Anda di halaman 1dari 11

Ketika dua asam amino diposisikan sedemikian rupa sehingga gugus karboksil daris suatu asam amino

berdekatan dengan gugus amino dari asam amino yang lain, suatu enzim akan dapat menyatukan kedua
asam amino tersebut melalui reaksi dehidrasi. Ikatan kovalen yang dihasilkannya disebut ikatan peptide.
Jika dilakukan berulang-ulang, proses ini akan menghasilkan polipeptida, suatu polimer yang terdiri dari
banyak asam amino yang berikatan melalui ikatan peptide. Pada salah satu ujung rantai polipeptida itu
terdapat gugus amino bebas, dan pada jung yang berlawanan terdapat satu gugus karboksil bebas.
Dengan demikian, rantai tersebut memiliki polaritas, dengan ujung amino (atau terminal N) dan ujung
karboksil (terminal C).

Panjang polipeptida berkisar mulai dari hanya beberapa monomer sampai ke seribu bahkan lebih. Setiap
polipeptida spesifik memiliki urutan linier yang unik yang terdiri dari asam-asam amino. Keragaman
polipeptida yang begitu besar, yang ditemukan di ala mini menggambarkan konseppenting yang pernah
dikenalkan sebelumnya bahwa sel dapat mementuk banyak polimer yang berbeda-beda dengan cara
menghubungkan sejumlah monomer yang terbatas ke dalam urutan yang beragam (Campbel)

Dua molekul asam amino dapat diikat secara kovalen melalui suatu ikatan amida substitusi yang disebut
ikatan peptide menghasilkan suatu dipeptida. Ikatan seperti ini dibentuk dengan menarik unsure H2O
dari gugus karboksil suatu asam amino dan gugus alfa-amino dari molekul lain, dengan reaksi kondensasi
yang kuat. Tiga asam amino dapat disatukan oleh dua ikatan peptide dengan cara yang sama untuk
membentuk suatutripeptida, tetrapeptida, dan pentapeptida. Jika terdapat banyak asam amino yang
bergabung dengan cara yang demikian struktur yang dihasilkan dinamakan polipeptida. Peptide dengan
panjang yang bermacam-macam dibentuk oleh hidrolosa sebagaina dari rantai polipeptida yang panjang
dari protein, yang dapat mengandung ratusan asam amino. (Lehninger)

 Gambar 3. Reaksi pembentukan peptida melalui reaksi dehidrasi (Voet & Judith, 2009).
1. Protein: merupakan polimer dari asam amino dengan jumlah lebih dari 50
yang dimaksud dengan ikatan peptida adalah:

 contoh asam amino yang paling sederhana:

Glisin
 Dua asam amino berkondensasi membentuk dipeptida, dipeptida memiliki 1 ikatan peptida, ikatan
peptida disebut juga sebagai ikatan amida. Begitu pula apabila 3 asam amino berkondensasi
membentuk tripeptida, yang memiliki 2 ikatan peptida.

dipeptida
Kombinasi dari 10 atau lebih asam amino disebut polipeptida.
Salah satu contoh protein:
hemoglobin
Protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino. Jenis asam amino dibedakan menjadi dua, yaitu
asam amino essensial dan asam amino nonessensial. Asam amino essensial adalah jenis asam
amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi untuk mendapatkannya kita harus memakan
makanan dari hewan atau tumbuhan yang mengandung asam amino essensial tersebut. Sedangkan
asam amino nonessensial adalah jenis asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Jadi, tanpa
memakan makanan yang mengandung asam amino nonessensial tersebut, tubuh dapat
mensistesisnya sendiri.

Asam amino essensial terdiri dari 10 asam amino, sebagai berikut:

1. Fenilalanin (Phe), F

2. Triptofan (Trp), W
3. Isoleusin (Ile), I

4. Leusin (Leu), L

5. Lisin (Lys), K
6. Metionin (Met), M

7. Treonin (Thr), T

8. Valin (Val), V
9. Arginin (Arg), R

10. Histidin (His), H

Sedangkan asam amino nonessensial terdiri dari 10 asam amino, sebagai berikut:

1. Asam Glutamat (Glu)


2. Glutamin (Gln)

3. Glisin (Gly)

4. Asam Aspartat (Asp)

5. Asparagin (Asn)
6. Alanin (Ala)

7. Prolin (Pro)

8. Serin (Ser)

9. Tirosin (Tyr)
10. Sistein (Cys)

Setelah mengetahui struktur keduapuluh asam amino tersebut, maka di antaranya ada yang bersifat
asam, basa, dan netral. Yang bersifat asam adalah asam glutamat dan asam aspartat, yang bersifat
basa adalah lisin, arginin, dan histidin, sedangkan sisanya bersifat netral.

Anda mungkin juga menyukai