nilai dari
logaritma antara head loss dan kecepatan pada elbow 450 dan 900, hal ini dapat dilihat dari
grafik 3.5 pada elbow 450 keadaan minimum dari log V terhadap log H yaitu ketika log V
0.94859 dan log H -1,006894 serta maksimum pada saat log V 1.011734 dan log H
-0,735. .Pada elbow 900 keadaan minimum dari log V 0.945136 dan log H -0.8027 serta
maksimum pada saat log V 1.0084136 dan log H -0,70864. Dari grafik diatas dapat dilihat
semakin besar Log V nya maka semakin besar pula Log H nya.
56000
54000
52000
50000
elbow 45
48000
elbow 90
46000
44000
42000
1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3
Grafik 3.7 Hubungan Faktor gesekan terhadap NRe pada bukaan valve 75%
dan 100% pada pipa enlargement dan contraction.
Berdasarkan grafik 3.7 terdapat dua perbedaan yang mencolok friction loss pada
enlargement yang naik dan contraction yang turun. Enlargement untuk pipa dimana
diameter berubah dari kecil ke besar,sehingga luas penampang juga berubah dari kecil ke
besar.Dari persamaan kontinuitas bahwa kecepatan fluida adalah perbandingan debit air
dengan luas penampang pipa. Semakin kecil luas penampang pipa maka semakin besar
kecepatan fluida yang mengalir. Hal ini karena luas penampang berbanding terbalik
dengan kecepatan fluida. Pada enlargement luas pipa pertama lebih kecil dibanding dengan
luas pipa dua,hal ini mengakibatkan kecepatan fluida pada penampang kecil lebih besar
dari pada kecepatan pada penampang besar. Berbeda dengan contraction diameter berubah
dari besar kekecil sehingga kecepatan pada penampang pertama lebih kecil dari
penampang kedua. .Hal ini mengakibatkan friction loss pada enlargement lebih besar dari
pada contraction. Pada enlargement dari bukaan 75 % sampai 100% friction loss akan naik
dengan semakin besarnya bukaan valve. Berbeda dengan contraction friction loss akan
menurun dengan semakin besarnya bukaan valve. Hal ini terjadi karena perubahan
diameter besar kekecil dengan bukaan yang semakin besar luas penampang kecil tidak
mampu mengalirkan fluida dengan cepat sehingga membutuhkan waktu yang lama
akibatnya kecepatan fluida juga semakin kecil(Tipler.1998). Dari grafik juga tahu bahwa
jenis aliran yang digunakan adalah jenis aliran turbulens dimana NRe > 40000.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Semakin besar bukaan yang diberikan, maka semakin besar head loss dan friction
loss yang diperoleh. Head loss terbesar cenderung pada bukaan 100% yaitu pada
pipa no.2 sebesar 11,21 inHg; pada pipa no.4 sebesar 1,58 inHg; pipa elbow 90o
sebesar 0,196 inHg; pipa elbow 450 sebesar 0,183; pipa perbesaran sebesar 0,223
inHg sedangkan pipa pengecilan terbesar pada bukaan 75 % yaitu sebesar 0,14
inHg. Friction loss terbesar pada bukaan 100% pada pipa no.2 adalah 100,09
ft/lbm; pipa no.4 adalah 2,18 ft/lbm ; elbow 90o adalah 2,17 ft/lbm; elbow 450
adalah 2,20 ft/lbm; enlargement sebesar 99,09 ft/lbm sedangkan contraction
sebesar 34,02 ft/lbm pada bukaan 75%.
2. Semakin besar kecepatan fluida yang mengalir, maka kerugian gesekan atau
friction loss nya juga akan semakin besar. Friction loss pipa no.2 sebesar 100,09
ft/lbm pada kecepatan 25,23 ft/s ; friction loss pipa no.4 sebesar 2,18 ft/lbm pada
kecepatan 10,2 ft/s ; friction loss pada elbow 90o sebesar 2,17 ft/lbm pada
kecepatan 10,19 ft/s ; friction loss pada elbow 450 sebesar 2,20 ft/lbm pada
kecepatan 10,2 ft/s ; friction loss pada enlargement sebesar 99,09 ft/lbm pada
kecepatan 79,82 ft/s dan friction loss pada contraction sebesar 34,02 ft/lbm dengan
kecepatan 10,51 ft/s.
3. Semakin kecil diameter pipa yang digunakan, maka semakin besar kecepatan fluida
dan head loss yang diperoleh, begitu juga sebaliknya semakin besar diameter pipa
yang digunakan, maka semakin kecil kecepatannya dan head loss.
