BIDANG KEGIATAN
Anggota Kelompok:
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya, sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Karya tulis ini diberi
judul “Meningkatkan Senyawa Allicin pada Bawang Putih Melalui Kultur in Vitro
untuk Stimulasi Imunitas Tubuh terhadap SARS-COV”, disusun dalam rangka tugas
besar pembuatan proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis.
Akhirnya dengan selesainya tugas besar ini penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan tugas besar ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya mebangun akan penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis khususnya serta
masyarakat umumnya dan semoga dapat memberikan wawasan baru dalam
perkembangan ilmu dan teknologi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... II
DAFTAR ISI................................................................................................................................ III
BAB 1 Pendahuluan...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian...................................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
1.3. Manfaat Penelitian.............................................................................................................2
BAB 2 Gagasan............................................................................................................................. 4
2.1. Kondisi Covid Saat Ini.......................................................................................................4
2.2. Senyawa Allicin pada Tanaman Bawang Putih.....................................................................4
2.3. Kultur in Vitro..................................................................................................................5
2.4. Pengembangan Produksi Allicin dengan Kultur in Vitro........................................................5
2.5. Langkah Strategis Pengembangan Penelitian........................................................................7
BAB 3 Penutup............................................................................................................................. 8
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 9
1
BAB 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Penelitian
COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) merupakan wabah penyakit
yang menginfeksi saluran pernafasan pada manusia. Secara resmi WHO
mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global dan
mengklasifikasikannya sebagai darurat internasional pada 11 Maret 2020
(Stahel, 2020). WHO menyatakan bahwa wabah ini disebabkan oleh
coronavirus dengan strain baru yang disebut SARS-CoV-2 (Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus-2). Virus ini dapat ditularkan melalui
airborne droplet dari batuk, bersin dan kontak (Li et al, 2020). Corona virus
memiliki kemampuan bertahan yang cukup baik karena virus bersifat self
medication. Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang akan
melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, hingga parasite, serta
mengeliminasi zat asing lain dari tubuh. Untuk itu pada masa ini sangat
penting bagi masyarakat untuk menjaga sistem imun agar tetap kuat untuk
menjaga tubuh dari infeksi virus (Susilo et al, 2020)
Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan
beraneka ragam, terutama keragaman tanaman hasil pertanian dan rempah-
rempah. Kondisi tanah yang subur menyebabkan berbagai macam tanaman
dapat tumbuh terutama tanaman jenis rempah. Rempah-rempah di Indonesia
selain dimanfaatkan sebagai pengawet dan penambah rasa dalam masakan
juga digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu tanaman yang banyak
digunakan yaitu bawang putih. Bawang putih merupakan imunostimulan
alami yang terbukti efektif dengan cara kerja memfasilitasi fungsi dari sel-sel
fagositik dan meningkatkan aktivitas bakterisida (Erguig et al., 2015).
Imunostimulan adalah salah satu jenis imunomodulator. Cara kerja
imunomodulator meliputi: 1) mengembalikan fungsi sistem imun yang
terganggu (imunorestorasi), 2) memperbaiki fungsi sistem imun
(imunostimulasi) dan 3) menekan respon imun (imunosupresan) (Suhirman &
Winarti, 2010). Imunostimulan diketahui mampu meningkatkan pertahanan
tubuh secara alami dengan melawan agen penginfeksi serta membantu
pengobatan berbagai jenis penyakit sistem imun. Imunostimulan ini
merupakan zat yang dapat meningkatkan sistem imun yang berguna bagi
tubuh untuk melawan COVID-19 (Gasmi, et al., 2020).
