J
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PERITONITIS (POST OP)
DI RUANG IRNA VI C RSUD KOTA MATARAM
PADA TANGGAL 15 – 17 APRIL 2020
I. PENGKAJIAN
Ruang : IRNA VI C
Tanggal pengkajian : 15 April 2020
Jam pengkajian : 08.30 wita
A. Idetintas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku /bangsa : sasak
Status material : menikah
Pekerja an : petani
Pendidikan : SD
Bahasa yang digunakan : Sasak
Alamat : Pagutan
Kiriman dari :IGD
Tanggal MRS : 14 April 2020
Cara Masuk : Kiriman dari IGD
Diagnosa Medis : Peritonitis
Alasan Dirawat : Pasien mengeluh nyeri perut
IdentitasPenanggungJawab
Nama : Ny. N
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan :SMA
Alamat : Pagutan
Hubungan dengan Pasien : Anak Pasien
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Nyeri dibagian perutnya
2. Keluhan saat dikaji
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasakan nyeri post
operasi, nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk pada bagian perut
kuadran kiri bawah dan menunjuk skala nyeri 7 dari ( 0 – 10 ),
nyeri dirasakan hilang timbul, dan pasien mengatakan pasien
merasa dirinya lemas
3. Upaya yang telah dilakukan
Keluarga pasien mengatakan pasien telah menggunakan fasilitas
kesehatan yang telah disediakan rumah sakit
4. Riwayat penyakit sekarang
Dua hari sebelum masuk rumah sakit tepatnya pada tanggal 12
april 2020 keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami
demam tinggi, muntah, dan nyeri dibagian peutnya dan pasien
segera dibawa kerumah sakit umum daerah kota mataram pada
tanggal 14 april 2020 pada pukul 12.00 wita dengan keluhan nyeri
perut diseluruh lapang perut di daerah kuadran kiri bawah lalu
pasien dilakukan anamnesa dan di diagnose medis peritonitis atau
peradangan pada rongga perut dan segera dilakukan operasi pada
tanggal 15 April 2020 pada pukul 07.00 wita dan sekarang dirawat
diruang IRNA VI C RSUD Kota Mataram.
5. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah
mengalami penyakit yang sama sebelumnya ataupun penyakit yang
lainnya
6. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan
Genogram
F. Terapi Obat
Tanggal : 14 april 2020
G. Data Tambahan
Balance Cairan :
Intake – ( Output + IWL )
Intake : 1. Aminofluid : 500 cc
2. Injeksi obat : 120 cc
3. Air metabolism e : 5 x BB (55) = 275 cc
4. Susu : 50 cc x 3 kali = 150 cc +
=1.045 cc
Output : 1. Urine tampung : 300 cc
2. cairan drainase : 5 cc
3. IWL : 15 x 55(BB) = 825 cc +
= 1.330 cc
Jadi blance cairan : 1.045 – 1.330 = - 385 cc ( kekurangan volume
cairan)
DO :
- S : pasien menunjuk skala
nyeri 7 dari (0-10)
- TTV :
TD : 130/90 mmHg
N : 80 x/menit
S : 37°C
RR : 20 x/menit
- Terdapat balutan luka
post operasi
- Keadaan luka berwarna
merah dengan luka 10 cm
2 DS : keluarga mengatakan Peritonitis Resiko
bahwa pasien merasa kekurangan
dirinya lemas Post operasi volume cairan
DO : Pembatasan
- Turgor kulit > 2 detik paska operasi
- CRT > 2 detik (puasa)
- Mukosa bibir kering
- TTV : Asupan cairan
TD : 130/90 mmHg kurang
N : 80 x/menit
S : 37°C Resiko
RR : 20 x/menit kekurangan
- Data Tambahan : volume cairan
Intake :
Aminofluid : 500 CC
Injeksi Obat : 120 CC
Air Metabolisme :
5 x BB (55) : 275 cc
Susu :
50 cc x 3 kali : 150 CC
Jumlah : 1.045 cc
Output :
Urine tamping : 300 cc
Cairan drainase : 5 cc
IWL
15 x 55 (BB) : 825 cc
Jumlah : 1.330 cc
Keseimbangan cairan :
Intake – output
1.045 – 1.330 = - 385
cc ( kekurangan
volume cairan )
3 DS : Peritonitis Resiko infeksi
- P : keluarga pasien
mengatakan bahwa Post operasi
pasien merasakan nyeri
post operasi Pembedahan/
- Q : keluarga pasien Laparotomy
mengatakan bahwa nyeri
pasien seperti ditusuk – Resiko infeksi
tusuk
-R : keluarga pasien
mengatakan bahwa
pasien merasakan nyeri
dibagian perut kuadran
kiri bawah
- T : keluarga pasien
mengatakan bahwa
pasien merasakan nyeri
hilang timbul
DO :
- S : pasien menunjuk skala
nyeri 7 (0-10)
- Balutan luka post operasi
kurang bersih
- Keadaan luka berwarna
merah dengan ukuran
luka 10 cm
Rumusan Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
ditandai dengan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasakan
nyeri pasien seperti ditusuk tusuk, kekuarga pasien mengatakan bahwa
pasien merasakan nyeri hilang timbul, pasien menunjuk skala nyeri 7
(0-10), TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, S: 37 C, RR : 20 x/menit.
