Anda di halaman 1dari 2

Langkah Pembuatan dan Landasan Teori

a. masukan 3 sendok makan gula dengan 1 sendok teh ragi kedalam gelas, lalu
tambahkan 130 ML air hangat dan aduk hingga larut.
Landasan teori IPA :
pada tahap ini, gula langsung dimasukan bersamaan dengan ragi karena gula
dapat meningkatkan aktifitas ragi (sekitar 5%, bacter percentage) namun jika
terlalu banyak akan menghambat proses fermentasi, sedangkan, garam tidak
langsung dimasukan secara bersamaan dengan karena garam dapat membuat
pertumbuhan ragi terhambat bahkan jika garamnya terlalu banyak, ragi dapat
ternonaktifkan oleh garam.

b. Jika sudah dirasa larut, tutup gelasnya lalu dan diamkan selama kurang lebih 10
menit hingga ragi berbusa.
Landasan teori IPA :
di tahapan ini, gelas ditutup agar proses fermentasi ragi atau yeast tidak
tercampur dengan udara. proses fermentasi yeast dengan cara anaerobic (tak ada
oksigen) sangat dianjurkan, karena jika yeast ditumbuhkan secara aerobic
(dengan adanya oksigen) memungkinkan terjadinya kontaminasi sehingga yeast
berkemungkinan ternonaktifkan. ragi bisa berbusa karena suatu reaksi kimia yang
menandakan bahwa ragi telah aktif dan siap digunakan, fermentasinya terjadi
pada karbohidrat bereaksi dengan mikroba saccharomyxes cerevisiae, reaksi
tersebut mengubah gula glukosa (C6H12O6) menjadi etanol (C2H5OH) dan
karbondioksida (CO2).

c. Setelah itu, masukan tepung terigu sebanyak 250 gram, susu bubuk 1 sendok makan,
2 butir kuning telur, dan adonan ragi kedalam baskom yang telah disiapkan, lalu aduk
hingga tercampur rata.

d. Setelah dirasa tercampur rata, masukan margarin sebanyak 40 gram dan sedikit
garam kedalam baskom lalu aduk kembali hingga adonan menjadi kalis. Jika sudah
dirasa kalis, tutup dan diamkan adonan selama kurang lebih 1 jam hingga adonan
mengembang.
Landasan teori IPA :
meskipun garam dapat menghampat pertumbuhan ragi, namun pada bagian ini
ragi telah tumbuh dengan cukup sempurna dan telah aktif, sehingga garam sudah
bisa dicampurkan sekalipun diaduk aduk hingga kalis (mencampurkan tepung, air
dan bahan lainnya secara bersamaan sehingga protein pada tepung akan
bercampur dan membentuk jaringan gluten.)

e. Jika sudah, kempiskan adonan lalu pindahkan adonan ke permukaan yang datar
f. Cetak adonan menjadi beberapa bagian sesuai yang diinginkan lalu bulatkan adonan
dengan menggunakan tangan.
Landasan teori Matematika :
Setelah adonan donat telah dicetak dengan ukuran yang sama, nantinya cetakan
donat sebagai bidang 2 dimensi akan membentuk lingkaran yang terdapat
lingkaran lainnya didalamnya, lingkaran terluar memiliki jari-jari kurang lebih
sebesar 7,8 cm, dan lingkaran bagian dalam memiliki jari-jari sebesar 2,7 cm.
Sehingga luas dari adonan donat dirumuskan menjadi Luas lingkaran luar – luas
lingkaran dalam. Sehingga rumusnya menjadi π × ra^2 - π × rb^2 dengan nilai
π = 3.14 cm. Luas lingkaran luar tanpa dikurang lingkaran dalam = 191.0376
cm^2, dan luas lingkaran dalam = 22.8906 cm^2. Sehingga luas keseluruhan
donat = 191.0376 -22.8906 = 168.147 cm^2. Adonan donat tidak mungkin
kongruen, karena setelah adonan dicetak, adonan tersebut akan berubah bentuk
karena teksturnya yang lembek, adonan donat yang sudah dicetak juga hanya
memiliki kemungkinan kecil untuk sebangun dengan adonan yang lainnya.

g. Jika sudah, letakan adonan kedalam kertas muffin yang telah diolesi dengan minyak
lalu lubangi bagian tengah adonan menggunakan jari.
h. panaskan wajan yang telah diisi dengan minyak, lalu Pisahkan adonan dengan kertas
muffin, dan goreng adonan donat tersebut dengan api kecil dan sesekali balikan
permukaan adonan, goring hingga warnanya berubah menjadi agak kecoklatan.

i. Jika sudah, tiriskan donat lalu berikan toping pada donat sesuai yang diinginkan.

j. Donat siap dihidangkan.

Anda mungkin juga menyukai