Bawang putih (Allium sativum) mengandung lebih dari 100 metabolit
sekunder yang sangat berguna termasuk alliin, alliinase, allisin, S-alilsistein,
diallil sulfida, allil metil trisulfida. Allicin merupakan senyawa organosulfur
yang paling banyak dalam bawang putih. Senyawa ini kebanyakan
mengandung belerang yang bertanggung jawab atas rasa, aroma, dan sifat
sifat farmakologi bawang putih seperti antibakteri, antijamur, antioksidan,
antikanker. Allicin terbentuk dari senyawa organosulfur utama dalam bawang
putih yaitu gamma-glutamyl-s-allyl-cysteine dan S-allyl-L-cysteine sulfoxides
(allicin) melalui reaksi enzimatis dengan bantuan enzim allinase (Rahmi, et
al., 2019). Bawang putih selain berfungsi sebagai perangsang kekebalan
2
- Bagi Universitas
Pemanfaatan kultur in vitro pada senyawa metabolit bawang
putih (Allium sativum) yaitu allicin sebagai stimulasi imunitas tubuh,
diharapkan dapat memberikan kontribusi penambahan ilmu
pengetahuan, khususnya bagi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
digunakan untuk menambah referensi sebagai bahan penelitian
lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan datang.
- Bagi Mahasiswa
Pemanfaatan kultur in vitro pada senyawa metabolit bawang putih
(Allium sativum) yaitu allicin sebagai stimulasi imunitas tubuh,
diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa serta
digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
- Bagi Masyarakat
Pemanfaatan kultur in vitro pada senyawa metabolit bawang putih
(Allium sativum) yaitu allicin sebagai stimulasi imunitas tubuh,
diharapkan mampu memberikan upaya kepada masyarakat untuk
mengurangi jumlah penyebaran SARS-CoV-2 yang berimplikasi pada
peningkatan taraf hidup masyarakat luas
- Bagi Negara
Pemanfaatan kultur in vitro pada senyawa metabolit bawang putih
(Allium sativum) yaitu allicin sebagai stimulasi imunitas tubuh, tentu
akan memberikan efek positif bagi perkembangan nusa dan bangsa di
segala bidang tidak hanya di bidang kesehatan namun juga di bidang
lain seperti ideologi, ekonomi, sosial dan budaya.
4
BAB 2
Gagasan
2.1. Kondisi Covid Saat Ini
Sampai dengan 07 Desember 2020, Pemerintah Republik Indonesia
telah melaporkan sejumlah 581.550 orang dikonfirmasi terjangkit COVID-19.
Telah dilaporkan pula, sebanyak 17.867 menunjukan angka kematian akibat
COVID-19 dan 479.202 pasien telah pulih dari penyakit tersebut. WHO
bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memantau situasi dan
mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) Republik Indonesia telah mengambil tindakan untuk
meningkatkan upaya penanggulangan COVID-19 di Indonesia, mengacu pada
pedoman sementara WHO tentang novel coronavirus. Salah satu tindakan
yang dilakukan oleh pemerintah yaitu menerapkan aturan terkait Social
distancing untuk mengurangi dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Konsep ini pada awalnya berjalan dengan cukup baik, dilihat dari
pertambahan jumlah orang yang terjangkit virus setiap harinya tidak sebanyak
sebelum diterapkan konsep social distancing.
Perjalanan konsep sosial distancing memang memberikan dampak
yang positif terhadap pengurangan penyebaran virus covid tetapi konsep ini
membawa perubahan di seluruh sektor kehidupan masyarakat sehingga
konsep sosial distancing ini justru dirasa memberatkan apabila terus
diterapkan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mengkaji ulang terkait
hal ini yang selanjutnya mengeluarkan keputusan terkait New Normal atau
tatanan hidup baru. Konsep ini memperbolehkan setiap orang untuk
beraktivitas tetapi masih mengikuti protokol kesehatan. Namun, konsep new
normal ini justru dimanfaatkan dan akhirnya diremehkan oleh sebagian
masyarakat untuk membebaskan diri dengan melakukan kegiatan yang kurang
bermanfaat seperti berkumpul dengan teman-teman dan berlibur tanpa
memperhatikan protokol kesehatan sehingga penyebaran virus ini justru