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan
yang kurang ditandai denganbkeluarga pasien mengatakan bahwa
pasien merasa dirinya lemas, turgor kulit>2 detik , mukosa bibir
kering, TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, S : 37, RR : 20 x/menit
Intake :
• aminofluid : 500 cc
•injeksi obat : 120 cc
• air metabolisme : 5 X BB (55) = 275 cc
•susu : 50 cc x 3 kali : 150 cc
Jumlah : 1.045 cc
Output
•urine tampung : 300 cc
• Cairan draibase: 5 cc
• IWL : 15 X 55 (BB) : 825 cc
Jumlah : 1.330 cc
Keseimbangan cairan : intake - output= 1.045 - 1.330= -385 cc
A. Prioritas Masalah
1. Nyeri Akut
2. Resiko kekurangan volume cairan
3. Resiko infeksi
B. Rencana keperawatan
6. Analgetik
6. Kolaborasi
adalah obat
pemberian
untuk
obat analgetik
mengurangi
untuk
rasa nyeri
mengurangi
rasa nyeri
2 Setelah dilakukan 1. pertahankan 1. Menu njukan
tindakan keperawatan catatan intake status dehidrasi
2x 24 jam diharapkan dan output keseluruhan
kekurangan vokume yang akurat 2. Hipovolemia,
cairan teratasi dengan 2. monitor kulit / perpindahan
kriteria hasil : membrane cairan dan
- intake dan output mukosa untuk kekurangan
seimbang kekeringan nutrisi
- pasien tampak turgor kulit dan memperburuk
segar CRT turgor kulit
- tekanan darah, menambah
nadi, suhu tubuh edema jaringan
dalam batas normal 3. Untuk
- tidak ada tanda mengetahui
tanda dehidrasi, 3. monitor vital status
elasitas turgor kulit sign perkembangan
baik, membrane pasien
mukosa lembab, 4. Peritoneum
CRT < 2 detik bereaksi
4. kolaborasi terhadap
pemberian iritasi / infeksi
cairan IV dengan
menghasilkan
sejumlah besar
cairan yang
dapat
menurunkan
volume
sirkulasi darah
mengakibatkan
hipovolemia
dehidrasidan
dapat terjadi
ketidak
seimabangan
elektrolit
3 Setelah dilakukan 1. Pertahankan 1. Mencegah
tindakan keperawatan tehnik aseptic meluas dan,
selama 2x24 jam membatasi
pasien tidak penyebaran
mengalami infeksi Organisme
dengan kriteria hasil : infeksi
- Pasien bebas dari kontaminasi
tanda dan gejala silang
infeksi 2. Batasi 2. Menurunkan
( kemerahan, pengunjung resiko
panas, tumor, nyeri, perlu terpanjang
dan kehilangan pada /
fungsi) menambah
- Suhu normal ( 36,5 infeksi
-37,5°C ) sekunder pada
pasein yang
mengalami
tekanan
umum
3. Menurunkan
3. Cuci tangan resiko
setiap sebelum penyebaran
dan sesudah infeksi
melakukan
tindakan
keperawatan 4. Hangat,
4. Infeksi kulit kemerahan,
dan membrane kulit kering
mukusa adalah tanda
terhadap dini
kemerahan septicemia
panas dan
drainase 5. Mungkin
5. Berikan terapi diberikan
antibiotic secara
ciptriaxone 20 profilaktik
mg 2x1 atau
menurunkan
jumlahoragnis
me ( pada
infeksi yang
telah ada
sebelumnya)
untuk
menurunkan
penyebaran
dan
pertumbuhan
nya pada
rongga
abdomen
2 Mempertahankan
catatan intake dan Intake :
output Aminofluid : 500
CC
Injeksi Obat : 120
CC
Air Metabolisme :
5 x BB (55) : 275
cc
Susu :
50 cc x 3 kali : 150
CC
Jumlah : 1.045 cc
Output :
Urine tamping :
300 cc
Cairan drainase : 5
cc
IWL
15 x 55 (BB) : 825
cc
Jumlah : 1.330 cc
Keseimbangan cairan :
Intake – output
1.045 – 1.330 = - 385
cc ( kekurangan
volume cairan