4. Semakin kecil diameter pipa yang digunakan, maka semakin besar kecepatan fluida
dan friction loss yang diperoleh,begitu juga sebaliknya semakin besar diameter
pipa yang digunakan, maka semakin kecil kecepatannya dan friction loss.
4.2 Saran
Pratikan harus teliti dalam pembukaan dan penutupan katup yang digunakan
sehingga diperoleh hasil yang akurat. Kesalahan dalam pembukaan dan penutupan katup
ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil perhitungan selanjutnya.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
Spesifikasi peralatan pipa-pipa yang digunakan pada percobaan aliraan fluida dalam
system perpipaan:
1.Pipa No.2
Panjang pipa : 190 cm = 6,2335 ft
ID pipa : 6,3 mm = 0,0206 ft
Luas pipa : 0,00033 ft2
2.Pipa No.4
Panjang pipa : 190 cm = 6,2335 ft
ID pipa : 17,21mm = 0,0565 ft
Luas pipa : 0,0025 ft2
3.Elbow 450 dan elbow 900
Panjang pipa : 190 cm = 6,2335 ft
ID pipa : 17,21 mm = 0,0565 ft
Luas pipa : 0,0025 ft2
4.Pipa enlargement dan contraction.
Panjang pipa : 190 cm = 6,2335 ft
ID pipa 1 : 6,3 mm = 0,0206 ft
ID pipa 2 : 17,21 mm = 0,0565 ft
Luas Pipa 1 : 0.00033 ft2
Luas pipa 2 : 0,0025 ft2
5.Data fluida
Densitas fluida(ρ) = 62,43 lbm/ft3
Viskositas(µ) = 0,00067197 lbm/ft.s
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN
1.Menghitung Debit(Q)
Diameter pipa No.2 = 0,0206 ft
Penyelesaian :
Pipa No.2
Bukaan 75%
V
Q 1=
t
0,01
=
43
= 2,33x10-4 m3/s
V
Q2 =
t
0,015
=
65,56
= 2,29x10-4 m3/s
V
Q3 =
t
0,02
=
92,41
= 2,16x10-4 m3/s
2,33 x 10−4 m3 /s+ 2,29 x 10−4 m 3/s +2,16 x 10−4 m 3/s
Qrata-rata =
3
1,56 x 10−4 m 3 1 ft 3
= x
detik 0,028317 m3
= 5,514 x 10-3 ft3/detik
1 2
A= πd
4
1
A= 3,14 X ¿
4
= 0,00033 ft2
Q
V=
A
5,514 x 10−3 ft 3/detik
=
0,00033 ft 2
= 16,71 ft/detik
Perhitungan debit untuk variasi system perpipaan lainnya mengunakan cara yang sama
(65,56 ft / s) 2
F=
2 x 32,174 lbm. ft /lbf . s 2
F = 66,79 ft/lbm
Untuk bukaan 100% enlargement gunakan rumus yang sama untuk mencari friction loss.
Untuk friction loss pada contraction mengunakan persamaan
F = K ¿¿
1
K =( - 1)2
Cc
Cc = 0,62 + 0,38 (A2/A1)2
Cc = 0,62 + 0,38(0,00033/0,0025)2
Cc = 0,62 + 0,38(0,132)2
Cc = 0,62 + 0,38(0,17424)
Cc = 0,62 + 0,0066
Cc = 0,6266
1
K =( - 1)2
Cc
1
K =( −1 ¿2
0,6266
= 0,36
F = K ¿¿
F = 0,36¿ ¿
= 34,027 ft/lbm
4.Menghitung friction factor
Pipa nomor 2
2 FgcD
f=
LV2
2 x 43,92 ft /lbm x 32,174 lbm . ft /lbf . s 2 x 0,0206 ft
=
6,2335 ft x 16,71 ft /s x 16,71 ft /s
= 0,0344
untuk variasi bukaan dan volume yang lain menggunakan cara yang sama.
LAMPIRAN D
HASIL PERHITUNGAN
DAFTAR PUSTAKA
Deslia Prima. 2011. Laporan Dasar-dasar Proses Kimia I. www.scribd.com. desember 2013.
Pekanbaru.
Haruo Tahara, Sularso, 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta :Penerbit PT. Pradnya
Pramita.
McCabe L Warren, Smith C Julian, and Herriot Peter, 1985. “Operasi Teknik Kimia Jilid 1
.Edisi Keempat.Jakarta: Erlangga.
M. White, Frank dan Hariandja, Manahan. 1988. Mekanika Fluida. Jakarta :Erlangga.