semakin meningkat dan meresahkan semua warga masyarakat di Indonesia
2.2. Senyawa Allicin pada Tanaman Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu
masak dan obat-obatan oleh masyarakat Indonesia. Bawang putih banyak
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, tidak hanya itu bawang putih juga
diketahui memiliki kemampuan untuk mengobati berbagai penyakit seperti
kolesterol, tekanan darah tinggi, dan jantung koroner. Bawang putih juga
sering digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah
penyempitan pembuluh darah (Brewster, 1994). Bawang putih mengandung
senyawa Allicin yang bermanfaat sebagai bakterisida dan Fungisida. Bawang
putih mengandung banyak metabolit sekunder salah satunya Allicin. Allicin
merupakan senyawa organosulfur yang paling banyak dalam bawang putih
dan banyak mengandung belerang yang yang bertanggung jawab atas rasa,
aroma, dan sifat-sifat farmakologi bawang putih seperti antibakteri, antijamur,
antioksidan, antikanker (Borlinghaus et al, 2014; Charu et al, 2014). Allicin
5
Medium yang umum digunakan pada penelitian kultur in vitro adalah medium
MS dan B5. Medium MS digunakan secara luas untuk tujuan mikropropagasi
baik morfogenesis langsung, maupun morfogenesis tidak langsung, dan
produksi metabolit sekunder. Pemilihan medium yang digunakan dalam kultur
in vitro yang tepat dapat menentukan keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan suatu kultur (Hussain et al, 2020)
Untuk memproduksi metabolit sekunder melalui teknik in vitro
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) pemilihan tanaman yang memiliki produksi metabolit sekunder yang
tinggi,
(2) pembuatan kultur in vitro dari sel tanaman terpilih,
(3) pengembangan medium pertumbuhan optimum,
(4) pengembangan metode untuk menginduksi pembentukan metabolit yang
diinginkan,
(5) pengembangan medium produksi yang optimum.
(Hussain et al, 2020)
Pada kultur in vitro perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu yaitu pembentukan tunas vegetatif, proliferasi tunas lateral dan
embriogenesis somatik (Lee et al, 2010). Embriogenesis somatik dipilih pada
kultur in vitro untuk menghasilkan produksi allicin. Kultur ini nantinya
membentuk variasi somaklonal dan perubahan produksi genetik pada
tumbuhan. Variasi somaklonal berpotensi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas dari tumbuhan. Berdasarkan penelitian yang dijadikan
sebagai salah satu referensi, disebutkan bahwa kultur jaringan pada bawang
putih Mesir menggunakan medium MS, daun yang matang dari kultivar
bawang putih Mesir yang disterilkan selama 1 menit dalam etanol 70%
dilanjutkan selama 10 menit dalam larutan natrium hipoklorit 50% kemudian
dilakukan pencucian sebanyak tiga kali menggunakan air suling steril dan
terakhir ditanam pada media MS sehingga diperoleh akar steril dari daun yang
berkecambah secara aseptik. Kemudian 1 cm dari segmen akar yang
mengandung meristem apikal dikultur dalam media MS yang dilengkapi
dengan 2 mg/L kinetin, 1,7 mg/L asam asetat indol (IAA), dan 1,1 mg/L 2,4-
diklorofenoksi-asetat asam (2,4 -D). Setelah 1 bulan diperoleh kalus yang
rapuh dan kemudian dipindahkan ke media yang berbeda yaitu media yang
mengandung garam MS dan vitamin Gambergis lalu ditambah dengan 2 mg/L
asam asetat naftalen (NAA) dan disimpan di bawah regimen selama 16 jam
dengan cahaya atau 8 jam dalam kondisi gelap pada suhu 25°C (Badria & Ali,
1999).
Dihasilkan planlet yaitu tanaman mini yang tumbuh secara aseptik
dalam kondisi terkontrol yang telah memiliki batang, akar, dan daun, serta
sudah melakukan respirasi dan fotosintesis. Plantet kemudian dipindahkan ke
pot dengan kelembaban tinggi yang dikurangi secara bertahap. Tanaman yang
telah beregenerasi ditransplantasikan ke dalam tanah untuk mendapatkan
generasi somaklonal pertama (SCI) dan terbentuk umbi yang tidak terbagi.
Pada generasi selanjutnya (SC2) diperoleh tanaman normal dan umbi. Setelah
7
BAB 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu
masak dan obat-obatan oleh masyarakat Indonesia. Bawang putih
mengandung banyak metabolit sekunder, salah satunya yaitu Allicin. Peran
multi-aspek allicin sebagai agen antivirus, agen antimikroba, modulator
sistem kekebalan tubuh, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular mungkin
berguna dalam memerangi pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Kultur in Vitro merupakan proses isolasi bagian-bagian tanaman seperti sel,
jaringan atau organ di atas medium secara aseptik dalam ruangan terkendali
sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman yang lengkap. Teknik kultur jaringan pada bawang
menyebabkan terbentuknya hasil yang luar biasa untuk menginduksi variasi
genetik dan kimiawi. Dengan demikian, melalui kultur jaringan secara in
vitro, allicin dapat dihasilkan dan ditemukan lebih banyak dibandingkan
dengan cara standar atau alami.
9
DAFTAR PUSTAKA
Badria FA, Ali A-AA (1999). Chemical and genetic evaluation of somaclonal
variants of egyptian garlic (Allium sativum L.). J. Med. Food 2: 39-43.
Borlinghaus, Jan & Albrecht, Frank & Gruhlke, Martin & Nwachukwu,
Ifeanyi & Slusarenko, Alan. 2014. Allicin: Chemistry and Biological
Properties. Molecules. 19 : 12591-12618
Brewster, J.L. 1994. Onion and Other Vegetable Alliums. CAB International,
UK
Chandrashekar PM, Venkatesh YP, 2009, Identification of The Protein
Components Displaying Immunomodulatory Activity in Aged Garlic
Extract. J Ethnopharmacol. 124(3):384-390.
Charu, K., S. Yogita, S. Sonali. 2014. Neutraceutical Potential of Organosulfur
Compounds in Fresh Garlic and Garlic Preparations. Int. J. Pharm.
Bio.Sci. 5(1): 112–126.
Dorhoi A, Dobrean V, Zahan M, Virag P, 2006, Modulatory effects of several
herbal extracts on avian peripheral blood cell immune responses.
Phytotherapy Research, 20(5): 352-358.
Erguig, M., Yahyaoui, A., Fekhaoui, M., & Dakki, M. 2015. The Use of Garlic
in Aquaculture. European Journal of Biotechnology and Bioscience.
3(8): 28-33.
Gasmi, A., Noor, S., Tippairote, T., Dadar, M., Menzel, A., 2020. Individual
Risk Management Strategy and Potential Therapeutic Options for The
COVID-19 Pandemic. Clin. Immunol. 215 : 1–9.
Hussain, A., Iqbal, A. Q., Hummera, N., and Ikram, U. 2010. Plant Tissue
Culture: Current Status and Opportunities.
http://dx.doi.org/10.5772/50568.: 1-28.
Indrianto. 2003. Bahan Ajar Kultur Jaringan Tanaman. Yogyakarta : Fakultas
Biologi UGM.
Kyo E, Uda N, Kasuga S, Itakura Y,. 2001. Immunomodulatory effects of
aged garlic extract. J Nutr. 131(3): 1075-1079.
Lamm DL, Riggs DR. 2001. Enhanced Immunocompetence by Garlic: role in
bladder cancer and other malignancies. J Nutr. 131:1067-70.
Lee, Sook-Young & Kim, Haeng-Hoon & Kim, Yong-kyoung & Park, Nam-il
& Park, Sang Un. (2010). Plant regeneration of garlic (Allium sativum
L.) via somatic embryogenesis. Scientific Research and Essay. 4. 1569-
1574.
Li, C., Zhao, W., He, C., Wu, D., Yue, Y. and Chen, Y., 2020, COVID-19
Prevention and Control Strategies for Psychiatric Hospitals. Psychiatry
Research.289: 112935.
Mathew & Titus. 2009. Efficacy of Allium sativum (garlic) Bulbs Extracts on
Some Enteric (Pathogenic) Bacteria. New York Science Journal. 2: 24-
28.
Osman, M.T., Adnan, A., Bakar, N. S., & Alashkham, F. 2012. The Potential
Immunomodulatory Effect Of Allicin Administration In Autoimmune
10